NovelToon NovelToon
Aku Wanita Pendukung Di Era 70

Aku Wanita Pendukung Di Era 70

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:19.2k
Nilai: 5
Nama Author: samsuryati

menurutmu apa yang akan terjadi jika aku tau, dirimu hanya seorang wanita pendukung dalam sebuah kisah cinta yang fenomenal.

mungkin seseorang akan memiliki beberapa pendapat berbeda tapi bagi wanwan dia akan menjauhkan diri dari pahlawan dan pergi sejauh mungkin.
Hanya saja semakin dia jauh maka pahlawan pria semakin dekat dan..

Pahlawan pria baru akan mendekat.

Ada jari emas tapi hampir tidak berguna.

ini karena dia hanya lah sosok peran pendukung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

Wanwan melangkah keluar dari rumah dengan sedikit kebingungan. Wajahnya mungkin tampak tenang di permukaan, tetapi di dalam, hatinya berdebar. Dulu, di kehidupan sebelumnya sebagai aktris papan atas, setiap penampilannya selalu diiringi oleh tim musik profesional, dengan pakaian glamor dan panggung yang mewah. Setiap kali dia ada pertunjukan entah itu nyanyian ataupun dalam sandiwara, dia hanya akan perlu memikirkan bagaimana untuk tampil sebagus mungkin.

Jadi dia sama sekali tidak berpikir tentang tim yang ada di belakang. Namun sekarang, di sini, di desa terpencil ini, dia sendirian.Tanpa alat bantu ataupun tim profesional. Wanwan hanya bisa mengandalkan bakatnya saja.

Tapi bukan wanwan namanya jika dia menyerah.

Ini hanya sebuah pertunjukan kecil yang tidak layak untuk disebut.

Dengan langkah percaya diri yang terkesan alami, Wanwan mendekati kerumunan yang antusias.

"Kakak wanwan.. tolong nyanyikan aku sebuah lagu seperti tadi bisakah?"

"Kakak wanwan....!!"

 plok.. plok... plok....

Wanwan menatap semua orang dan mulai menyapa dengan sopan "Halo semuanya, halo kepala desa, kapten,maaf sebelumnya kalian harus menunggu namun aku tidak memiliki persiapan bagus hahaha"

Kapten dan kepala desa memaklumi masalah ini karena mereka datang dengan tiba-tiba sampai mengejutkan seluruh keluarga Han.

"tidak masalah ,"kata kepala Desa.

" Aku hanya ingin mendengar nyanyian bagus"tambahnya lagi.

Kapten yang masih cukup muda dengan dibandingkan dengan kepala desa juga mengangguk setuju dan berkata," alangkah bagusnya jika kau datang dengan persiapan tapi ini juga sudah lebih bagus harap tidak membuat kau gugup"

Setelah beberapa sapaan hangat, wanwan berbalik ke arah para penduduk desa yang berkumpul di halaman.

Seperti kata pepatah seorang wanita yang baik tidak mampu memasak tanpa beras. Sebagai penyanyi yang baik dia juga tidak akan lengkap tanpa musik.

"Apakah ada yang bisa meminjamkan saya beberapa mangkuk porselen dan sepasang sumpit?" tanyanya lembut, membuat kerumunan terdiam sejenak.

 Warga desa saling memandang, kebingungan, tetapi beberapa dari mereka langsung bergegas menuju rumah masing-masing.

Warga desa biasanya memakai mangkuk kayu jadi jarang ada yang memiliki mangkuk yang terbuat dari porselen.Namun itu bukan berarti tidak ada yang memilikinya.

Tak lama kemudian, beberapa penduduk tadi kembali dengan mangkuk-mangkuk keramik dan sepasang sumpit kayu. Wanwan berterima kasih lalu duduk dengan tenang di depan barang-barang yang telah diberikan.

Dia mulai menyusun mangkuk-mangkuk tersebut, mengisi sebagian dengan air, sambil mengingat kembali teknik yang pernah ia lihat sekilas di kehidupan sebelumnya.

Teknik di mana gelas atau mangkuk kaca yang diisi air dapat menghasilkan nada musik.

Setelah beberapa menit, dia mulai menggesekkan sumpit ke tepi mangkuk, menyesuaikan nada. Setiap kali dia menambahkan atau mengurangi air, nada yang berbeda terdengar.

Ting... Ting...Ting...

"Wah...ada suara "

Warga desa yang menyaksikan kebingungan namun penasaran. Mereka tidak tahu apa yang sedang dia lakukan, tapi mereka tidak bisa memalingkan pandangan.

Ding Tao melihat perilaku itu dari jauh dan dia langsung berkata dengan serius. Suaranya juga dibesar-besarkan sehingga beberapa orang yang berdiri tidak jauh juga mendengar itu.

