Bianca seorang gadis yang bekerja sebagai kasir di sebuah supermarket di jodohkan oleh seorang wanita paruh baya yang baik hati yang dia tolong saat ia selesai bekerja.
entah hanya bercanda atau beneran serius yang di katakan Ibu itu tapi entah lah membuat Bianca membayangkan akan menjadi bagian dari keluarga di rumah besar itu. "Ah Halu lo Bi, mikir apa sih haha emang lu siapa berharap yang gak mungkin, menghayal aja kerjaan otak lu ini" Gumam Bianca dalam hati sambil menggelengkan kepala nya
namun omongan itu selalu terngiang2 di kepala nya membuat nya berandai andai jika suatu saat ia bisa menikah dengan pria kaya
ah entah lah pacar saja tidak punya apalagi mikir di nikahin pria kaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amih Er, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sampai Di Sini
"Kita gak sedekat itu ya sampai Bapak minta saya jadi pacar pura pura, Lagian sama aja nipu orang tua Pak, Bapak gak takut kualat?" tolak Bianca pada ide gila nya Agam
"Maaf Bianca... Ayo saya antar kamu pulang ini sudah semakin malam"
......................
Agam yang sedang tertidur mendengar ponsel nya terus berdering akhir nya mengangkat telpon nya dengan mata yang masih terpejam
"Hm Halo" Jawab Agam sambil menguap
"Happy Birthday Agam" Terdengar teriakan dari sebrang telpon sana
Agam pun langsung terjaga mendengar suara kekasih nya yang ia rindukan
"Maura" sapa nya sambil terseyum, suara yang ia rindukan akhir nya ia dengar lagi
"Selamat ulang tahun Agam, semoga di umur yang menginjak kepala 3 ini semakin di berikan kebahagiaan dan semua yang di inginkan segera tercapai, amin" Doa Maura dengan tulus untuk Agam
"Di aminin paling kenceng" sahut Agam terkekeh
"Apalagi keinginanku segera menikahi mu Mau"
"Ekhm Agam Please jangan mulai, kamu tahu aku ada proyek pembangun rumah sakit di Paris yang sudah di kejar waktu tahun depan harus rampung" Sandra diam sejenak, ia tidak mau merusak hari ini dengan pertengkaran kecil kedua nya "Sudah lupakan, hei kamu mau hadiah apa? " Lanjut Maura dengan Lembut
Agam pun langsung duduk bersandar pada headboard tempat tidur nya.
"Maura...." Ucap Agam sambil memikir kan sesuatu yang akan ia katakan
(Baca Part ini sambil dengerin lagu Judika Putus atau Terus ya biar mendalami, hihihi)
"Aku jadi berpikir tentang perasaan kita berdua, apa benar masih ada cinta atau kita hanya
sekedar menjalan kan nya saja"
"Agam... Apa maksud mu? " Maura mengerutkan kening nya bingung dengan ucapan Agam
"Kamu pasti merasakan nya juga Maura hubungan kita yang semakin dingin, kita semakin jarang berkomunikasi, bahkan kita hanya sekedar saling menyapa" Jelas Agam
"Sepertinya kita harus memikirkan kembali hubungan ini mau di bawa kemana ke depan nya. Aku sudah lelah menunggumu Mau, lebih baik kita sudahi sampai di sini dan jalani kehidupan kita masing masing, aku membebaskan mu mengejar mimpi mu, tapi maaf aku gak bisa menunggu lebih lama lagi"
"Agam.." Maura pun meneteskan air mata nya mendengar keputusan kekasih nya itu
"Maura, kamu pun tahu desakan keluarga ku terutama keinginan ku untuk membangun rumah tangga dan memiliki anak, aku rasa tidak akan bisa menunggu mu hingga tahun depan yang belum tentu kamu setuju untuk langsung menikah" jelas Agam walau sejujur nya berat untuk Agam berpisah namun ia lelah dengan semua nya, termasuk sikap dingin nya Maura
Maura yang terisak menganggukan kepala nya perlahan, memang diri nya juga tidak tahu pasti setelah proyek ini selesai apakah bisa fokus untuk mewujudkan keinginan Agam yang ingin menikah dan memiliki anak, karna pembangunan rumah sakit ini adalah impian Maura beserta kedua orang tua nya.
