NovelToon NovelToon
Cinta Si Duda Kaya

Cinta Si Duda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ariania

beberapa kali menjalin asmara namun tak semua tak sesuai harapan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ariania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pertama kali dalam hidup

Dalam beberapa hari Riani dan Nathan akan berangkat ke Jerman untuk menemui keluarga Nathan.

Riani merasa cemas dan sedikit takut, takut jika hubungan nya dengan Nathan tidak di restui keluarga Nathan karena latarbelakang Riani yang tak sepadan dengan Nathan.

Melihat Riani yang cemas Nathan pun menenangkan nya dan berkata jika semua akan baik-baik saja, keluarganya akan sangat menerima Riani, Meraka tidak akan mempermasalahkan latarbelakang keluarga Riani dan lain halnya.

Mendengar perkataan Nathan, Riani sedikit merasa lebih tenang dan meyakinkan dirinya jika semua akan baik-baik saja.

Nathan sudah meminta izin kepada bapak dan ibu Riani di kampung, jiga meminta izin kepada Satya dan mereka pun memberikan izinnya.

Semua persiapan sudah selesai dan barang yang di perlukan pun sudah di kemas dalam koper masing-masing.

Nathan dan Riani menuju bandara, Nathan memarkirkan mobilnya disana u tuk beberapa hari, meski harus membayar namun itu tidak masalah bagi Nathan.

Mereka menunggu keberangkatan pesawat, Riani duduk di samping Nathan sembari menggenggam tangan Nathan, meski bukan hal yang pertama kalinya Riani naik pesawat namun kali berada, untuk pertama kalinya dia naik pesawat dengan tujuan negara Jerman, hatinya campur aduk, senang akan bertemu dengan keluarga Nathan namun di sisi lain was-was dalam perjalanan, karena perjalanan yang memerlukan waktu yang cukup panjang baginya.

Nathan terus menenangkan Riani agar dia tidak terlalu was-was, tangannya tidak pernah lepaskan menggenggam angan Riani.

Pesawat pun sudah lepas landas dan memulai penerbangannya.

Sementara itu sang nenek dengan kesibukan nya dalam menyambut cucu menantu tak ingin ada kesalahan apapun dan semuanya harus sempurna dalam penyambutan, sang paman mengingat nya untuk tidak terlalu lelah karena semua sudah ada yang mengaturnya namun sang nenek bersikeras untuk membantu dengan alasan agar terlihat sempurna.

Merasa sudah sempurna sang nenek pun duduk di sofa.

" finished " sembari menghela nafas dan meminum segelas air yang sudah di siapkan di meja.

" kita jemput mereka di bandara " ujar sang nenek

" Kakak istirahat saja biar aku yang jemput mereka "

" baiklah, kamu jemput mereka "

" Kakak jangan terlalu lelah ya, ingat kata Nathan "

" iya iya, ini juga udah selesai kok, kamu hati-hati ya "

" iya kak, kalo gitu aku berangkat dulu ya "

" iya " . Sang paman pun menuju bandara u tuk menjemput Nathan dan Riani.

Paman menuju di tempat yang sudah di sediakan.

Riani dan Nathan baru turun dari pesawat dan menuju tempat pengambilan koper, setelah mengambil koper mereka pun menuju tempat dimana paman sudah menunggu.

Melihat paman yang menunggu Nathan melambaikan tangannya dan menghampiri paman, mereka berpelukan. Nathan memperkenalkan Riani kepada paman, setelah beberapa menit saling sapa mereka pun menuju kerumah karena nenek sudah menunggu mereka.

Beberapa percakapan terjadi saat dalam perjalanan, meski banyak menyimak pembicaraan antara Nathan dan pamannya sesekali Riani pun menjawab apa yang di pertanyakan kepadanya.

Setiba di rumah nenek bergegas keluar rumah dan menyambut Nathan dan Riani, memeluk Riani, rasa bahagia terlihat diraut wajah sang nenek. Sambutan yang hangat, sang nenek memegang tangan Riani dan menuntunnya masuk kedalam, betapa kagumnya melihat sambutan yang di berikan nenek kepadanya, nenek menyuruh Riani duduk di sampingnya dan mengajaknya berbicara.

" nenek lupa ya kalo disini juga ada aku " ujar Nathan

" nenek sudah sering ketemu sama kamu, sekarang Neneng pengen ngobrol sama cucun mantu nenek "

Riani hanya tersenyum mendengar perkataan nenek.

" maaf yah nak Riani, nenek memang suka begitu " sahut paman

" kamu jangan gitu dong " tegur halus nenek kepada paman

Riani pun hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

" pasti lelah dari Jakarta ke sini, kamu bisa istirahat dulu nanti kita ngobrol-ngobrol lagi "

sang nenek memanggil asisten rumahtangga nya untuk mengantarkan Riani ke kamar yang sudah di siapkan.

