Reincarnated As An Extra

"Padahal aku belum selesai mengatakan semuanya." Gumam pria tersebut seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ya biarlah, dengan ini ketua bisa bertemu dengan murid Liam, sehingga ia tidak akan mengeluh dalam melakukan tugasnya." Ucap ajudan tersebut lalu pergi ke sisi player yang lainnya.

>>>>>>______

Kembali ke Ruang Pelelangan

Liam yang berhasil mengalahkan demon human itu dengan satu serangan, sontak menghela nafas panjang. Entah karena sudah merasa lega, tubuhnya tiba-tiba terasa sangat lemah dan tidak bertenaga, ia bahkan hampir jatuh ke tanah jika tidak ditopang oleh diriku.

"Kerja bagus. Sudah kuduga kau pasti bisa mengalahkannya kawan." Ucapku yang dibalas tawa kecil oleh Liam.

"Bilang apa kau ini, bukan aku saja yang mengalahkannya tapi kita. Jika bukan karena dirimu yang menahannya terlebih dahulu, entah apa yang terjadi." Ucap Liam yang dibalas kedikan bahu oleh ku.

"Para player dan penjaga akan datang tidak lama lagi. Jadi istirahatlah terlebih dahulu. Oh ya, Charlotte dan Lara juga akan siuman. Kau tunggu saja mereka disini." Ucapku seraya memapah Liam ke dekat Charlotte dan Lara. Aku juga menyerahkan item lelangnya kepada Liam membuat pria tersebut mengangkat sebelah alisnya bertanya-tanya.

"Aku terlalu malas untuk mengurus hal-hal berikutnya. Masalah laporannya aku serahkan kepadamu ya." Ucapku yang berterus terang seraya melemparkan item lelang tersebut kepada Liam. Aku yang sudah pulih sedikit, alhasil langsung pergi dari ruangan tersebut mengabaikan Liam yang memanggilku.

Baru saja aku keluar dari ruang lelang, terlihat sosok wanita yang melesat begitu cepat ke arahku, ia berhenti tepat dihadapan ku sontak berkata seraya memegangi kedua bahuku menggoyang-goyangkannya. "Bagaimana dengan situasinya? Bagaimana dengan demon human nya? Apakah anda sandera? Jelaskan dengan detail semuanya?!" Tanya wanita tersebut mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus kepada ku.

Merasa jengkel karena bahuku di guncangkan terlalu keras, aku langsung menghempaskan diri ke belakang dan lepas dari cengkraman wanita tersebut yang tidak lain adalah Isabella Allen.

"Jika anda ingin mengetahui situasinya, masuk saja kedalam. Juga tenanglah, karena demon human nya sudah di kalahkan oleh orang yang ingin anda temui." Ucapku dengan nada kesal lalu pergi begitu saja meninggalkan Isabella yang termenung sejenak.

Beberapa saat kemudian wanita itu pun tersadarkan, lalu hendak masuk ke dalam ruang lelang, namun sekali lagi ia tiba-tiba berhenti seraya berkata pelan, "tunggu dulu, bagaimana dia tahu siapa yang hendak aku temui?" Gumam Isabella seraya menoleh ke belakang, baru paham dengan apa yang dikatakan oleh Fazel.

>>>>>>______

"Benar-benar sangat melelahkan. Walaupun sedikit berbeda dengan ceritanya, tapi untung saja berakhir dengan baik," gumamku saat tiba di kamar dan segera duduk di lantai. Beberapa saat kemudian, banyak notifikasi dari jendela sistem muncul di depanku, namun aku memutuskan untuk mengabaikannya dan pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Selesai membersihkan diriku, aku langsung ke sisi kamarku melihat ke luar jendela. Terlihat banyak penjaga dan player yang berlalu lalang di bawah membersihkan gedung seraya mengamankan situasi.

Aku yang melihat itu pun teringat kembali dengan jalan cerita yang berubah. "Apakah ini karena aku juga ikut campur? Tapi jujur saja ini masih tidak bisa menjelaskan bagaimana jalannya cerita nya tiba-tiba berubah, karena aku tidak melakukan sesuatu yang mencolok sampai harus jalan ceritanya berubah tiba-tiba." Batinku yang saat ini tenggelam dalam pikiran.

"Ah persetan dengan semua kemungkinan itu. Tapi yang pasti, situasinya akan lebih berbahaya daripada yang saya baca di novel. Aku harus beradaptasi dengan cepat, sebelum riwayat ku tamat di tengah jalan cerita.," gumamku pelan sambil berbalik dari jendela dan berbaring di tempat tidur yang nyaman, memilih untuk istirahat daripada terus memikirkannya.

