Menjadi anak terakhir kata orang adalah hal sangat menguntung kan, sebab akan dimanja dan mendapatkan full kasih sayang dari orangtua dan kakak-kakaknya.
tapi tidak bagi adikku, meski lahir dari sebagai anak terakhir dari empat bersaudara dia justru banyak menyimpan keinginan bahkan tak jarang mendapatkannya dengan berkerja keras tanpa sepengetahuan orangtua kami.
bagaimana ceritanya, mari ikuti dan pantau terus ceritanya☺️😇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12.
"alhamdulillah acara selesai juga ya an" kata rina dan mira yang duduk berselonjor di ruang depan rumah ku.
"iyaa alhamdulillah semuanya berjalan lancar, aku juga gak nyangka kalau acaranya bakalan keliatan meriah kaya tadi. Apalagi ternyata mas billy bawa banyak orang, itu sampai dua mobil loh. Aku kira cuma sama tante sama om nya" jawabku dengan panjang lebar.
"gak mungkin lah an, pasti ada sodaranya juga yang ikut lah. Masa iya ponakannya mau melamar anak orang cuma di dampingin sama satu keluarga, mereka juga ngerti lah" kata rina.
"iyaa bener tuh an, lagian kayanya juga keluarga billy baik ya. Muka nya kaya china semua" kata mira.
"iyaa mir, aku juga baru kali ini ngeliat keluarganya mas billy. Mungkin nanti bakalan sering ketemu tante sih buat diskusi soal nikahan, sebelumnya kan aku cuma ketemu satu kali doang sama tante nya billy" jawab ku.
"oalaahh tapi keren si sumpah jawaban si billy pas tadi lu minta izin itu, jarang loh ada lelaki yang kaya gitu. Apalagi dia tetep izinin lu kerja kan ya?" tanya rina.
"iyaa tetep ngizinin lah, cuma ya mungkin nanti aku bakalan sering di rumah sih. Maksudnya, pulang kerja langsung pulang gitu. Soalnya kan tau sendiri aku berangkat pagi palingan bareng lah ya, nanti billy anter aku ketempat kerja habis itu dia ketempat kerja nya. Terus aku pulang jam duaan sampe rumah ya paling masak sama nyambut dia pulang kerja" kataku.
"iyaa lah bener, usahain sebagai istri yang baik suami pulang harus udah cantik ya an hahaha" kata rina membuat tawa di antara kami.
"iyaaa bener loh kata rina, tapi mungkin boleh lah sesekali jalan kan ya seminggu sekali lah keluar sama temen. Asal jangan sabtu minggu aja" kataku pada kedua nya.
"sabtu juga gapapa kali an, kan billy libur kerja lo juga pulang siang. Bisa lah lo di jemput billy balik kerja, baru jalan deh kalo kita mau jalan pas sabtu ya bawa pasangan aja sekalian malam mingguan gitu" kata mira menaik turun kan alisnya.
"iyaaa bener juga mir, tapi masalahnya emang lo punya pacar?" tanya rina membuat mira terdiam dan tertunduk.
"nggak adaaa huaaaaaaaaaa" jawab nya.
"nah itu dia hahahahaha" kataku dan juga rina berbarengan.
"yaudah yaudah lah gak jadi, udahlah bener ketemu sesekali aja tanpa pasangan. Huaaa sedih gue" kata mira dengan mimik wajah sedih nya.
"hahaha makanya lo tuh kalo ngomong di filter, asal jeplak aja. Kepencet sendiri kan jadi nya" kata rina yang masih menertawakan mira.
"iyaa udah ah masih aja di bahas deh, udah kali. Gue juga lupa kalo gue jomblo, gimana sih" kata mira dengan wajah kesel.
"udah gapapa nak mira, jomblo itu bagus. mendingan begitu gak usah pake pacaran kalau perlu" kata mama yang tetiba datang menimbrung percakapan kami.
"iyaa bener itu bu, mau mira juga begitu. Kalau udah ada yang sreg baru deh langsung gas kaya ana ini" kata mira menyenggol bahu ku.
"iyaalah, lelaki yang baik pasti ngasih kepastian bukan cuma janji semata" kata mama menatap kami bergantian.
"iyaaa bener bu, kaya aku gini cuma di php ini sama cowok. Huh untung cinta, kalo ngga mah,,,,,,"
"kalo ngga kenapa rin?" tanya mira.
"yaa gapapa hehehe" jawab rina cengengesan.
"yeee dasar ngga jelas" kata mira dengan kesal.
"udah-udah, kalian udah makan belum?" tanya mama.
"udah kok bu, tadi udah makan. Cuma nyicip sih" kata rina yang langsung mendapat pelototan dari mita.
"apaan, nyicip kata lo? Sepiring lo bilang nyicip?" kata mita dengan ekspresi kaget.
