NovelToon NovelToon
Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:26.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kyure Aamz

Maulana Nevan Ganendra, para sahabatnya sering menyebut lelaki itu dengan sebutan gangster penyayang Bunda. Nevan selalu berhasil membuat orang terkena mental hanya dengan kata-katanya, mulutnya sangat licin seperti lantai yang baru saja di pel.

Tidak ada hari tanpa julit, ibarat kata pepatah hidup Nevan itu seperti sayur tanpa garam jika tidak julit. Sudah galak, julit, tak punya hati pula, lengkap sudah hidup Nevan. Semua berawal saat Nevan mendapat sebuah tantangan konyol untuk menikahi gadis bercadar bernama Nazma.

Nevan memanggil gadis itu dengan sebutan Nanaz, seorang gadis yang hidupnya penuh dengan masalah dan jauh dari kata bahagia.

°°°

"Berhenti kayak gini Nevan, sikap kamu bikin aku kelihatan semakin rendah di mata orang-orang." Air mata Nazma lolos begitu saja. "Boleh aku minta sesuatu."

"Apa?" Nevan seakan terhipnotis dengan tatapan Nazma.

"Jangan bilang aku sok jual mahal lagi, sakit dengernya. Aku emang miskin, tapi orang miskin juga punya harga diri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyure Aamz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Keputusan buruk

Pagi ini hubungan Nevan dan Arthan sudah kembali seperti semula, sepertinya Arthan sudah mulai mengerti jika Nevan menyayanginya namun dengan cara yang berbeda. Arthan juga lebih banyak bicara, tidak seperti hari-hari sebelumnya.

"Mas Yul Mas Yul ... nanti tolong cetakin foto yang semalem ya. Althan mau tunjukin foto itu ke temen-temen."

Nevan tertawa pelan. "Siap, entar gue cetakin yang guedeee ... khusus buat lo."

"Foto apa sih?" Altair menatap heran kedua anaknya.

"Kamu naeeeenyaaa?" Nevan menirukan gaya Dilan cepmek.

Altair menjitak kepala Nevan. "Heh! Nggak sopan!"

"Suruh siapa nanya-nanya, ini tuh urusan anak muda." Nevan menunjuk dirinya dan Arthan secara bergantian.

Altair sedikit merapikan jas yang di kenakannya. "Ayah juga masih muda."

Ajwa hanya geleng-geleng kepala, ia akui jika suaminya sangat percaya diri. Jika dilihat-lihat Altair masih terlihat muda walaupun hampir berkepala empat, bahkan jika bisa Altair ingin Arthan memiliki adik.

"Arthan udah bener-bener baikan sama Abang?" Ajwa melihat wajah Arthan yang cerah, tidak seperti kemarin.

Arthan mengangguk dengan semangat. "Semalem Althan foto sama Abang, kalau fotonya udah di cetak Althan mau tunjukkin foto itu ke temen-temen."

"Oh foto itu, apa bagusnya foto sama Abang kamu? Muka aja pas-pasan." Walaupun sudah tua, Altair masih saja julit.

"Iya pas-pasan, kan mirip bapaknya." Nevan berucap dengan santai, ia tidak mau kalah dengan Altair.

"Tambah uang jajan." Altair menunjuk Nevan membuat lelaki itu tertawa.

Nazma hanya menyimak, keluarga Nevan begitu hangat. Ayah yang menyenangkan, bunda yang perhatian, dan saudara yang penuh dengan kasih sayang. Nazma merasa iri, namun ia langsung beristighfar di dalam hati.

Munafik jika Nazma tidak menginginkan hal itu, namun rasanya juga mustahil jika dirinya merasakan apa yang dirasakan oleh Nevan. Tapi saat ini, setidaknya Nazma bisa sedikit merasakan hal itu karena telah menjadi istri Nevan.

"Makan yang banyak." Nevan meletakkan ayam goreng di piring Nazma.

Nevan tersenyum tipis, Nazma menatap Nevan membuat mata mereka saling bertemu. Entah kenapa, senyuman Nevan tampak begitu berbeda.

