NovelToon NovelToon
Rahim Perjanjian

Rahim Perjanjian

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga
Popularitas:55.9k
Nilai: 5
Nama Author: LapCuk

"May, kalau nanti kita dewasa, terus aku gak bisa menjadi wanita sempurna. Apa yang bakal kamu lakukan?"

"Hila, dali masih dalam pelut Bunda, kita sudah saling belbagi makanan dan kasih sayang. Jadi ketika nanti kita udah besal, gak ada alasan untuk gak saling belbagi. Aku akan menjadi pelengkap kekulanganmu, Mahila," dengan aksen yang masih cadel, Maysarah menjawab pertanyaan yang diajukan Mahira. Matanya memandang penuh kasih adik kembarnya itu.

Percakapan dua anak kembar yang masih berumur 7 tahun itu benar-benar menjadi kenyataan sekaligus ujian bagi ikatan persaudaraan mereka.

Cobaan kehidupan datang menghampiri salah satu dari mereka, menjadikan dirinya egois layaknya pemeran Antagonis. Lantaran perlakuan manis orang-orang di sekitarnya.

Demi menutupi Luka hatinya yang kian menganga. Maysarah melakukan pengorbanan besar, ia bertekad untuk menepati serta melunasi janji masa kecilnya.

Ayo, ikuti kisahnya...💚

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LapCuk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RP bab 13

Selamat datang 💚

Selamat membaca ♥️

...----------------...

"Tolong, di papah saja, Mbak." Pintanya, seraya mengulurkan tangan yang langsung di sambut wanita berpostur tegap itu.

Pelan-pelan bodyguard bernama Esti itu melangkah dengan Maysarah dalam rangkulannya. Tak lupa dirinya mengalungkan tas majikannya pada pundaknya.

Ketika sudah sampai di lantai bawah, Maysarah mengedarkan pandangannya pada setiap ruangan sepi seperti rumah tak berpenghuni. Ayah dan bundanya sedang menemani tante dan pamannya, sedangkan Satriyo sudah masuk sekolah menengah atas dan tinggal di dalam asrama. Jadi di rumah mewah itu hanya ada dirinya dan kedua orangtuanya saja yang tinggal. Para asisten rumah tangga setiap jam sembilan malam, sudah masuk ke dalam bunga low yang tidak jauh dari bangunan rumah utama.

"Rumah sakit Husada ya Mbak, pelan-pelan saja menyetirnya." Beritahu May sambil menyamankan posisi duduknya di dalam mobil.

"Baik, Nona." Ujarnya sembari menghidupkan mesin, lalu mobil pun keluar dari gerbang mewah hunian pengusaha sukses nan disegani itu.

Tiga puluh menit kemudian mobil mewah yang ditumpangi oleh Maysarah sudah terparkir di halaman rumah sakit yang terbilang tidak begitulah besar, tetapi selama ini menjadi tempat yang aman bagi Maysarah dalam menyembunyikan rahasia penyakitnya.

Maysarah melihat keluar melalui kaca mobil yang belum berhenti sempurna. Di sana, bersama dua orang berbaju dinas rumah sakit dan sebuah brankar pasien. Tengah berdiri seorang wanita berpakaian tidur terlihat cemas menunggu kedatangan seseorang. Daniah orang yang Maysarah mintai tolong, hanya wanita itu yang selalu siap sedia dan menjadi garda terdepannya selama ini.

Belum juga pintu mobil terbuka, Dania sudah menyerobot masuk ingin melihat sendiri kondisi pasien yang sudah dia anggap adik angkatnya itu.

"May... kamu, oke?" Tanyanya cemas, direngkuhnya tubuh rapuh May yang masih menahan sakit.

"Masih bisa ditahan sakitnya kok, Kak." May menepuk punggung Dania, meredakan kekhawatiran wanita yang saat ini memakai sandal tak sepasang itu.

"Sendal kakak, kok beda? satu gambar kodok, dan satunya lagi gambar buaya." Ledeknya, masih memperhatikan sendal yang di pakai Dania, sedangkan perawat dan dokter membantunya untuk berbaring di atas ranjang.

"Sempet-sempetnya dirimu melihat apa yang aku pakai!" Ucapnya sambil berkacak pinggang. "Kamu mau tahu, gak? penutup gunung kembarku pun tak sempat kakak pakai, saking gak konsennya setelah kamu telepon tadi." ungkapnya tanpa malu sedikitpun. Bahkan seorang perawat wanita sudah terbatuk saking kagetnya mendengar kalimat vulgar istri dari pemilik rumah sakit.

