NovelToon NovelToon
Mata Batin Sang Peramal Tarot

Mata Batin Sang Peramal Tarot

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Roh Supernatural / Pusaka Ajaib / Peramal
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: korokoro

Riska Radiva, seorang gadis SMA menemukan buku lapuk yang berisi tumpukan kartu tarot di kamar mendiang nenek nya.

Sejak saat itu, ia bisa melihat masa depan yang akan terjadi pada orang lain, hanya dengan membuka satu Tarot nya.
Masalah muncul saat Riska tahu bahwa nyawanya dalam bahaya. Kekuatan yang di milikinya, memiliki efek yang membahayakan nyawa nya dan seluruh orang yang disayanginya.

*ini adalah novel Horor Misteri Pertama aku. Kalau kalian suka, jangan lupa like, subscribe, vote dan gift juga ygy 😁

IG : dimas.yudhistira_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon korokoro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Panggilan dari Kepolisian

"Devina, aku mau minta maaf, karena aku jadi terlibat di masalah kamu, Sita dan Arno." ucap Amaya saat semua orang sudah meninggalkan kelas.

Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi. Hampir seluruh siswa buru-buru pergi meninggalkan sekolah. Termasuk Aku dan Sita yang pura-pura pulang lebih dulu, padahal kami berdua bersembunyi di belakang kelas kami untuk sedikit menguping pembicaraan Amaya dan Devina.

"Iya mau gimana lagi may. Kamu ada disitu dan liat semuanya." jawab Devina lemas sembari mengangkat kepalanya dari meja.

Aku melirik ke wajah sita yang sangat geram melihat gerak-gerik mantan sahabatnya itu.

"Kalau ada apa-apa, atau butuh temen buat curhat. Kamu bisa chat aku dev." ucap Amaya lagi sambil berdiri dan menggendong tas sekolahnya.

Devina tersenyum ke wajah Amaya. "Makasih may."

"Mana handphone kamu, sini aku catat nomor WA aku." Amaya tersenyum sambil menyodorkan tangannya meminta handphone Devina.

Devina yang tidak mencurigai niatan Amaya sama sekali, memberikan handphonenya sambil tersenyum.

Cepat-cepat Amaya melancarkan aksinya. Sementara Devina kembali menjatuhkan kepalanya ke atas meja.

"Eh bentar aku lupa nomor ku sendiri." ucap Amaya sambil terkekeh pelan. Amaya mengeluarkan handphonenya.

Devina tidak mencurigai sama sekali. Ia malah tertawa melihat tingkah teman sebangkunya yang baru itu.

Yah, tidak secara tiba-tiba juga mereka mengobrol se akrab ini sekarang. Selama jam pelajaran berlangsung dari pagi, mereka sudah saling bercerita pelan-pelan.

Amaya sudah memancing-mancing obrolan sedari tadi. Alhasil, saat Amaya meminta handphonenya untuk menyimpan nomornya pun, Devina langsung memberikan tanpa ada kecurigaan.

"Ok, ini nomor aku. Kalau mau cerita apapun kamu tinggal chat aja ya." ucap Amaya seraya memberikan kembali handphone Devina.

Devina tersenyum sembari mengangguk pelan.

"Kamu pulang sama siapa?" Tanya Amaya lagi sebelum ia meninggalkan Devina sendirian.

"Kak Arno." jawab Devina pelan. "dia bilang, mau anter aku pulang setelah kumpul sama temen-temennya di belakang sekolah."

Amaya mengangguk sembari tersenyum. "Ya udah aku pulang duluan ya. Kamu jangan sedih-sedih gitu. Ingat, gak ada masalah yang gak ada jalan keluarnya." ucap Amaya lagi sok bijak.

Aku hampir tertawa mendengar quote dadakan dari Amaya.

Tidak lama kemudian, Amaya tersenyum sambil menghampiri kami yang masih bersembunyi di belakang sekolah.

"Aman..." ucapnya sembari membuat bulatan dari jari telunjuk dan ibu jarinya.

Sita tersenyum kecil. Sementara aku sendiri tidak tahu harus seperti apa menanggapinya.

...****************...

"Riska, tadi ibu di telepon pihak kepolisian, katanya, sidang putusan Tante sari akan dilaksanakan mulai Minggu depan."

Aku terdiam sebentar, menaruh sendok dan garpu di tanganku, saat mendengar informasi ini.

"Ibu sudah telepon ke mas Kharis?" tanyaku.

Ibu mengangguk sambil menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.

