Suatu ketika, seorang gadis menerima ajakan untuk pindah dan tinggal di suatu negara perantauan Pamannya dan gadis cantik itu mulai bekerja di negara asing itu sebagai seorang pengawal. Ia merasa bahagia karena bisa tinggal di negara idolanya sendiri.
Tak berhenti hanya di situ, si gadis merasa semakin bahagia saat mendapati kenyataan bahwa dirinya akan bekerja untuk mengawal idolanya sendiri. Hingga suatu hari, kebahagiaannya memuncak bersamaan dengan rasa bingung dan terkejut saat idolanya melamar dirinya di depan para reporter di suatu acara yang besar.
Gadis itu merasa sangat bahagia hingga merasa hidup dalam mimpi. Namun, apakah gadis itu akan bahagia selamanya atau kebahagiaannya akan menjadi sirna? Atau mungkinkah hidup yang bagai mimpi indah itu ternyata berakhir dengan mimpi buruk hingga membangunkannya ke kenyataan pahit? Bagaimana kisah selengkapnya? Baca dan ikuti terus kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilawrsmr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21 - Memberi Salam.
Luna menghela nafas pelan. Kini semua datang serba mendadak baginya. Mulai dari terjadi masalah hingga kedatangan kedua orangtuanya bahkan sekarang harus menceritakan masalah yang sesungguhnya.
"Luna, bicaralah yang jujur. Tidak terjadi kesalahan saat kau mendapat masalah seperti ini, kan?" tanya Ayah Tama
"Apa maksud Ayah dengan kesalahan?" tanya balik Luna
"Itu ... kecelakanan dalam hubungan. Budaya negeri ini lebih bebas dari negara asal kita," jawab Ayah Tama
"Ayah, tidak boleh seperti itu pada Luna. Kita harus percaya sama anak sendiri," ucap Ibu Nadda
"Ya ampun, Ayah ... aku tidak seperti itu, sungguh. Semua memang terjadi secara tiba-tiba, tapi bukan seperti itu maksudnya," ujar Luna
"Sebenarnya aku masih belum menceritakan semua masalah ini pada paman Andy dan bibi Inez, tapi aku akan menceritakan semuanya pada Ibu dan Ayah ... " sambung Luna
"Cerita saja, Luna. Ibu dan Ayah akan mendengarkanmu," kata Ibu Nadda
Luna mengangguk pelan dan mulai menceritakan situasi dari masalah yang sedang dialaminya saat ini. Gadis itu bahkan memberi lihat kedua orangtuanya rekaman siaran saat Lee Damian menyeretnya ke hadapan para reporter untuk mengatakan pernyataan cinta dan melamarnya pada malam suatu acara.
"Jadi, namanya Lee Damian?" tanya Ayah Tama
"Benar, Ayah. Sebenarnya, ini menurutku saja ... sebenarnya Lee Damian sedang tersandung rumor skandal dengan aktris cantik yang sudah menikah hingga aku pikir ia mau tak mau memilihku agar bisa lepas skandal itu dengan menawarkan pernikahan," jelas Luna
"Tunggu, ada skandal seperti itu?" tanya Ibu Nadda
"Ya, tapi itu hanya skandal. Rumor palsu," jawab Luna
"Jadi, apa yang kau rasakan dan yang kau inginkan, Luna?" tanya Ayah Tama
"Entahlah, Ayah, Ibu ... ini terlalu rumit karena sangat mendadak, aku tidak siap. Aku merasa bingung, ragu, dan takut. Saat mereka memberi waktu padaku untuk berpikir, tapi tidak memberi kejelasan tentang batas waktunya seolah mereka hanya mendesakku untuk mau tak mau jadi menerima keputusan itu," ungkap Luna
"Sebenarnya aku menyukai Lee Damian dan karena dialah aku ingin ikut pindah dengan paman Andy ke sini. Dia adalah idolaku sejak dulu, tapi aku tidak tahu alasannya mengajakku menikah. Bagaimana pun juga pernikahan bukan sesuatu yang main-main dan ini terlalu cepat untukku," sambung Luna
"Kami mengerti perasaanmu, Luna. Mungkin kau harus bertemu dan bicara lagi dengan Lee Damian itu," kata Ibu Nadda
"Namun, dia adalah seorang idol yang sangat sibuk. Tidak mudah bagiku untuk mengajak bertemu dan bicara dengannya," ujar Luna
"Sebenarnya siapa ... yang mana lelaki yang namanya Lee Damian itu hingga membuat putri kesayangan kami jadi kesulitan seperti ini?" tanya Ayah Tama
"Saat aku bertemu dengannya sekitar seminggu yang lalu, aku sempat berfoto bersama grupnya juga ... " ujar Luna yang langsung memperlihatkan suatu foto yang tersimpan dalam ponsel miliknya pada Ibu Nadda dan Ayah Tama.
