WORST PRINCE

Lucas berjalan keluar dari arena koloseum dengan langkah angkuh, disertai sorak-sorai penonton yang masih bergema di kejauhan.

Namun, pikirannya sudah tertuju pada pertemuan yang akan segera dia hadapi.

Marina menggenggam tangannya erat, sementara Jorge mengikuti di belakang mereka dengan penuh kewaspadaan.

"Lucas, kau luar biasa," puji Marina, matanya bersinar ceria.

Lucas menoleh padanya, tatapan matanya dingin namun penuh kharisma. "Terima kasih, Marina. Ini hanyalah permulaan."

Mereka melangkah menuju istana, di mana Kaisar Edgard dan Duke Velmore telah menunggu.

Lucas memikirkan tentang orang-orang berbakat yang akan direkrutnya di Akademi untuk menghadapi perang besar di masa depan.

Setibanya di gerbang istana, mereka disambut oleh seorang utusan yang membungkuk dengan hormat sebelum menyerahkan surat.

"Pangeran Lucas, ini dari Yang Mulia Kaisar," katanya.

Lucas membuka surat itu dan membacanya dengan cermat.

Ekspresinya tak berubah, namun matanya tampak lebih serius.

"Ada apa, Lucas?" tanya Marina khawatir.

"Ini perintah dari ayah," jawab Lucas. "Aku harus menemui Beliau dan Duke Velmore di istana segera."

Di dalam ruang pertemuan yang megah, Kaisar Edgard dan Duke Velmore duduk menunggu.

Wajah mereka menunjukkan ekspresi serius, menandakan pentingnya pertemuan ini.

"Lucas," panggil Kaisar Edgard dengan suara tegas namun lembut. "Masuklah."

Lucas melangkah maju, diikuti oleh Marina dan Jorge.

Mereka berdiri di hadapan Kaisar dan Duke Velmore, menunggu arahan.

"Apa yang ingin Anda diskusikan, Yang Mulia?" tanya Lucas, suaranya tenang dan penuh wibawa.

Kaisar Edgard memandang Lucas dengan penuh pertimbangan. "Pertarunganmu tadi sangat mengesankan, Lucas. Kau telah membuktikan dirimu layak untuk masuk ke akademi."

Duke Velmore melanjutkan, "Dan mengenai permintaanmu untuk menjadikan Jessica Herdinal sebagai pelayan pribadimu, kami telah mempertimbangkannya."

Lucas menatap mereka dengan tatapan tajam. "Dan apa keputusan Anda?"

Kaisar Edgard mengangguk pelan. "Kami setuju dengan permintaanmu, Lucas. Jessica akan menjadi pelayan pribadimu mulai hari ini."

Lucas mengangguk sekali, tanpa ekspresi bahagia atau bangga yang tampak jelas. "Terima kasih, Yang Mulia. Terima kasih, Duke Velmore."

Duke Velmore tersenyum tipis. "Kau benar-benar luar biasa, Pangeran Lucas. Kami harap kau dapat menggunakan kemampuanmu untuk kebaikan Kekaisaran ini."

Setelah pertemuan selesai, Lucas, Marina, dan Jorge keluar dari ruangan.

Marina masih terlihat bersemangat, sementara Jorge tetap menjaga sikap profesionalnya.

"Lucas, sekarang kau akan masuk ke akademi! Aku sangat bangga padamu," kata Marina dengan penuh kegembiraan.

Lucas menoleh padanya, matanya dingin namun ada sedikit kelembutan yang tampak sekilas. "Bukankah kamu juga akan memasuki Akademi satu tahun lagi, Marina?"

Marin mengangguk dengan antusias. "Kau benar, Lucas!"

Di koridor, mereka bertemu dengan Jessica Herdinal, yang sudah menunggu dengan cemas.

Ketika melihat Lucas, Jessica segera membungkuk dalam.

"Pangeran Lucas," sapanya dengan suara lembut namun penuh hormat.

Lucas menatapnya dengan tatapan tajam. "Mulai hari ini, kau adalah pelayan pribadiku. Aku harap kau tidak membuatku kecewa."

Jessica mengangguk cepat, masih membungkuk. "Tentu, Yang Mulia. Saya akan melakukan yang terbaik."

Marina menyentuh lengan Lucas, mencoba menenangkannya. "Lucas, mari kita rayakan keberhasilan ini. Kita pantas merayakannya."

Lucas mengangguk pelan. "Baiklah. Mari kita rayakan."

Namun, dalam hatinya, Lucas tahu bahwa ini baru permulaan.

Perjalanan di akademi hanyalah sebuah batu loncatan baginya, tujuan dirinya masuk Akademi adalah untuk bertemu orang-orang hebat yang muncul dalam Novel 'The greatest war against the devil'.

"Aku akan mengubah cerita akhir yang sampah di dunia ini." Pikir Lucas dengan penuh percaya diri.

Malam itu, mereka merayakan kemenangan dengan makan malam bersama di istana.

Semua orang terlihat gembira, tetapi Lucas tetap menjaga sikap dingin dan kharismatiknya.

Dia melakukan semua ini untuk mempersiapkan diri menghadapi perang di masa depan.

Setelah makan malam, Lucas berdiri di balkon istana, memandang langit malam yang penuh bintang.

Arthur berdiri di belakangnya, menatap dengan penuh penghormatan.

"Apa yang sedang Anda pikirkan, Pangeran?" tanya Arthur lembut.

Lucas menatap langit dengan mata yang penuh ketenangan. "Aku sedang berpikir tentang cara memenangkan sebuah perang yang melibatkan seluruh benua."

Arthur tersentak dengan ucapan Lucas. "M-Maaf?"

Lucas menutup matanya perlahan kemudian berbalik badan, melangkah pergi dari balkon.

"Pendaftaran Akademi Kekaisaran akan dimulai satu bulan lagi, bukan?" Tanya Lucas sambil berjalan pergi.

"Anda benar, tuanku," ucap Arthur menjawab. "Namun, bukankah Anda tidak perlu mengikuti pendaftaran karena telah direkomendasikan oleh Kaisar dan Duke Velmore..?"

"Ahh.." Lucas menghentikan langkahnya, dia menoleh ke arah Arthur. "Kau benar juga, Arthur." Ujarnya sambil tersenyum tipis.