Riani berjalan menuju kamar yang sudah di siapkan, kagum dengan kemegahan rumah yang di tempati nenek dan pamannya, tidak menyangka jika dirinya berada di rumah yang bagai istana yang megah, beberapa lukisan terpasang di dinding, pilar-pilar di dalam rumah yang begitu besar, tembok yang di lapisi beberapa sorak emas, sungguh Riani sangat tak membayangkan jika keluarga Nathan sekaya ini, beberapa asisten rumahtangga pun menyambut Riani bak seorang ratu yang dihormati.

Seketika hatinya berdebar dan bercampur aduk rasanya, bertanya-tanya " apa aku ini pantas bersanding dengan Nathan "

hatinya merasa sangat tidak tenang, melihat dengan mata kepala sendiri begitu mewah dan megahnya rumah Nathan dan begitu kaya nya seorang Nathan.

Riani di persilahkan masuk ke kamar yang sudah di siapkan, tak lupa ucapkan terimakasih kepada yang mengantar nya.

" woah serius, ini kamar atau apa, bagus banget " menatap tiap dinding kamar, matanya bergerak mengitari ruangan, tempat tidur yang luar dan berlapis emas di sampingannya, sungguh bagaikan mimpi yang tak berujung bagi Riani, menampar didinya seolah menyadarkannya dari mimpi namun terasa sakit, " bukan mimpi " ,

Berbeda dengan rumah di Indonesia, rumah ini jauh lebih indah bak istana dalam dongen.

Ketukan pintu terdengar dari luar, Riani menghampiri dan membukanya,nenek datang untuk memastikan keadaannya Riani,

" gimana kamarnya, nyaman , maaf ya kalo kamarnya kecil "

" kecil, kamar segede gini di bilang kecil " gumam hatinya Riani.

" kalo butuh apa-apa kamu bilang saja sama Mery, dia yang akan membantu kamu di sini " memperkenalkan salah satu asisten rumahtangga nya untuk membantu keperluan Riani.

" iya nek, terimakasih "

" nanti kita lanjutkan ngobrol ya, kamu istirahat dulu "

" iya nek " . sang nenek pun keluar kamar.

" nona butuh sesuatu " tanya Mery

Riani hanya tersenyum sembari menggeleng kan kepalanya.

" kalau begitu saya pamit dulu, jika butuh sesuatu panggilan saya, permisi nona "

" iya, terimakasih ".

sang nenek dan Nathan pun berbincang di ruang keluarga.

" sepertinya Riani kaget melihat rumah ini "

" gimana gak kaget, di baru pertamakali kali lihat rumah sebesar ini "

" memangnya di sana tidak ada "

" ada tapi mungkin baru rumah ini yang dia lihat "

" kalo boleh tahu bagaimana keluarga nya "

" mereka baik nek, mereka sederhana berada di antara mereka itu membuat Nathan tenang dan nyaman, Kevin juga begitu "

" nenek bahagia jika itu uang kamu katakan, nenek juga senang bisa ketemu Riani, keliatan nya dia baik "

" dia penuh perhatian nek baik sama aku maupun Kevin, Kevin aja sudah nyaman sama Riani " . Banyak yang di bicarakan Nathan dan neneknya perihal Riani dan keluarganya juga status Riani sebelumnya. Merasa kasihan dengan apa yang telah di lalui Riani sekaligus bangga karena Riani merupakan wanita yang kuat dan tegar dalam menghadapi cobaan dalam hidupnya.

Nenek tidak menyangka jika akan dipertemukan dengan seorang wanita yang begitu kuat dalam menghadapi cobaan hidup, berharap jika Riani merupakan wanita terakhir bagi Nathan dan bisa membanggakan Nathan dan Kevin. Harapan itupun nenek katakan kepada Riani di saat nenek dan Riani memiliki waktu berdua untuk berbicara, meminta Riani untuk tidak meninggalkan Nathan dan Kevin dalam hal apapun, dan menjadi keluarga yang bahagia. Riani tidak berjanji melainkan akan berusaha semampunya untuk bisa tetap berada di samping Nathan dan menjadi bagian dalam hidup Nathan dan Kevin. Mendengar hal itu nenek sangat bahagia, dia sebuah cincin yang begitu indah, cincin yang merupakan warisan turun temurun dari orang tua nya dulu, terlihat sederhana namun memiliki makna yang dalam dan bernilai tinggi tentunya. Riani berusaha menolak namun nenek memaksa nya untuk memakai cincinnya demi, yang akhirnya Riani bersedia menerima pemberian dari sang nenek, " terimakasih nek " , sang nenek tersenyum dan merekapun berpelukan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!