...----------------...

[Ding]

[Keberuntungan tinggi pembaca aktif! Mengkonfirmasi tekad kuat Player 'Fazel'! Peluru mana diubah menjadi Peluru Luminaris]

[Pemahaman anda terhadap Talent "Master Weapon Specialized" meningkat! 20% Exp ditambahkan pada Talent "Master Weapon Specialized"]

[Keberuntungan tinggi pembaca aktif! Dexterity anda meningkat!]

[Keberuntungan tinggi pembaca aktif! Perception anda meningkat!]

[Selamat AP anda bertambah 350]

...----------------...

"Seperti yang diharapkan dari menyelesaikan cerita utama. Jumlah ini adalah jumlah terbanyak yang bisa kudapatkan." Ucapku di pagi hari tersenyum sangat puas ketika bangun tidur melihat apa yang ditunjukkan oleh notifikasi sistem.

Setelah membacanya sekilas, aku langsung menutup semua jendela notifikasi nya dan bergegas ke kamar mandi. "Hotel bintang lima memang yang terbaik. Terima kasih keberuntungan ku. Aku mencintaimu." Ucapku sepenuh hati seraya menyantap sarapan mewah yang di sajikan oleh sang pelayan.

Setelah menikmati sarapan mewah di hotel bintang lima, aku keluar dan bermaksud untuk segera kembali ke Akademi. Namun, situasi tak terduga terjadi saat sebuah karavan hitam yang sangat mewah tiba-tiba mendekati sisi jalan tempatku berdiri, yang sedang mencoba untuk memesan taksi. Hal yang lebih mengejutkan lagi adalah tiga sosok familiar yang berada di dalam karavan hitam itu membuat ku refleks mengerutkan kening karena tidak menduga situasinya.

"Naiklah, kau berniat untuk langsung kembali ke akademi juga, kan." Ucap gadis tersebut adalah Charlotte dengan nada acuh tanpa menoleh ke arahku. Belum sempat aku membalas perkataannya, tiba-tiba ia mengatakan sesuatu lagi, "oh ya, aku juga sekalian ingin mendengar situasi tadi malam disaat aku kehilangan kesadaran." Tambah Charlotte masih dengan nada bicara yang sama.

"Jika tentang situasinya, kau semestinya sudah dengar langsung dari Liam. Maka dari itu, apa yang ku jelaskan tidak akan berbeda jauh dengan apa yang dijelaskan oleh dirinya." Jawabku apa adanya.

Selang beberapa saat dua orang pria berpakaian rapih keluar dari pintu depan dan bergegas ke belakang lalu membukakan pintu untuk diriku. Aku yang di perlakukan seperti itu, hanya bisa menghela nafas panjang dan menerima tawaran tersebut. "Ya itung-itung menghemat pengeluaran lah." Batinku seraya manggut-manggut pelan. Karavan Hitam yang terlihat dari luar sudah mewah, interior didalamnya jauh lebih menakjubkan.

Pandangan mata ku langsung bertemu dengan Liam. Kami berdua langsung tersenyum dan pria itu langsung berkata, "sebelumnya aku hendak berterima kasih kepada mu dulu, terima kasih sudah membantuku mengalahkan demon human. Awalnya aku ingin mengucapkan ini tadi malam, tapi kau dengan gesitnya tidak membiarkanku melakukan hal itu kawan." Ucap Liam dengan senyuman ramah kepadaku.

Aku yang mendengar itu tersenyum tipis seraya berkata, "tidak perlu di pikirkan. Lagipula aku hanya membantu mu sedikit saja, sebagian besar kau yang mengurusnya, bukan." Kataku dengan nada santai.

"Kamu terlalu merendah Fazel. Jika bukan karena mu yang membatasi pergerakannya, demon human tersebut pastinya berhasil kabur." Ucap Liam membuat ku yang mendengarnya hanya mengedikan bahu, tanpa berniat untuk membicarakannya lebih lanjut.

Tepat setelah memberikan respon itu, suasana didalam mobil menjadi sangat canggung. Sampai beberapa saat kemudian, Lara yang tidak tahan dengan suasana canggung tersebut tiba-tiba berseru kencang dan langsung di timpali oleh Liam.

Sementara aku hanya bersikap acuh memandang ke luar jendela dan Charlotte yang sibuk dengan jam digitalnya. Lara pun berkata dengan nada menyindir, "Cihhh dasar orang-orang kaku." Ucap Lara yang merujuk kepadaku dan Charlotte.

>>>>>> Bersambung

~ Salam hangat dari author jangan lupa tinggalkan jejak ya. semoga sehat selalu untuk saudara-saudara se rasku.