"Lho biasanya orang akan menyanyi dengan piano gitar dan beberapa alat musik lain tapi apa yang dia lakukan dengan mangkok? Ah seperti yang diharapkan oleh orang desa hahaha"

"Ya..Hahaha seperti yang sudah aku duga ,"kata Yuna yang juga meremehkan wanwan .Jauh di dalam lubuk hatinya dia merasa wanwan adalah saingan cinta nya.

Kali ini song an langsung menjawab karena dia tidak ingin suara-suara miring ini mengganggu perhatian wanwan.,"jika kalian tidak ingin mendengarnya maka pulanglah .Tidak baik terus mengganggu kenyamanan orang lain"

Kelompok ini tiba-tiba terdiam dan tutup mulut karena getakan dari song an.

Kembali semua orang fokus menatap ke satu arah di mana ada sebuah senyuman muncul di wajah Wanwan saat akhirnya nada-nada tersebut mulai terbentuk, bersih dan jelas.

"Apakah ada yang ingin saya bawakan sebuah lagu?" tanya Wanwan kepada mereka, suaranya penuh dengan semangat yang lembut.

Seorang wanita tua di antara kerumunan mengangkat tangannya dengan antusias. "Bisa bawakan 'The East is Red' (Dongfang Hong)," katanya penuh harapan. Lagu ini begitu populer dan bermakna sekali.Sebuah lagu dengan nilai patriotisme.

Tak jauh dari situ, ada satu keluarga yang dengan semangat juga menarik sebuah meja makan milik sendiri. makanan yang mereka bawa masih mengepul dan sangat nyaman dimakan dalam cuaca dingin ini.

Sekarang semua prianya duduk berkumpul dalam satu meja. Sementara para wanitanya hanya berani memegang mangkuk sambil berdiri namun sebenarnya itu sudah sangat memuaskan.

Tapi satu diantara pria yang duduk di atas meja sebenarnya adalah Li Jun. Pria militer yang pernah naik sepeda bersama wanwan.

Jujur dia tidak ingin datang ke sini karena menurutnya ini sangat memalukan ,apalagi hari ini dia sedang marah.

Li Jun hanya pulang setelah beberapa tahun dan mendapat liburan selama satu minggu penuh. Namun dia sangat tidak nyaman ketika liburannya ini dipenuhi dengan beberapa Mak comblang yang datang ke pintu.

Ibunya ingin menemukan menantu perempuan untuk dia.Hanya saja rata-rata mereka adalah gadis desa yang memiliki beberapa kekurangan.Ibu Li berkata dia adalah bintang malang jadi gadis yang dipilih oleh sang ibu juga tidak bisa memiliki kriteria tinggi.

Li Jun menolak mentah-mentah ide ini dan ini membuat dia dimusuhi lagi oleh ibu kandungnya sendiri. Tapi tidak apa-apa besok pagi dia masih harus kembali ke militer.

Berpikir seperti itu dia langsung setuju permintaan Ibu tuanya untuk melihat pertunjukan dadakan dan di sinilah dia sekarang.

Tapi gadis aneh di depannya terus-menerus bertanya ,lagu apa yang harus dia nyanyikan. Seolah-olah dia bisa menyanyikan lagu apapun yang akan disebutkan oleh warga desa.

Sungguh bodoh.

Seorang pria tua di dekatnya menyahut, "Bagaimana dengan 'Liuyang River'? Itu lagu favorit saya.Semalam aku tidak ikut mendengarkan"

Yang lain menambahkan, "Atau 'Singing a Night at the Military Port' (Ye Ban Gang Qian)? Itu lagu yang indah."

Nenek han dan Kakek han tidak bersuara karena takut wanwan tidak bisa melakukan itu.

Lagu macam apa yang di ketahui oleh wanwan kan.Jantung nenek Han berdebar kencang sekarang.Dia pikir dia akan mati besok pagi jika wanwan tidak bisa bernyanyi.

Di sisi lain Wanwan tersenyum mendengar permintaan-permintaan ini. Beberapa dari lagu itu pernah dinyanyikannya di kehidupan sebelumnya, dan dia akrab dengan melodi serta liriknya.

"Aku akan membawakan kalian 'The East is Red' terlebih dahulu," katanya.

Wanwan mulai memetik sumpitnya di atas tepi mangkuk-mangkuk berisi air, menghasilkan nada-nada lembut yang bergema di malam yang tenang.Bahkan anak anak tidak ada yang berani bersuara.

Ting... Ting... Ting...

