NovelToon NovelToon
Para-Human

Para-Human

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Sistem / Mengubah Takdir
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aldo Hu

Disclaimer: Novel ini berlatar belakang di benua Amerika, sehingga semua dialog sebenarnya diucapkan dalam bahasa Inggris. Namun untuk kepentingan pembaca, budaya komunikasi sebisa mungkin masih mengikuti budaya Indonesia. Mohon maaf apabila ada beberapa panggilan terkesan tak sopan pada karakter di novel ini.

Servo Barga adalah seorang Detektif yang hidup di Los Angeles. Namun tak seperti kebanyakan manusia pada umumnya, dia justru memiliki kemampuan unik yang tak dimiliki para pengguna Sistem di dunianya. Dengan memanfaatkan kekuatannya, dia harus bergerak di dua dunia, dunia mafia dan juga dunia Sistem. Bagaimana cara dia membagi waktu antar keduanya?

Novel ini merupakan Spin Off dari novel Author yang lain. hubungi author apabila ingin mengetahui kisah karakter lain yang muncul di novel ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldo Hu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 : Dampak

Renata tak menjawab, matanya berpindah-pindah dari Servo ke Kendra. Sementara Sylvia tak peduli, dia hanya memeriksa formula yang ditulis sebelumnya oleh Renata.

"Kalau saranku, untuk sementara hubungan kalian tak masalah, bukan? Namun untuk masalah penyatuan kemampuan Parahuman, beri saya waktu. Itu tidak bisa sembarangan, kalian paham?" ucap Renata berusaha berlaku adil saat ini. Servo dan Kendra mengangguk paham. Renata kembali ke papan white boardnya untuk berdiskusi dengan Sylvia.

Karena belum mendapat jawaban pasti, mereja berdua pamit pulang lebih dulu. Ketika di lobi, mereka malah bertemu Rave.

"Bagaimana?" tanya pria paruh baya itu cepat.

"Umm...kami tak tahu diagnosa pastinya, jadi saran saya, Sir langsung tanya saja ke Profesor..." jawab Servo lirih, Rave merasakan kecemasan pemuda itu. Dia pun mengijinkan mereka pulang lebih dulu untuk menenangkan diri.

****

(Beberapa hari setelahnya.....)

Merida tampak sedang bersemangat melatih kemampuan Summonnya. Setelah melatih diri beberapa hari terakhir, dia yang tadinya hanya dapat memanggil versi bayangan biru dari makhluk ciptaannya, sekarang berhasil memanggil dengan versi padatnya. Sehingga sulit dibedakan antara makhluk ciptaannya dengan makhluk pada umumnya.

"Untunglah makhluk ini bukanlah bentuk kucing atau anjing ya...?" ujar Gilet yang sedang mengelus hewan ciptaan Merida yaitu sejenis kelinci besar namun berekor melingkar seperti monyet dan berwarna loreng. Marsupial-Thylacine, sejenis makhluk langka yang sudah punah di dunia.

"Gunakan dia ketika saat darurat saja, Mer. Hewan-hewan itu dapat membuat heboh apabila kamu sembarangan memunculkan" ucap Rave dengan nada kebapakan agar muridnya itu tidak terkesan ditekan.

"Baik, guru! Hehe..." sahut Merida sambil memamerkan giginya yang rapi. Berbeda dengan Merida, Servo, walau juga berkembang pesat, dirinya tampak banyak salah tingkah juga gugup. Rave menyadari hal itu, namun dia tak mau bertanya, karena tampaknya kegugupan pemuda itu bernuansa pribadi.

Kini Servo dapat menggunakan kekuatannya untuk melelehkan benda padat. Dia dapat dengan mudah melumerkan batu atau sedimen padat dalam hitungan detik.

"Serv?" panggil Rave.

"I-iya, Sir...?" ucapnya canggung.

"Apa kerjaan detektifmu lancar-lancar saja?" tanya Rave berusaha mengalihkan kecanggungan pemuda tersebut.

*O..oh ya, aman dan terkendali, Sir! Kekuatan saya sangat membantu ketika dalam kasus klien!!" jawab Servo bersemangat. Itu memang bukan bualan semata, harus diakui pemuda itu untuk kasus-kasus semacam mengejar dan menginterogasi penjahat menjadi jauh lebih mudah ketimbang tanpa kekuatannya. Namun dia tetap harus berhati-hati untuk tidak memamerkan kekuatannya.

Dia tahu dia hidup di kalangan pengguna Sistem dan Mafia. Karena itu beberapa hari sekali, dia mengunjungi Nathalia hanya untuk sekedar bertanya beberapa hal terkait kemampuan Sistem wanita itu.

*drrt...drrrt*

Seseorang tampak meninggalkan pesan ke ponsel Servo. Pemuda itu lalu meminta diri dari Rave untuk menjawab pesan tersebut.

"Serv, besok tolong jemput aku di rumah. Aku besok meliburkan diri, hehe...." isi text pesan dari Kendra. Pemuda itu mengernyitkan dahinya. Baginya pesan itu terdengar ambigu. Namun dia tak mau berspekulasi jauh lebih dulu.

Keesokan harinya, dengan semangat empat lima, Servo segera menjemput Kendra dan berniat mengajaknya sarapan bersama. Kini Sylvia sudah tidak tinggal di apartemen miliknya. Berhubung Rave telah merenovasi sedikit tempat pelatihan agar memiliki Brankar dan kamar-kamar tidur kecil, gadis itu bisa tinggal disana. Memang pada dasarnya, dia bukanlah tipe gadis manja pemilih tempat tidur.

Servo memarkirkan motornya di rumah kecil milik Kendra. Ketika dia hendak mengetuk, pintu itu tiba-tiba terbuka sendiri. Tak ada siapapun dibalik pintu. Pemuda itu malah melihat pacarnya sedang duduk di ruang makan sambil satu tangannya mengarah ke pintu sambil tersenyum.

"Apa...?! Jangan-jangan kamu...?" ucap pemuda itu terbata-bata sambil menatap ngeri pacarnya yang sedang tersenyum misterius.

1
Emma
Suka banget sama karakter dalam cerita ini, semoga terus berkembang 🌟
AldoArt85: Makasih 😇👍
total 1 replies
Mưa buồn
Baru selesai baca, tapi kok aku merinding terus ya. ✨
Rock
Ayo thor, jangan bikin pembaca kecewa, update sekarang!
AldoArt85: Updatenya skrg msh per 1 bab, nanti usahakan dua bab per hari 😅👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!