NovelToon NovelToon
Si Rubah Licik

Si Rubah Licik

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ws. Glo

Dipandang sebelah mata oleh orang-orang sekitar dan dikhianati suami tercinta. Hanya karena paras dan penampilannya yang tidak menawan.

Hidup ditengah-tengah manusia yang suka menghakimi sesama dan berbuat dusta. Rasa sakit mana lagi yang tidak dapat dia hindarkan?

Itulah mengapa dia memalsukan kematiannya dan menyamarkan identitasnya menjadi sesosok yang lain, demi membalaskan dendamnya!

Saking heroik setiap aksi yang ditunjukkannya lewat identitas barunya, dia sampai dijuluki si rubah licik! Mengapa bisa terjadi? Bagaimana kelanjutan kisahnya? Penasaran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ws. Glo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16: Plus Plus

Hendrik kini berada dalam kangkangannya Ayuma. Kedua tangannya menjulang ke atas karena dikunci rapat oleh Ayuma yang mabuk berat.

"Ay... Ayuma kau!" Hendrik bingung dan menggerakkan tubuhnya berusaha terlepas dari kekangan Ayuma. "Sadarlah! Ini aku!"

"Diam!!" Tetapi Ayuma mencegatnya dan secepat kilat mendekatkan wajah ke arah telinga Hendrik, membisikkan suatu perihal "main yuk. Aku sudah lama sekali ingin digelai-gelai oleh pemuda tampan sepertimu."

Slurrrppp.

Ayuma menjilat daun telinga Hendrik sehingga menimbulkan sensasi yang agak menantang dan geli!

"Ayuma, shhh!!" Hendrik mendesis. Wajahnya merona. Salah tingkah terhadap perbuatan reflek Ayuma.

"Apa sayang? Mau ciuman??" Ayuma yang tidak waras sepenuhnya tersenyum puas akan tindakan sesuka hatinya barusan.

Tanpa berlama-lama ia mendaratkan kecupan-kecupan manja ke kedua pipi Hendrik silih berganti.

Cuppp. Cupppp. Cupppp.

"Ukkhh Ayuma!!" Hendrik meronta. Perasaanya berdebar.

Namun tidak sampai disitu, Ayuma mengalihkan ciumannya ke rahang kekar dan bagian belakang telinga hingga ke leher Hendrik! "Cupp... Cuppp... Ummmpphh."

Sembari mengecup-ecup Ayuma mengendus-endus bau identik Hendrik yang membuat suasana hatinya semakin menggempur, "uaaaaahh. Kau wangi sayang."

Ayuma melanjutkan aksinya lewat penyedotan di bagian leher Hendrik. Ingin mengukir sebuah kiss Mark yang indah disana.

Fyuttt... Fyuttttt... Fyutttt.

Ayuma begitu menikmati tindakan di bawah tingkat kesadarannya yang minim.

Sebelah tangannya menjamah tubuh Hendrik sampai ke bagian-bagian intim, 'uhhh benda apa ini? Empus sekali! Wawww, besarnya."

Ayuma mengkenyut-kenyut benda pusaka Hendrik.

Hendrik mendadak gerah. Hasratnya seolah-olah dibangunkan dari tidurnya yang panjang. Dapat dipastikan bila 80% kendalinya hilang seketika.

"Ayuma!!"

Bruaak.

Dengan cepat Hendrik memegang pinggul Ayuma dan memutar badan wanita itu terlentang cepat ke kasur!

Hendrik mengapit tubuh Ayuma dan mengunci pergelangan tangannya.

"Hah... Hah... Hah. Cukup!" Hendrik terengah-engah. Keringatnya mengalir deras. Padahal suhu ruangan enam belas derajat celcius.

Ayuma terkekeh-kekeh gila dan mengatakan, "hehehe. Segitu sajakah kemampuan yang kau punya?"

"Ayo dong! Tunjukkan kemampuanmu."