"Baiklah Agam, aku mengerti, aku juga tidak mau egois untuk mempertahankan mu, jika memang berjodoh pasti kita akan kembali, tapi jika tidak aku berharap dirimu segera mendapatkan kebahagiaan mu"
"Maafkan aku Maura, selama ini aku selalu memaksamu, aku pun berdoa untuk impian mu dan kebahagiaan mu, jaga dirimu baik baik, maaf bila kita berpisah dengan cara seperti ini" tutup Agam mengakhiri sambungan telepon nya.
Agam menghela nafas panjang sambil berfikir sejenak apakah hatinya akan baik baik saja, apakah ia tak akan mengingat kisah cinta nya pada Maura lagi, apakah benar keputusan yang ia ambil ?
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
* Supermarket *
Sandra dan Tasya sedang asik berbelanja buah untuk stok di kulkas Agam
"Udah belum ma? Aku ada janji nih ma" tanya Tasya pada mama nya, takut takut sang mama keasikan belanja sampai lupa pulang
"Ayo ayo kita bayar dulu"
Sandra pun melirik ke arah deretan meja kasir siapa tau kali ini ia bisa bertemu Bianca
"Nah itu dia" Gumam Sandra dalam hati, ia pun mendorong trolley belanjaan nya ke meja Bianca
"Hai Ca, akhir nya kita ketemu lagi"
"Halo Tante, apa kabar ??" Sapa Bianca dengan senyum nya yang manis
"Baik, tiap Tante kesini gak pernah ketemu kamu, Tante tanya kasir lain kata nya kamu lagi masuk siang atau pas kamu libur"
"Tante Masih ingat aja sama aku" sahut Sandra sambil terkekeh
"Masih dong, kamu apa kabar ?"
"Baik Tante, Ini Total nya jadi 375.000 ya Tan, ada lagi?"
Sandra pun menyerahkan kartu Black Card nya
"Sudah ini aja, oh iya kenalin ini Tasya putri Tante adik nya Agam"
"Hai kak" Sapa Tasya dengan lembut
"Hai juga Tasya salam kenal, wah cantik seperti Tante" Jawab Bianca dengan ramah
"Bisa aja kamu Ca. Oh iya kamu pulang jam berapa ?" tanya Sandra sambil memasukan kembali kartu nya
"Jam 3 sore Tante"
"Abis itu ada acara lagi gak ? Ikut Tante pergi yuk, mau yaa, nanti Tante minta anak Tante jemput kamu" bujuk Sandra
"Mah aku kan nanti langsung mana bisa jemput ka Bianca dulu?" protes Tasya pada mama nya
"Ih bukan kamu yang mau mama suruh jemput, tapi Agam" Sandra pun tersenyum menjawab pertanyaan putri nya.
Ya Sandra masih mengharapkan putra nya bisa dekat dengan Bianca, kebetulan hari ini Agam mengajak Sandra dan Tasya untuk ke bioskop dan makan di luar mumpung Mama dan adik nya sedang berkunjung ke rumah nya
"Mau ya Ca? Jangan di tolak ya nanti Tante sedih loh jarang jarang Tante berkunjung ke Jakarta" Bujuk Sandra yang sedikit memaksa dengan memasang wajah sedih
"Baiklah Tan, asal jadi gak ngerepotin Tante atau Pak Agam"
Bianca pun akhir nya menyetujui ajakan Sandra, sebetul nya ia pun juga ingin bertemu lagi dengan Agam, ya semenjak ajakan untuk menjadi kekasih pura pura nya waktu itu kedua nya sudah tidak pernah berkomunikasi lagi.
"Makasih ya Ca, nanti jam 4 Sore Tante dan Agam yang jemput, oh iya tulis alamat rumah mu yaa"
Bianca pun mencatat alamat kosan nya, walaupun sebenarnya Agam tahu alamat kosan nya karna pernah sekali mengantar nya pulang tapi ia segan memberitahu pada Sandra jadi biarlah ia tetap menuliskan alamat nya.
*
*
Agam yang duduk di ruangan praktek nya senyum senyum sendiri setelah mendapat telpon dari mama yang memberitahu bahwa Bianca akan ikut jalan jalan bersama mereka nanti sore.
Sudah Satu bulan kedua nya tak lagi bertemu ataupun sekedar memberi kabar.
Malam setelah pertemuan nya itu Agam pun patah hati karna hubungan nya dengan Maura kandas, jadi ia memilih untuk mengalihkan kesedihan nya dengan bekerja.
Namun kini ia punya kesempatan kembali untuk mendekati Bianca, apalagi status nya yang sekarang single, Agam pun mulai mengirim pesan pada Bianca
^^^"Bianca ^^^
^^^Jam 4 Sore nanti saya jemput di kosan" ^^^