"Jumlah mereka ada 6 orang yang tergabung dalam grup bernama AVIOR termasuk Lee Damian, tapi saat itu hanya ada 5 orang karena satu orang lagi sedang menjadi wajib militer. Ini aku dan Lee Damian yang ada di sisiku sebelah kanan," sambung Luna menunjuk dirinya dan Lee Damian yang ada pada foto di ponsel miliknya.
"Memang terlihat tampan, bahkan melebihi Ayah saat masih muda. Pantas saja kau jatuh hati padanya, Luna," kata Ibu Nadda
"Tampan itu bukan alasan baginya untuk membuat putri kita merasa kesulitan seperti ini. Saat kau bertemu dengannya lagi, katakan padanya bahwa dia harus dapat dipercaya jika ingin memperoleh restu untuk menikah denganmu," ucap Ayah Tama
"Aku akan mengingatnya, Ayah. Ibu dan Ayah, ingin minum teh atau kopi? Biar aku buatkan," ujar Luna
"Kau istirahat saja, Luna. Besok kau pasti masih harus bekerja, biar nanti Ibu buat sendiri. Lagi pula letak dapurnya dekat dan langsung terlihat," ucap Ibu Nadda
"Aku akan bantu Ibu membuatnya. Dapurnya memang dekat dan terlihat, tapi Ibu pasti bingung saat mencari letak barang yang ada di dapur," kata Luna
Akhirnya Luna dan Ibu Nadda beralih bersama menuju ke dapur untuk membuat minuman hangat dan mengambil camilan untuk dinikmati bersama di kala santai sebelum waktunya tidur.
3 hari kemudian.
Karena hari ini Luna mendapat jadwal tugas pengawalan yang dimulai saat menjelang sore hari, gadis itu sengaja menghabiskan waktu bersama kedua orangtuanya sebelum waktu pergi bekerja. Luna mengajak Ibu dan Ayahnya berkeliling agar dapat mengenal wilayah sekitar rumahnya sekaligus berolahraga sejak pagi hari.
Namun, saat berkeliling bersama, ponsel milik Luna berbunyi tanda pesan masuk.
"Ibu, Ayah, tunggu dulu sebentar. Aku baca pesan masuk dulu, takutnya penting soal pekerjaan ... " kata Luna
Luna pun membaca pesan masuk yang ternyata dari Lee Damian. Namun, pesan itu benar-benar singkat.
Hingga Luna langsung mengirim pesan balasan.
Saat itulah, Luna terkejut dengan adanya panggilan masuk dari Lee Damian. Mungkin saat Lee Damian mengirim pesan dengan isi keinginannya untuk bicara dengan Luna maksudnya adalah lelaki itu ingin bicara melalui sambungan panggilan agar bisa saling mendengar suara satu sama lain.
"Panggilan dari siapa, Luna?" tanya Ibu Nadda
"Ini dari tuan Lee ... Damian," jawab Luna
"Terimalah panggilan itu dan bicaralah dengannya," kata Ayah Tama
Luna mengangguk kecil dan langsung menerima panggilan masuk dari Lee Damian itu.
