NovelToon NovelToon
[1] 5th Avenue Brotherhood

[1] 5th Avenue Brotherhood

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: BellaBiyah

5 anggota geng pembuli baru saja lulus SMP dan kini mereka berulah lagi di SMK!

Novel ini merupakan serial pertama dari "5th Avenue Brotherhood". 5th Avenue Brotherhood atau yang sering dikenal dengan FAB adalah geng motor yang terdiri dari 5 orang remaja dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Jesika. Seorang gadis yang merupakan anak kandung dari kepala sekolah dan adik dari pendiri FAB itu sendiri. Sayangnya, Jesika tidak suka berteman sehingga tidak ada yang mengetahui latar belakang gadis ini, sampai-sampai para member FAB menjadikannya target bulian di sekolah.

Gimana keseruan ceritanya? Silakan baca sampai bab terakhir 🙆🏻‍♀️ update setiap hari Minggu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19 Anak Calon Wakil Bupati

Pagi ini, Cia bergegas berlari ke kamar Wandra. Ia membukanya tanpa izin dan membangunkan pria itu dengan segala cara. Namun, percuma. Wandra begadang semalaman demi memastikan kapan listrik di rumahnya menyala.

Cia yang sejujurnya masih mengantuk, malah perlahan frustasi dan berbaring di sisi kasur yang kosong. Dengan berhambur pada selimut Wandra yang super mahal, lembut dan nyaman. Buaian selimut itu membuatnya tertidur.

Wandra tersadar dari tidurnya setelah merasa ada sesuatu yang menendang kakinya. Setelah mengetahui Cia tidur di sebelahnya, Wandra sempat kaget namun ia lebih memilih menutupi wajah Cia dengan selimut sebab timbul rasa jijik pada gadis itu.

Wandra membuang selimutnya dengan kesal dan membuat kain besar berwarna putih itu menutupi Cia sepenuhnya. Pria berpiyama tersebut bangkit dari tidur dan meninggalkan Cia di sana.

***

Cia termenung menatap beberapa wanita paruh baya yang sedang berkutat di dapur dan seisi rumah.

Wandra melihat gadis itu dan kalang kabut menariknya masuk ke dalam kamar. "Lo ngapain di situ?!" omelnya.

"Ke—kenapa banyak orang?" tanya Cia.

"Itu tukang bersih-bersih sama tukang masak di sini! Lo nggak boleh ke luar sembarangan. Yang tau lo di sini cuma gue sama William! Kalo mereka ngeliat lo, mereka bakalan laporin gue ke nyokap bokap gue! Paham?!"

"Tapi, gue laper."

"Kalo lo mau sesuatu, bilang ke gue! Biar gue yang ambilin! Lo cuma boleh ke luar dari sini malam aja! Soalnya mereka pulang sore. Dan lo harus ingetin gue buat hapus rekaman CCTV!" tegas Wandra.

"Iya," jawab Cia singkat.

"Tunggu di sini! Gue ambilin makan!" Pria itu berlalu dan menutup pintu kamar.

Cia hendak mengintip, namun pintu kamar itu dikunci dari si empunya. "Dan sekarang gue kayak peliharaan. Ini kamar apa kandang sih?! Pake dikunci segala."

Wandra kembali membawa sepiring makanan dan segelas air putih. "Nih!" Kemudian pria itu pergi lagi.

Setelah Cia menghabiskan sarapannya, Wandra datang membawa semua barang-barang milik Cia, termasuk seragam sekolahnya.

"Mau lo apain?!" pekik Cia kalang kabut.

Wandra membuka ruang ganti dan menaruh semua barang Cia di lantai. "Ini ada lemari kosong, lo masukin ke sini! Jangan lupa dikunci setiap kali lo tutup."

***

Pagi ini di sekolah terasa agak aneh, sebab ini hari Jum'at yang di mana semua murid wajib berseragam olahraga dan Cia mengenakan baju bebas dengan celana training baru.

"Lo kira ini sekolah bapak lo?" ejek Angga.

Cia hanya berdiam diri di bangkunya. Jesika menoleh pada gadis itu dan tak berkata apa-apa. Wandra yang kini duduk di sebelah Jesika, ikut melirik dan matanya bertemu dengan Cia. Gadis itu hanya menghela napas, sebab Wandra yang menyuruhnya menggunakan pakaian ini sebagai ganti seragam olahraga.

Wali kelas mereka datang membawa seorang murid pindahan perempuan.

"Siapa tuh?" tanya semua murid dan membuat bising seisi kelas.

"Perkenalkan diri kamu!" perintah wali kelas.

"Halo semuanya, kenalin nama gue Ayu Lestari, biasa dipanggil Ale ...." Mendengar kalimat tersebut Toleh yang semulanya tiduran di atas meja, langsung mengangkat kepalanya demi memastikan sesuatu. "Hai!" Ale melambaikan tangan pada pria itu.

Jesika menoleh pada pria yang duduk di belakangnya tersebut. "Lo kenal?" tanyanya.

Toleh tak memberikan jawaban.

