NovelToon NovelToon
Orin

Orin

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Mengubah Takdir / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:42.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

VROOOM!

VROOOM!

Orin mempercepat laju motornya menerobos derasnya hujan. Orin bahkan tidak menyentuh rem sama sekali. Entah kenapa hatinya tidak terima mendengar perkataan jujur dari teman-temannya. Orin menangis di tengah gemuruh dan derasnya hujan. Matanya basah tiba-tiba penglihatannya mengabur.

SZZZZT!

Kilatan petir yang menyilaukan menyadarkan Orin. Mata Orin melebar selebar-lebarnya tatkala nampak seorang nenek tua tepat di depan motornya. Orin panik, dia menginjak rem belakang. Usahanya percuma karena Orin terlanjur menghabiskan full gas motornya. Orin berteriak dan terus menekan klaksonnya.

TIN!

TIIIIIIIIINNN!

CKIIIITTTT!

BRAAAAKK!


Yuk ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 Pusaka Latto-latto

"Kak, a ... hmmmm,"

Belum habis kalimat Orin, Aydin sudah melumat bibir mungil Orin. Orin hampir tidak bisa bernapas. Aydin melepaskan pagutan bibirnya.

"Kak, a ...."

Lagi-lagi Aydin menarik tengkuk Orin dan memagut bibir Orin dengan menariknya pelan. Orin merasa adrenalinnya terpacu akibat ciuman Aydin. Sensasi merinding yang belum pernah sebelumnya dirasakan Orin. Aydin memainkan lidahnya di leher putih Orin, menggigit lembut telinga orin dan perlahan menempatkan Orin ke atas tempat tidur.

Orin mulai mengimbangi permainan Aydin. Orin mengalungkan tangannya ke leher Aydin. Orin membalas ciuman Aydin yang semakin lama semakin panas. Aydin mulai berani meremas gunung keramat Orin. Aydin semakin memperdalam ciumannya dan memainkan lidahnya di dalam mulut Orin.

Orin mulai terbawa suasana. Tubuhnya merespon setiap sentuhan suaminya.

Satu persatu kancing piyama Orin dilepas Aydin. Nampak lah pemandangan gunung keramat yang indah di depan mata. Orin sedikit malu wajahnya memerah. Aydin perlahan memainkan puncak keramat Orin dengan lidahnya, tangannya yang satu asik meremas gunung yang satunya.

Aydin perlahan melepaskan semua penutup Orin dan juga dirinya. Orin masih malu-malu dan untuk pertama kalinya Orin menatap Latto-latto dan pusaka Aydin yang berdiri tegak. Orin menutup mata dengan jemarinya. Aydin memainkan pusakanya ke bagian samping goa Orin. Pinggul ramping Orin bergerak gelisah ke kiri dan ke kanan. Aydin menempatkan pusakanya di depan goa milik Orin yang mulai basah.

"Sayang, aku masukin ya," pinta Aydin.

"Aku takut Kak," Orin masih menutupi wajahnya.

Perlahan Aydin membuka jemari Orin dan kembali menciumi leher dan pundak Orin dan meninggalkan jejak merah di sana. Aydin mulai memasukkan pusakanya perlahan. Orin merapatkan kakinya karena merasakan perih. Aydin kembali melumat bibir Aydin. Sedikit demi sedikit pusaka Aydin masuk secara sempurna ke dalam goa cinta Orin.

"Aagghh," Orin menjerit menahan sakit saat goa keperawanannya terkoyak pusaka berlatto-latto milik Aydin.

Aydin meremas-remas gunung keramat Orin dan memaju mundurkan pinggulnya dengan sangat pelan. Orin mulai tenang meskipun air mata menetes di pipinya. Tubuh Orin bergetar hebat, Aydin dengan pergerakan cepat menembaki goa cinta Orin dengan tembakan airnya. Orin terkulai lemas, Aydin mengeluarkan pusakanya dan memeluk penuh cinta Orin.

"Terima kasih sayang, maaf kalo terasa sakit," bisik Aydin.

Orin tidak menjawab, Orin tertidur dan Aydin memeluk Orin sambil terus mengecup pucuk rambutnya. Aydin melanggar janjinya yang tidak akan melakukan hubungan suami istri sebelum Orin siap, karena Aydin cemburu banyak pria lain yang ingin memiliki Orin. Aydin ingin Orin segera mengandung anaknya.

Keesokan paginya Orin terbangun dengan tubuh yang sakit, bagian bawahnya terasa nyeri. Orin mengambil selimut dan menutupi tubuhnya. Orin baru ingat kejadian tadi malam. Aydin benar-benar membuat remuk sekujur tubuhnya dan meninggalkan jejak merah keunguan dimana-mana.

Untung Orin sudah memasuki masa liburan kuliah. Apa yang akan terjadi jika teman-teman di kampus melihatnya. Aydin masuk ke dalam kamar dan duduk di samping Orin.

"Pagi, cintaku, I love you," Aydin mencium bibir Orin.

"Kak, aku mau mandi, tapi ...."

Aydin membuka selimut Orin dan langsung membawanya ke dalam kamar mandi. Aydin sudah menyiapkan kursi untuk Orin.

"Ngapain Kak?" tanya Orin.

"Biar aku yang mandiin,"

"Aku bisa sendiri Kak. Aku malu," Orin menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya.

"Setiap inci bagian tubuhmu sudah aku liat, kamu juga kan? Apa ingin lihat lagi, hmmm?" goda Aydin.