"Yeoboseyo, tuan Lee."
"Luna, apa kau sedang sibuk? Apa aku mengganggumu?"
"Tidak sama sekali, tuan Lee. Kebetulan hari ini saya baru akan bekerja saat menjelang sore nanti. Sekarang saya hanya sedang berkeliling dengan orangtua saya yang belum lama ini datang."
"Bersama orangtuamu? Berarti kau sedang di rumah?"
"Benar seperti itu, tuan Lee."
"Kalau begitu, aku tidak akan mengganggumu lagi. Silakan menikmati waktu kebersamaanmu dengan orangtuamu, Luna."
"Namun, bukankah Anda bilang ingin bicara?"
"Kita bisa bicara lain kali. Ya, seperti itu saja."
"Jika memang penting, bicara sekarang pun tidak masalah."
"Tidak apa-apa. Sampai jumpa nanti, Luna."
Saat itu Luna merasa heran karena Lee Damian tiba-tiba saja mengirim pesan, lalu secara mendadak menghubunginya lewat panggilan dan kini idol lelaki itu mengakhiri panggilan itu secara tiba-tiba pula.
"Ada apa, Luna? Apa yang baru saja kalian bicarakan?" tanya Ibu Nadda
"Tidak terlalu penting. Tuan Lee hanya bertanya, apa aku sibuk? Lalu setelah aku menjawab, panggilannya langsung diakhiri begitu saja," jelas Luna
"Dia yang menghubungimu, tapi dia juga yang mengakhirinya?" tanya Ayah Tama
"Sepertinya dia sendiri pun sedang sibuk saat ini," jawab Luna
Saat Luna bicara dengan Lee Damian dalam sambungan panggilan suara, gadis itu menggunakan bahasa yang jauh berbeda dari bahasa negara asalnya hingga Ibu dan Ayahnya yang hanya orang awam pun tidak bisa mengerti apa pun yang sedang diucapkan.
"Luna, tadi kau menyebutnya tuan? Apa alasannya?" tanya Ibu Nadda
"Dia atau grupnya tidak tahu kalau aku mengidolakan mereka, yang diketahui hanya aku seorang yang pernah menjadi pengawal mereka. Jadi, aku hanya memangilnya bahkan seluruh anggota grupnya dengan sebutan tuan. Seperti itulah tuntutan pekerjaan," ungkap Luna
"Luna, Ibu mau istirahat dulu sebentar ... " pinta Ibu Nadda yang tampak lelah saat berkeliling bersama.
"Ya, kita istirahat di taman dulu saja." Luna menunjuk taman yang sangat dekat dengan posisinya saat itu. Mengajak Ibu dan Ayahnya duduk di bangku taman sana.
"Ibu selalu saja mudah lelah," kata Ayah Tama
"Lagi pula, apa Ibu dan Ayah sudah lupa daerah sini? Bukankah tahun lalu baru saja berlibur di sini?" tanya Luna sambil memberikan botol air mineral untuk diminum oleh Ibu Nadda agar bisa meredakan rasa lelahnya.
"Setahun itu waktu yang wajar untuk lupa daerah yang asing bagi kami yang juga sudah tua dan hanya pernah sekali datang ke sini," jawab Ayah Tama
Saat itu juga Luna terkejut dengan kedatangan sebuah mobil yang berhenti di sana, terutama saat orang yang ternyata adalah Lee Damian ysng langsung menghampirinya setelah turun dari mobil tersebut.
"Luna, apa kau mengenalnya? Siapa dia?" tanya Ibu Nadda usai meneguk air dari botol mineral yang diberikan oleh Luna tadi.
"Tuan Lee ... " gumam Luna
"Luna, apa maksudmu dia adalah Lee Damian?" tanya Ayah Tama
Saat itu Lee Damian langsung membuka masker yang menutupi wajahnya. Idol tampan itu tersenyum dan langsung memberi salam hormat ke arah kedua orangtua Luna, Ibu Nadda dan Ayah Tama.