NovelToon NovelToon
TA'ARUF KELUAR JALUR

TA'ARUF KELUAR JALUR

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Beda Usia / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: cerryblosoom

Keputusan untuk melanjutkan pendidikan atau menikah, menjadi beban sejak aku menerima surat kelulusan SMA. Ditengah kegundahan hati, kepercayaan keluargaku, membawa penerimaan hatiku akan kehadiranmu yang asing.

Meski perkenalan kita hanya singkat, janji yang kamu ucapkan kala itu begitu manis.

"Gpp, aku tungguin kamu sampai lulus kuliah kok. Kita tunangan saja dulu. Nanti aku juga akan membantu biayanya."

"Tapiiii-"

"Udahlah, nduk percaya sama, Rian. Niat nya kan baik mau mengikat kamu. Dari pada kalian pacaran-pacaran yang gak bener, loh."

"Tapi bu, aku masih ingin kuliah."

"Iya kan bener kalian tunangan dulu, kamu lanjut tuh kuliahnya. Itu nak Rian juga mau bantu biayai, benar kan, nak."

"Iya bener, Bude."

Masih kuingat pancaran mata berapi-api tanpa keraguan yang menatapku. Mata itu pula yang membuat aku jatuh hati. Karena seolah hanya aku di matanya. Saat itu aku hanya bisa menggangguk pasrah.

"Baiklah."

Tanpa kutahu badai yang menerpa akan begitu dasyatnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19 SEPENGGAL NASEHAT

"Ma, Adrian kan sudah lama putus sama dia," kata Adrian tak habis pikir.

Kejadian itu bahkan telah lewat setahun lebih. Saat keduanya putus mamanya pun tahu dengan sangat jelas. Jadi bagaimana mungkin tiba-tiba nama itu disebut lagi.

Alisya adalah mantan terakhir, juga bisa dibilang mantan terindah Adrian. Karena keduanya putus secara baik-baik. Alisya hendak meraih gelar sarjana S2 nya di kota yang jauh. Lantaran tak bisa menjalin hubungan LDR keduanya pun putus.

Tapi Adrian telah lama move on, bahkan sebelum mengenal Ameera. Jadi tentu saja Ameera bukan pengganti, pengalihan, ataupun pelampiasan.

Mendengar perkataan Adrian, tak membuat Lina menyerah. Karena sosok Alisya adalah menantu yang dia idamkan. Dan belum tergantikan.

"Ya memang kenapa, kalau putus kan bisa balikan lagi. Terus kalau bukan sama Alisya, kamu mau bertunangan dengan siapa?" tanya Lina menuntut.

"Aku kan sudah menyebutkan namanya tadi,, namanya Ameera," ulang Adrian.

Lina mencoba mengingat bayangan seorang gadis bernama Ameera. Tapi tak ada satupun sosok gadis dengan nama itu dalam ingatannya.

"Ameera? Seinget mama ga ada mantanmu yang namanya Ameera."

Meski Adrian tak selalu ada di rumah. Setiap kali dia dekat dengan seorang gadis. Dari mulai pacar pertama Adrian di jaman SMP, sampai yang terakhir Alisya. Lina mengetahui dengan sangat jelas.

Adrian menghelas nafas, "Memang aku baru mengenalkannya pada mama sekarang."

Untuk hal ini memang salah Adrian. Pria itu lupa untuk mengenalkan Ameera. Sebenarnya hal itu juga tidak disengaja. Karena sebelum-sebelumnya Adrian selalu memposting foto ceweknya. Sehingga mamanya itu akan berkomentar, tanpa Adrian berinisiatif mengenalkan. Tapi saat setahun lalu Adrian mengenal Ameera. Keduanya tak memiliki hubungan apapun. Hanya sebatas dia menyukainya saja. Alhasil Adrian baru sadar saat akan melamar Ameera. Karena jelas tak mungkin melamar tanpa keterlibatan keluarga.

"Kenapa baru dikenalkan. Dan saat mau bertunangan. Kita kan mesti tahu dulu bebet, bibit, dan bobotnya. Kalau Alisya sih mama tau banget. Nah, si Ami,, Ami ini, masih gak jelas. Tau dari mana kamu dia cewek baik-baik. Paling juga cuma covernya," cibir Lina.

Adrian memejamkan mata sejenak, menahan amarah yang meluap di dalam dirinya. Bagaimanapun juga Ameera adalah gadis pujaan hatinya. Mendengar orang lain mengatakan hal buruk tentangnya tentu dia marah. Bahkan meski itu ibu yang telah melahirkannya.

Apalagi hubungan Adrian dengan ibunya tidaklah baik. Tentu hatinya akan condong ke arah Ameera.

"Ma, Rian sudah kenal Amy dan keluarganya dari satu tahun lalu. Mereka orang baik. Dan keputusan Rian untuk melamar Ameera sudah bulat," kata Adrian tegas. Tanpa berniat basa-basi lagi, Adrian langsung bangkit, dari duduknya. "Kalau begitu Rian pamit dulu. Keburu kemalaman,, assalamualaikum."

Usai mengatakan itu Adrian bergegas pergi meninggalkan rumah ibunya.

"Riaan!,, Riaann...." panggil Lina mengejar.

Tapi Adrian mengabaikannya, dia lantas menaiki motor, dan pergi begitu saja....

Lina yang ditinggalkan benar-benar dibuat marah bukan main. Bukan marah pada putranya. Tapi marah pada gadis bernama Ameera. Dia belum bertemu, tapi karena putranya sudah menentang dirinya, bahkan sebelum keduanya menikah.

"Ameera,, berani membuat putraku berselisih denganku. Lihat saja, aku tak akan tinggal diam," ujar Lina penuh kebencian.