Setelahnya, ketua kelas mereka membawakan meja dan kursi baru dan ditempelkan ke meja Toleh, sebab satu-satunya ruangan yang tersisa adalah di sebelah pria itu.

Jesika menopang tubuhnya agak miring agar bisa menatap Ale yang duduk di belakang Wandra. Namun, dengan cepat pria itu memperbaiki posisi kepala Jesika agar bisa melihat Cia.

"Apaan sih?!" omel Jesika.

"Lo yang nyuruh gue buat bikin lo baikan sama Cia! Tapi sekarang gue malah bikin dia malu pake baju kayak gitu! Gue nggak mungkin minta maaf sama dia, tapi gue nggak enak jadinya kalo ngeliat muka dia kayak gitu! Kalo tau bakalan kejadian kayak gini, mending gue suruh dia nggak usah sekolah, daripada gue pinjemin dia baju!" bisik Wandra.

"Lo minjemin dia baju?" tanya Jesika.

"Bukan itu poinnya! Gue nggak enak sama dia, soalnya bikin dia ngerasa nggak nyaman di sekolah! Tapi gue nggak mau minta maaf. Kan gue nggak salah."

"Kalo lo nggak salah, ya udah. Ngapain dipikirin?"

Wandra mulai kesal padanya. "Kok bisa sih anak kepala sekolah tolol kayak gini?"

Jesika hanya menatap tajam mata Wandra dan membuat pria itu mematung tak berdaya. "Inget ya, gue belum maafin lo!"

***

Istirahat pertama, Jesika sibuk mengerjakan tugas sekolah yang belum diselesaikannya di rumah, sehingga gadis itu tak bisa meninggalkan kelasnya.

Toleh datang dan diikuti oleh Ale. Pria itu menaruh sebungkus roti di meja Jesika. Membuat mereka saling menoleh dengan waktu yang sangat singkat.

"Makasih," ucap gadis itu.

Kejadian tersebut memancing perhatian seorang Ale.

"Lo berdua deket?" tanyanya.

"Nggak juga," jawab Jesika dengan mata fokus pada tugasnya.

Toleh menatap tak suka pada murid baru sekaligus anak rekan kerja papanya itu yang mulai mencampuri hidup orang lain.

"Kenalin!" Ale menjulurkan tangan pada Jesika dan mendapatkan salam dengan sangat cepat sebab Jesika sedang diburu waktu.

"Gue dijodohin sama Toleh. Soalnya bokap kita calon bupati dan wakil bupati," lanjut Ale membuat Jesika menghentikan gerak jarinya dan mendongak menatap Toleh.

Zaki yang duduk tak jauh dari mereka juga ikut menoleh dan menghampiri.

Mendapat respons Jesika yang seperti itu, Toleh langsung mengalihkan pandangannya.

"Oh," ucap Jesika tak percaya. "Informasi nggak penting. Udah! Jangan ganggu gue! Gue lagi sibuk!" omel gadis itu.

"Seriusan, Leh?" tanya Zaki.

"Dijodohin juga belum tentu berjodoh," ucap Toleh yang memilih untuk duduk di bangkunya.

Ooh, udah dijodohin ternyata. Oke deh. Saingan gue jadi nggak susah-susah amat. Mending saingan sama anak wakil bupati daripada saingan sama Jenita yang udah mati, ucap Jesika dalam hati.

"Eh, Ale-ale! Ini tuh Jesika, anak kepala sekolah, sekaligus pacarnya Toleh!" tegas Zaki.

"Hah?! Toleh nggak pernah bilang kalo dia punya pacar!" bantah Ale.

"Ya ngapain juga dia bilang ke lo? Emang lo mau biayain pernikahan mereka?" balas Zaki.

Jesika hendak tertawa, namun ia menahan senyumnya sekuat tenaga sambil berpura-pura sibuk.

"Tapi gue udah dijodohin sama Toleh, gimana dong? Mending lo putusin Toleh, sebelum lo makin sakit hati." Kalimat Ale membuat semuanya menatap.

"Gue nggak pacaran kok sama Toleh. Cuma gue aja yang suka sama dia. Tapi kayaknya dia nggak suka sama gue," pancing Jesika agar Toleh mau bersuara.

"Hah?!" Zaki terkaget-kaget mendapat sebuah fakta baru.

"Oow nggak pacaran, oke deh. Mending lo mundur, saingan lo anak calon wakil bupati soalnya." Ale mengibaskan rambutnya bak tuan putri.

"Ha ha! Iya juga sih, lagian gue nggak bisa kampanye," ejek Jesika dan membuat Zaki ketawa sampai ngik-ngik.

"Apaan sih?! Kalimat lo itu memperlihatkan betapa nggak berintegritasnya diri lo!" balas Ale.

"Bapak kamu calon wakil bupati ya? Pantesan muka kamu kayak baliho. Ha ha!" ejek Jesika.

Seketika itu, Jesika dan Zaki be like:

1
Iam-aam
Haris pawang ngadem
Iam-aam
tolol lo yg tolol bjir
Iam-aam
Berapa bang* kasar bjir le
Ciret
next kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!