Kami berdua sedang berada di meja makan, menikmati makan malam yang selalu sepi setelah kepergian ayah.

"Trus, apa kita harus kesana? Atau cuma kuasa hukum aja?" tanya ku lagi pelan.

Ibu terdiam lalu menaruh sendok dan garpunya. Matanya menatap kosong ke arahku. "Ibu mau datang. Ibu mau tau kenapa Sari tega melakukan itu semua. Ibu mau dengar langsung dari mulutnya."

Aku menatap mata ibuku yang mulai ber-air.

"Bu, sebenarnya ada satu hal yang belum aku ceritakan." ucap ku pelan. "Ibu ingat, saat kepolisian itu menggeledah rumah om Baskara dan menemukan barang bukti yang sudah dikubur di depan rumahnya?"

Ibu ku mulai mendengarkan kata-kataku. Ia mengangguk sembari menyeka matanya.

"Aku yang kasih tau mereka, aku yang bilang sama kepolisian kalau aku melihat barang bukti itu di kubur di depan rumah nya om baskara."

Ibu mengerutkan keningnya. Aku tahu ia tidak sepenuhnya mengerti apa yang sedang kuceritakan.

"Aku diberi semacam petunjuk. seperti sebuah penglihatan untuk mengungkapkan kasus pembunuhan ayah." Ucapku lagi pelan. "Terserah ibu mau percaya atau tidak."

Tangis ibuku mulai pecah. Aku tahu, cerita ku ini hanya akan membuka kembali luka bagi ibuku. Tapi, aku tidak tahan lagi dengan semua fakta yang ku sembunyikan selama ini.

"Ibu harus move on. Harus kuat. Karena motif kasus pembunuhan ayah ini, bukan sekedar harta warisan nenek."

Ibu ku sontak membulatkan kedua matanya. Entahlah apa yang ibu liat dariku.

"Maksud kamu, Tante sari membunuh ayah kamu itu karena ada sesuatu yang lain?" Tanya ibuku, suaranya terbata-bata.

Aku berdiri dari dudukku lalu menghampiri ibu yang duduk di ujung meja. "iya Bu." jawabku sembari memeluk ibu dari belakang.

"Jadi, apa sebenarnya yang jadi penyebab Tante Sari tega melakukan itu ke ayah kamu?" tanya ibu lagi.

Aku melepaskan pelukan, lalu duduk bersimpuh di samping kursi ibu. "Ibu harus datang ke pengadilan untuk tahu apa yang sebenarnya jadi motif pembunuhan." jawab ku pelan. "Tapi, kalau ibu sudah siap mendengarnya, aku bisa ceritakan semuanya setelah makan, dikamar ku." ucap ku lagi sambil berdiri meninggalkan ibu yang masih terdiam di meja makan.

Sebenarnya aku tidak tega, tapi, aku harus menceritakan ini semua agar ibu bisa move on dan tidak seperti ini terus.

...****************...

"Jadi, kamu udah bisa masuk ke sistem handphone nya Devina?" Tanyaku pada Amaya yang sedang berada di rumahnya melalu panggilan telepon grup.

Aku, Sita dan Amaya saat ini, sedang melakukan panggilan video grup untuk membahas perkembangan Amaya si hacker yang katanya sudah bisa masuk ke sistem handphonenya Devina.

"Udah dong... Amaya gitu loh." Jawab Amaya sedikit jumawa.

Aku terkekeh pelan, sementara wajah sita terlihat lebih segar dari sebelumnya.

"Keren sih emang si tukang komputer ini." Gumam ku sambil terkekeh.

"Sialan tukang komputer." Protes Amaya sambil tertawa.

"Trus gimana?" tanya Sita pelan kali ini.

Aku melihat layar panggilan video sita yang sepertinya sedang berada di dalam kamarnya. Jujur saja, aku belum pernah sekalipun main kerumah sita selama kami berteman di kelas.

Aku dan sita memang baru sekelas di kelas sebelas ini. Dan kami memang belum begitu dekat, sebelumnya. Ya walaupun aku sudah tahu ada siswi Cantik bernama sita sejak kelas sepuluh dulu. Tapi, kami tidak pernah benar-benar berteman hingga saat ini.

"Hem.. Dari chating WA yang aku pantau sih, belum ada rencana Devina dan Arno untuk pergi bareng kerumahnya Arno lagi." jawab Amaya pelan.

Amaya menunjukan sesuatu dari layar komputer nya. Aku dan Sita bisa melihat sesuatu seperti sebuah folder galeri foto dan video di layar komputer Amaya.