Tangannya mencari serangkaian nomor kontak yang telah lama tak dihubungi. Dengan sekali klik, sambungan telepon mulai terhubung.

"Menantuku hanya akan menjadi, Alisya!"

...----------------...

"Hatchimm," bersin Ameera pelan.

Dengan cekatan Cherry mengobrak-abrik tasnya, setelah menemukan sebuah tisu, dia menyerahkannya pada Ameera. "Nih,, tisu. Kamu sih keluar gak bawa jaket. Masuk angin kan."

"Gak dingin, Cher. Lagian aku gak selemah itu," belas Ameera. Fisik nya memang lebih baik daripada gadis kebanyakan. Jika saja diizinkan oleh orang tuanya. Dia bisa mendapat sabuk karate lebih tinggi.

"Lah itu bersin," celetuk Cherry.

"Hehehe,, ya mungkin ada debu lewat," Ameera membuat alasan. Faktanya dia juga tak merasa dingin. Entah kenapa tiba-tiba hidungnya gatal. "Atau mungkin ada seseorang yang sedang merindukan ku."

"Mitos, ahh," kata Cherry tak percaya. Kepalanya menoleh ke sekeliling.

Keduanya telah pindah ke tempat yang lebih sepi. Walaupun biasanya malam minggu semua tempat pasti ramai pengunjung. Di tempat begini sudah dipastikan akan sepi.

"Nih sekitar kita bunga,, kayaknya hidungmu sensitif sama serbuk sarinya," Cherry menunjuk bunga di belakang mereka.

Ameera dan Cherry kini tengah duduk di pohon di samping masjid. Tempat nya memang asri karena ditanami berbagai macam bunga.

Ameera menoleh, menatap sekelompok bunga. "Kayaknya sih iya."

"Mau pindah tempat lagi," tawa Cherry.

"Gak perlu,, cuma sensitif dikit aja."

Di rumah sendiri dia tak pernah menanam bunga yang memiliki serbuk sari. Pernah sekali menanam bunga matahari. Namun, tak ada tanda-tanda dia alergi. Jadi mungkin hanya hidungnya sedang sensitif saja.

"Yasudah kalau bsgitu.... Jadi,, apa maksudnya kamu seminggu lagi mau bertunangan, Ra. Bertunangan dengan siapa. Apa dengan Dia?"

Ameera menggeleng, "Bukan! Namanya mas Rian. Ingat kan!? yang dikenalkan Mas Ical ituloh.... Ibuku itu nasabah di bank tempat dia bekerja. Jadi keluarga sudah mengenalnya baik. Dan yahh,, mungkin kamu sudah menebaknya. Mereka menjodohkanku."

"Tapi kamu menyukainya kan?" tanya Cherry.

"Hum, sedikit," Ameera sendiri tak begitu yakin seberapa besar dia menyukai Adrian. Tapi sejauh ini, penerimaannya adalah karena paksaan keluarga. Sedangkan perasaannya hanya salah satu yang meyakinkan nya.

"Belum, sebanyak ke Dia?" tanya Cherry lagi.

Ameera menghelas nafas, pertanyaan Cherry terlalu tepat sasaran. "Itulah aku juga tak mengerti. Mas Rian baik Cher,, baik sekali padaku, dan pada keluargaku. Hanya saja aku sedikit ragu. Aku juga tidak tahu apa yang membuatku ragu. Seperti ada banyak ketakutan tentang apa yang terjadi kedepannya."

"Aku mengerti.... Menurutku ketakutanmu itu timbul karena paksaan keluargamu. Ibarat mereka yang biasa mendukungmu. Sekarang berbalik,, kamu jadi kehilangan tumpuan. Bisa juga karena Dia sudah terlalu dalam masuk ke hatimu. Dan saat ini sosok itu belum terganti. Mas Rian mungkin baik seperti katamu. Tapi apakah seperti dia??"

Ameera terdiam tak tahu harus menjawab apa. Pada akhirnya bukannya menjawab, Ameera malam balik bertanya.

"Aku salah ya, Cher?"

"Tak bisa dikatakan salahmu," kata Cherry ragu. Jika menyangkut keluarga, itu sangat sulit baginya. Karena keluarga Ameera dan dirinya jauh berbeda. "Ra, aku cuma bisa kasih dua nasehat padamu. Berhenti sepenuhnya atau belajar menerima. Jika berhenti, akan ada pertentangan keluargamu. Kamu harus jalan sendiri, itu pasti akan berat, tapi itu akan jadi pilihanmu. Bisa jadi kamu akan menyesal. Tapi itu pilihanmu."

"Lalu bagaimana jika belajar menerima?" tanya Ameera.

"Lupakan Dia,, buang Dia jauh-jauh dari hatimu dulu. Karena jika tidak, itu hanya akan menjadi masalah di kemudian hari. Lalu belajar terima kehadiran Mas Rian, sebagai orang yang mencintaimu, dan kamu cintai. Hasilnya kamu dapat kan dukungan keluarga. Dan bisa jadi benar dia benar jodohmu-"

1
cerry
Tanpa sadar seminggu gak up/Grievance//Hammer//Smug/
cerry: Hehehe/Blush/
Ig : moon.moon9921: emang kok, othornya sungguh annu /Grievance/
total 2 replies
cerry
Detail yg hampir terlupa/Toasted/. Adrian sdh pernah melihat Amy tanpa kerudung/Facepalm//Pray/
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf
tolong /Facepalm/... minum air putih dulu
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf: lagi cari hiburan /Facepalm/
cerry: Han kok ad disini 👀👀
total 2 replies
NurAzizah504
Hai, Kak. Ceritanya keren. Mau saling dukung ga, Kak?
cerry: Semangat berkaryanya/Determined/
NurAzizah504: Oalah, baiklah, Kak /Joyful//Good/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!