NovelToon NovelToon
Glen Mahardika

Glen Mahardika

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / ketos / Playboy / Teen Angst / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: nadia

Update Chapter sehari satu.


Glen Mahardika Murid SMA Alexsander High School yang tiba-tiba terobsesi pada seorang murid baru yang menurutnya berbeda dengan wanita lainnya.

Dia bernama Aletta Prisillia, wanita yang ternyata menyimpan segudang rahasia tentang kehidupannya. Aletta tidak sebaik yang orang lihat, dia bukan wanita lemah yang seperti di bayangan Glen selama ini. Tetapi saat Glen tau semuanya, ia malah semakin tidak mau melepaskan Aletta, Obsesisa pada Aletta semakin besar dan tidak tertolong.

__________

"My Beby," Glen merangkul pundak Aletta di hadapan semua murid di sekolah.

"My Bebby, My Beby minyak telon kali ah," Aletta melepas rangkulan Glen lalu pergi begitu saja.

"Ah......Dia semakin menggemaskan," Glen tersenyum miring seraya melangkahkan kakinya untuk mengejar Aletta.

__________

Di balik semua itu, ada kesedihan yang selalu Aletta tutupi dari orang-orang, kesedihan yang amat mendalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Tidak Butuh Harta Ayahku

Sorenya Aletta sudah sampai di rumah, ia baru saja membaringkan tubuhnya di kasur.

Ponsel Aletta berdering, saat gadis itu meraih ponsel dan melihat siapa yang menghubunginya ia malah melamun karena telpon itu masuk dengan nomor asing.

Awalnya Aletta hendak tidak menggubris telpon masuk itu, tetapi karena penasaran akhirnya Aletta mengangkat telpon masuk tersebut.

"Alettaaaaaa cepetan ke alamat yang udah gue kirim sekarang juga! Glen lagi ngamuk-ngamuk kayak orang kesetanan ngehajar anak-anak AKS," Teriak seseorang dari sambungan telpon itu, dari suaranya itu terdengar seperti suara Digo.

Aletta sampai agak menjauhkan ponselnya dari telingan karena suara Digo terlalu keras.

"Bukannya Glen bilang gak bakalan sekarang?" Tanya Aletta.

"Mana gue tau, pokoknya sekarang lu ke sini! Gak ada yang bisa pisahin Glen masalahnya," Tegas Digo, "Gue takut polisi datang dan malah jadi kacau nanti," Lanjutnya.

"Okey gue ke sana sekarang," Aletta langsung menatikan sambungan telponnya, lalu setelah itu Aletta bergegas ganti baju dan pergi menuju alamat yang telah Digo berikan.

Selama perjalanan Aletta tampak panik, tidak bisa di pungkiri ia khawatir juga pada Glen. Sesampainya di tempat itu Aletta langsung turun dari mobilnya dan segera mencari Glen.

Di sana keadaan sangat kacau, Glen menghajar anak-anak AKS tepat di markasnya AKS itu sendiri.

Setelah Aletta menemukan Glen yang sedang memukuli seorang pria yang sudah terkapar di jalan Aletta langsung menghampiri Glen, "GLEN CUKUP HENTIKAN!" Bentak Aletta sangat keras.

Tangan Glen yang sudah terkepal dan bersiap untuk kembali menonjok pria itu seketika terhenti saat mendengar suara Aletta, Glen menoleh ke arah Aletta.

Ia langsung bangun dan berdiri di hadapan Aletta, "Ngapain lu di sini?" Glen tampaknya masih kesal pada Aletta.

"Cukup!" Aletta malah tidak mendengarkan pertanyaan Glen.

Glen menarik Aletta untuk pergi dari sana agar Aletta terhindar dari masalah, Glen juga memerintahkan semuanya untuk bubar. Anak-anak AKS juga sudah mendapatkan pelajaran yang setimpal, jadi tidak ada gunanya di teruskan.

Aletta menghempaskan tangan Glen setelah mereka di dekat mobil Aletta, "Glen bukannya lu sendiri yang bilang kalau balasnya gak sekarang?" Tanya Aletta menatap Glen tajam.

"Salah lu," Balas Glen singkat.

"Kok jadi salah gue?" Aletta kebingungan.

"Pokoknya salah lu."

"Gak bisa gitu dong, jelasin dulu napa salahnya apa?"

Bukannya menjawab pertanyaan Aletta, Glen malah pergi meninggalkan Aletta menaiki motornya. Aletta menatap kepergian Glen begitu saja, Raka menghampiri Aletta, "Tuh orang lagi cemburu kayaknya," Ujarnya.

Aletta menatap Raka, "Cemburu? Cemburu gimaba?"

"Gara-gara lu tadi berduaan sama Vano."

"Ahhhhhh, cuman gara-gara itu?"

"Yah bukan cuman kalau buat Glen, gue udah bilang jauhin dia. Lu sih gak nurut."

"Tapi tadi di sekolah, ah ya udahlah gue coba bicara sama Glen baik-baik."

Aletta masuk ke mobilnya untuk mengejar Glen, cuaca sore ini terlihat mendung. Tampaknya akan segera turun hujan juga, gerimis mulai membasahi tanah.

Saat menyetir tiba-tiba panik atack Aletta kambuh, ia segera meminggirkan mobilnya. Hujan malah semakin deras di barengi dengan gemuruh petir.

_________

Glen telah sampai di markas kecil, di sana Raka dan Digo sudah menunggunya.

