Bagaimana jika takdirMu telah diatur?
Akan kah kita bisa mengubahnya?
Arumi,,
Gadis muda yang berusaha untuk mengubah arah hidupnya setelah banyak mengalami sakit dan kerasnya hidup.
namun akankah arah yang dia tuju dapat dicapai atau malah harus menerima suratan takdir yang sudah digoreskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona yeppo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria Hebat
Setelah perjuangan dan ketekunan akhirnya rapat pemegang saham akan dilakukan untuk menyerahkan stambuk kepemimpinan kepada pewaris utama yaitu Ardian.
Tentu itu harus melalu proses pemilihan suara yang akan dilakukan oleh para pemegang saham.
Nenek berpesan, "akan ada beberapa oknum pemegang saham yang menolakmu, jangan terbawa emosi pada keributan apapun itu. Ingat mereka bisa saja memanfaatkan kelemahanmu untuk menjatuhkanmu".
Nenek menyampaikan wejangan itu supaya cucunya berhati-hati dalam bersikap, ada banyak musuh yang masih bersembunyi, dan akan menunjukkan taringnya disaat yang tepat. Beliau tentu tidak akan lupa perebutan kekuasaan yang mengakibatkan nyawa anaknya melayang. Ia hanya ingin menghukum menantu laki-lakinya dengan caranya sendiri.
***
Pagi ini Arumi berangkat ke sekolah seperti biasa, berbeda dengan Ardian yang akan langsung menuju kantornya. Sebelum Arumi bergegas keluar mobil, Ardian menahan tangannya.
"kau tidak memberikan semangatmu padaku?. Aku yakin doamu pasti manjur, tolong dukung aku, sambil mengusap-usap tangan Arumi.
Pak Danu yang sadar kondisi sudah sedari tadi keluar mobil memberikan waktu bagi pasangan muda itu saling memberikan energi mereka.
"kau pria yang hebat, kau pasti akan berhasil. percaya pada kemampuanmu sendiri, " Arumi mengepalkan tangannya kuat-kuat sebagai bukti semangatnya.
" Ardian mengusap kepalanya lembut, setelah pulang sekolah datang lah ke kantor, oke? "
Arumi menganggukkan kepala tanda setuju. ia lalu turun, kemudian berlalu menuju gerbang sekolahnya.
Ardian yang melihat Arumi semakin menjauh mendesah pelan, "sepertinya aku jatuh cinta pak"
adu nya pada pak danu.
Pak danu yang dibalik kemudi menoleh, "itu kemajuan yang bagus tuan muda, nona Arumi orang yang baik dan rendah hati, wajar untuk menyukainya"
***
Bel berbunyi menyatakan berakhirnya jam pelajaran hari ini, kedua sahabat karib itu keluar menuju gerbang sekolah. Sambil mereka berjalan, Arumi teringat kak Gery, lalu menanyakan kabarnya pada Rara.
" Kak gery baik-baik saja, sudah sana. Pak Danu sudah menunggumu. "
Tak ingin Arumi kembali memikirkan Gery, ia lalu segera mendorong sahabatnya masuk kedalam mobil. Rara selalu memikirkan apa yang terbaik untuk sahabatnya ini. Jika ada predikat sahabat terbaik, maka Rara akan terpilih sebagai pemenangnya. Ia bahkan berinisiatif menjauhkan sahabatnya dari Gery walau ia tahu bahwa suatu saat Arumi pasti akan marah padanya jika kebenarnyanya sudah terungkap.
Mobil yang membawa Arumi telah tiba di depan gedung tinggi tempat Ardian menghabiskan separuh waktunya. Ini kali pertama ia datang kekantor besar ini, dirinya yang masih mengenakan seragam sekolah lengkap mengundang banyak perhatian orang yang berlalu lalang.
" nak, siapa nama ayahmu, aku akan memanggilkannya untukmu" ucap salah seorang karyawan menawarkan bantuan.
Belum sempat ia menjawab, seorang wanita be perawakan tinggi dan cantik datang menghampirinya.
"Nona Arumi kan,"
tak lupa senyum nya yang cantik.
Akhirnya Arumi bernafas lega, namun sedikit waspada. Takutnya penipu. Belum sempat ia bertanya, wanita itu memperkenalkan dirinya ada lah sekretaris nyonya Maryam. Ia seperti bisa menangkap kebingungan nona muda tersebut.
"ooohh, Arumi tersenyum kikuk, seperti cenayang saja", celetuk nya pelan.
Mereka menuju ruangan yang bertuliskan CEO. Ia lalu menjelaskan kalau hari ini terakhir suaminya berada di ruangan ini, pada akhirnya wanita yang mengaku bernama susi itu lah yang akan menempati posisi tersebut.
Arumi kini paham, mungkin setelah nenek pensiun, ia akan mengangkat sekretaris pribadinya menjadi CEO menggantikan Ardian yang telah naik menjadi pemimpin perusahaan di usia nya yang masih begitu muda.
Sesampainya di depan pintu, wanita bernama susi itu pun pamit undur diri.
Arumi yang takut keberadaanya menimbulkan keributan, lalu membuka pintu perlahan. "semoga tidak banyak orang didalam sana, jika saja banyak orang, mungkin ia akan sangat malu". pikirnya.
Daun pintu terbuka, kepalanya masuk mengamati sekitar, sepi tidak ada orang. " Apa aku masuk saja?"
"ia lalu masuk memberanikan diri, tidak mungkin salah kan, wanita tadi yang membawanya kemari. "
Beberapa detik ia masih mengagumi interior ruangan hingga terdengar bunyi pintu tertutup sontak ia menoleh ada Ardian yang ternyata telah masuk.
Tak lupa senyum yang menawan menghiasi wajah pria itu, ia menyodorkan sebuah paper bag yang berisi pakaian wanita.
"Pakailah, Orang-orang bisa salah paham melihat seragammu"
Ia lalu melihat seikat bunga yang tertata rapi di vas bunga. "kau membawakan ku hadiah, terimakasih" ucapnya.
"Itu tidak dapat disebut sebagai hadiah, aku akan melukis untukmu sebagai hadiah nanti. Pikirkan saja lukisan apa yang akan aku buat untukmu"
Ardian senang, tanpa sadar Arumi sudah mulai memikirkan dirinya.
Semakin hari, Ardian semakin sadar bahwa ia bahagia bersama Arumi, mungkin kebersamaan mereka menciptakan rasa nyaman tersebut.
Lalu bagaimana dengan perasaan Arumi sendiri, ia masih tetap membentengi hati nya bahwa ini semua bukan lah hak nya. Suatu saat akan datang pemilik aslinya dan ia harus selalu mempersiapkan diri untuk itu.
bersambung...
s'moga berujung indah