"Bunda seneng lihat kamu baik sama Nazma." Ajwa tersenyum. "Bunda udah anggep Nazma kayak putri Bunda sendiri, selalu jagain dia ya."

Mendengar hal itu Nevan hanya bisa diam.

***

Saat berada di mobil Nevan hanya diam, biasanya lelaki itu selalu memulai percakapan. Menanyakan sesuatu, berbicara dengan wajah galak andalannya, namun kali ini Nevan tampak berbeda. Nazma juga bingung, ia tidak tahu harus berbicara apa.

"Kenapa kamu diem aja?" Nazma memberanikan diri untuk bertanya.

Nevan menoleh dengan raut wajah datar. "Pengen banget gue aja ngomong."

"Bukan gitu," ucap Nazma.

"Nggak sudi banget ngomong sama gue." Nevan sangat pandai membuat orang merasa serba salah.

"Nggak gitu Nevan." Nazma tidak ingin salah paham.

"Gue paham." Melihat Nazma yang seperti merasa tak enak hati, membuat Nazma merasa kesepian.

"Aku ngerasa, kamu nggak kayak biasanya." Nazma akhirnya bisa mengungkapkan isi hatinya.

"Perasaan lo aja kalik." Nevan menatap lurus ke depan, lebih memilih untuk fokus menyetir.

Nevan terlihat lebih dingin, jujur saja Nazma lebih suka Nevan yang galak dan suka mengomel daripada Nevan yang pendiam dan cuek seperti ini. Nazma sudah kehabisan topik, untuk memancing Nevan agar lelaki itu mengeluarkan suara.

Cukup lama mereka saling diam, sekitar lima menit. Nevan samasekali tidak berinisiatif untuk mengajak Nazma berbicara, tidak ada yang tahu apa isi pikiran Nevan saat ini.

"Siapa cowok yang lo suka itu?" Nevan akhirnya berbicara. "Inisial L ya?"

Nazma mengangguk ragu. "Iya."

"Kalau misal gue sama inisial L dalam bahaya lo lebih milih nyelametin siapa?"

"Kenapa tiba-tiba nanya gitu?" Nazma samasekali tidak mengerti.

"Jawab aja!" Nevan terlihat tidak sabaran.

Nazma terdiam cukup lama. "Aku pilih kamu."

Nevan tertawa, seakan yang dikatakan Nazma adalah hal yang lucu. Tentu saja pikiran Nevan sedang memikirkan hal lain, hal yang sangat berlawanan dengan apa yang dipikirkan oleh Nazma.

"Kenapa gue? Lo nggak mau nyelametin orang yang lo suka?"

"Karena kamu suami aku, kamu lebih penting kalau cuma dibandingin sama masa lalu." Nazma terlihat sangat yakin.

"Bego." Nevan mendengus geli. "Kalau lo sama cewek yang jadi masalalu gue dalam bahaya, gue bakal lebih milih nyelametin dia."

"Itu hak kamu." Nazma berusaha tenang, namun sorot matanya tidak bisa berbohong.

***

Setelah mengucap salam dan menyalimi tangan Nevan, Nazma keluar dari mobil. Sementara Nevan memilih diam di dalam mobil untuk beberapa saat, hingga tak lama kemudian Calvin dan yang lain datang dan berdiri di dekat pintu mobil yang masih tertutup.

"Keluar!" Calvin mengetuk kaca mobil dengan tidak sabaran.

Nevan menghela nafas panjang sebelum berniat membuka pintu.

"Cepet keluar!" Calvin kembali mengetuk kaca mobil.

Nevan membuka pintu membuat Calvin dan yang lain sedikit mundur.

"Bisa biasa aja nggak? Nggak sekalian lo ketuk pakek batu bata biar sekalian ancur?!" semprot Nevan.

"Heh! Seharusnya kita yang marah sama lo!" Jeno menunjuk Nevan, kali ini ia terlihat serius.

"Jelasin ke kita, lo mau ngorbanin Nazma demi Zee. Waras lo?!" Calvin berucap pelan namun penuh dengan penekanan.