Hendrik merasa tertantang.

Tatapan dan senyumannya langsung berubah seringai yang penuh kelicikan, "kau mau mengujiku ya?"

"Tentu. Soalnya kau kelihatan lemah, slay dan tidak bergairah." Tutur Ayuma merendah.

Emosi Hendrik meluap, "benarkah? Kalau begitu biar aku tunjukkan sehebat mana diriku."

"Tapi janji jangan memintaku berhenti sebelum aku puas ya?" Sembur Hendrik dibalas senyum sinis Ayuma, "heh! Siapa takut!"

Tanpa berpikir panjang, Hendrik yang terpancing ajakan Ayuma melepas pakaiannya. Dan tampaklah tubuh kekar berisi disertai roti sobek yang berlapis-lapis.

Kemudian Hendrik membuang asal tali pinggangnya dan membuka resletingnya, melonggarkan celana. Bentuk burung perkututnya yang menggembung pun terpampang didepan situ.

"Auuuhhh." Ayuma mengigit telunjuknya tergoda. Sambil tersenyum-senyum puas, kedua alisnya naik memantulkan tatapan yang genit.

Tidak berselang lama kemudian, Hendrik menindihnya dan mencumbu mesra Ayuma dalam kungkungannya.

Mendaratkan kecupan buasnya dan tak lupa pula meninggalkan jejaknya lewat cupangannya yang membangkitkan rangsangan.

Chuppp. Chupppp. Chuppp.

"Eeuhhhh!" Ayuma menggeliat dan matanya tertutup dan terpejam bergantian, menikmati irama Hendrik. Ia mengalungi leher Hendrik erat dan melingkari kedua kakinya ke pinggang kokoh empunya konglomerat ternama itu.

Senyum Hendrik menderu.

Sehingga bukan cuma bibir saja yang bereaksi. Melainkan tangan Hendrik juga ikut-ikutan menjalankan aksi. Meraba kesana-kemari mencari-cari kenikmatan yang diingini lewat sentuhan manis.

Meremas bola-bola kenyal Ayuma dan pelan-pelan menyelinapkan tangan ke bagian dalam rok mininya, menemukan sawah sepetak.

"Apa kau mau mencoba sesuatu yang baru?" Lirih Hendrik memandang intens ke Ayuma yang nampak terlena-lena akan perbuatannya.

"Uhhhmm. Terserah kamu saja. Aku mau lagi." Rengek Ayuma bermanja-manja.

Hendrik tersenyum sekilas. Dan dengan cepatnya melucuti rok hingga cd Ayuma. Lobang Ayuma kelihatan berkilauan dan basah-basah.

Hendrik lekas melepas cincin yang melingkari jari manisnya sebelah kiri dan melemparnya sembarang.

Crankkk.

Sesudahnya tanpa lama-lama Hendrik menaikkan kedua kaki Ayuma ke atas bahunya. Mengocok² lapis legit yang berlumuran jelly, milik Ayuma.

Plok... Plok... Plok.

"Ahhh... Ahhh... Ahhh." Ayuma menggeliat nikmat.

Gelitikan enak di bawah sana belum pernah dirasakannya sebelumnya.

Kecepatan tangan Hendrik meningkatkan gairahnya. Begitupun sebaliknya.

Sembari mencolok² lobang Ayuma, Hendrik nampak sesekali menyedot cucu Ayuma kiri dan kanan.

Cup...Cup...Cupp.

Sambil meremas kepala Hendrik dengan tubuhnya yang bergoyang tak terkendali, Ayuma tiada henti mengeluarkan desahannya yang indah.

Kini lobang Ayuma basah. Memuncratkan banyak cairan kental berwarna putih pekat.

"Bagaimana?? Puas??" Tanya Hendrik again.

Ayuma menggeleng, "aku mau yang lebih dari ini."