Segera ada suara yang berasal dari mangkuk-mangkuk tersebut . Suara suara ini terdengar ajaib, seolah-olah berasal dari alat musik yang rumit, bukan sekadar mangkuk biasa. Penduduk desa saling memandang dengan heran dan kekaguman. Tak ada yang pernah melihat hal seperti ini sebelumnya.

Bahkan kelompok Tim pemuda pendidikan ikut tercengang.Mereka tahu beberapa alat musik tapi musik dari mangkok....

Ahh apa yang terjadi??

Ketika melodi dari "The East is Red" mulai terdengar, Wanwan menutup matanya sejenak, membiarkan dirinya meresapi nada-nada yang dimainkan dari sumpit dan mangkuk tersebut. Lalu, suaranya yang lembut tapi penuh tenaga mengalun.

"Timur Merah"

"Timur merah, matahari terbit,

Tiongkok telah melahirkan Mao Zedong.

Dia bekerja untuk rakyat kita,

Dia adalah penyelamat rakyat."

Suara Wanwan membawa lirik ini ke udara dengan nada yang murni dan memikat. Lagu yang begitu dikenal oleh warga desa ini sekarang terdengar berbeda, lebih halus dan penuh emosi. Bukan hanya tentang patriotisme, tapi ada nuansa lain yaitu kecintaan pada seni, pada musik itu sendiri.

Beberapa wanita yang berada di barisan depan tak bisa menahan diri untuk bertanya, "Bagaimana bisa mangkuk-mangkuk itu menghasilkan musik? Padahal, mereka hanya mangkuk biasa!"

Seorang pria tua yang berdiri di dekatnya mengangguk, takjub. "Aku tak pernah melihat sesuatu seperti ini sepanjang hidupku. Apa mungkin mangkuk itu memang ajaib?"

"Bagaimana mungkin,ini mangkuk yang aku beli di koperasi pemasukan dan pemasaran kan??"

Semuanya bertanya tanya apa yang terjadi tapi tidak ada yang melihat wajah wajah pucat keluarga Han yang akhirnya memiliki senyum kaku.

"Syukurlah...dewa.. syukurlah!"

Bahkan Li Jun yang sudah sering melihat pertunjukan seni ruang militer tergangga lebar. Setahunya tidak ada gadis seni yang bisa mempertunjukkan kemampuan seperti ini.

Alunan musik sederhana ditambah dengan suara yang mengalir merdu disertai dengan penghayatan yang luar biasa.

Ini...ah ini hanyalah kombinasi musik dari surga.

Semua orang menikmati nyanyian lagu sampai di detik terakhir. tidak ada yang sadar sampai seorang anak bertepuk tangan dengan keras dan tertawa serta memuji wanwan dengan tulus.

"Kakak suaramu bagus dan mangkokmu pun bernyanyi bagus hahaha mangkok ajaib... mangkok ajaib"

"Ya tapi sayang itu mangkokku"

"Apa benar mangkok ini adalah mangkok ajaib tapi tidak mungkin kan.nah aku sendiri yang mengambilnya di rumah tadi. Tapi kok bisa bunyi seperti itu, aneh?"

Wanwan mendengar pertanyaan itu, dia tersenyum tipis.Dia berhenti sejenak untuk menyesuaikan kembali air di dalam mangkuk. "Ini bukan keajaiban," jelasnya dengan lembut, "Hanya ada sedikit teknik yang bisa membuat benda biasa seperti mangkuk menghasilkan musik. Air di dalam mangkuk yang membuatnya bergetar, menghasilkan nada yang berbeda."

Kekaguman di wajah para penduduk desa semakin dalam. Mereka semua duduk diam, terhipnotis oleh kesederhanaan namun keindahan dari apa yang mereka saksikan. Beberapa anak kecil bahkan duduk di tanah, mendekat untuk melihat lebih dekat, tetapi tetap dalam keheningan, takut mengganggu Wanwan.

Jangan di tanya dengan kelompok pemuda pendidikan.Mereka sekarang tidak bisa berkoar-koar lagi.Bahkan song an memiliki darah mendidih setelah mendengar nada lagu ini.

Semangat cinta tanah air segera menggelegak.

Wanwan tidak tahu itu, beberapa Saat kemudian,lagu berikutnya, "Liuyang River," mulai terbentuk, beberapa orang meneteskan air mata tanpa sadar, mengenang masa lalu dan keindahan sederhana yang digambarkan oleh liriknya.

....."Sungai Liuyang, berliku melalui sembilan tikungan,

Lima puluh mil aliran air menuju Sungai Xiang.

Di sepanjang tepi sungai, bunga-bunga mekar indah,

Gadis-gadis desa bernyanyi dengan riang gembira."

