NovelToon NovelToon
Orin

Orin

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Mengubah Takdir / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:44.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

VROOOM!

VROOOM!

Orin mempercepat laju motornya menerobos derasnya hujan. Orin bahkan tidak menyentuh rem sama sekali. Entah kenapa hatinya tidak terima mendengar perkataan jujur dari teman-temannya. Orin menangis di tengah gemuruh dan derasnya hujan. Matanya basah tiba-tiba penglihatannya mengabur.

SZZZZT!

Kilatan petir yang menyilaukan menyadarkan Orin. Mata Orin melebar selebar-lebarnya tatkala nampak seorang nenek tua tepat di depan motornya. Orin panik, dia menginjak rem belakang. Usahanya percuma karena Orin terlanjur menghabiskan full gas motornya. Orin berteriak dan terus menekan klaksonnya.

TIN!

TIIIIIIIIINNN!

CKIIIITTTT!

BRAAAAKK!


Yuk ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 Makhluk Astral

TOK!

TOK!

"Kamu?" Orin kaget mengapa tiba-tiba Vania berada di depan pintu ruangannya.

"Kok gak nanya kenapa gue ada di sini?" Vania tersenyum sinis.

"Gak penting," jawab Orin sinis.

"Kamu, yang ngakunya kekasih Aydin. Apa kamu tau, Aydin yang mengajak ku kemari."

Orin tertawa, Vania tidak tahu dia bisa mendengar isi hatinya. Vania cemburu karena Aydin sudah mendapatkan pengganti dirinya. Yang Vania tau dia adalah kekasih pertama Aydin dan Aydin cinta mati padanya.

"Oh ya? Ngomong-ngomong kenapa kamu meninggalkan Kak Aydin?" Orin basa basi.

"Aku tidak meninggalkannya. Sekarang kami bersama. Dan kamu sebenar lagi akan ditinggalkan Aydin." Vania tertawa mengejek.

"Benarkah itu Kak Aydin?"

"Aydin?" Vania berbalik ke belakang dan Aydin sudah menunggunya dengan tatapan tajam.

"Aydin, aku merindukanmu." Vania ingin memeluk Aydin tapi Aydin menghindarinya dengan mundur ke belakang.

"Kamu merindukan ku?" tanya Aydin datar.

"Iya. Aku yakin kamu juga begitu," jawab Vania.

"Maaf, aku hanyalah pria miskin yang tidak punya apa-apa."

"Makanya kamu bekerja Aydin. Aku akan menunggumu." Vania memegang lengan Aydin.

"Aku hanya seorang kuli bangunan. Gaji ku sedikit. Dan mungkin waktu ku tidak banyak untuk mu karena malam aku beristirahat."

"Dasar miskin!" Vania mendorong tubuh Aydin dan meninggalkannya dengan perasaan kesal.

Orin tertawa melihat tingkah Aydin. Tidak berapa lama Dokter memeriksa keadaan Orin. Dokter memperbolehkan Orin beristirahat di rumah karena keadaan Orin sudah membaik.

"Dek, siang ini kita akan kembali. Kamu sudah baikan?" Omar menyerahkan tas berisikan baju ganti untuk Orin.

"Cepat amat. Masih belum sempat jalan-jalan," sahut Orin.

"Papa, Mama khawatir keadaan mu Dek. Kita pulang ya." Omar membujuk Orin.

"Dek, maafin Kak Ezar ya. Karena Kaka kamu celaka." Ezar mendekat dengan mata yang membengkak.

"Kak E kenapa? Bang O tonjok ya, kasian amaaaaat." Orin menyentuh lembut mata Ezar.

"Bang Omar gak sejahat itu Orin, sembarangan ngomong," Omar mencubit lengan Orin.

"Ih jahattttttt, Kak Aydin tangan ku dicubiiiit," Orin bertingkah manja.

Aydin hanya bisa tertawa melihat tingkah laku tiga bersaudara. Rasa hangat kekeluargaan dirasakan Aydin. Secara Aydin hanyalah anak tunggal di dalam keluarganya. Walaupun banyak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya tapi baru kali ini Aydin merasakan kehangatan saudara.

Akhirnya mereka semua terbang ke Kota B. Sepanjang perjalanan Orin tertidur. Dan lagi-lagi Orin bermimpi bertemu dengan pria tampan yang sebelumnya pernah berjumpa di dalam mimpinya. Pertemuan mereka di tempat yang masih asing bagi Orin. Kali ini hanya ada mereka berdua.

Pria itu berwajah tampan, beralis mata tebal, rambutnya hitam, hidung mancung berkulit sawo matang. Pria itu duduk di samping Orin.

"Halo, masih ingat aku?"

"Iya, mengapa kamu selalu muncul di mimpiku?" tanya Orin.

"Aku juga tidak tahu. Mungkin kita ditakdirkan bertemu di dalam mimpi," jawabnya.

"Kamu siapa? Manusia? Malaikat?" tanya Orin lagi.

Pria itu tertawa kecil mendengar pertanyaan Orin. "Apakah kamu ingin tinggal bersama ku?"

"Tinggal dimana?"

Pria itu berdiri dan mengulurkan tangannya. Orin langsung membalas uluran tangan pria itu. Kemudian pria itu mengajak Orin naik kuda putih bersamanya. Pria itu membantu Orin naik ke atas pelana dan duduk dibelakangnya. Pria itu dengan terampil mengendalikan kuda putih dan berkeliling taman bunga.

