Emelia Azzahra merupakan seorang perawat sekaligus muslimah taat. Sementara Kenzo Alianso merupakan korban investasi bodong yang memilih menjadi seorang mafia keji, demi melunasi hutang sekaligus membalas sakit hatinya. Selain itu, Kenzo juga pernah menjadi kakak ipar Emelia, sebelum Bella kakak Emelia yang Kenzo nikahi, meninggal dunia.
Setelah sekian lama tak bertemu, Emelia dan Kenzo dipertemukan dalam situasi tak terduga. Emelia yang biasa berhijab, tampil seksi di acara pelelangan wanita yang Kenzo pimpin. Emelia dijual oleh sang suami yang kalah judi. Kenzo yang langsung mengenali Emelia tak segan mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan Emelia. Sejak itu juga Emelia dan Kenzo terjerat dalam hubungan simbiosis mutualisme. Gambaran malaikat dan sang kriminal, melekat dalam hubungan keduanya.
“Berani kamu mencampuri urusan pribadiku, ... aku tak segan untuk membunuhmu! Tak peduli meski aku pernah menolongmu bahkan sekarang aku sudah menjadi suamimu!” ucap Kenzo di setiap Emelia mengobati luka-lukanya sekaligus mengajaknya berhijrah.
“Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah mati bahkan meski Kakak membunuhku berulang kali. Ayo kita sama-sama berhijrah, Kak! Tolong tinggalkan dunia hitam ini!” tulus Emelia yang bertekad akan selalu bersama Kenzo dalam suka maupun duka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Pulang!
“Ya Allah ... lindungilah Kak Kenzo! Tolong lindungi beliau!” batin Emelia.
Air mata Emelia berjatuhan membasahi pipi. Ia yang awalnya hanya mondar-mandir di depan tempat tidur, berangsur masuk ke dalam kamar mandi.
Emelia wudu, kemudian bergegas shalat hajat meski ia tak sampai memakai mukena. Karena memang, di sana belum ada mukena maupun pakaian untuknya dan Alesha. Akan tetapi, gamis dan juga hijab Emelia sudah sangat menutup aurat sekaligus sah untuk shalat.
Bersamaan dengan itu, Kenzo tetap dengan tujuan. Karena setelah Tuan Ameen tumbang, yang Kenzo incar ialah sang bos. Meski pria itu langsung melarikan diri ke rumah bagian dalam, Kenzo tetap mengejar.
“Bajjingan! Anak bau kencur itu benar-benar mengincarku!” batin Ferdy sang bos mafia. Ia terus berlari. Anak tangga di depan ia jadikan tujuan. Ia berniat lewat anak tangga tersebut untuk menuju lantai atas. Namun, lift di kediaman mewah itu lebih mencuri perhatiannya.
Di tengah suasana yang memang sepi, Ferdy masuk ke dalam lift. Kenzo yang agak tertinggal langsung mengawasi sekitar. Ia tak lagi mendengar suara langkah maupun sekadar deru napas. Tak ada tanda-tanda ada kehidupan lain di sana. Apalagi tanda kehidupan dari orang yang sedang melarikan diri dan pastinya sekadar bernapas saja sangat berisik.
“Dia tidak ada di dekat sini,” yakin Kenzo yang malah mendengar suara lari dari belakangnya. Beberapa mafia dan ternyata ada lima orang, menyusulnya sambil mengarahkan pistol ke arahnya.
Kenzo tak berniat menyerang maupun membalas rombongan mafia menggunakan pistol. Kenzo tak mau membuang pelurunya sebelum target yang ia incar, tumbang.
“Eh, ada lift! Berarti bos Ferdy pakai lift makanya enggak ada jejak suaranya bahkan sekadar deru napasnya! Aku harus menyusulnya lewat tangga!” pikir Kenzo yang terus bergerak cepat. Ia menambah kecepatan larinya.
Rombongan mafia terus mengejar. Beberapa peluru yang mereka lepaskan sukses mengenai Kenzo. Kaki, pinggang, dan juga tangan Kenzo jadi berdarah-darah. Namun, Kenzo tetap lari meninggalkan mereka. Kenzo jelas tidak tertarik meladeni mereka karena yang Kenzo incar memang bos mereka.
“Cepat kejar! Jangan biarkan dia mengamankan bos Ferdy. Karena jika itu terjadi, kita semua juga akan mati!” ucap dari salah satu mafia yang mengejar Kenzo.