"Pusaka Latto-latto," tunjuk Orin.

"Apa? Pusaka Latto-latto?" Aydin tertawa sambil menyemprotkan shower ke tubuh Orin.

Orin kembali menutup wajahnya yang memerah karena malu. Aydin memandikan Orin dengan penuh kasih sayang. Memberikan sabun, shampo dan memberikan pijatan-pijatan yang mampu membuat pusaka latto-latto hampir berdiri. Setelah selesai mandi Aydin mengangkat Orin kembali ke kamar mereka.

"Maaf Yank, masih bisa jalan?" Aydin mendudukkan Orin di atas kursi rias.

"Hmmm sedikit," jawab Orin malu-malu.

"Hari ini ada undangan makan dari relasi kantor. Siap-siap ya," kata Aydin.

"Malu Kak. Kak Aydin sendiri az ya,"

"Ayolah Yank, mereka ingin kenalan sama istriku," bujuk Aydin.

"Hmmm, sebentar az ya,"

"Ok sayang. Bersiaplah, aku tunggu."

Akhirnya Aydin dan Orin pergi ke restoran menemui relasi Aydin. Di restoran mereka disambut hangat. Aydin memperkenalkan Orin sebagai istrinya kepada relasinya. Orin juga dalam waktu yang singkat bisa mengakrabkan diri dengan mereka.

Aydin meminta izin kepada Orin untuk kumpul bersama teman-temannya di ruang sebelah. Kebetulan saat itu relasi Aydin yang datang adalah sepasang suami istri. Dan para suami berkumpul di ruangan sebelah sekedar merokok dan mengobrol ringan.

Salah seorang istri dari mereka meninggalkan Orin pergi ke toilet restoran. Beberapa menit kemudian dia berbisik kepada Orin. Orin menatap kearahnya tidak ada kebohongan. Orin mengucapkan terima kasih dan menuju ke ruangan yang di maksud wanita itu.

Orin bangkit dari duduknya. Berjalan santai ke ruangan di sebelah para suami yang lagi merokok dan ngobrol santai. Orin perlahan membuka pintu ruangan itu. Betapa terkejutnya Orin saat ini Aydin sedang berpelukan dengan seorang wanita. Posisi saat ini Aydin sedang duduk di kursi dan seorang wanita duduk di atas pahanya mereka saling berpelukan.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN!" Orin masuk ke dalam ruangan itu dan menarik paksa wanita yang ada dipangkuan Aydin.

"Aaagghh," wanita itu terjatuh dan langsung menghadap ke arah Orin.

"Vania apa yang kamu lakukan!"

"Apa kamu gak lihat kita saling apa? Kami saling merindukan," Vania tertawa.

"Kak, apa yang terjadi?" Orin berusaha menyadarkan Aydin.

Aydin seperti orang yang mabuk cinta. Aydin mengejar Vania dan memeluknya. Aydin seperti tidak ingin lepas dari Vania. Orin cemburu, sakit hati, Orin berusaha menyadarkan Aydin menarik Aydin agar menjauh dari Vania. Tapi tiba-tiba saja Aydin mendorong kuat tubuh Orin. Orin jatuh tersungkur ke lantai.

Vania tertawa melihat Orin. Keributan itu memancing semua relasi Aydin berdatangan. Para istri membantu Orin berdiri dan ada di antara mereka yang berusaha memisahkan Aydin dengan Vania. Vania dengan kasar mendorong mereka semua. Vania bilang Aydin adalah tunangannya dan Orin telah merebut Aydin darinya.

Orin melirik ke arah Aydin yang terus saja menempel kepada Vania. Orin berlari sekuat tenaga meninggalkan restoran. Orin memanggil taxi dan pergi menjauh dari restoran. Orin sampai ke kostan. Tidak berapa lama Orin keluar dari kost membawa koper besar dan kembali masuk ke dalam taxi.

Orin menghubungi seseorang. Dan orang yang dihubungi Orin langsung merespon telepon Orin. Orin dan orang itu janjian ketemu di suatu tempat. Tibalah Orin di tempat yang sudah ditentukan. Orin masuk ke dalam mobil.

"Mau kemana kita Orin?" tanya Dikara.

"Ke tempat yang tidak bisa dilacak keluarga besar ku," jawab Orin.

"Ada yang ingin kamu ceritain?" Dikara masih fokus dengan setirnya.

"Untuk sekarang maaf aku ingin sendiri. Aku hanya ingin jauh dari kota ini dan aku minta tolong kepada mu untuk merahasiakan semua ini. Terima kasih Dikara."

Dikara terus melajukan mobilnya. Dikara melirik Orin dari kaca spion. Saat ini Dikara yakin pasti Orin mengalami masalah dengan perkawinannya. Dikara tidak perduli, yang dia inginkan hanya membuat Orin bahagia.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Kara
suka
Queen
/Facepalm/
Queen
mantan lagi
Queen
hadeh ne cewek
Queen
astaga tu mulut
Queen
😅
Queen
waduh 😱
Queen
kasian
Queen
😱
Queen
😱😱😱😱😱
Queen
padahal kesempatan sdh didpn mata. terlalu bail hatimu Dikara. tidak seperti Dikara satunya.
Queen
parah ni cewek
Queen
ngidam gorengan 😅
Queen
😁
Queen
emang Faris 😄
Queen
😱
Queen
ok²
Queen
ooohhhh
Queen
nah lho
Queen
waduh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!