NovelToon NovelToon
Aku Dan Takdirku

Aku Dan Takdirku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yanti sihite

Miraya, nama yang begitu sangat indah pertama kali Miraya mendengar nama tersebut sejak ia kecil. Sebab nama tersebut, diberikan oleh nyonya Shabrina, seorang ibu yang begitu sangat mulia yang sering disebut si ibu panti asuhan tempat para anak-anak dibesarkan.

Namun seiring berjalannya waktu, nama itu tidak seindah yang selama ini Miraya bayangkan lagi, ia malah jatuh diambang maut hingga akhir dari perjalanan hidupnya.

"Tuhan, jika kamu izinkan aku hidup. Maka panjangkan umur ku. Tapi jika hidup ku sampai disini, tolong biarkan aku bahagia meskipun itu hanya sementara".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yanti sihite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Pukul 11 malam Alex kembali masuk ke dalam ruangan Miraya, ia lalu melihat wanita itu sudah tertidur pulas membuat ia ingin menyentuh pipinya, namun saat ia hendak melakukan, Miraya tiba-tiba membuka mata.

"Tuan sudah pulang?"

Wanita itu tersenyum, kemudian Alex mengangguk sembari bertanya apakah dokter mengatakan sesuatu melihat Miraya menggeleng kepala.

"Ada apa tuan? Kenapa wajah tuan terlihat khawatir seperti itu?".

"Bukan apa-apa, kamu istirahat saja".

"Tuan mau kemana lagi?".

"Tidak kemana-mana" Alex memasuki kamar mandi, dan di dalam kamar mandi ia langsung mencuci wajahnya sambil melihat pantulan wajah di depan kaca. Tidak lama setelah itu ia keluar, ia melihat Miraya sedang termenung. "Kenapa kamu belum tidur?".

"Saya lapar tuan".

"Lapar?".

"Mmmmm, makanan dari rumah sakit sangat tidak enak. Karna itu saya tidak memakannya tuan".

Alex lalu berjalan melihat makan malam Miraya yang masih berada diatas meja sama sekali tidak di sentuh olehnya.

"Bisakah tuan membelikan sesuatu untuk ku? Saya sangat lapar sekali dan sedari tadi...

"Mmmm" ucap Alex pergi meninggalkannya.

"Terima kasih tuan, maafkan aku sudah merepotkan tuan" ia melihat Alex keluar dari dalam ruangannya, lalu ia menatap keatas langit-langit kamar, ia terlihat senang dan juga bahagia meskipun ia tidak tau penyebabnya apa, yang ia rasakan saat ini ia merasa cukup bahagia. "Ya Tuhan, jika dipikir-pikir tuan Alex sebenarnya sangat baik meskipun wajahnya terlihat dingin seperti itu" kemudian Miraya menyentuh dada. "Tapi entah kenapa, setiap kali aku berdekatan dengan tuan Alex, jantung ini selalu berdetak tidak seperti biasanya. Apakah aku masih menyukainya? Tapi aku sudah berjanji dalam diriku kalau aku tidak bisa menyukai dia lebih dari seorang majikan".

Miraya dibuat sedih kembali, ia benar-benar tidak menyukai jika ia ada perasaan dengan Alex. Sebab ia tau siapa dia sebenarnya dan siapa Alex sebenarnya. Tidak lama setelah itu, Alex kembali membawa beberapa makanan, membuat Miraya seketika melupakan kegaduhan dalam hatinya.

"Wah, banyak sekali tuan".

"Aku tidak tau apa yang kamu suka, karna itu aku membawanya untuk mu".

Miraya melihatnya sambil berkata dalam hati, "Lagi-lagi tuan Alex tidak bersikap formal, aku sangat menyukainya".

"Kenapa kamu hanya melihatnya saja, kamu tidak lapar?".

"Tidak seperti itu tuan!" jawab Miraya segera membuka kotak tersebut. "Aku sangat lapar, aku akan... Akh, maafkan saya tuan" seketika Miraya tersadar karna sudah bersifat kurang sopan.

"Ada apa?".

"Tidak, lupakan saja tuan. Tapi" ia melihat Alex hanya melihatnya saja. "Makanan ini terlalu banyak, tidak mungkin hanya saya saja yang akan memakannya. Apakah tuan tidak makan?".

"Kamu habiskan saja, aku tidak lapar".

"Benarkah?".

"Mmmmm".

"Baiklah kalau begitu" Miraya pun segera melahap makanan tersebut sampai ia kenyang, kemudian ia sekali-kali melihat Alex yang sedang bermain dengan ponsel. Tidak lama setelah itu, ia selesai. Lalu ia menaruh sisa miliknya diatas meja dan bertanya lagi apakah Alex tidak mau makan, namun Alex tidak menjawab, ia tetap asik dengan ponselnya.

