Daffa Arsenio

" astaga ! Jam enam ! Ah anjir ! " gerutu Daffa yang baru saja bangun itu .

Dengan langkah seribu dia masuk ke dalam kamar mandi , dia mandi cepat tidak ingin jika fasilitas nya akan di cabut sang papa jika dia terlambat lagi .

Dengan buru-buru Daffa turun tangga , dan melihat jam tangan yang bertengger di tangan putih itu .

Dia mengelus dadanya lega karna saat ini masih jam enam lebih lima belas menit .

" tumben ! " sindir sang mama .

" ck .. masih pagi ma " .

" habis di marahin ya ? Kasian ! " .

Daffa sama sekali enggan menjawab , dia memilih untuk fokus dengan sarapan roti bakar yang ia pegang itu .

Dengan cekatan dia pun menghabiskan sarapannya itu dan berpamitan untuk berangkat sekolah .

Sementara itu terlihat pria paruh baya yang baru saja turun dengan pakaian formal nya itu tampak menatap heran ke meja makan .

" loh Daffa mana ma ? " .

" udah berangkat ! Kamu apain dia ? " tanya wanita itu penasaran pasalnya selama ini dia saja tidak bisa membuat Daffa mau menuruti perkataannya.

" biasalah ma , sudah kita sarapan dulu , papa mau berangkat setelah ini " .

Mereka berdua itu pun tampak menikmati sarapan pagi mereka meski hanya roti bakar dan segelas susu .

Motor sport itu membelah jalanan padat ibukota , dengan kecepatan pelan , Daffa sengaja ingin berjalan pelan .

Matanya memicing di balik helm fullfacenya itu , dia melihat siluet gadis yang saat ini tengah berada di trotoar tepatnya di samping penjual batagor .

Daffa tidak mengetahui jika bapak Hana itu seorang pedagang kaki lima , dia hanya tahu dimana rumah Hana itu .

Netranya terus mengikuti kemana gadis itu pergi , saat ini terlihat Hana yang baru saja menaiki angkot setelah tadi takzim dengan pedagang batagor itu .

Karna merasa penasaran , dia pun menepikan motornya itu , Daffa membuka helmnya , dia mengibaskan sebentar rambut dengan gaya mullet itu .

" pak " ucap Daffa pada pria paruh baya yang tampak tengah sibuk menata dagangannya.

Pria itu pun menoleh dan tersenyum dengan ramah .

" mau pesen nak ? " tanyanya dengan senyum yang tak luntur itu .

" iya pak satu makan sini ! " .

" silahkan duduk dulu nak ! " ucap pria itu sambil mengambil kursi yang dia bawa dari rumah .

Dengan cekatan pria itu membuat batagor . Selang dua menit batagor itu pun sudah jadi .

" silahkan nak " .

" makasih pak " ucap Daffa sambil menerima batagor itu .

Pria itu pun mengangguk antusias , karna Daffa adalah pelanggan pertamanya pagi ini . Pria itu pun kembali menata barang lain .

Daffa masih terus saja memperhatikan pria itu dengan seksama .

" pak sudah lama jualan disini ? .

" oh sudah lebih dari sepuluh tahun nak , sejak saya di PHK " sahutnya dengan ramah .

" tadi saya gak sengaja lihat , ada anak gadis yang salim ke bapak , itu anaknya ? " tanya Daffa yang sudah sangat penasaran itu .

" oh iya namanya Farhana , dia putriku satu satunya , dia mungkin juga seusia kamu nak " .

Daffa pun mengangguk mengerti , dia sudah tahu bagaimana caranya agar bisa mendapatkan hati Hana itu .

" terimakasih pak , batagornya enak ! " ucap Daffa sambil membayar.

" terimakasih nak , sebentar kembaliannya " .

" gak usah pak , anggap saja ini rejeki bapak " sahut Daffa dan kemudian menaiki motornya itu .

Pria paruh baya itu pun mengucap syukur , di dalam hatinya dia memuji perilaku anak muda itu .

Di sekolah

" woy daf ! " . sapa Reza yang melihat kedatangan Daffa itu .

" wuissttt tumben ? " ucap Ares.

" kenapa ? " sahut Daffa dingin .

" widihh masih pagi nih bero ! Sans aja " .

