Cerita ini hanya karanganku saja, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, atau semacamnya, mohon permaklumkannya🙏.
Kehidupanku berubah saat ku lulus SMA, orang tuaku tiba-tiba memaksaku untuk menikah dengan laki-laki yang lebih tua 10 tahun dariku yang sekarang sudah menjadi suamiku. Pernikahan ini merupakan sebuah pernikahan bisnis yang digunakan sebagai simbol kesepakatan merger antara kedua pihak keluarga. Suamiku selalu bersikap dingin kepadaku dan itu sudah berlalu selama 2 tahun setelah menikah. Tapi sikapnya tiba-tiba berubah hangat setelah melihatku jatuh menabrak meja! Sebenarnya apa yang ada di pikirannya?
Makasih bagi yang udah mau mampir🙌, aku masih baru jadi mohon bimbingannya.... Jangan lupa like kalau suka, beri kritik dan saran juga ya guys ❤️ love buat kalian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayu Mang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Ayah Korupsi
Sebulan setelah kecelakaan yang ku alami, rutinitasku kembali seperti biasanya. Bekerja, pulang ke rumah, kerja lagi keesokan harinya, begitu seterusnya.
Renji dan ayah mertua benar-benar sudah merelakan anakku yang keguguran bulan lalu, Renji sama sekali ga pernah mengingat, menceritakan ataupun menyebut-nyebut tentang kegagalan anak pertamanya.
Di kantor, di jendela ruangan ketua tim Yuden, aku menatap seekor kucing yang berada di atas pohon. Kucing itu tampak kesulitan turun, mungkin dia takut atau ragu untuk melompat ke bawah.
"Asisten Yona..."
"Yona!" Panggil ketua tim Yuden mengejutkanku.
"Iya pak? Maaf saya sedikit melamun, ada yang perlu saya lakukan sekarang?" Tanyaku
"Jangan sering-sering melamun, nanti kesurupan setan. Aku tau kemarin kau mendapatkan masalah yang berat, mungkin sekarang masih belum sembuh sepenuhnya. Tapi apa kau sudah mengetahui informasi dunia perbisnisan di kota ini sekarang?" Tanya ketua tim Yuden mendekatiku.
"Saya masih belum mendengar informasi apapun, apa yang terjadi?" Tanyaku balik.
Aku sebenarnya tidak begitu perduli dengan masalah yang di alami oleh perusahaan-perusahaan lain. Aku hanya cukup fokus pada pekerjaanku, saat jam pulang maka aku akan pulang.
Ketua tim Yuden terlihat ragu untuk memberitahuku sesuatu. Dia kembali duduk ke kursi putarnya dan kemudian berbicara
"Gimana ya... Tapi aku merasa tidak enak jika kau mendengar informasi ini dariku" kata Yuden
Aku jadi makin penasaran, sebenarnya informasi apa sih yang membuat Yuden begitu ragu memberitahuku.
"Katakan saja, jika dari awal anda tidak ingin memberitahu saya maka lebih baik untuk tidak memancing rasa penasaran saya." Kataku kesal
"Perusahaan RGold terkena masalah! Itu perusahaan ayahmu kan?" Kata Yuden yang seketika membuatku terkejut sekaligus tidak percaya.
Perusahaan yang selama 43 tahun berdiri tidak pernah terkena masalah, sekarang tiba-tiba terkena masalah katanya?
Aku buru-buru mengambil ponselku di dalam tas, 8 panggilan tak terjawab dari Renji dan 25 panggilan tak terjawab dari ibu.
"Apa saya boleh ijin pulang lebih awal pak?" Tanyaku
"Perlu ku antar?" Tanya Yuden
"Tidak usah, terimakasih pak! Saya ijin pulang duluan" jawabku
Dengan tergesa-gesa aku mengambil tas dan kemudian keluar dari ruangannya pak ketua tim Yuden. Di luar sudah banyak karyawan lain yang berbicara tentang perusahaan yang terkena masalah.
"Kenapa ya kebanyakan orang kaya melakukan korupsi? Padahal kan uang mereka sudah banyak."
"Lu punya duit, lu punya kuasa. Karena di zaman sekarang dosa bisa ditebus dengan uang hahaha."
"Apa sih yang mereka bicarakan?" Tanyaku dalam hati
Aku memesan taxi online dan kemudian segera pergi ke rumah. Di perjalanan aku terus mencoba untuk menelpon Renji tapi tidak di jawab.
Begitu juga dengan ibu, aku mencoba menghubungi berkali-kali sampai akhirnya di percobaan yang ke 18, ibu mengangkat telepon dariku.
"Halo ibu? Ibu apa yang terjadi dengan perusahaan kita?" Tanyaku lewat telepon
"Ayahmu! Si sialan itu dia iblis! Huhu sebenarnya apa yang ku lakukan? Kenapa aku dulu setuju untuk menikah dengannya?" Kata ibu yang begitu random membuatku tidak mengerti.
Yang terdengar hanya suara tangisan dan kata-kata yang tidak ku mengerti. Sepertinya ibu sedang mabuk sekarang.
"Ibu, ibu sekarang ada dimana?" Tanyaku
"Semakin tua kamu semakin egois ya, aku membencimu! Kenapa kau menyakiti hatiku!? Jawab sialan!" Kata kata ibu terdengar melalui telepon.