Bersama mereka memasuki bangunan rumah sakit, Esti juga ikut menemani Maysarah. Saat ini Maysarah sudah berada di ruangan dokter kandungan. Khusus malam ini dokter cantik yang seharusnya sudah terlelap mengarungi mimpi itu diharuskan lembur. Daniah sendiri yang meneleponnya, meminta tolong untuk datang ke rumah sakit.

"Mari kita lihat dedek bayinya ya, apa masih bermain sepak bola, atau sudah tidur." Selorohnya demi mencairkan suasana tegang. Tangannya menggerakkan alat transducer dia atas perut Maysarah.

Deg

Deg

Deg

Bunyi detak jantung si Janin terdengar oleh mereka. Telinga Maysarah mendengar irama merdu itu, dan matanya berembun kala melihat layar monitor. May mengamati dengan cermat. Layar hitam putih itu memperlihatkan sesosok makhluk kecil, sebesar buah plum yang tengah tumbuh serta berkembang di dalam perutnya.

"Ayo... Nona, sapa si dedeknya. Sepertinya dia ingin menyapa Mami nya, lihatlah bagaimana baby menggerakkan jemari imutnya itu." tunjuknya sambil memperbesar tampilan gambar Janin pada layar monitor.

May menghapus sudut matanya yang berembun. "Assalamualaikum... Adek." Sapanya dengan bibir menyunggingkan senyum manis.

"Baiklah kita periksa perkembangan dedek bayinya ya. Sekarang usianya sudah 12 minggu atau sama dengan 3 bulan. Organ tubuhnya sudah mulai terbentuk sempurna, tapi bobot tubuhnya belum cukup dari yang seharusnya." Lembut tutur katanya memberikan pengertian sekaligus semangat, agar Ibu muda itu tidak down.

Maysarah bagaikan mendengar suara gemuruh halilintar, saat mendengar penjelasan sang dokter. Hatinya menangis pilu, selama ini dia sudah berusaha begitu gigih untuk menjaga bayi dalam kandungannya

               ***

"Kak, apa gak sebaiknya dirimu pulang saja? May gapapa sendirian di sini," ucapnya sungkan.

Sekarang mereka sudah di ruang rawat inap, Maysarah diharuskan bermalam, karena besok pagi masih ada satu pemeriksaan lagi, guna memastikan jika darah flek yang sebelumnya keluar, tidaklah membahayakan kesehatan serta keselamatan baik si Janin ataupun Maysarah sendiri.

"Udah deh, May... jangan merasa gak enak gitu. Lagian kakak pengen merasakan tidur di ranjang VIP itu gimana rasanya." keukeh Dania, lantas dirinya menjatuhkan tubuhnya pada busa kasur.

"Terus gimana ma Mas Angga? nanti dia nyariin dirimu loh, Kak?"

"Kamu tenang aja! Angga malem ini juga ada di rumah sakit ini. Tadi ada pasiennya yang kolaps, jadi suami tercintaku itu juga nginep di sini," ujar Daniah berbohong .

Sang suami memang ada di tempat sama dengan dirinya, tetapi tidak sedang bertugas. Yang mengantarkan Dania ke sini juga Angga, setelahnya segera laki-laki yang ber profesi sebagai dokter bedah itu pergi ke ruangannya sendiri. Agar Maysarah tidak merasa tak enak karena telah menyusahkan banyak orang.

"Terus gimana dengan Saphira, Kak?" May masih saja belum bisa menerima, dia sangat takut menyusahkan orang lain.

"Aduh... bumil ini, kenapa semakin hari nambah cerewet sih? Phira udah dari semalam di rumah neneknya. May mending kamu nutup mata dan langsung tidur. Inget! pesan Bu dokter tadi... Jangan banyak pikiran dan gak boleh stres." Perintahnya, seiring matanya menatap tajam May, layaknya seorang ibu yang sedang mengomeli sang anak.

Ibu hamil itupun mematuhi perintah sang kakak, ia mencoba memejamkan matanya. Jarum infus menancap di punggung tangan kirinya. Tak lama kemudian sudah terdengar dengkuran halus Maysarah.

"Esti... kemana semua penghuni rumah hantu itu? mengapa nggak ada satupun yang peduli dengan keadaan May?"