"hehehe yaa emang nyicip, gue ambil semua dikit-dikit tapi sepiring. Kan namanya nyicip, apalagi gue gak makan nasi nya tadi. Lo tau kan, orang indonesia kalau belum makan nasi namanya ya belum makan" kata rina.
"astaga rin ternyata lo yaa,,,,," kata mita yang gemas dengan tingkah rina.
"yaudah kalau gitu kalian makan aja dulu ya, itu masih ada loh di paresmanan. Paresmanannya juga dipindahin tuh di depan rumah riski, makan dulu aja" kata mama pada keduanya.
Rina pun langsung bangkit dan mengambil sepiring nasi lengkap dengan lauknya, begitu juga mita yang akhirnya mengambil makanan lagi.
"nah kan lo juga makan" kata rina pada mita.
"hei, gue emang belum makan nasi. Tadi kan gue cuma ambil buah sama minuman doang" kata mita gang tak mau kalah berdebat dengan rina.
"udah deh kalian makan aja dulu, gue juga kayanya mau makan deh. Laper gue" kataku pada keduanya.
"yaudah sana ambil, apa mau gue ambilin aja. Mumpung belum mulai makan nih gue" kata mita padaku.
"gak usah deh gue ambil sendiri aja, lagian didepan juga ada nayla kan. palingan gue minta tolong dia buat sendokin nanti" kataku yang langsung berlalu meninggalkan keduanya yang sedang makan sambil memainkan ponsel mereka masing-masing.
"nay, mbak ambilin nasi dong. Laper nih" kataku pada nayla yang sedang bermain dengan nazwa dihalaman rumahnya.
"bentar mbak, aku kasih nazwa dulu sama tante" jawabnya, aku pun duduk didepan pintu rumah menunggu nayla yang mengembalikan nazwa.
"makan sama apa mbak?" tanya nayla yang sudah berada didepan meja paresmanan.
"apa aja yang masih ada dek, minta daging ya kalo masih ada dek" kataku pada nayla yang menganggukan kepala.
Nayla pun dengan cekatan mengambilkan makanan untukku.
"nih mbak" katanya memberikan sepiring munjung nasi dan lauknya.
"yaampun banyak amat dek, ini mah mbak gak bakalan abis lah" kataku pada nayla.
"barengan lah mbak, aku kan juga mau makan" kata nayla.
"ooh jadi kamu mah makan bareng sama mbak, yaudah kalo gitu yuk masuk" kataku pada nayla.
Kami pun duduk lesehan berhadapan sama rina dan juga mita.
"yaampun gak salah an makanan lo segitu banyak?" tanya mita padaku.
"nih si nayla minta makan bareng, tau ada angin apa minta makan sepiring berdua sama gue" jawabku melirik nayla yang hanya tersenyum kecil.
"yaa gapapa kali nay, lagian kapan lagi yakan makan sama lo. Sebentar lagi kan lo bakalan nikah tuh sama billy, pasti bakalan jarang juga nayla makan bareng sama lu. Iyakan nay?" kata rina yang langsung di angguki oleh nayla yang sudah mulai memasukkan nasi kedalam mulutnya.
"iyaaa makanya itu nikmatin aja dulu tiap moment yang terisa di rumah ini buat bareng-bareng sama adek lo sama keluarga lo juga an" kata mita padaku.
"iyaalah itu mah pasti kali, gue juga tau" jawabku.
Setelah selesai makan, aku pun berganti pakaian dan menghapus make up yang masih membalut wajahku.
"an, gue sama mira pulang ya an. Jangan lupa loh nanti kabarin kita kapan pernikahan lo" kata rina membuatku terkekeh geli.
"iyaa tenang aja nanti pasti gue kabarin, oiyaa menurut kalian siapa aja ya yang bisa jadi pengiring pengantinnya?" tanyaku sebelum mereka pulang.
"emm nanti deh kita cari ya, yang udah pasti ya kita berdua kan jadi brisemide lu yg lainnya nanti kita kabarin" kata mira, aku pun menganggukan kepala.
"okeedeh, gue gak perlu banyak si. Cukup ber enam aja lah, jadi kalian tinggal cari teman empat orang lagi kayanya. Sama cari grosmen nya ya, gapapalah dri gue juga, tapi nanti gue tanya mas billy dulu temen-temen dia buat jadi grosmennya" kataku.
"iyaalah, mending kalo yang cowok mah lo tanya aja sama billy. Takutnya dia ada temen, kan gak enak kalo ngundang secara biasa yaa" kata rina meminta persetujuan mira.
"iyaaa bener an, yaudah kalo gitu kita balik yaa" kata mira. Mereka pun pulang menggunakan motor milik rina yang di kendarai oleh mira.
Aku pun kembali masuk kedalam rumah dan mulai menata seserahan yang di bawakan keluarga mas billy.
Bersambung....