"Hah? Itu galeri foto nya Devina?" Tanyaku sembari berdiri dari duduk.

Sita memicing melihat lebih jelas.

Amaya tersenyum sambil mengangguk, lalu memindahkan kamera handphone nya kembali ke wajahnya.

"Kita gak perlu nunggu mereka ngelakuin enak-enak lagi sih." Ucap Amaya lagi sambil tersenyum jahat. "Si pelakor itu ternyata suka ngerekam dan foto sendiri kalo mereka lagi begituan. Gila yah!"

"Hah!!!!" aku sontak berteriak. Sita terlihat sampai menjauhkan layar handphonenya karena kaget.

"Jangan keras-keras nona Riska Radiva." Protes Amaya.

Sedikit malu, aku cuma bisa tersenyum sambil menggaruk kepala ku yang padahal tidak gatal sama sekali.

"Tinggal tunggu komando aja sih dari Ibu Sita, untuk langsung aku upload ke sosmed nya Devina." Ucap Amaya lagi sambil tersenyum.

Entah kenapa, aku merasa semua ini salah. Aku takut malah nantinya akan membuat rumit urusan. Tapi, kalau aku ada di posisi Sita pun, mungkin aku akan melakukan hal yang sama.

"Gimana? Sekarang kah?" tanya Amaya sambil menarik turunkan alis matanya.

Sita terdiam sebentar. Ia sendiri terlihat sedikit ragu, sampai kemudian, pintu kamarku di ketuk dari luar.

Suara ibu yang meminta izin untuk masuk ke kamar, akhirnya membuat ku meminta mereka menunda keputusannya.

"Sebentar nanti aja, jangan di putuskan dulu, ada ibu ku masuk kamar. nanti aja kita obrolin di sekolah besok." ucapku lalu mematikan panggilan video grupnya.

...****************...

1
valerio_cean
semangat othor
korokoro
Jangan lupa support karya aku 😻🔥
korokoro
Disclaimer : Novel ini hanya karangan fiksi dari isi kepala saya sebagai author. Tidak ada maksud untuk menjelekkan atau menyinggung pihak/organisasi/instansi/nama tertentu yang secara kebetulan muncul dan di ceritakan di novel ini. 🔥🔥🔥 tetap menyala 🔥🔥🔥
valerio_cean
semangat thor
korokoro: makasih kk🔥
total 1 replies
Zizi
Smngt kak up nya😍😍
Sefira Arrum
Fighting
Zizi
2 bunga untukmu kak😍😍
korokoro: terimakasih kakak😍
total 1 replies
valerio_cean
semangat terus kak updatenyaaa
korokoro: siap kk makasih 😁
total 1 replies
valerio_cean
bagus banget ceritanya kak, harus sering sering up
korokoro: wah makasih kak... jadi tambah semangat up nya
total 1 replies
anggita
👏semoga lancar novelnya banyak pembacanya.
anggita
like👍+ hadiah iklan☝
korokoro: makasih kak/Smile//Grin/
total 1 replies
Nico queen
Mungkin maksudnya "Aksara" kak.
korokoro: owh iya aksara ya 😂😂 ✍️catet revisi
total 1 replies
Nico queen
Kemungkinan neneknya selingkuh 🗿
korokoro: hehhh /Facepalm/ wkwkwk
total 1 replies
Zizi
kurang panjanggg thoorrr/Joyful//Joyful/
korokoro: Jan panjang-panjang kak, nanti langsung tamat/Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Moon Wolf
Kok aku malah ga suka sama gambarnya ya wkwkwk
korokoro: hihi, skip aja gambarnya, agak disturbing emang gambar gambar di tarot 😂🙏
total 1 replies
Nico queen
Introvert, aku banget
korokoro: /Facepalm/
total 1 replies
Jazzy Bold
mantep Thor. di tunggu updatenya yah
korokoro: ashiap kk makasih kk
total 1 replies
🍒⃞⃟🦅🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ
finally ceritanya menarik, cuma harus perhatikan tanda baca ya kak maaf loh ya aku koreksi 😉
Nico queen: Semangat kak,/Determined/
korokoro: Wah makasih kk akhirnya ada yang kasih feedback koreksi.. gpp loh kak aku seneng di koreksi gini biar bisa lebih baik lagi nulisnya 🙏
total 2 replies
🍒⃞⃟🦅🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ
adik adiknya❌
adik-adiknya ✅
NoComent🇮🇩🇮🇩
sebuah jejak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!