Daffa pun segera melangkah pergi menyusuri koridor sekolah itu , kedua sahabatnya itu pun mengikuti langkah jenjang Daffa dari belakang .

Ketiganya selalu saja menjadi pusat perhatian , meski kelakuan mereka yang minus .

Daffa yang melihat sesuatu yang membuatnya mendidih itu pun reflek langsung berhenti dan Reza yang kebetulan berada tepat di belakangnya itu reflek menabrak punggung Daffa .

" anjir ! " sungut Daffa .

" Lo sih berhenti gak bilang , lihat apaan sih ? " ucap Reza penasaran.

Mata Reza itu pun mengikuti arah pandang Daffa saat ini , dan dia melihat jika Alif tengah bercanda tawa dengan seorang gadis yang Daffa tahu itu bukan Hana .

" anjg ! " umpat Daffa.

" Lo cemburu ? " tanya Reza tak percaya .

Daffa yang mendengar itu langsung menoleh ke arah Reza dan menatap nyalang Reza itu . Reza yang mendapat tatapan maut Daffa itu seketika nyalinya langsung menciut .

" heheh peace ! " ucap Reza sambil membentuk dua jari.

" jangan asal bicara Lo ! " sergah Daffa .

" lha terus kalo Lo gak cemburu ngapain lo lihatin mereka segitunya ? " tanya Ares penasaran .

" siapa tuh cewek ? " .

" Lucy anak IPA dua , satu kelas sama Alif " sahut Ares .

" Lucy ? " .

" jangan bilang Lo gak tau ? " sahut Reza yang tak percaya dengan apa yang baru saja Daffa ucapkan itu .

" gue emang gak tahu ! " sahut Daffa singkat .

Reza reflek memukul keningnya sendiri, bagaimana bisa Daffa tidak mengenal Lucy , gadis itu saja pernah mengejar cinta Daffa saat mereka masih kelas sepuluh .

" dia pernah nembak Lo " ucap Ares .

Daffa pun mendelik tak percaya , saking banyaknya gadis yang mengejarnya dia sampai lupa siapa saja gadis itu .

Dia hanya ingat dengan Hana , gadis lembut yang berhasil mencuri hatinya itu untuk pertama kalinya.

" hubungan mereka apa ? " tanya Daffa penasaran .

" pacaran kayaknya " sahut Reza enteng .

" pacaran ? " ucap Daffa tak percaya .

" wah bener bener nih anak , Lo lupa udah punya Bella ? " .

" apa hubungannya sama bella ? Dia cuma mainan gue ! " ucap Daffa dan langsung pergi meninggalkan kedua sahabatnya yang tampak mematung itu .

Daffa pun berjalan seorang diri , sebenarnya dia masih penasaran apa selama ini Hana tidak tahu jika Alif itu berselingkuh di belakangnya .

" coba Lo tau perasaan gue ! " gumamnya pelan .

Saat sedang asyik berbicara sendiri , Daffa dia kagetkan dengan seseorang yang menabrak punggungnya dari belakang dengan keras .

Reflek dia pun mengumpat , karna Daffa begitu gampang terbawa emosi , matanya mendelik tak percaya melihat siapa yang baru saja dia umpati itu .

" maaf aku gak lihat kamu , soalnya aku bawa buku banyak " ucap gadis itu lirih tanpa berani menatap Daffa saat ini .

Tubuh Daffa mematung , jantungnya berdegub dengan kencang , lagi lagi dia membuat Hana takut padanya .

Karna tidak mendengar jawaban Daffa , Hana pun memberanikan diri mendongak , sejenak tatapan keduanya pun bertemu .

Mata cantik itu menatap takut Daffa hingga membuat Daffa kesulitan menelan salivanya sendiri.

Hana yang sadar jika saat ini pasti Daffa sedang marah pun segera merapikan buku yang berserakan di lantai itu .

Daffa hanya terdiam , lidahnya terasa kelu hingga tak mampu berucap , untuk pertama kalinya dia melihat mata cantik milik Hana dengan jarak yang sangat dekat .

Reflek Daffa menyentuh dadanya sendiri , setelah melihat Hana yang berlari terbirit-birit itu .

" Daffa , Lo emang gblok ! " gerutunya pada diri sendiri.

Lagi lagi dia membuat Hana ketakutan .