Calvin yang biasanya tidak bisa serius saja kini marah karena sikap Nevan, jika Calvin berada di posisi Nevan tentu saja dirinya tidak akan sebodoh itu. Mengorbankan istri hanya untuk perempuan yang telah menjadi mantan? Gila saja.

Iqbal juga tak habis pikir, samasekali tidak mengerti dengan jalan pikiran Nevan. Menurut Iqbal, Nazma itu sepenting roma malkist abon. Mana bisa di sia-siakan? Iqbal sangat menentang keras hal itu.

"Denger, Zee butuh bantuan. Dia dinodain sama anak buahnya Aji, dan mereka banyak nggak cuma satu." Nevan menjeda ucapannya.

"Lo bisa bayangin setakut apa Zee? Dia cewek Bro. Gue bahkan nggak tahu berapa lama dia menderita selama ini." Nevan menatap Calvin.

"Lo pikir Nazma bukan cewek? Gue orang pertama yang bakal habisin lo kalau lo ngorbanin Nazma cuma buat nyelametin Zee." Calvin mencengkeram kerah seragam Nevan.

"Biarin." Sean menarik Calvin mundur dan menatap datar Nevan. "Biarin dia ngelakuin apapun yang dia mau."

"Van, yang bener aja. Lo lebih milih ngorbanin roma malkist abon biar bisa di tuker sama permen kaki?" Pertanyaan Iqbal terdengar merendahkan.

"Bal!" tegur Nevan. "Jaga omongan lo."

"Sadar Van, Zee itu udah hampir bawa lo ke jurang kesesatan. Perlu gue ingetin satu-satu apa aja yang pernah dia lakuin?" Jeno masih berharap jika Nevan akan segera sadar.

Jeno memegang bahu Nevan, namun langsung di singkirkan begitu saja oleh Nevan. Jeno tertawa dengan tatapan tak menyangka, jika Aji tahu kalau Nevan membuat keputusan buruk seperti ini lelaki gila itu pasti akan merasa sangat senang.

"Bukannya gue nikahin Nazma karena tantangan dari lo?" Nevan berbisik pada Calvin kemudian pergi begitu saja.

***

Nevan dan Nazma dipanggil kepala sekolah karena penyerangan kemarin, di tambah lagi berita pernikahan mereka berdua sudah sampai ke telinga kepala sekolah. Dan sejauh ini, tidak ada murid SMA Pelita yang menikah kecuali mereka berdua.

"Langsung aja, saya nggak mau basa-basi. Nevan ... kamu mau jadi jagoan? Kenapa kamu nyari masalah sama murid SMA Shakti? Biar apa? Biar kelihatan hebat? Iya?"

"Saya? Nyari masalah?" Nevan mendengus geli. "Rio yang bilang?"

"Nggak penting siapa yang bilang, kamu cuma perlu jawab pertanyaan saya."

"Saya nggak salah Pak, jelas-jelas Rio iri sama saya makannya dia fitnah saya," bela Nevan.

"Udah salah masih bisa sombong kamu? Kamu nggak di didik sama orangtua kamu?"

"Harusnya saya yang nanya gitu? Bapak kan guru, kok nggak didik saya? Bisanya cuma korupsi." Nevan berucap tanpa beban.

Kepala sekolah langsung berdiri. "Nevan! Jangan sembarangan kamu!"

Tangan Nevan mengepal, hatinya bergemuruh menahan amarah. Jelas-jelas Ajwa mendidiknya sangat baik, sepertinya kepala sekolah di depannya ini sangat tidak mengaca. Sangat tidak tahu diri dan suka korupsi, masih bisa berbicara soal didikan.

"Saya minta maaf kalau bicara Nevan kurang sopan." Nazma mewakili Nevan untuk meminta maaf.

Kepala sekolah menatap Nazma. "Katanya kamu nikah sama Nevan, apa berita itu benar?"

Nazma hanya bisa mengangguk, percuma saja ia menyangkal.

"Kamu itu cuma murid beasiswa, bisa-bisanya kamu nikah sedangkan kamu masih sekolah. Kalau nggak mampu, seenggaknya jangan banyak tingkah."

