Tepat pada saat acara pesta, Rachel Victoria tidak sengaja melakukan ONS bersama pria yang begitu ia hindari, Leonardo.
Karena satu malam itu, sekaligus menghindari perjodohan orang tuanya, Rachel dan Leon melakukan perjanjian pernikahan selama 80 hari.
Akankah perjanjian pernikahan bisa membawa cinta dalam hati masing-masing?
Note!!!
(Season dua dari cerita : Menikahi Ceo Dingin) Sebaiknya baca S1nya terlebih dahulu🥰🥰
Follow ig : @dsifaadian_
Tik-tok : @dsifaaadian_02
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24.
Sampai jam 5 sore, Rachel masih menunggu Leon yang belum pulang. Dari menunggu dikamar, sampai menunggu diluar rumah selama satu jam. Rachel juga menghubungi ponsel Leon, namun tidak diangkat, di chat juga tidak dibalas.
"Apa Leon mempermainkan ku? Apa Leon mengingkari janjinya sendiri?" Gumam Rachel sambil menatap ponselnya.
"Leon sudah berjanji akan mengantarku kerumah sakit. Tapi kenapa sampai sekarang belum datang juga..."
Rachel semakin berfikiran buruk, kalau Leon mungkin mengingkari janjinya. Kata-kata Leon tidak bisa dipercaya.
"Apa yang kau lakukan disini?" Suara Mommy Yuna membuat Rachel kaget. Rachel langsung menoleh kebelakang.
"Bukankah aku sudah melarang mu keluar rumah?" Mommy Yuna bertanya dengan angkuh.
Rachel sejujurnya tidak ingin berdebat. Ia kecewa pada Leon, yang tidak pernah memiliki pendirian kuat untuk membelanya.
"Aku menunggu Leon!" Jawab Rachel, lalu kembali menatap depan, melihat ke pagar barang kali Leon pulang. Rachel masih sangat berharap
Mommy Yuna mengerutkan keningnya. Selama ia melihat Rachel, wanita itu tidak pernah menunggu Leon didepan rumah.
"Untuk apa kau menunggu Leon? Dia masih bekerja!"
"Leon sudah berjanji akan mengantarku kerumah sakit, karena ibuku dirawat! Tapi sampai sekarang, Leon belum pulang!" Sahut Rachel tanpa menoleh kebelakang.
Yuna sedikit terkejut mendengar ucapan Rachel yang mengatakan ibunya dirawat dirumah sakit.
Apakah Yuna iba pada Rachel? Sepertinya iya, ia sedikit kasihan.
"Leon meeting bersama Kiyara direstoran! Mungkin saja putraku melupakan janjinya padamu, karena sedang meeting sekaligus berkencan bersama Kiyara!"
Ucapan Yuna sungguh membuat Rachel tersentak kaget. Ia ingin tidak percaya kata-kata Yuna, kalau Leon mengingkari janjinya dan sedang berkencan dengan Kiyara.
Yang Rachel tau, Leon selalu menepati janjinya. Leon pria yang bisa diandalkan dan bisa dipercaya.
Tapi, kalau bersama Kiyara, Rachel ragu untuk percaya pada Leon. Bahkan Leon sengaja tidak mengangkat teleponnya, dan tidak membalas chat-nya.
Kedua mata Rachel terasa panas dan tenggorokannya tercekat. Ia kesulitan menjawab ucapan Mommy Yuna.
Rachel akhirnya membalik badan dan berlalu melewati Yuna yang berdiri, lalu masuk kedalam rumah.
"Gadis yang malang!" Gumam Yuna sambil melipat tangannya didada.
.....
Rachel masuk kedalam kamar dan mengunci pintunya. Ia sungguh kecewa pada Leon. Kalau pria itu sibuk, harusnya Leon menghubunginya. Supaya ia tidak menunggu sampai berjam-jam.
Menjadi suami kontrak saja Leon sudah sering membuat hatinya terluka. Bagaimana kalau Leon selamanya menjadi suaminya.
Yang ada Rachel akan mati sia-sia karena perlakuan, sikap dan janji Leon.
Rachel mengusap air matanya dengan kasar. Pertama kalinya ia menangis karena dikecewakan oleh seorang pria, dan pria itu adalah suaminya sendiri.
"Kau tidak pernah menangis Rachel! Kau itu wanita kuat. Untuk apa kau menangisi pria seperti itu!"
Rachel tidak pernah menangis, ia selalu menjadi penghibur bagi orang-orang disekitarnya, seperti Violet.
Rachel tiba-tiba teringat Violet. Ingin sekali ia menelpon Violet dan menceritakan semuanya. Tapi ia tidak ingin membuat Violet kepikiran.
.....
Leon menunggu Kiyara sadar sampai malam hari. Wanita itu masih terbaring diatas ranjang pasien diruang rawat, tidak ada luka yang sangat serius yang membuat Kiyara tidak sadar. Namun kaki kirinya dibagian lutut mengalami pergeseran tulang, dokter sudah mengambil tindakan, dan sekarang tinggal menunggu hasilnya.
