Warning! Terdapat adegan kekerasan!
Nasib nahas menimpa Athena saat dia dalam perjalanan pulang ke rumah. Dia diculik dan ditawan oleh seorang psikopat berbahaya bernama Ares.
Meski ditawan, Athena tetap tak kehilangan harapan untuk bertahan hidup. Karena berprofesi sebagai psikiater, Athena mencoba melakukan terapi tersembunyi pada Ares. Gadis itu mencoba membantu Ares agar berhenti terobsesi membunuh orang. Sambil melakukannya, Athena juga berusaha mencari jalan untuk melarikan diri.
Berhasilkah usaha Athena yang berhati malaikat menaklukkan iblis dalam diri Ares?
*Spin off Dokter Cantik Tuan Depresi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraliv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 - Tertangkap Lagi
...༻⌘༺...
Ben memegangi Athena dengan erat. Kemudian dia bawa putrinya itu masuk ke dalam kamar. Sambil meminta maaf, Ben tutup dan kunci pintu kamar Athena.
"Mom! Dad! Kenapa kalian melakukan ini! Aku mohon percayalah padaku!" seru Athena sambil menggedor pintu. Dia juga sesekali berusaha membuka pintu tersebut.
"Maafkan kami, Sayang. Kami melakukan ini demi dirimu," kata Bella. Ia sebenarnya juga tak tega berbuat begini pada Athena. Namun apa boleh buat, sebagai orang tua, Bella hanya menginginkan yang terbaik. Terutama jika terkait keselamatan Athena. Bergaul dengan seorang psikopat tentu bukanlah hal baik.
Selang sekian menit, polisi berdatangan dan langsung membawa Ares. Ben dan Bella sendiri tidak mengatakan kalau selama ini Ares bersama Athena. Namun mereka justru mengatakan kalau lelaki itu berusaha menguntit Athena karena ingin balas dendam.
Kini Ares kembali berada di tangan polisi. Dia sudah berada di ruang interogasi. Diteriaki, dan juga sesekali dipukuli. Itu semua terjadi karena Ares terus membisu.
"Cepat katakan! Semua kesalahanmu telah terbukti! Kenapa kau tak kunjung mau bicara?!" timpal Chris, seorang letnan yang rela turun tangan untuk langsung menginterogasi Ares.
Ares mendengus kasar. Ia menatap tajam Chris. "Kalau mau membunuhku, cepat saja bunuh aku," tantangnya.
Brak!
"Dasar monster! Apa kau tahu?! Kau sudah merenggut puluhan orang di kota ini!" geram Chris sambil memukul meja dengan keras.
Ares kembali terdiam. Sebenarnya dia sedang memikirkan Athena. Keinginan Ares untuk terus bisa bersama Athena begitu besar. Dirinya kembali memikirkan cara untuk bisa kabur dari penjara.
"Kali ini kau tidak akan bisa kabur! Kami akan melakukan penjagaan lebih ketat padamu!" ancam Chris. Seolah bisa membaca pikiran Ares.
Ares kembali menatap tajam Chris. Dia menarik sudut bibirnya.
"Apa?! Marah?! Sayangnya saat ini tidak ada seorang pun yang berada di sisimu. Bahkan keluargamu sendiri!" ujar Chris.
Mendengar itu, Ares naik pitam. Dia berdiri dan berteriak kencang sekali.
"Aaaarghhhhhh!!!" pekik Ares. Mengingat tangannya dalam keadaan diborgol.
Chris bergeming. Dengan cepat dia tampar keras wajah tampan Ares.
"Kurang ajar! Beraninya kau meneriakiku!" amuk Chris. Dia kini menendangi Ares. Lelaki itu jatuh ke lantai dan terus kena tendang Chris.
Dalam sekejap, Ares teringat dengan apa yang pernah dia lakukan dengan Jerome sebelumnya. Seketika dia juga teringat dengan perkataan Athena mengenai hukum alam.
Alhasil Ares hanya pasrah. Membiarkan Chris terus memukulinya tanpa henti. Mata Ares sampai dibuat berkunang-kunang.
Karena tak mau bekerjasama, Ares dibawa ke penjara. Benar saja, kali ini keamanan menjadi dua kali lipat. Ares dikurung di dalam sel isolasi yang mana di sana juga terdapat closet dan wastafel. Hingga dengan begitu, Ares tak akan bisa memiliki alasan lagi untuk keluar dari sel.
Sekarang Ares telentang di kasur lantainya. Ia menatap langit plafon yang suram temaram.
Saat malam tiba, Ares kembali melakukan interogasi. Namun kali ini orang yang menginterogasinya adalah seorang psikiater.
Ares telah duduk menunggu di ruang interogasi. Dia berharap sekali psikiater yang akan menemuinya adalah Athena.
Pintu perlahan terbuka. Seorang wanita dan polisi datang.
Pupil mata Ares membesar. Bagaimana tidak? Ternyata psikiater yang akan bicara dengannya adalah Bella. Ibu kandungnya Athena.
"Nyonya Mayers..." lirih Ares penuh harap.
"Baguslah kalau kau langsung mengenaliku," tanggap Bella sembari duduk ke hadapan Ares.