Istri Serasa Janda

HAPPY READING

🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Saat Kendra sedang sibuk mencari keberadaan Leora sang selingkuhan, Najwa sang istri justru sedang menahan rasa sakit akibat perbuatannya yang terang-terangan membela selingkuhannya dan menyalahkan dirinya.

Didalam kamar dia bersama Ira yang sedang mengobati luka dikeningnya dengan hati-hati. Dengan tatapan kosong dan pilu, tubuh Najwa duduk mematung diatas kasur king size yang empuk, membiarkan pelayan muda itu mengobati lukanya.

Sikap suaminya barusan membuatnya begitu shock dan terluka bukan hanya secara fisik, tapi juga psikis.

Rasa sakit akibat luka berdarah dikeningnya ini tidak seberapa. Dia masih mampu menahannya. Bahkan dalam hitungan hari, luka ini akan sembuh dan menghilang dengan sendirinya.

Tapi bagaimana dengan luka tidak berdarah dihatinya? Mampukah dia menyembuhkannya? Mampukah dia menahan dan menyembuhkan rasa sakit yang ditorehkan oleh suaminya yang sudah tidak lagi menghargainya?

"Nyonya, lukanya sudah selesai saya obati. Apa sekarang Nyonya mau makan? Biar saya siapkan makanannya"

Najwa tersentak dari lamunannya saat Ira bersuara dengan lembut. Dia bisa merasakan nada suara gadis itu terdengar begitu prihatin terhadapnya.

Tentu saja, karena Ira menyaksikan bagaimana perseteruannya dengan Kendra, hingga dia bisa terluka seperti ini.

Terlalu larut dalam kesedihannya memikirkan hubungannya dengan suaminya yang semakin merenggang, membuatnya tidak sadar kalau luka dikeningnya telah selesai diobati dengan cairan antiseptik, serta perban dan plester yang ditempelkan pada bagian yang terluka.

"Tidak usah Ira. Aku tidak lapar. Aku mau istirahat saja. Kamu bisa tinggalkan aku sekarang" Lirih Najwa tanpa menatap Ira.

"Nyonya yakin baik-baik saja? Apa sebaiknya kita kerumah sakit, supaya Nyonya bisa diperiksa lebih intens oleh dokter?" Ira bertanya dengan hati-hati, karena masih merasa khawatir dengan keadaan nyonya mudanya itu.

"Tidak usah. Aku baik-baik saja. Aku tidak perlu kedokter. Lagipula luka ini tidak ada apa-apanya, dibandingkan dengan luka hatiku" Jawab Najwa dengan tatapan menerawang sendu, membayangkan perselingkuhan suaminya yang membuat luka dihatinya jauh lebih sakit ketimbang luka ditubuhnya.

Ira terdiam mendengar jawaban Najwa. Sebagai sesama wanita, dia sangat memahami bagaimana perasaan wanita itu saat ini. Dia hanya tidak habis pikir, bagaimana tuannya bisa menyia-nyiakan istri secantik dan sebaik nyonya Najwa. Namun satu hal yang dia yakini, cepat atau lambat pria itu pasti akan menyesali kebodohannya.

"Baik kalau memang itu mau Nyonya. Saya permisi dulu" Ira membereskan kembali obat-obatan dan perlengkapan yang dia gunakan untuk mengobati luka Najwa. Memasukkannya kembali kedalam kotak dan membawanya meninggalkan kamar itu.

Najwa masih tidak bergerak. Dia masih duduk mematung diatas tempat tidur dengan tatapan sayu, kosong dan sedih. Hanya pikirannya saja yang berkelana kemana-mana.

Kembali pada masa-masa indah saat awal-awal dia bertemu dengan Kendra. Saat itu dia masih berusia 20 tahun, dan berstatus mahasiswi magang disebuah perusahaan yang bergerak dibidang keramik, pertambangan dan pulp bernama Kendra group. Iya, Kendra adalah pendiri sekaligus pemilik perusahaan itu.

Meski keluarganya pemilik Himawan group dengan perusahaan yang bergerak dalam sektor pertanian, farmasi dan elektronik, namun Kendra tidak mau bergantung pada keluarganya. Dia memilih mandiri dan membangun usahanya sendiri.

Itulah yang membuat Najwa kagum hingga jatuh hati pada pria itu. Apalagi saat itu kendra selalu menghujaninya dengan cinta dan perhatian, yang membuatnya yakin kalau pria itu memang mencintainya.

Ratusan kali Kendra mengatakan cinta padanya, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah setelah menjalin hubungan asmara kurang lebih satu tahun.

