Setelah empat tahun berusaha keras untuk melupakan cinta pertamanya, pada akhirnya Jennifer Graciela harus bertemu dengan pria yang sangat dibencinya itu. Sialnya, dia dipaksa untuk menerima perjodohan yang sudah disetujui oleh dua keluarga.
Dia adalah Andrew Garfield Ratajasa, pria yang pernah memberikan cinta sekaligus luka. Keluarga Ratajasa akan menanggung seluruh biaya pengobatan ibunya jika Jenni bersedia menikah dengan Andrew.
Demi sang ibu, Jenni menerima perjodohan itu dan mengesampingkan perasannya yang masih sangat terluka. Dia terpaksa terjebak dalam sebuah pernikahan dengan pria masa lalunya.
Apakah Jenni akan mencintai Andrew seperti dulu? Atau akan semakin membenci pria yang membuat hatinya patas sepatah-patahnya itu?
***
" Aku bersedia menikah denganmu karena Mama, jadi jangan berharap lebih " ~ Jennifer Graciela.
" Aku tidak peduli, sekarang kamu adalah istriku " ~ Andrew Garfield Ratajasa.
***
IG: gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Pertanyaan Andrew
" Aw, sakit, Ndrew. Besok lagi saja, aku tidak tahan lagi " ringis Jenni sembari mengigit pundak Andrew.
Sakit luar biasa Jenni rasakan pada inti tubuhnya saat Andrew terus menekan miliknya. Sudah beberapa kali percobaan tetapi belum juga berhasil menjebol pertahanannya dan masih tertahan di pintu utamanya saja. Entah memang terlalu sulit atau Andrew yang tidak bisa untuk melakukannya.
" Tidak bisa, Jen. Aku tidak bisa berhenti, sudah tanggung ini. Sabar ya, aku akan berusaha lagi " ucap Andrew terus berusaha mendorongnya.
" Kalau begitu istirahat dulu dong, aku lelah " pinta Jenni mendorong dada Andrew.
" Oke, kita istirahat sebentar " jawab Andrew yang kasihan melihat wajah lemas sang istri.
Andrew mengusap keringat di kening Jenni dam dipandangnya sang istri yang sedang mengatur napasnya. Kasihan sekali sebenarnya, tetapi mereka tidak mungkin berhenti di tengah jalan seperti ini. Dia juga mencoba memikirkan bagaimana caranya agar lubang sekecil itu bisa dimasuki oleh ularnya.
" Buat lahannya licin dan coba gesek-gesekkan. Jangan lupa buat istrimu rileks sebelum kamu melakukan serangan. Kalau sulit, coba dorong dengan sedikit kekuatan. Memang kalau masih segel pasti akan sangat sulit untuk dibobol " ucap Raka memberikan tutorial sekitar seminggu yang lalu.
Andrew mengingat-ingat apa yang dikatakan oleh pria yang menjadi gurunya dalam merasakan lembah kenikmatan milik Jenni malam ini.
" Sudah cukup istirahatnya? " tanya Andrew pada Jenni.
" Sudah " jawab Jenni menganggukkan kepalanya.
" Aku mulai lagi ya. Aku tidak berjanji kalau ini tidak akan sakit, tapi aku janji kamu pasti merasakan enaknya nanti " ucap Andrew mengecup singkat bibir Jenni.
Jenni pun menganggukkan kepalanya dan bersiap menahan rasa sakit yang pasti dialami oleh setiap wanita yang baru pertama kali melakukan hubungan suami istri.
Kemudian Andrew mulai memposisikan tubuhnya kembali untuk masukkan ularnya ke dalam sarangnya. Dia menggesek-gesekkan ularnya tepat di depan pintu utama sarang Jenni hingga membuat istrinya itu bergerak tidak karuan. Tidak lupa juga Andrew memberikan sebuah ciuman dan sentuhan yang akan membuat fokus Jenni teralihkan. Sebisa mungkin dia membuat Jenni rileks sebelum melancarkan serangan mautnya.
" Emm, ahh " sebuah dessahan keluar dari mulut Jenni tanpa disadari.
Gesekan yang dilakukan oleh Andrew benar-benar membuat Jenni tidak karuan. Tubuhnya terus bergerak seperti cacing kepanasan dan sulit untuk dikendalikan.
" One, two, three " ucap Andrew mulai menghitung di dalam hati.
Dan...
Jleb.
" Hmm, hahitttttt " pekik Jenni tidak jelas karena mulutnya masih dibungkam.
Tidak pernah Jenni bayangkan jika rasanya pecah perawan akan sesakit ini. Apalagi Andrew melakukannya secara tiba-tiba dan tanpa aba-aba. Lubang kecilnya terasa sangat penuh dan terisi dengan ular milik Andrew yang besar serta panjang itu.
