NovelToon NovelToon
Wasiat Cinta (Turun Ranjang)

Wasiat Cinta (Turun Ranjang)

Status: tamat
Genre:Tamat / cintamanis / Cinta setelah menikah / Pengganti / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Fajar Riyanti

Pertemuannya kembali dengan keluarga kandungnya membawa kehidupan baru bagi Luna. Dia harus menikah dengan kakak iparnya sendiri sesuai wasiat terakhir sang kakak sebelum meninggal.

"Lu-Luna... Belajarlah untuk mencintai kak Andra. Menikahlah dengannya, kakak mohon....."_ Aleena

"Tidak kak, aku tidak mau. Mana mungkin aku menikahi kakak iparku sendiri."_ Luna.

Pernikahan yang terjadi tanpa cinta itu apakah akan berlangsung lama, atau hanya akan bertahan seumur jagung saja?

"Sampai kapanpun kamu tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Aleena dihati aku, sekalipun kamu adalah adik kandungnya."_ Raffandra.

Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.

Dan jangan lupa masukkan sebagai favorit, beri like, vote, hadiah dan bintang 5 nya. Terimakasih 🙏🥰



💖💖💖💖💖

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 : WCTR

"Dokter Adrian?"

Terdengar suara orang memanggil dan menepuk pundak Adrian dari belakang. Rupanya itu adalah Tuan Antonio, dia baru saja melakukan perjalanan panjang setelah liburan bersama istrinya, Nyonya Devina. Kebetulan saat dijalan tadi Nyonya Devina merasa sedikit tidak enak badan hingga Tuan Antonio mengajaknya untuk pergi berobat terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah.

"Tuan Antonio?" sapa Adrian balik. "Bagaimana anda bisa berada di sini?"

"Aku baru saja pulang dari liburan panjang. Kebetulan istriku merasa tidak enak badan tadi dijalan jadi aku mengantarnya untuk berobat terlebih dahulu sebelum pulang kerumah." jawab Tuan Antonio.

"Lalu dimana istri anda sekarang?" tanya Adrian kembali karena tidak melihat keberadaan Nyonya Devina.

"Istriku sudah menunggu di mobil bersama tiga pembantu dirumah kami." jawab Tuan Antonio. Tadi dia harus pergi untuk menebus obat istrinya terlebih dahulu hingga dia menyuruh istrinya untuk menunggu didalam mobil saja.

"Sepertinya anda benar-benar sudah liburan panjang, Tuan Antonio. Anda sampai membawa para pekerja dirumah anda untuk ikut liburan." ujar Adrian sembari tersenyum.

Tuan Antonio menggaruk pelipisnya, dia sendiri tidak tau liburan macam apa ini. Karena ini semua hanya akal-akalan istrinya saja untuk mendekatkan putra dan menantunya dirumah.

"Dokter Adrian, sepertinya aku harus segera pergi karena sudah ditunggu." ucap Tuan Antonio berpamitan.

Adrian menganggukkan kepalanya. "Baik. Silahkan, Tuan Antonio."

Tuan Antonio segera pergi menuju mobilnya dimana istrinya dan ketiga pembantu yang bekerja dirumah mereka sudah menunggu di dalam mobil. Nyonya Devina merasa sangat lelah dan tidak enak badan karena mereka juga harus menjemput tiga pembantu mereka dirumah masing-masing. Sementara supir mereka, Pak Toni akan menyusul pulang besok pagi karena mobil yang mereka naiki sudah penuh.

Sementara Adrian, dia hanya bisa menatap nanar kepergian Tuan Antonio yang dia kenal sebagai mertua dari Aleena.

"Tuan Antonio adalah orang yang sangat baik, begitupun dengan putranya, Rafandra Harrison. Maafkan aku Aleena, maafkan aku yang sudah...." Adrian tidak melanjutkan kata-katanya, hatinya teramat sangat sakit mengingat kejadian dimasa lalunya.

...💗💗💗💗💗...