Glen duduk di sofa sambil menyenderkan kepalanya, badannya mulai terasa sakit-sakit.

"Aletta pulang?" Tanya Glen dengan mata terpejam.

"Gue pikir tadi sama lu, soalnya dia bilang mau ngejar motor lu," Balas Digo dengan mulut penuh makanan.

"Apa?" Glen seketika membuka matanya, ia teringat sesuatu.

Jika hujan bisa saja Trauma Aletta kambuh, jadi semarah apapun sekarang ia harus mencari Aletta takut terjadi sesuatu pada wanita malang itu. Glen kembali pergi sambil menenteng helm nya untuk mencari Aletta.

"Glen mau kemana lagi? Ini hujan loh," Teriak Raka.

"Yang bilang sekarang panas siapa? Gue tau kok ini lagi hujan, tapi gue harus pergi," Balas Glen, di luar ia langsung memakai helmnya dan segera menancap gas.

Glen kembali menelusuri jalan saat ia ke Markas, sampai beberapa saat kemudian akhirnya ia menemukan mobil Aletta. Glen memarkirkan motornya di belakang mobil Aletta, ia turun dari motor dan mengetuk kaca mobil Aletta.

Aletta membuka kunci pintu mobilnya setelah tau jika orang yang mengetuk kaca mobilnya adalah Glen, Glen masuk ke mobil Aletta walaupun keadaan pakaiannya basah kuyup.

Di dalam tidak peduli pakaian yang Glen pakai basah, Aletta langsung memeluk Glen di barengi kilatan petir.

Detak jantung Aletta berdetak tidak wajar karena ketakutan, jika sudah seperti ini Glen sudah pasti tidak bisa marah. Glen memeluk balik Aletta sambil mengelus punggung Aletta perlahan.

Glen membiarkan wanita itu tenang terlebih dahulu dalam pelukannya, Aletta benar-benar bahagia. Selama ini baru Glen lah yang memeluknya ketika Trauma ia kambuh, hanya Glen satu-satunya orang yang dapat membuat ia merasa nyaman dan tenang.

Setelah hujan mulai reda, Aletta malah ketiduran di pelukan Glen sangking nyamannya. Glen memindahkan Aletta ke kursi samping karena ia yang akan menyetir mengantarkan Aletta pulang, Glen membiarkan motornya agar nanti Digo yang ambil.

Di perjalanan sesekali Glen memandangi Aletta, tidak jarang Glen tersenyum hanya karena melihat wanita itu.

Saat sampai di depan rumah Aletta, Glen membangunkan Aletta dan mengatakan pada Aletta kalau mereka sudah sampai di rumah. Sebelum masuk rumah Aletta sempat berpesan pada Glen untuk tidak melakukan hal gegabah itu lagi.

"Baik Tuan Putri, asal kau janji juga," Balas Glen mencolek hidung Aletta pelan.

"Janji apa?"

"Janji untuk tidak mendekati cowok bajingan itu lagi."

Aletta memutar bola matanya malas, "Oke baik," Setuju Aletta.

"Ya udah sana! Istirahat jangan lupa," Glen mendorong Aletta untuk segera masuk ke rumah.

Aletta melambaikan tangannya lalu setelah itu ia masuk ke rumah sambil senyum-senyum, saat hendak naik ke tangga.

Wulan sudah menunggunya di atas sambil berkacak pinggang, "Kau masih saja bersama dengannya, kau tidak takut ku laporkan pada ayahmu tentang ini," Ancam Wulan kesal.

"Laporin aja, aku tidak peduli. Tapi kamu harus ingat satu hal! Jangan pikir aku akan diam aja nanti," Ancam Aletta balik, ia tidak mau kehilangan Glen atau menjauh dari Glen lagi, karena bagi dirinya saat ini hanya Glen lah yang mampu membuatnya bahagia dan merasa di lindungi.

"Oh kau sudah mulai berani sekarang," Wulan masih tidak mau menyerah untuk membuat Aletta menderita.

"Aku bahkan tidak takut jika harus keluar dari rumah ini, kau ingin harta ayahku? Ambil saja, aku tidak butuh hal itu. Harta ayahku memang pantas di ambil seorang pengemis sepertimu," Balas Aletta dingin sembari berjalan melewati Wulan begitu saja.

"Sialan," Wulan berjalan cepat ke arah Aletta lalu menjambak rambut Aletta dengan kasar.

Bukannya marah, Aletta malah tersenyum ketus.

Karena Aletta tidak bergerak akhirnya Wulan melepaskan jambakkannya lalu pergi ke kamar untuk menenangkan amarahnya.

Di bawah Bi Mimah sudah merekam apa yang barusan Wulan lakukan pada Aletta, untuk ia jadikan bukti pada Tuan Amar.

1
Once Maredni
wah,anak yatim-piatu tidak tau berterima kasih kayak Kinan,jahat sekali kamu
Yuyun Rohimah
up Thor
Yuyun Rohimah
next
Neneng Dwi Nurhayati
jahat kinan
Yuyun Rohimah
next
susi
Hari ini Gak Update yah, besok Up dua atau tiga deh buat ganti yang hari ini.
𝗬𝘂𝘁𝘁𝘇
double up kalau boleh
Neneng Dwi Nurhayati
hebat kak, akhirnya ayah Aleta sadar
sunshine wings
Bagus jalan ceritanya author aku suka..
Semangat ya nulisnyaaa..
💪💪💪💪💪
👍👍👍👍👍
👏👏👏👏👏
💖💖💖💖💖
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!