Thung Seng seorang jenius beladiri yang juga memiliki seorang istri yang cantik jelita, dimana hal tersebut memancing iri dan dengki dari kakak seperguruannya sendiri.
Dengan memanfaatkan kekuasaannya sebagai seorang Raja dan melakukan kolaborasi dengan orang kepercayaannya Thung Seng, maka kakak seperguruan Thung Seng berhasil menangkap bahkan menghancurkan ilmu kungfu yang dimiliki oleh Thung Seng.
Sanggupkah Thung Seng yang kehilangan ingatan dan kehilangan kungfunya melakukan balas dendam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pencari keabadian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22.Serigala Perak.
Waktu makan pun berakhir dan mereka berdua berjalan menuju ke arah kawanan serigala perak dimana Pak tua sebagai penunjuk jalannya.
“Paman kapan kiranya Tetua Naga Hijau akan sampai kemari?”
“Mungkin sekitar dua hari lagi, apakah Kau berubah pikiran untuk berbalik arah?”tanya Pak tua.
“Hmm tidak Paman, karena mengetahui siapa diriKu yang sebenarnya adalah hal yang teramat penting bagiKu,”jawab Thung Seng.
Malampun tiba, Thung Seng dan Pak tua beristirahat di bawah sebuah pohon.
“Ada yang aneh dengan Anak ini, kungfunya hanya di tingkat dasar ke enam tapi walaupun memakai pakaian tipis tetap tidak merasa kedinginan.”
“Dari bekas luka yang Kulihat, Xiao Ge terbunuh oleh cakar naga, mmm sudah jelas Anak ini difitnah…haruskah Aku bertarung dengan Tetua Naga Hijau dari partai Surga, sedangkan partai Surga adalah pelindung dari negeri Yinhwiejh,”pikir Pak tua tersebut dengan penuh dilema.
Thung Seng tertidur nyenyak dan tidak mengetahui apa yang dipikirkan oleh Pak tua.
Tepat jam empat pagi, Thung Seng dibangunkan oleh Pak tua.
“Nak lekas bangun, Kita sudah sampai di wilayah serigala perak.”
“Apa?!”ucap Thung Seng dengan terkejut, kemudian melihat sekelilingnya dengan heran.
“Bagaimana bisa, kemarin Aku tidur menyender di sebuah pohon,”ucap Thung Seng.
“Aku yang membawaMu kemari pada malam hari, Kau tidak punya banyak waktu. Ikuti Aku dan jangan menyerang satu pun serigala.”
“Baik Paman Ong.”
Baru saja berjalan selama lima menit, sudah terdengar lolongan serigala bersahut-sahutan.
Thung Seng yang sebelumnya berjalan dengan mengantuk, setelah mendengar lolongan serigala yang bersahut-sahutan maka mata Thung Seng menjadi segar.
“Ingat jangan memukul satu pun serigala.”
Terdengar langkah kaki para serigala yang berlari mendekati Thung Seng.
Pak tua segera berbicara dengan berteriak, dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh Thung Seng, hal itu menyebabkan kawanan serigala berhenti berlari.
“Ayo Thung Seng, Kita lanjutkan perjalanan yang sudah dekat ini.”
Pak Tua dan Thung Seng kembali berjalan melewati kawanan serigala, dimana Thung Seng merasa sedikit grogi karena pandangan seluruh kawanan serigala mengarah padanya.
“Mereka bukan serigala perak jadi tenang saja, mereka adalah pengawal dari serigala perak.”
Dua jam kemudian, Pak tua menunjuk ke depan,”Kau lihat gua di depan, itu adalah tempat serigala perak.”
Mereka pun mendekati gua tersebut dan sudah disambut oleh lolongan seekor serigala yang berbulu perak, dimana serigala perak itu mendadak muncul dari gua.
Seekor serigala besar dengan bulu berwarna perak dan sepasang tanduk.
Pak tua segera mendekati serigala perak tersebut,berkomunikasi dengan serigala perak tersebut.
“Thung Seng kemari, kawanKu telah bersedia memberikan darahnya, asalkan Kau bersedia melindungi mereka.”
“Apakah Paman bercanda, bagaimana bisa Aku melindungi mereka, sedangkan kungfuKu saja masih rendah,”jawab Thung Seng.
“Huh Kau tidak tahu bahwa kawanKu ini mampu melihat masa depan, menurutnya Kau akan menjadi Pendekar tanpa tanding di dunia ini.”
“Hmm aneh serigala bisa melihat masa depan,”pikir Thung Seng.
“Baiklah Paman, Aku setuju.”
Tak lama kemudian Thung Seng yang telah mendapatkan darah serigala perak segera pulang sendirian, karena Pak tua sedang terlibat pembicaraan serius dengan pemimpin dari serigala perak.
Di tempat lain, segundukan salju tiba-tiba bergerak, ternyata itu adalah burung raksasa tunggangan Thung Seng yang mulai berdiri.
“Lima hari sudah berlalu tapi Thung Seng belum juga kembali, haruskah Aku mencarinya?”pikir burung raksasa tersebut.
Thung Seng yang sedang berjalan melihat seorang wanita yang memanggilnya dari kejauhan.
Rasa ingin tahu membuat Thung Seng mendekati wanita tersebut.
Seorang wanita muda yang wajahnya tertutup dengan cadar.
“Maaf Kakak kenapa memanggilKu?”
“Aku terpisah dari rombonganKu dan tersesat, maka dari itu Aku memanggil Adik untuk menuju ke desa suku salju.”
“Hmm kebetulan Aku juga sedang menuju ke sana, kalau Kakak tidak keberatan Kita bisa berjalan bersama.”