Beberapa menit kemudian, Alex bangkit berdiri membuka jas sambil berkata kepada Miraya agar ia istirahat. Tetapi Miraya menjawab kalau ia tidak bisa tidur, ia merasa sangat kenyang dan itu membuat ia merasa sesak. Namun berbeda halnya dengan Alex, ia langsung bertanya apakah dia baik-baik saja. Kenapa ia tiba-tiba merasa sesak.

"Saya baik-baik saja tuan, saya hanya merasa sesak akibat kekenyangan" ia tersenyum.

"Kamu yakin?" tidak sampai disana, Alex tetap saja merasa khawatir sampai membuat Miraya seketika tertawa tanpa ia sadari sedang bersama dengan siapa ia saat ini. "Ada yang lucu?".

Deng!

"Maafkan saya tuan, saya tidak bermaksud seperti itu. Saya hanya..." Miraya menatap wajah Alex marah. "Saya benar-benar minta maaf tuan, saya tidak bermaksud seperti itu, saya hanya... Ya Tuhan".

Kemudian Alex menarik nafas dalam-dalam, lalu menatap Miraya dengan wajah dingin dan berkata kalau ia tidak suka jika Miraya bercanda seperti itu, apalagi itu mengenai kesehatannya sendiri.

"Maaf tuan, saya benar-benar minta maaf".

Hingga akhirnya Alex memilih keluar. Lalu Miraya menutup wajahnya dengan selimut, ia sangat menyesal telah membuat Alex marah, dan itu sangat tidak ia sadari.

"Dasar bodoh! Dasar bodoh! Bagaimana bisa aku melakukan itu? Bagaimana bisa aku sampai membuat tuan Alex marah hiks hiks hiks aku sangat bodoh, kenapa aku harus membuatnya merasa tersinggung aarrrkkhhh hiks hiks".

.

Di kantor...

"Selamat pagi tuan!" seperti biasa, para karyawan selalu memberi hormat.

"Mmmmm, pagi" balas Alex.

Lalu ia memasuki lift, namun saat itu juga seseorang langsung menghentikannya dan orang tersebut adalah Clara dengan senyuman manis diwajahnya.

"Selamat pagi tuan Alex ku sayang!".

"Clara?" Alex kaget, lalu ia keluar dari dalam lift membawa Clara ke sebuah ruangan. "Apa yang sedang kamu lakukan disini?".

"Bertemu dengan mu Alex" jawabnya dengan manja. "Aku merindukan mu".

"Katakan, apa yang membuat mu datang kemari?".

"CK, kamu sangat tidak asik Alex. Padahal aku sudah menjawab mu. Apa kamu tidak merindukan ku?".

Dengan wajah sedih Clara melihatnya membuat Alex langsung merasa bersalah.

"Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu Clara" ia menyentuh pipi Clara dengan lembut. "Aku hanya ingin tau, apa yang sedang kamu lakukan di kantor jam segini? Tidak mungkin kamu hanya merindukan ku saja. Pasti ada alasan kamu datang kemari".

Clara tersenyum senang mendengar pertanyaan Alex. "Kamu sangat pintar Alex hehehehe... Aku kemari memang ada tujuan, tapi sebelum itu aku memang karna merindukan mu".

"Bener! Sekarang katakan tujuan mu yang sebenarnya".

"Aku ingin bekerja di perusahaan mu. Bisakah kamu mempekerjakan ku disini mmmm? Please, tolong terima aku".

"Kenapa? Bagaimana dengan pekerjaan mu sebelumnya?".

"Aku dipecat gara-gara wanita itu. Kamu tau kan siapa dia? Karna itu aku datang kemari, aku sangat butuh pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan ku. Bagaimana? Kamu bersedia kan Alex menerima ku? Please, aku mohon".

Dengan lembut Clara memeluknya.

"Baiklah, nanti aku hubungi kamu kembali. Sekarang sebaiknya kamu pulang dulu. 15 menit lagi aku ada meeting".

"Aku ikut Alex, biarkan aku berada di ruangan mu sekalian aku ingin melihat-lihat isi dalam kantor mu ini. Boleh kan?".

"Ya sudah, terserah kamu saja".

Keduanya segera keluar dari dalam sana dan langsung menuju lantai ruangan Alex yang berada diatas. Setibanya mereka disana, Mita melihat Alex keluar bersama dengan seorang wanita. Dengan rasa penasaran, ia pun menghampiri mereka sambil bertanya kepada Alex siapa wanita tersebut dan kenapa Clara menggunakan lift khusus eksekutif.

Clara melihatnya, "Dia siapa Alex?".

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!