" Akhirnya berhasil juga " batin Andrew sangat lega.
Pria itu memejamkan kedua matanya dan merasakan ularnya yang terjepit di dalam lubang kecil yang menjadi sarangnya. Gila, benar-benar gila, padahal baru masuk saja dan belum melakukan goyangan. Rasanya Andrew sedang terbang ke atas awan, apalagi nanti saat dirinya sudah bergoyang.
" Kamu apa-apaan, hah? Kenapa tidak bilang? Sakit, tahu! " ucap Jenni dengan nada tinggi lalu memukul dada suaminya itu.
Jenni sampai menangis karena rasa sakit yang dirasakannya ini tidak main-main. Walaupun begitu, Jenni tetap merasa bangga karena berhasil menjaga dirinya dan memberikan itu kepada sosok pria yang berhak atas dirinya, yaitu suaminya.
" Maaf, Sayang " ucap Andrew menghapus air mata di wajah Jenni.
Tak lupa juga Andrew memberikan kecupan bertubi-tubi di wajah istrinya itu. Dia merasa menjadi pria paling beruntung karena bisa menyentuh Jenni untuk pertama kalinya.
" Aku bergerak ya. Aku pastikan habis ini tidak akan sakit lagi " ucap Andrew dengan sangat lembut.
" Tapi pelan-pelan ya. Sakit soalnya " pinta Jenni sedikit takut.
" Iya, aku pelan-pelan " jawab Andrew menyakinkan istrinya itu.
Perlahan, Andrew menggerakkan tubuhnya naik turun. Awalnya memang sakit hingga membuat Jenni meringis tetapi lama-kelamaan mulai terasa enak yang dimaksud oleh Andrew. Jenni memejamkan matanya dengan sesekali mengeluarkan suara merdu yang semakin membuat Andrew bersemangat.
Melihat sang istri yang sudah menikmati goyangannya, Andrew pun menambah tempo gerakannya hingga tubuh Jenni terguncang. Andrew tidak memperdulikan lagi apa yang dilakukan oleh Jenni pada lengan, punggung dan pundaknya yang menjadi pelampiasan istrinya itu. Dia sekarang sedang benar-benar merasakan nikmatnya surga dunia yang dulu sering dilihatnya dari film biru.
" Jen, di luar atau di dalam? " tanya Andrew merasakan ada yang akan meledak sebentar lagi.
" Hah? Apa? " ucap Jenni yang tidak mengerti maksud pertanyaan dari sang suami.
" Ini benihku mau dikeluarkan di luar atau di dalam? " tanya Andrew lagi dengan semakin mempercepat tempo gerakannya.
Belum sempat membuka mulutnya untuk menjawab, Jenni sudah merasakan cairan hangat menyembur rahimnya. Sepertinya itu adalah bisa dari ular milik Andrew, tidak salah lagi.
" Aarrgghh, JENNI " erang Andrew berhasil melakukan pelepasannya dengan kepala yang mengadah ke atas.
Jenni memejamkan kedua matanya karena dia pun merasakan hal yang sama. Pelepasan untuk kedua kalinya dengan waktu yang bersamaan dengan sang suami.
Pertanyaan yang berakhir tidak ada gunanya karena pada akhirnya Andrew tetap mengeluarkan benih-benihnya di dalam. Entah apa juga tujuan Andrew menanyakan hal itu yang sebenarnya sangat mengganggu momen penting itu.
Keduanya mencoba mengatur napas yang sama-sama memburu. Andrew bahkan sudah menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Jenni yang lebih kecil darinya.
" Jenni, terima kasih karena sudah menjaganya dengan sangat baik. Aku sangat beruntung menjadi yang pertama, sarang kamu benar-benar mengigit " ucap Andrew tersenyum puas.
Sejujurnya Jenni hampir saja terharu mendengar itu, tetapi mendadak air matanya naik lagi karena kata di akhir kalimat yang diucapkan oleh suaminya itu. Wanita itu mendengus kesal lalu mendorong tubuh Andrew agar menyingkir dari atas tubuhnya.
" Minggir, kamu berat " ucap Jenni dengan wajah kesal.
Andrew pun menyingkir dari atas tubuh Jenni setelah mengeluarkan ularnya dari dalam sarangnya. Dia membaringkan tubuhnya di samping sang istri dan memeluk tubuhnya dengan erat.
" Sekali lagi terima kasih ya, Sayang. Aku sangat mencintai kamu " ucap Andrew lalu mengecup puncak kepala Jenni.
" Hmm " jawab Jenni sembari memejamkan matanya.
Jenni pasrah saja saat Andrew memeluknya karena dia sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk memberontak ataupun berdebat dengan suaminya itu.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