Leon duduk disofa sambil menatap Kiyara. Harusnya menurut dokter Kiyara akan sadar dua atau tiga jam setelah dioperasi, tapi hingga kini Kiyara belum juga sadar.
Leon melihat jam dipergelangan tangannya, sudah menunjukkan pukul sembilan malam.
"Sudah jam sembilan?" Gumamnya tidak percaya.
Seketika itu, ia seperti mengingat sesuatu.
"Besok siang setelah meeting, aku antar kerumah sakit menjenguk ibumu!" Ucap Leon tiba-tiba, tanpa menoleh kebelakang.
Rachel seketika membuka matanya, ia langsung membalik badan dan tersenyum.
"Kau serius?"
"Apa aku pernah bercanda?" Sahut Leon sedikit menoleh.
Kedua mata Leon terbelalak saat ingatannya berputar pada janjinya semalam untuk Rachel. Ia sudah berjanji pada Rachel akan mengantarnya kerumah sakit. Leon sungguh melupakannya karena terlalu mengkhawatirkan kondisi Kiyara.
Pria itu mencari ponselnya di saku jas dan celana, namun tidak ada.
"Dimana ponselku? Astaga, ketinggalan di mobil!" Leon langsung berdiri lalu berjalan cepat untuk keluar dari ruang rawat Kiyara.
Namun sebelum ia membuka pintu, suara pelan Kiyara menghentikannya.
"Leon! Leon!" Suara Kiyara terdengar lemah namun terdengar ditelinga Leon.
Leon sangat dilema, ia ingin mengambil ponselnya dan menghubungi Rachel, tapi Kiyara sudah sadar!
"Kau sudah sadar?" Leon akhirnya berbalik dan menghampiri Kiyara.
Wanita itu mulai menggerakkan jari-jarinya dan juga kelopak matanya mulai perlahan terbuka.
"Aku dimana?" Tanya Kiyara sambil menatap wajah Leon.
"Kau dirumah sakit! Tadi siang kau kecelakaan!" Sahut Leon. "Tunggu sebentar, akan ku panggil dokter!" Leon langsung berlalu pergi, sebelum Kiyara bisa mencegahnya.
Setelah Leon keluar, Kiyara tersenyum. Ia sejujurnya sudah sadar dari tadi sore, sesuai perkiraan dokter. Tapi Kiyara sengaja pura-pura belum siuman karena mau membuktikan, apakah Leon masih memperdulikannya dan menunggunya sampai sadar, ataukah tidak?
Dan ternyata, harapan Kiyara sesuai. Leon menunggunya sampai sadar. Pria itu juga terlihat cemas dan khawatir.
"Aku tau kau masih memperdulikan ku Leon! Aku tau, didalam hatimu masih ada aku!"
Dokter masuk keruang rawat Kiyara beserta perawat dan mengecek kondisinya. Sedangkan Leon ke parkiran mobil mengambil ponselnya.
"Untungnya ada disini!" Ucap Leon. Ia menutup pintu mobil lalu berjalan pelan sambil mengecek isi ponselnya.
ia membelalakkan matanya melihat deretan bekas panggilan tak terjawab dari Rachel, dan juga chat-nya.
Leon, apa kamu jadi mengantarku?
Leon, aku sudah bersiap-siap dan menunggumu. Kapan kau pulang?
Leon, kau pulang jam berapa? Aku sudah menunggumu tiga jam!
Leon, kau tidak mengingkari janjimu kan? Aku tau kau selalu memegang ucapanmu.
Lain kali tidak usah berjanji padaku Leon. Kau membuatku banyak berharap padamu.
Leon memejamkan matanya dan ingin sekali membanting ponselnya usai membaca deretan pesan Rachel.
Ia sungguh lupa, dan Rachel sudah menghubunginya kesekian kalinya, namun bisa-bisanya ponselnya tertinggal di mobil.
Leon langsung menekan tombol call dan menghubungi Rachel, namun tidak diangkat. Kedua kali ditolak, dan setelah itu ponsel Rachel tidak aktif.
"Sialan!" Gerutu Leon kesal pada dirinya sendiri.
Leon sudah sampai didepan ruang rawat Kiyara, namun ia ingin pulang saja dan menjelaskan pada Rachel kenapa ia tidak pulang.
Tapi perawat tiba-tiba saja keluar dan memanggilnya.
"Tuan!"
Leon menghentikan langkahnya.
"Dokter memanggil anda untuk masuk. Silahkan masuk!"
Leon menghela nafasnya. Akhirnya ia masuk, karena ia masih ingin tau kondisi Kiyara seperti apa.
.....
Kata-katanya yang cocok untuk Leon apa nihhh?🤭🤭🤣🤣
Thor saya termasuk pembaca ghaib gak sih..🤗🤗 entar ya Thor vote nya nunggu hari Senin 🤭🤭 di sending gif aja dulu yaa 😉😉
he, ada yg marah saat si Rachel bersama pria lainnya, he dia cemburu cemburu buta padanya 😁😁 mau nyanyi Thor tapi gak hafal liriknya 🤣🤣🤣🤣