Tidak ada informasi bermanfaat yang ku dapatkan dari apa yang ibu katakan. Aku mematikan teleponnya, aku tidak tau sebenarnya ibu ada dimana sekarang.
"Apa sih?" Gumamku
......................
Sesampainya di rumah,
BRAK!
Aku mendorong pintu dengan penuh tenaga, aku mencari Renji di rumah tapi tidak terlihat di manapun.
"Nyonya? Kenapa anda terlihat begitu gundah?" Tanya Suri
Melihat reaksi mereka, sepertinya mereka belum mengetahui apapun.
"Dimana Renji?" Tanyaku
"Ya tuan pergi bekerja, sekarang masih jam 1 siang. Tentu saja beliau belum pulang, sebenarnya ada apa Nyonya?" Tanya Suri kebingungan
Aku menduga sekarang Renji berada di rumah utama, tapi aku tidak bisa pergi kesana sekarang karena aku hanya menduga.
Aku duduk di sofa dengan perasaan tidak tenang, tidak lama kemudian ada telepon masuk, ponselku bergetar.
Itu panggilan dari Renji, aku segera mengangkat telepon darinya.
"Yona, kamu dimana sekarang?" Tanya Renji yang terdengar terburu-buru
"Aku sekarang ada di rumah. Kamu dimana?" Tanyaku balik
"Aku segera menjemputmu" katanya
Panggilan di tutup, hatiku gundah, tidak tenang. Aku berjalan mondar-mandir sambil sesekali menoleh keluar mengecek apakah Renji sudah pulang.
TIN! TIN!
Terdengar suara klakson mobil dari luar, aku segera keluar. Suri juga mengikutiku dari belakang.
Renji turun dari mobil dan segera menghampiriku, tangannya mengelus-elus rambutku.
"Ada apa? Apa yang terjadi?" Tanyaku
"Kita masuk ke dalam dulu" katanya.
Setelah masuk ke rumah, Renji membuka jas nya dan kemudian duduk di sofa ruang tamu. Aku masih berdiri menunggu Renji menceritakan semuanya.
"Duduklah" suruhnya
"Ga mau, sebelum kau menceritakannya aku ga akan duduk" kataku bebal
"Lakukan sesukamu" katanya
"Jadi apa?" Tanyaku
Renji terlalu lama terdiam, aku sudah tidak sabar menunggu dia bercerita.
"Ayahmu menilap semua uang hasil tambang emas dan penjualannya, dia tidak membagikan hasil keuntungan dengan rekan kerja samanya dan para investor lainnya" kata Renji menjelaskan, aku terkejut ternyata ayahku selama ini korupsi.
"Berapa?" Tanyaku
"Sebesar 26 triliun" jawabnya
Seketika aku syok, uang sebesar itu di bawa kemana? Karena keadaan di rumah pun tidak begitu mewah, apalagi anak ayah cuma aku seorang. Lalu uang sebesar itu di gunakan untuk apa?
"Kau pasti bertanya-tanya uang sebesar itu di bawa kemana oleh ayahmu" kata Renji menebak
Aku menganggukkan kepalaku, dan kemudian duduk di sampingnya Renji.
"Sebenarnya ayah dan para pembisnis lain yang melakukan kerja sama dengan RGold sudah mulai curiga sejak 3 tahun yang lalu. Tapi karena tidak adanya bukti, jadi ayah mertua tidak bisa di gugat dan di laporkan ke polisi." Jelas Renji
"Lalu bagaimana dengan ayahku sekarang?" Tanyaku
"Ayah mertua sekarang sedang di tahan. Karena sudah dicurigai, pihak yang merasa di rugikan mulai mencari bukti kebejatan ayahmu. Akhirnya sekarang terungkap bahwa ayahmu benar-benar korupsi. Dan uangnya banyak di berikan ke selingkuhannya yang masih muda" jelas Renji
Aku termenung sejenak setelah mendengar Renji menyebut kata 'selingkuhannya'. Ternyata selain korupsi, ayah juga berselingkuh dari ibu?
Aku benar-benar tidak bisa menahan amarahku begitu mendengar betapa jahatnya ayahku itu. Air mataku menetes ke pipiku, kepalaku rasanya sangat sakit dan berdenyut-denyut.
Pantas saja ibu saat di telpon tadi kata-kata nya begitu ngawur dan tidak karuan. Wanita manapun pasti akan sakit hati begitu mengetahui tindakan bejat suami mereka.
Hanya dengan kesalahan satu orang, semua orang merasakan kerugiannya. Termasuk aku, ibu, ayah mertua, dan para pembisnis yang melakukan kerja sama dengan RGold.
"Lalu bagaimana dengan pernikahan kita?" Tanyaku sambil menarik kerah kemejanya Renji.
"Tenanglah Yona, aku juga sedang berusaha agar pernikahan kita baik-baik saja. Walau pernikahan kita hanya didasari oleh kesepakatan antar keluarga dan perusahaan, tapi kita tidak akan bisa cerai kalau kita masih saling mencintai karena kita sudah menikah secara sah." Jelas Renji memelukku
Walau Renji sudah menenangkanku, tapi hatiku tetap tidak tenang. Aku memikirkan banyak hal sekaligus, apa yang harus ku lakukan di saat situasi seperti ini?