"Nyonya, dan Tuan besar sedang berada di rumah sakit utama, Bu. Nyonya Bintang dikabarkan mengalami pendarahan lagi."

"Alasan terus! muak aku mendengar mereka saling mengasihi satu sama lain, tetapi seenak jidatnya memperlakukan May!" Sungut nya sinis, Daniah benar-benar di ambang batas kesabarannya.

"Anak emasnya mereka kemana?" Tanyanya lagi seraya menyandarkan badannya di ranjang pasien yang berada di sebelah ranjang Maysarah.

"Sejak kepulangannya dari liburan, nona Mahira belum ada berkunjung ke rumah utama, Bu." Esti menjawab pertanyaan majikan keduanya itu sambil membenarkan selimut. Dirinya dan Daniah tidur dalam satu kasur.

"Esti... selama May mengandung, ada tidak dia mengalami yang namanya mengidam?" rasa penasaran Daniah sudah tidak terbendung, dikarenakan sudah tiga bulan kehamilan Maysarah, belum ada dirinya mendengar May bercerita ingin sesuatu layaknya ibu hamil lainnya.

Sebelum menjawab Esti memastikan dulu apa Nona mudanya itu benar-benar sudah tidur. "Sudah tiga kali Nona Maysarah ngidam telur gulung yang dijual oleh Abang-abang pinggir jalan, Bu." Matanya tetap awas melihat Maysarah yang telah tertidur pulas.

"Tuan Muntaz Abraham... juga sering menelepon saya, menanyakan kabar Nona muda, dan...,"

 Bersambung....

Terimakasih sudah mampir ♥️. Insya Allah nanti sore menjelang malam update bab terbaru lagi... Jadi jangan lupa klik permintaan update ya ♥️ ♥️

1
anjurna
May, kamu ingin melakukan apalagi May?😔😔😔
anjurna
Hira memang wajib di waspadai. Karena mulut Hira itu seperti senjata mematikan, Senja.
anjurna
Gini, nih. Gimana mau akurnya, kalau mulut mu nggak bisa di jaga.
anjurna
Kenapa marah, Hira? Kamu aja selalu cari perkara kalau ketemu May. Gimana mau akurnya😑😑😑
anjurna
May, kamu bisa aja ya😅😅😅
anjurna
Esti selalu siap sedia untuk diandalkan😁
Tanz>⁠.⁠<
tolong hidup lah sesuai keinginan mu may, jangan mau terus terusan nurutin keinginan gila nya si Hira.
Tanz>⁠.⁠<
Kegilaan apa lagi yang kau inginkan dari may, Hira 😌
Tanz>⁠.⁠<
aduh senja, soal begini saja kamu gak tau, masa kepribadian anak sendiri aja gak tau. dari sifat Hira aja, udah keliatan aura jahat nya. mau mereka serahim kek Se pabrik ke, Se apa lah itu. kalo jahat ya jahat. emosi pulak aku sama kau senja 😤
Tanz>⁠.⁠<
hadeh si Munmun mana sih, nih binik nya bakal di apain nih sama sih Hira tulul ini 😮‍💨
Tanz>⁠.⁠<
iri iri aja Hira, astaga segala mau bicara 4 mata, Sono bicara Ama mata kucing aja /Facepalm/
Tanz>⁠.⁠<
nyolot banget sih, ku cubit ginjal mu, nangis /Smug/
Tanz>⁠.⁠<
bisa bisa nya may masih anggap mereka keluarga /Facepalm/
Tanz>⁠.⁠<
sangat sangat tau taz, udah mending kamu urusin mantan istri mu itu, yang akan membuat mau makin depresi /Sob/
Tanz>⁠.⁠<: may maksud nya 😭
total 1 replies
Tanz>⁠.⁠<
⚡⚡⚡⚡⚡⚡⚡⚡
Tanz>⁠.⁠<
gimana ekspresi mu taz? /Chuckle/
Tanz>⁠.⁠<
jadi ibu lah, dari pada kamu jadi janda /Tongue/
Tanz>⁠.⁠<
iya iya, si paling rajin deh /Chuckle/
Tanz>⁠.⁠<
Esti....ambil ini 🪦🪦🪦🪦 lempar di kepala 2 manusi itu, buruan esss /Determined/
LapCuk: ngaworrr 😆
total 1 replies
Tanz>⁠.⁠<
astaga bi, butuh bantuan gak? bantuan ngehabisin makanan nya maksud ku /Smirk/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!