Ternyata naik kuda tidak seasik yang Orin pikirankan. Orin terasa pusing, pahanya mulai terasa sakit. Orin meminta pria itu untuk berhenti. Pria itu lebih dahulu turun dari kuda. Dan ketika hendak membantu Orin turun dari kuda, tanpa diduga kuda itu melompat dan meringkik keras, tubuh Orin terguncang dan hilang keseimbangan.

"Aaaaghh!" Orin terjatuh dari tempat duduknya dan terbangun dari tidurnya.

Aydin segera menghampirinya dan mengembalikan Orin dengan hati-hati ke tempat duduknya. Orin meringis, menangis menahan sakit. Kaki Orin sakit mengeluarkan darah.

"Apa yang terjadi? Kok bisa sampai berdarah begini?" Aydin panik.

"Kak, aku mimpi ketemu Pangeran ganteng. Diajak naik kuda," jawab Orin.

"Terus? Kamunya suka?" nada Aydin berubah menjadi dingin.

"Maksudnya suka apa Kak?"

Aydin diam tidak menjawab, perasaan cemburu singgah di hati Aydin. Aydin tidak suka Orin menyebut pria lain walaupun itu hanya dalam mimpi. Aydin meminta kotak P3K kepada Pramugari. Aydin membersihkan kaki Orin dengan hati-hati memberikan obat antiseptik dan memasang plester. Setelah selesai Aydin memejamkan matanya duduk di samping Orin sambil memegang tangan Orin.

Lagi-lagi Orin tertidur. Dan lagi-lagi Orin bertemu dengan Pangeran kali ini tidak bersama kudanya.

"Orin, apa kamu terluka?" Pangeran melihat Orin yang kesusahan berjalan.

"Maaf kalo boleh tahu nama mu siapa?" tanya Orin.

"Aku tidak punya nama," jawabnya.

"Aku harus memanggilmu apa?"

"Terserah. Apa kamu sudah memikirkan tawaran untuk tinggal bersama ku?" tatapannya mampu membuat jantung Orin melompat tanpa henti.

"Mengapa aku harus tinggal bersama mu? Kita baru saja kenal. Aku juga tidak tahu kamu orang baik ataukah orang jahat. Kamu nyata ataukah maya." Orin berbalik bermaksud meninggalkan Pangeran.

"Orin, kamu tidak akan bisa keluar dari tempat ini!"

Orin berbalik karena tiba-tiba saja suara lembut Pangeran berubah menjadi suara berat menakutkan.

"Aaaaaaaa," pekik Orin secara spontan.

Pangeran itu berubah menjadi seseorang yang mengerikan. Berbadan tinggi berwajah hancur yang mempunyai lidah menjulur panjang. Makhluk itu mengejar Orin. Orin berlari sekencang-kencangnya. Makhluk itu melompat hendak menangkap Orin.

Aydin menghadang makhluk itu dengan tenaga dalamnya. Makhluk itu terpental. Aydin membaca ayat-ayat suci. Keluar api yang membakar tubuh makhluk itu sampai menjadi debu. Orin ketakutan, dia masuk ke dalam pelukan Aydin.

"Dek, Dek, Aydin, bangun." Omar mengguncang tubuh mereka berdua.

Aydin dan Orin terbangun. Omar bertanya ada apa dengan mereka berdua. Orin mengigau dan Aydin mengeluarkan jurusnya seolah berkelahi dengan musuh. Aydin kemudian bertanya kepada Orin, apakah Pangeran yang di maksud Orin dalam mimpinya adalah makhluk itu? Dan Orin mengiyakan.

Mereka tiba di bandara Kota B dijemput sopir pribadi. Di dalam perjalanan Aydin masih memikirkan tentang mimpi Orin. Siapa makhluk itu? Mengapa dia ingin membawa Orin? Ada apa dengan Orin? Aydin memegang kepalanya yang sakit karena banyak sekali pertanyaan yang tak terjawab.

Sore itu awan cemberut, langit jingga menghitam. Udara terasa dingin. Bulu kuduk Aydin berdiri. Aydin memperhatikan sekitar. Jalan yang mereka lewati tidak terlalu ramai. Orin, Omar dan Ezar terlelap karena kelelahan. Aydin memegang tangan Orin memastikan Orin tidak bermimpi buruk lagi. Aydin akan selalu menjaga Orin.

Aydin menatap bayangan hitam yang melayang di samping mobil mereka. Mata mereka bertemu, Aydin melotot karena sangat mengenal siapa bayangan hitam itu. Bayangan hitam terbang melayang melesat ke depan mobil yang Aydin tumpangi. Bayangan itu mengayunkan sabitnya yang besar.

BRAKKKK!

BOOMMMM!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Ma Chan
🐯🐯🐯🐯🐯
Queen
oh tidak 😱
Queen
tajam kali mulutnya
Queen
nah lho?
Kara
suka
Queen
/Facepalm/
Queen
mantan lagi
Queen
hadeh ne cewek
Queen
astaga tu mulut
Queen
😅
Queen
waduh 😱
Queen
kasian
Queen
😱
Queen
😱😱😱😱😱
Queen
padahal kesempatan sdh didpn mata. terlalu bail hatimu Dikara. tidak seperti Dikara satunya.
Queen
parah ni cewek
Queen
ngidam gorengan 😅
Queen
😁
Queen
emang Faris 😄
Queen
😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!