kisah cinta yang sangat rumit dan menguras air mata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iis fecan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
"Pak kepala saya sakit banget pak"Zefa merengek seperti anak kecil
Arga langsung memijat kepala zefa"mana lagi yang sakit?"tanya nya.menatap Zefa penuh kasih sayang
saat akan masuk Veni langsung menarik Dimas dan Andri yang akan masuk ke ruang UKS
"maaf"ucap Arga, hanya itu yang bisa ia ucapkan untuk saat ini
l
"sakit banget,bapak kasar banget tadi!"zefa mengomeli Arga di sela tangisnya
Arga mengelus perut Zefa"mendingan belum? "tanya nya
"Belum"jawab Zefa jujur
beberapa menit kemudian.
"Saya harus kembali ke kelas"ujar Arga,lalu melepas pelukannya
namun baru satu langkah Arga melangkah
"Arga!,nggak punya tanggung jawab sedikit pun!"teriak zefa saking kesalnya
Arga menoleh"berani ya kamu manggil nama saya tanpa embel embel didepannya?"Arga mendekat kan wajah nya kearah Zefa
"Arga!"ucap zefa lagi
Arga mengecup sekilas bibir seksi sang istri
"masih berani? "tanya nya
Zefa terdiam
"Beraninya kamu bilang saya tidak bertanggung jawab?"tanya Arga.
Veni,Dimas dan Andri menutup mulut mendengarnya
"Bapak kok jahat banget! "Zefa kembali terisak
"Kamu menyesal?"tanya Arga,raut wajahnya seketika berubah datar
Zefa tidak menjawabnya,dia hanya terus menangis"Peluk!"ia meminta pelukan,Zefa mulai takut melihat tatapan datar yang di tunjukkan oleh Arga"aaa bapak peluk! "rengeknya karena Arga bergeming.
Arga pun menyambut pelukan sang istri
"A aku cuma takut hamil!"ucapnya lirih
Arga terdiam,sebenarnya ia juga memikirkan hal yang sama.tapi mau bagaimana lagi,nasi sudah menjadi bubur apapun yang terjadi nanti ia akan selalu menjaga Zefa
tak lama kemudian terdengar suara langka kaki beberapa orang mendekat
Arga reflek melepas pelukannya
veni,dimas dan andri langsung masuk kedalam,diikuti oleh Mark dan yang lainnya
"Pak! "sapa mereka
"Hem! "sahut Arga,seperti biasa pria itu kembali memasang ekspresi datarnya di depan anak anak lainnya"Kalau begitu saya pergi dulu! "ucapnya.
"Iya pak"sahut mereka serentak.
Veni,Andri dan Dimas menatap Zefa dengan tatapan aneh
Next time..
saat ini sedang Alea sibuk menghitung pemasukan uang di cafe miliknya.
ditempat lain Maurin sedang sibuk memohon dihadapan raymon sambil menangis tersedu sedu.
"Lo benar benar nggak ada akhlak rin!,bisa bisanya lo bikin gue melakukan hal keji seperti itu!"seru Raymon marah.
"Ray maafin gue,gue juga korban!"Maurin mencoba memutar balik fakta seolah dirinya juga korban.
Raymon menepis tangan Maurin dengan kasar.
melihat perlakuan kasar Raymon membuat Maurin bertambah marah"Gue nggak peduli lo sengaja atau enggak!,pokoknya lo harus bertanggung jawab atas apa yang sudah lo perbuat!'seru Maurin.
perkataan Maurin membuat Raymon marah besar.sehingga membuat Raymon langsung menamparnya dengan sangat keras.
Maurin tersungkur sambil menahan panas dipipinya akibat tamparan keras dari raymon.
"Awas aja lo ray"geram Maurin dalam hati.
sejak pertemuan diclub malam beberapa minggu yang lalu baik Raymon ataupun Maurin keduanya tidak pernah bisa berbicara dengan alea lagi karena alea yang dengan sengaja menghindari mereka.
dua hari kemudian Jihan pulang dengan raut wajah yang sangat tidak enak dipandang,setelah pulang kerumah ia bergegas berganti pakaian lalu pergi keperusahaan tempat ayah dan kakaknya bekerja.
sesampainya disana Jihan mulai membuat keributan"Mana Alex! dimana dia sekarang"teriak Jihan.
Gito bergegas berlari menghampiri Jihan yang sedang berteriak mencari keberadaan Alex.
"Mana Alex!? mana dia?"saat melihat Gito Jihan langsung menarik bajunya sambil menanyai keberadaan kekasihnya.Ia menyangka Gito ada kaitannya dengan menghilang Alex(Edzard)
Bukannya menjawab,Gito justru menatap wajah jihan dengan sangat lekat"Dari raut wajah kamu aku sudah bisa menebaknya..."ungkap Gito"Dia berubah pikiran dan meninggalkan kamu,bukankah ucapanku benar??"tanyanya.