“Oh tentu saja Aku tidak keberatan, mari Kita berangkat sekarang.”
Setelah berjalan bersama akhirnya diketahui bahwa nama wanita tersebut adalah Fang Fang, dan ternyata Fang Fang sangat ahli dalam berbicara serta membuat Thung Seng tertawa terbahak-bahak mendengar ceritanya yang lucu.
Setelah hari agak gelap, Thung Seng kembali menemukan pohon di mana kemarin Dia tidur.
“Rupanya arah yang ditunjuk Paman Ong benar,”pikir Thung Seng dengan gembira.
“Kakak Kita beristirahat dulu di sini, besok pagi Kita berangkat kembali.”
“Baik, terserah Adik saja.”
Keesokan paginya Mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan.
“Stop Anak muda, siapa diantara Kalian berdua yang lancang membunuh ke tiga muridKu?”
“Maaf Paman, ketiga murid Paman memfitnah diriKu dan hendak menghabisi diriKu, jadi Aku hanya membela diri. Dan bagaimana Paman bisa tahu lokasi diriKu?”
“Membela diri dengan menghabisi ketiganya, ckckck sungguh tak masuk di akal. Aku tahu posisiMu tentu saja dari cincin para muridKu yang Kau rebut, dan Aku akan menangkapMu hari ini.”
“Paman apa tidak malu menindas orang yang lebih lemah, bagaimana kalau Paman membatasi kungfu Paman menjadi setara dengan Adik ini, ataukah Paman takut?”ucap Fang Fang.
“Takut, tidak ada kamus takut di hidupKu,”ucap Tetua Naga Hijau dengan angkuhnya.
“Baik, kalau Paman kalah, biarkan Kami pergi,”ucap Fang Fang.
“Setuju,”ucap Tetua Naga Hijau yang kemudian turun dari angkasa dan menyamakan tingkat ilmunya dengan Thung Seng.
“Ilmu cakar nagaKu lebih unggul daripada ilmu phoenix ditambah dengan tubuhKu yang juga istimewa, hahaha Nak ayo serang Aku duluan!”perintah Tetua Naga Hijau dengan rasa yakin akan menang.
“Baiklah kalau begitu Paman, Aku akan memulainya lebih dahulu,”ucap Thung Seng seraya memukul ke arah Tetua Naga Hijau.
Pertarungan seru terjadi diantara ke duanya, salju-salju beterbangan akibat pertarungan Mereka berdua.
“Mustahil, tanganKu terasa sakit ketika berbenturan dengan tanganKu, kupikir tubuhKu sudah istimewa ternyata “Baiklah kalau begitu Paman, Aku akan memulainya lebih dahulu,”ucap Thung Seng seraya memukul ke arah Tetua Naga Hijau.
Pertarungan seru terjadi diantara ke duanya, salju-salju beterbangan akibat pertarungan Mereka berdua.
“Mustahil, tanganKu terasa sakit ketika berbenturan dengan tangan Anak ini, kupikir tubuhKu sudah istimewa ternyata Aku salah besar. Sekarang yang bisa Kuandalkan hanyalah jurus-jurus kungfuKu,”pikir Tetua Naga Hijau mulai serius.
“Bugh, bugh, bugh!”bunyi pukulan Thung Seng yang mengenai tubuh Tetua Naga Hijau.
Tetua Naga Hijau terpukul mundur tiga langkah dan Thung Seng tetap mengikutinya.
Kembali beberapa pukulan masuk ke tubuh Tetua Naga Hijau, yang kali ini membuat tubuhnya terpental ke belakang.
“Mus…mustahil, gerakkanKu bisa dipatahkan, gerakkan jurusnya seperti selalu tahu kemana Aku akan bergerak dan juga tahu titik lemahKu,”pikir Tetua Naga Hijau dengan sangat terkejut.
Di sisi lain Fang Fang juga terkejut karena tidak menyangka Thung Seng dengan mudah mengalahkan Tetua Naga Hijau.
“Paman Kau sudah kalah, sekarang tentu Kami bisa pergi,”ucap Fang Fang.
“Pergi? Siapa yang mengijinkan Kalian pergi?”ucap Tetua Naga Hijau seraya meningkatkan kembali kungfunya dengan cepat mencapai seluruh tingkatan kungfunya.
“Thung Seng lari!”ucap Fang Fang sambil menarik tangan Thung Seng.
“Melarikan diri? Tidak semudah itu,”gumam Tetua Naga Hijau ketika Thung Seng dan Fang Fang sudah berlari sebanyak seratus langkah.
Tetua Naga Hijau segera bangkit berdiri dan berlari dengan cakar naganya yang mengarah ke arah punggung Thung Seng.
Fang Fang yang menyadari cakar maut dari Tetua Naga Hijau segera membalik badan dan menyambut pukulan dari Tetua Naga Hijau.
“Duagghh!”bunyi pertemuan kedua tangan tersebut.
Akibat pertemuan kedua tangan tersebut tubuh Fang Fang menabrak tubuh Thung Seng serta membuat Mereka berdua terlempar cukup jauh.
Sedangkan Tetua Naga Hijau mundur sebanyak tiga langkah.
“Tetua Naga Hijau dari partai Surga, tindakanMu sungguh memalukan,”ucap Pak tua yang tiba-tiba sudah berada di antara Tetua Naga Hijau dan Thung Seng.
“Huh Pendekar Pengelana Salju akhirnya Kau muncul juga. Anak itu sangat berbahaya bila sudah besar tentu akan menjadi biang iblis yang sangat berbahaya.”