Nada melodi ini mengalir seolah-olah sungai itu sendiri tengah berkelok-kelok di hadapan mereka. Suara Wanwan membawa mereka ke masa lalu yang lebih damai, membuat mereka seolah-olah berada di tepian sungai Liuyang yang tenang, dengan gemericik air yang mengalun bersama angin.

Beberapa warga desa tampak tersentuh, sementara yang lain menyeka mata mereka dengan ujung lengan baju. "Sungguh, wanwan ini memiliki suara yang luar biasa," bisik salah satu wanita tua kepada yang lainnya. "Siapa sangka, Wanwan bisa bernyanyi seindah ini? Dia bahkan membuat mangkuk-mangkuk itu seperti hidup!"

Kepala desa yang sejak awal berdiri di barisan terdepan tersenyum lebar dan mengangguk-angguk penuh kekaguman. "Suara seperti ini tidak boleh dianggap enteng. Ini lebih dari sekadar bakat desa,ini adalah sebuah anugerah!"

Setelah beberapa menit, Wanwan berhenti dan tersenyum pada mereka semua. "Apakah ada lagu lain yang ingin kalian dengar?" tanyanya, sambil melihat kerumunan dengan kehangatan di matanya.

Warga desa saling bertukar pandang. Ada yang meminta "Singing a Night at the Military Port" dan ada pula yang menginginkan lagu lain yang pernah mereka dengar di radio, tetapi semuanya menyuarakan hal yang sama.Wanwan telah memberi mereka malam yang luar biasa, malam yang akan mereka kenang selama bertahun-tahun ke depan.

Dan saat itu, meskipun tanpa pakaian glamor atau tim musik mewah, Wanwan tahu bahwa seni yang sesungguhnya bukanlah tentang apa yang tampak di luar, tapi tentang apa yang bisa dia berikan dari dalam hatinya. Melalui mangkuk-mangkuk sederhana yang berisi air, dia berhasil memukau seluruh desa.

Malam itu semua orang kembali ke tempat masing-masing dalam kondisi puas. Tidak terkecuali dengan song an yang bahkan tidak bisa tidur malam ini.

Dia pikir kota adalah tempat di mana hal-hal terbaik lahir .Dia sekarang sadar jika di pedesaan tidak kalah hebatnya karena menyembunyikan sosok yang begitu luar biasa.

Sebuah mutiara yang bersembunyi di kubangan lumpur.

Sama seperti song An, Yuna juga tidak bisa tidur malam ini. Bukannya dia mengagumi keindahan suara dan kecerdikan yang ditampilkan wanwan malam ini tapi dia justru merasa saingan cintanya terlalu berat.

Sebagai seorang wanita dia saja mengaguminya tanpa sadar. Lalu bagaimana pula jika itu Song an.

Jadi malam itu Yuna lagi-lagi menangis sedih.

Tapi Wanwan malam itu tersenyum puas sampailah dia tertidur. Kau tahu setelah menyelesaikan pertunjukan yang hanya berkisar selama kurang lebih 2 jam. Nenek sudah memandangnya dengan cara aneh. Tidak seperti dulu di mana Nenek meremehkan dia.

Tapi senyum nenek sangat lebar dan wanwan pikir dia sudah menyelesaikan permasalahan pernikahan dini dengan cara seperti ini.

Tapi yang terjadi sebenarnya adalah sebaliknya loh.

Nenek Han menemukan kandidat baru yang lebih bagus serta kejadian malam ini meningkatkan nilai mahar wanwan secara signifikan.

Wah jika wanwan tau, dia pasti menyesali pertunjukannya malam ini.

1
Salsabila Arman
lanjut
Lala Kusumah
double up atau crazy up dong... kereeeeeeeennnn kan Wan Wan..... lanjuuuuuuuuuuutttt
Dewiendahsetiowati
crazy up thor
Naffa Laita
othor kok up selanjutnya belum ada ya thor?? /Bye-Bye/
Aisyah Suyuti
menarik
🍄NOFA🍄
han wan pasti terkejut
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuuuutttt
Salsabila Arman
lanjut
Lala Kusumah
crazy up dong, atau double up 🤭✌️😂
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuuuutttt
Salsabila Arman
lanjut
palupi
wanwan... habis nyanyi ntar tau tau jadi juragan beras 😂😂😂
Lala Kusumah
wah wanwan ada yg lamar duh... lanjuuuuuuuuuuutttt
🍄NOFA🍄
Wah karir menyanyi di departemen seni kemiliteran
Slovlya✯
lanjut lanjut
Salsabila Arman
lanjut
🍄NOFA🍄
tidak menyenangkan pastinya
🍄NOFA🍄
kesalahannya adalah kamu tidak peduli pada masa depan anak perempuanmu
Dewiendahsetiowati
up lagi thor
Salsabila Arman
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!