Selama enam tahun pun, pernikahan mereka selalu diwarnai dengan kebahagiaan dan jauh dari badai pertikaian. Meski selama enam tahun itu dia tak kunjung hamil, dan memberikan suaminya keturunan.

Namun dia tidak pernah merasa kalau cinta Kendra terhadapnya mulai berkurang atau beralih pada yang lain.

Namun kini kehadiran Leora, wanita dimasa lalu suaminya mengubah segalanya dalam sekejap. Mahligai cinta yang mereka bangun selama bertahun-tahun seketika roboh.

Siapa yang menyangka cinta yang selama ini mereka agung-agungkan, ternyata bagi Kendra hanya pelarian saja yang sudah tidak ada artinya lagi, saat wanita itu kembali dalam hidupnya.

Hari ini Kendra memaki dan membentak-bentaknya. Bahkan sampai melukai fisiknya. Lalu besok apalagi? Apa pria itu akan meninggalkannya demi wanita itu?

Jika hal itu sampai terjadi, apa yang akan dia katakan pada mamanya? Wanita itu pasti akan sangat kecewa dan sedih, jika dia sampai gagal mempertahankan pernikahannya.

Selain itu, bagaimana dengan hatinya? Mampukah dia melepaskan pria yang sangat dicintainya? Air mata Najwa kembali menitik memikirkan hal itu.

💮💮💮💮💮

Meski telah mengerahkan anak buah dan meminta tolong pada temannya untuk mencari keberadaan Leora, Kendra tetap tidak bisa tenang dan hanya berpangku tangan menunggu kabar. Dia sangat takut perempuan itu sampai kenapa-napa diluar jangkauannya.

Oleh karena itulah dia juga berusaha sendiri dengan kembali mendatangi gedung apartemen itu, dan meminta petugas disana untuk mengijinkannya mengecek rekaman CCTV yang ada didepan gedung.

Melalui rekaman itu, dia melihat Leora naik taksi saat meninggalkan gedung apartemen itu. Dia langsung menghubungi anak buahnya dan menyuruhnya untuk mencari tau tentang taksi itu.

Bahkan kalau perlu mendatangi perusahaan taksi itu untuk menemukan drivernya. Dia tidak akan ragu melakukan apapun asal Leora bisa ditemukan.

Tepat jam satu malam ponselnya berdering, saat dia sedang menyetir dan menuju jalan S. Karena menurut anak buahnya, supir taksi menurunkan Leora disekitar jalanan itu.

"Kamu sudah tau lokasinya sekarang? Iya-iya, aku akan kesana sekarang juga. Thank you" Kendra sangat lega dan sumringah saat temannya yang seorang ahli IT, berhasil melacak keberadaan Leora.

Dengan jantung yang memompa dengan cepat, dia langsung menuju lokasi yang dimaksud tanpa membuang-buang waktu lagi.

Kendra meminta temannya itu untuk mengirimkan titik lokasi itu keponselnya. Menurutnya saat ini posisi Leora berada ditengah-tengah hutan.

Dengan perasaan panik dan ketar-ketir Kendra menghubungi anak buahnya. Menyuruh mereka untuk datang kehutan yang ada dalam petunjuk.

"Kalian bantu saya telusuri hutan ini. Cari Leora sampai ketemu. Mengerti?" Titahnya pada anak buahnya saat mereka baru turun dari mobil, dan berkumpul dipinggir jalan didepan hutan itu.

"Bapak yakin? Ini kan sudah malam sekali Pak. Apa tidak sebaiknya, kita mencarinya besok saja Pak, saat pagi?" Usul salah seorang anak buahnya memberanikan diri, lantaran jam sudah pukul setengah dua dini hari.

"Besok?! Sekarang saja saya udah khawatir sekali, kalau Leora sampai kenapa-napa!! Dan kalian malah minta saya nunggu sampai pagi?! Kalian punya otak gak?!" Teriak Kendra gusar, saking khawatirnya memikirkan nasib Leora didalam hutan sana malam-malam seperti ini.

"Sekarang cepat cari, atau kalian semua silahkan cari kerjaan lain!!" Ancamnya dengan tatapan tajam, yang membuat nyali anak buahnya langsung menciut selain harus menurut.

"Ba-baik Pak!" Seru mereka serempak. Mereka semua pun memasuki dan menyusuri hutan lebat dan sunyi itu.

BERSAMBUNG

Sambil menunggu novel ini up,,, yuk mampir juga ke novel temanku