Gito bergegas berlari menghampiri Jihan yang sedang berteriak mencari keberadaan Alex.
"Mana Alex!? mana dia?"saat melihat Gito Jihan langsung menarik bajunya sambil menanyai keberadaan kekasihnya.
Bukannya menjawab,Gito justru menatap wajah jihan dengan sangat lekat"Dari raut wajah kamu aku sudah bisa menebaknya..."ungkap Gito"Dia berubah pikiran dan meninggalkan kamu,bukankah ucapanku benar??"tanyanya.
Jihan terdiam.
"Sebenarnya aku sudah terjebak,terjebak didalam perangkapku sendiri.Aku beneran jatuh cinta,aku benar benar menginginkan dia sampai sampai rasanya aku akan gila kalau sehari saja aku tidak melihatnya"ungkap Jihan sambil menangis tersedu sedu.
Gito menarik sang adik kedalam pelukan"Ayo keruangan ku dulu"ajaknya.
diruangan Gito,Jihan menangis sejadi jadinya sambil menceritakan apa yang terjadi.
Mendengar curhatan Jihan,bukannya sedih Gito justru merasa senang namun sebisa mungkin ia berekspresi seolah olah dirinya ikut sedih atas apa yang sudah menimpa sang adik.
setelah mengetahui apa yang terjadi kedua orang tua Jihan langsung mengambil keputusan menikahkan Jihan dengan edward
walaupun tidak mau Jihan tetap harus menuruti kehendak kedua orang tuanya karena sekarang ia sudah ditinggalkan begitu saja oleh Alex(Edzard).
Setelah tidak sadar selama dua hari akhirnya Nara terbangun juga.
"Om ken!"panggilnya.
Kenzo yang sedang tertidur disofa langsung terbangun lalu menghampirinya"Mau minum? lapar atau..."tanyanya.
"Mau pipis"lirih Nara.
"Ayo,"Kenzo membantu Nara pergi ketoilet karena tubuh gadis itu masih lemas.
sejak terbangun Nara lebih banyak diam dan ia juga tidak berani menatap wajah Kenzo.Kilasan adegan panas yang ia lakukan membuatnya sangat malu,belum lagi bekas luka yang masih tertinggal dibibir Kenzo membuatnya tambah merasa bersalah.
"Om,maaf"cicitnya,ia berbicara sambil menundukkan kepala.
"Eh keponakan om kok jadi malu malu?"tanya Kenzo sambil tersenyum.
"Aku juga grogi banget"batin Kenzo.Sebisa mungkin ia bersikap biasa saja agar Nara tidak terbebani.
satu bulan berlalu begitu cepat.Saat ini acara pernikahan Jihan dan Albert digelar dengan sangat mewah.
disisi lain alea sedang matian matian menahan gejolak dilambungnya.
Vina selaku ibu Alea sangat mencemaskan keadaan putri satu satu miliknya"Sayang kamu kenapa nak?"tanya Vina dengan lembut sambil memijat tengkuk sang anak.
"Ma aku..."Alea merasa ragu apakah dirinya harus memberitahu Vina atau tidak.Sebenarnya tadi pagi Alea sudah membeli alat tes kehamilan dan hasilnya positif"Aku hamil ma.."niatnya hanya mampu ia katakan diujung tenggorokan,ia sungguh tidak berani untuk memberitahu siapapun tentang kehamilannya.
diluar rumah pembantu yang biasanya membuang sampah dikejutkan dengan temuan tespack yang hasilnya positif,ia bergegas menemui Vina untuk menunjukkan barang tersebut.
"Nyonya alat ini berasal dari limbah sampah rumah ini"terang Anin.
Vina tertegun melihat alat tes kehamilan tersebut.Tak lama kemudian terdengar suara Alea muntah di wastafel.
Deg.
Vina langsung gemetar saat menyadari kemungkinan besar pemilik alat tes kehamilan itu.
"Tolong jangan kasih tahu siapapun"pinta Vina kepada Anin.
"Siap nya,saya nggak akan ngasih tahu siapapun"jawab Anin.
"Sekarang kamu pergi bebersih dibelakang"perintah Vina.
kemudian Vina bergegas pergi kekamar Alea"Untung saja rumah ini terpisah dengan kediaman utama,kalau sampai mereka tahu lea hamil aku..."nafas Vina tersengal sengal saat memikirkan apa yang akan terjadi saat Edward dan papanya tahu.
brak!
suara pintu kamar dibuka kasar oleh Vina.
"Lea!"
suara panggilan Vina mengejutkan Alea,sambil sempoyongan Alea berjalan keluar dari kamar mandi.
Deg.
Alea terpaku melihat alat tes kehamilan ditangan Vina,air matanya luruh begitu saja"Maafin lea ma!"ucap Alea sambil menangis tersedu sedu.