Pagi ini keluarga Harrison sedang duduk santai di ruang tengah. Karena kebetulan ini adalah hari libur sehingga Andra dan papanya tidak masuk kantor.

Luna yang melihat kedua mertuanya sudah kembali kerumah merasa sangat senang. Sementara Andra tidak merasa kaget karena semalam memang dia yang sudah membukakan pintu untuk kedua orang tuanya sekaligus tiga pembantunya.

"Kapan mama dan papa pulang?" tanya Luna pada Nyonya Devina.

"Kami pulang semalam sayang. Kebetulan kamu sudah tidur jadi tidak mendengar saat kami pulang." jawab Nyonya Devina.

Luna mengangguk pelan, lalu dia melihat pada Lala yang sedang membawa nampan berisi minuman untuk mereka.

"Kenapa bisa kebetulan sekali. Mama dan papa pulang bersama dengan Lala, Lili dan Lulu. Memangnya kampung Lala, Lili dan Lulu dengan Singapura sangat dekat?" tanya Luna dengan polosnya.

Tuan Antonio nampak menahan tawanya mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh menantunya itu, kemudian dia meraih koran yang sudah disiapkan diatas meja. Dia membuka koran itu dan membacanya.

Sementara Andra memilih untuk diam, dia sedang disibukkan dengan ponselnya. Beberapa orang sepertinya sudah mengunggah foto-foto dipesta semalam ke media sosial.

"Em, itu...."

Nyonya Devina ingin menjawab, namun dia mendapat tatapan mematikan dari sang putra yang kebetulan memang duduk disamping Luna. Walaupun Andra terlihat cuek, namun dia tetap mendengarkan dengan baik pembicaraan mamanya dengan Luna sejak tadi.

"Jadi bagaimana sayang, apakah sudah diproses?" tanya Nyonya Devina sambil menggenggam kedua tangan Luna. Mereka duduk disofa yang berbeda namun saling berhadapan.

"Diproses apanya, Ma?" tanya Luna tidak paham.

"Proses bikin anak."

Andra yang sedang menyeruput kopinya langsung tersedak begitu mendengar ucapan mamanya.

Uhuuk... Uhuuk....

Luna menoleh ke arah Andra, dia merasa sangat khawatir.

"Kak, kamu tidak apa-apa?" tanya Luna. Dia menepuk-nepuk punggung suaminya.

Andra tidak menjawab pertanyaan Luna, dia menyimpan kembali cangkir kopinya diatas meja. Kemudian dia segera bangun dan menatap Luna.

"Aku akan pergi keluar sebentar. Ada sedikit urusan." ucap Andra.

Luna yang mendengar suaminya ingin pergi dihari libur segera ikut bangun. Padahal dia ingin meminta maaf untuk kejadian dipesta semalam. Semalam mereka tidak sempat mengobrol karena Luna merasa sangat lelah dan tanpa sadar tertidur saat menunggu Andra yang sedang mandi.

"Kamu mau pergi kemana kak?" tanya Luna.

"Sudah ada mama dan papa dirumah. Jadi kamu tidak akan merasa kesepian lagi." jawab Andra mengalihkan pertanyaan Luna.

"Tapi ini hari libur, jika kamu pergi bagaimana bisa aku...." Luna tidak melanjutkan kata-katanya karena, dia nampak murung dengan wajah tertunduk lesu.

"Luna, aku...." Andra tidak melanjutkan kata-katanya, kali ini dia yang mendapatkan tatapan tajam dari mamanya.

Andra menghela nafas panjang, kemudian dia mengusap rambut Luna dengan lembut dan mencium keningnya sebentar.

"Aku hanya pergi sebentar, setelah urusanku selesai aku akan segera pulang untuk menemani kamu dirumah." Andra segera pergi setelah berkata seperti itu, hari ini dia ingin mengunjungi seseorang.