Gigi Nevan mengerat, ia merasa kepala sekolah itu sudah merendahkan Nazma dengan kata-katanya. Kalau bukan orangtua, pasti sudah Nevan bantai habis-habisan.

"Terus kenapa kalau murid beasiswa? Dia juga manusia. Emang ada masalah kalau saya sama dia nikah? Nikah juga nggak pakek duit Papak."

"Emang Bapak yang ngasih nafkah Nazma? Ngasih makan dia? Nggak kan? Lagian dia dapet beasiswa itu uang dari pemerintah? Emang Bapak yang bayarin dia sekolah?"

"Nevan udah." Nazma berbisik sambil mengenggam tangan Nevan.

***

Nevan mencengkeram kuat besi pembatas rooftop hingga otot tangannya terlihat, hatinya masih kesal karena ulah kepala sekolah itu. Beberapa murid juga tahu jika kepala sekolah korupsi, namun mereka lebih memilih untuk bungkam.

"Kamu harusnya nggak ngomong kayak gitu tadi."

Nevan menatap Nazma. "Harusnya lo yang ngomong kayak gitu, malah diem aja kayak orang bego. Dia udah ngata-ngatain lo."

"Aku tahu." Nazma menjeda ucapannya. "Kenapa harus marah? Aku emang miskin, dan aku orang nggak mampu. Aku cuma bisa sekolah karena dapet beasiswa."

Nevan berdecak pelan. "Susah ngomong sama lo."

Terdengar suara notifikasi dari ponsel Nevan, lelaki itu mengeluarkan ponsel dari sakunya.

[Waktu lo tinggal satu hari lagi, gue tunggu keputusan lo besok]

[Gue udah bikin keputusan] Nevan segera mengirim pesan itu pada Aji.

Mungkin itu keputusan buruk, namun Nevan tetap harus melakukannya. Nevan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana.

"Cewek masalalu gue dalam bahaya, cara satu-satunya nyelametin dia adalah nyerahin lo ke musuh gue." Nevan langsung to the point.

Nazma diam, berusaha mencerna kata-kata Nevan.

"Oh, kamu mau nuker aku sama dia?" Nazma mulai mengerti sekarang alasan Nevan terlihat berbeda.

"Iya." Nevan menatap ke arah lain.

"Dia berharga banget ya?" Nazma tersenyum, menyembunyikan luka yang ada di hatinya. "Ya udah, gapapa."

Nevan menatap Nazma tak percaya. "Lo setuju?"

"Apa aku punya hak buat nolak?" Nazma berharap dirinya tidak akan menangis. "Aku udah biasa terluka, ngerasain sakit, di tinggalin orang-orang. Kamu harus nyelametin orang yang kamu suka."

'Kenapa dia nerima gitu aja? bego banget. Protes kek, gue kan bisa pertimbangin keputusan gue. Nih cewek bener-bener ... aisshhh! Pasrah amat,' batin Nevan.

Bersambung...

1
Sakirin
seru lo kak
Atik R@hma
Tak kira udah end,Alhmdulillah masih😘🤩💪
rhani bhelLo💕
yah di culik dah si nazma
ini pasti akal"n si aji
gimana sih si nevan udah tau si nazma lagi d ancem" pake d tinggal"
lanjuuuuut thoooor
Sumiati Ngurawan
mampir thor
Elis Juhaelis
mau lanjutannya
Neng Sum
lanjut kak semangat yang banyak update nya
Neng Sum
lanjut kak semangat
Neng Sum
lanjut kk semangatt
Neng Sum
lanjut kak author yg banyak update nyah semangatt
Neng Sum
lanjut kak outhor semangat yang banyak up date nya 💪💪😄
Neng Sum
di tunggu update ya outhor semangat😄💪💪
nuraeinieni
aq mampir thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
wah kejam kali wak
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
maksudnya? kan masih sklh thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
hah bukan nya anak sklh belum boleh nikah ya?
Neng Sum
lanjutt kak😄😄
Zaldin Agt
kapan di update?
putri baqis aina
Keren banget thor, semangat terus ya!
hoba
Gemesin banget! 😍
Aono Morimiya
Saya merasa seperti berada di dalam cerita, mengalami segalanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!