Hendrik melebarkan senyumnya. Sepuasnya disana, ia menanggalkan celana sampai menyisakan pemandangan polos dengan burung yang berdiri tegang.

Hendrik mengucek-ucek buyungnya sembari meraung-raung penuh nafsu,

"eughhhh... eughhh... aggh... eummphh."

Seperdetik kemudian dia menarik tengkuk leher Ayuma dan mengusap-usapkan buyungnya ke bibir lawan mainnya tersebut. "Eughhhh... Buka mulutmu."

Ayuma patuh dan seketika dia memasukkan buyung Hendrik ke dalam mulutnya. Memaju-mundurkan kepala, menyepong perkutut Hendrik yang kini menggulung rambutnya sambil mengarahkannya berbuat.

"Ummph... Umphhh... Umphhh." Ayuma mendongak menatap Hendrik yang mengerang keras, mendalami peran Ayuma.

"Ahhh... Eughhh... Faster beibih!! " ~Hendrik

Beberapa menit berlalu.

Hendrik menyembur buyungnya ke lobang becek nan sempit milik Ayuma.

"Eughhhh, Shhh... Arghhhh!" Hendrik menyodorkan buyung tegangnya, menembus perisai Ayuma sekuat tenaga.

"Uuuhhhh~ Sudah masuk." Ayuma mendenguh dan Hendrik langsung berpacu.

Plok... Plok... Plok.

Perlahan-lahan Hendrik menggaplok lobang Ayuma.

Berselang waktu selepasnya....

PLOK... PLOK... PLOK... PLAK!!

Ahh... Ahhh... Ahhh!

Hendrik tertentang menggenjot-genjot Ayuma yang terus-terusan mendesah sembari meremas punggungnya, menyeimbangi.

"Ahhh... Ahhh... Pelan-pelan." ~Ayuma

"Tidak bisa Ayuma. Kau terlalu nikmat." ~Hendrik

"Aku pengen... Pengen pipis uhhh." ~Ayuma

"Seperti ada yang ingin keluar dari arah bawahku."

"Keluarkan saja." ~Hendrik

"Aku malah lebih suka yang begitu."

"Come on baby!!" Rayu Hendrik membabi-buta Ayuma sambil menepak-nepak pantatnya.

Plok... Plok... Cetasss!

Aaaahh... Ahhhh!

Keduanya pun saling menikmati.

Suasana yang tadinya mencekam kini berubah menggairahkan. Dimana ada dua insan yang bergumul di atas ranjang, meresapi kenikmatan malam.

Sementara di depan kamar kediaman Hendrik dan Ayuma.

Ada Yoga yang menguping dari balik pintu sambil tersipu malu, "astaga. Mengapa aku harus terlibat dalam situasi begini?"

...****************...

...****************...

Penthouse Hendrik.

Tut... Tut... Tut. Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat dihubungi. Cobalah beberapa saat lagi.

"Tck! Hendrik kemana sih??" Gumam Zahra cemas, mengerutkan bibirnya sambil melempar pandangan ke meja makan yang berjejer hidangan-hidangan enak buatan tangannya sendiri. "Padahal aku ingin memberikannya kejutan."

Zahra kemudian membuang tatapannya ke jari manisnya, dan memain-mainkan cincin berlian yang menguntai indah, "Haaaaaah." Ia mendengus kasar.

1
Aisyah Suyuti
seru
Fitria Dewi
yeyyyyyy happy ending 🥳👍👍👍👍👍👍
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: Huuu, makasih loh udah nemenin sampe akhir🤧 Terhuruuu akutu
total 1 replies
Fitria Dewi
Hendrik cpetan Dateng kasihan ayuma 🥺
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: 🥺🥺🥺🥺🥺😭
total 1 replies
Fitria Dewi
lanjut tor semangat 💪🥳
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: Maacihhh
total 1 replies
Resi Maulana
Luar biasa
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: Makasih kak🙂🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!