Luna yang mendapat perlakuan seperti itu merasa sangat malu sekaligus senang. Ini adalah untuk pertama kalinya Andra memperlakukan dirinya seperti itu. Dia menatap kepergian suaminya dengan mata berbinar-binar.

Nyonya Devina nampak senyum-senyum sendiri melihat keromantisan putra dan menantunya itu. Kecuali Tuan Antonio yang tidak begitu fokus karena dia sedang asyik membaca koran.

...💗💗💗💗💗...

Marvel membuka pintu apartemennya. Dia baru saja bangun tidur, kepalanya masih begitu pusing karena pengaruh alcohol yang dia minum semalam.

"Boleh aku masuk?" tanya Andra.

Marvel hanya mengangguk, kemudian mereka masuk ke dalam ruangan apartemen Marvel dan duduk di sofa yang berbeda.

Cukup lama mereka saling terdiam dan saling bergulat dengan pikiran mereka masing-masing.

"Maaf, seharusnya aku jujur dari awal jika Luna adalah istriku. Aku tidak bermaksud menyembunyikan kebenaran ini pada siapapun." Andra membuka pembicaraan, dia menatap Marvel yang masih nampak kusut.

"Kenapa harus Luna sih, Ndra? Aku baru saja ingin menjadikan Luna sebagai pelabuhan terakhir dalam hidupku." ucap Marvel sambil sambil memijat-mijat pelipisnya.

"Semua diluar keinginanku. Ini adalah permintaan terakhir Aleena, dia memintaku untuk menikahi adiknya sebelum dia meninggal." jawab Andra.

Marvel nampak terkejut, dia mencondongkan tubuhnya kedepan untuk menatap Andra.

"Jadi Luna adalah adiknya Aleena? Kamu turun ranjang?"

Andra mengangguk pelan. Marvel menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menyenderkan tubuhnya pada punggung sofa. Ingin rasanya dia berteriak sekeras mungkin.

"Kedatanganku kemari untuk menjelaskan semua ini sebelum masalah ini berkepanjangan. Jadi aku mohon padamu, lupakanlah Luna."

Marvel tidak menjawab, dia masih begitu frustasi dengan pengakuan mengejutkan dari Andra.

"Sekali lagi aku meminta kamu untuk melupakan perasaan kamu pada Luna. Karena Luna adalah istriku."

Setelah mengatakan itu pada Marvel, Andra segera bangun dari duduknya dan berjalan ke arah pintu. Dia ingin segera pulang karena sudah berjanji akan menemani Luna dirumah.

"Tunggu, Ndra!!"

Marvel pun ikut bangun, dia menatap Andra yang sedang berdiri memunggunginya.

"Apa kamu mencintai Luna?"

...❣️❣️❣️❣️❣️...

1
Tarmi Widodo
ketemu ga ya?
Tarmi Widodo
Alena meninggal dalang y Felisa kah?
Tarmi Widodo
seru
Dewa Dewi
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
Dewa Dewi
😂😂😂😂😂😂😂😂😂
Yanti Sasmira
Luar biasa
Julia Juliawati
krn sm Andra bukan cinta tp obsesi aj
Julia Juliawati
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Julia Juliawati
aq suka ka ceritamu ada lucu2nya bacanya bikin Happy. bintang ⭐⭐⭐⭐⭐ buat othor
Zhu Yun: Terimakasih kakak, semoga terhibur 🙏🤗
total 1 replies
Julia Juliawati
Luar biasa
Julia Juliawati
cantik Luna
Julia Juliawati
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Eka Sari Agustina
👍👍👍👍
dewidewie
aku tunggu prakteknya ndra
RORO RATIH
Luar biasa
RORO RATIH
Lumayan
Dewa Dewi
😭😭😭😭😭😭
Violita Andina
Luar biasa
Nuryati Yati
gas Hansel biar tau rasanya biar gk cenat cenut
Zhu Yun: 😆😆😆🤣🤣🤣
total 1 replies
Nuryati Yati
langsung gas ya Vel
Zhu Yun: 🤭🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!