Menjadi mafia baru, tapi sudah langsung memiliki kemampuan matang, memang membuat Kenzo unggul dalam segala hal. Bahkan karena itu juga, Kenzo dijadikan ketua mafia mereka. Meski menghabisi atau dihabisi tetap melekat dalam dunia mafia mereka. Ketangguhan seorang Kenzo juga menjadi ketakutan tersendiri untuk mereka. Karena setelah semua yang terjadi, Kenzo terkesan memiliki banyak nyawa. Semua luka yang Kenzo dapatkan tetap tidak membuat Kenzo meninggal atau setidaknya menyerah.
Baru akan meninggalkan anak tangga terakhir, sebuah celurit mengenai kaki kanan Kenzo. Kenzo yang telanjur kesal dan memang refleks berhenti, segera menatap bengis sembari menghampiri mereka. Kenzo ambil celuritnya kemudian menggunakannya untuk menghajar kelima mafia yang masih saja mencoba menghentikannya itu. Hantaman keji yang Kenzo lakukan penuh amarah, langsung melukai kelimanya. Tangan yang nyaris putus, leher, dan juga setiap luka yang mengucurkan darah, membuat kelimanya menyerah. Kelimanya memilih melarikan diri, mundur meninggalkan Kenzo yang masih dikuasai emosi.
“Yakin, kau masih mau membunuhku sedangkan aku akan menjadi dewa kematian untukmu?!”
Suara dingin barusan, Kenzo kenali sebagai suara bos Ferdy. Benar saja, ketika Kenzo menengadah menatap ke sumber suara berasal, di tengah anak tangga atas sana, ada bos Ferdy. Selain menatap Kenzo bengis, bos Ferdy sudah menghiasi kedua tangannya dengan pistol. Kedua pistol di tangan kedua bos Ferdy, diarahkan ke Kenzo seiring masing-masing pelatuk pistol yang ditarik.
Detik itu juga dunia Kenzo seolah berputar lebih lambat. Padahal, peluru terus melesat dari kedua pistol bos Ferdy. Peluru-peluru itu bahkan sudah ada di pelupuk mata seorang Kenzo.
“Kak, ... pulang saja. Pulang tanpa harus membawa kemenangan. Nyawamu sangat berharga untuk kami. Pembalasan demi pembalasan tidak akan pernah ada habisnya. Pasti ada saja yang melanjutkan. Pasti ada saja yang ingin jadi penguasa karena memang itu sudah jadi bagian dari keserakahan manusia!” Pesan suara dari Emelia mendadak terngiang di ingatan seorang Kenzo.
Di tengah tatapannya yang lurus menatap setiap peluru yang terus dilesatkan kepadanya, tubuh Kenzo yang penuh luka, perlahan tumbang sebelum peluru-peluru bos Ferdy mengenainya. Kenzo memang sengaja menghindari peluru bos Ferdy. Ia mengerahkan tenaganya yang tak seberapa untuk menggelinding ke samping. Kemudian, dengan bar-bar ia menembak balik bos Ferdy. Terdengar suara kesakitan dari pria itu. Kenzo tidak yakin mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Namun, dua pistol yang bos Ferdy kendalikan berakhir terjatuh.
“Pulang! Aku harus pulang!” batin Kenzo memberi titah pada dirinya sendiri.
Di tengah keadaan tubuhnya yang lagi-lagi terluka parah padahal luka kemarin saja belum sepenuhnya sembuh. Kenzo memilih pulang. Wajah Emelia dan juga wajah Alesha menjadi alasannya. Kenzo sengaja memungut kedua pistol milik bos Ferdy. Untuk jaga-jaga dan ternyata memang benar, para mafia yang belum terluka berusaha melumpuhkannya.
Meski harus terseok bahkan terbanting, pada akhirnya demi kedua wanita paling berharga dalam hidupnya, Kenzo berhasil masuk ke dalam mobilnya. Apalagi, Leo yang baru datang, segera membantunya. Leo memilih memasukkan motornya ke dalam mobil Kenzo. Ia yang mengendarai mobil Kenzo dan mengantar ketuanya itu pulang. Kenzo minta diantar ke rumah pribadi pria itu dan Leo paham, rumah mana yang Kenzo maksud.
tuan lee lucu sekali.... beraninya keroyokan aja, giliran kenzo bwa pasukan belum apa2 udh mau melarikan diri...
si endah dicekik gt aja udah klepek2 gk bosa ngelawan... gimana ceritanya bisa jdi mafia...
Semoga Alloh membalas kebaikan Mb dengan rejeki yg melimpah...
amin 🤲
😀😀😀❤❤❤❤