NovelToon NovelToon
PESONA ADIK ANGKATKU

PESONA ADIK ANGKATKU

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintamanis / Cinta Terlarang / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: HRN_18

Dalam keluarga yang harmonis, hidup seorang pemuda bernama Raka. Meski bukan saudara kandung, dia memiliki hubungan dekat dengan adik angkatnya, Kirana. Mereka tumbuh besar bersama, berbagi suka dan duka layaknya saudara sesungguhnya.

Namun seiring berjalannya waktu, Raka mulai memandang Kirana dengan cara yang berbeda. Kecantikan dan kemanisan gadis itu mulai membuatnya terpesona. Perasaan terlarang itu semakin membuncah, mengusik hubungan persaudaraan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HRN_18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 5 Malam Yang Khilaf

Raka benar-benar memutuskan untuk menjaga jarak sejauh mungkin dari Kirana. Setelah insiden di ruang keluarga itu, dia sadar dirinya benar-benar sudah kepalang tanggung tenggelam dalam perasaan terlarang.

Raka menghindari setiap kemungkinan untuk berinteraksi dengan Kirana. Dia sengaja berangkat kuliah pagi-pagi sekali sebelum yang lain bangun dan baru pulang larut malam setelahnya. Sengaja mengambil jadwal sibuk sebagai alasan untuk berkeliaran di luar rumah.

Meski begitu, kian dia menghindari Kirana, rasa rindunya pada sang adik pun kian menjadi. Ada bagian dalam dirinya yang senantiasa mencari dan mendamba kehadiran Kirana di sisinya. Namun dia berusaha mengingkari naluri alamiah itu, menertawakan dan menekannya hingga membuatnya begitu menderita.

Pergolakan batin Raka pun semakin menjadi. Perasaannya kembali terpecah antara mengikuti gejolak asmara terlarang atau memupusnya demi menghormati ikatan persaudaraan mereka. Ini bagaikan medan perang kejiwaan yang menguras seluruh tenaganya.

Hingga di penghujung titik pertahanannya, Raka terjerumus dan menyerah pada godaan yang menerpanya. Dia membiarkan dirinya dikalahkan oleh nafsu terlarang.

Malam itu, seperti malam-malam sebelumnya, Raka masih berkeliaran di luar rumah hingga larut. Tubuhnya lelah sehabis menghabiskan waktu berjam-jam di perpustakaan kota. Setibanya di rumah, semua penghuni sudah terlelap. Hanya sinar remang dari lampu koridor yang menyala.

Namun entah bagaimana, kaki-kaki Raka seakan bergerak sendiri menuju ke arah kamar Kirana. Dia memegang kenop pintu kamar sang adik, sesuatu yang tak pernah dilakukannya sejak bertahun-tahun lalu.

Jantungnya berdegup kencang. Keringat dingin mengalir di pelipisnya. Dia ragu sejenak, bertanya-tanya apakah dia sanggup melanjutkan semua ini hingga ke jalan yang tak berpulang.

"Maafkan aku, Kirana..." bisik Raka parau sebelum akhirnya membuka pintu kamar adiknya dengan perlahan.

Di balik pintu yang terbuka itu, tampaklah Kirana yang terbaring memunggunginya dengan selimut yang sedikit tersingkap. Meninggalkan betisnya yang jenjang terekspos dalam balutan dress tidur tipisnya. Napasnya terdengar tenang dan damai dalam lelapnya.

Kembali Raka mengigil menahan gejolak hasrat yang bergolak dalam dirinya. Bagaimana mungkin adiknya yang selalu terlihat begitu polos dan disayangi kini membangkitkan nafsu paling larangannya? Dia sungguh merasa hina dan muak pada dirinya sendiri.

Namun sekali lagi, langkah kakinya membawanya semakin mendekat ke arah ranjang Kirana. Tangannya terulur, hendak menyentuh kaki telanjang sang adik yang terekpos. Bibirnya yang bergetar membisikkan kata-kata penuh dosa.

"Ki-Kirana...maafkan aku...maafkan aku..."

Tepat sebelum tangannya menyentuh sang adik, Kirana menggeliat dalam tidurnya hingga seluruh selimut kembali menutupi tubuhnya. Hal itu sontak membuat Raka tersentak dan tersadar dari luapan hasrat terlarangnya. Tubuhnya gemetaran hebat menyadari perbuatan keji apa yang hampir saja dilakukannya barusan.

Dengan langkah tergesa, Raka segera meninggalkan kamar Kirana dan mengurung diri di kamarnya sendiri. Dia terisak pedih sambil mengutuki dirinya berkali-kali. Merasa muak dan jijik pada kelemahannya sendiri yang begitu mudah tergoda dan mengingkari nuraninya yang paling suci.

"Aku benar-benar makhluk paling hina... Maafkan aku Kirana, maafkan aku..." Isaknya dalam kegelapan pekat yang melingkupinya.

Malam itu, Raka menangis sejadi-jadinya dan melampiaskan kemarahannya pada dirinya sendiri. Diapun berjanji, bahwa apapun yang terjadi, dia tidak boleh berlanjut menjadi makhluk keji yang lebih jauh mengingkari ikatan persaudaraan mereka. Setelah momen terlarang ini, dia harus bisa mengendalikan dirinya dan menghapus luapan gairah hina dari pikirannya sekali dan untuk selamanya.

...

Peristiwa malam itu seakan menjadi tamparan keras bagi Raka. Dia begitu terguncang melihat sampai sejauh mana dirinya telah tenggelam dalam perasaan terlarang hingga nyaris melakukan tindakan keji terhadap Kirana. Sungguh ini adalah titik terendah dalam hidupnya.

Keesokan harinya, Raka bahkan tak sanggup menatap wajah Kirana apalagi berbicara dengannya. Rasa malu dan bersalah yang meliputinya terlalu besar untuk diungkapkan. Dia merasa sebagai makhluk paling hina yang tidak pantas menatap kemurnian seorang Kirana.

"Kak, ada apa sebenarnya?" tanya Kirana kebingungan melihat sikap Raka yang semakin menghindar darinya.

Raka hanya dapat menggeleng lemah tanpa membalas tatapan mata Kirana. Tenggorokannya tercekat, seakan kata-kata apa pun tak pantas keluar dari mulut penghianat sepertinya.

Setiap kali berhadapan dengan Kirana, memori kelam semalam seakan terus membayanginya bagaikan mimpi buruk. Bagaimana dia nyaris memperkosa adiknya sendiri dalam tidurnya. Sungguh suatu kenistaan tak termaafkan yang membuat Raka semakin jatuh dalam kubangan kehinaannya sendiri.

"Maafkan aku, Kirana...maafkan kakakmu yang berdosa ini..." lirih Raka berulang kali dengan sorot matanya yang redup dan hampa.

Di satu sisi, dia amat membenci dirinya yang telah mengkhianati ikatan persaudaraan mereka dengan terjerumus dalam jurang dosa terkutuk ini. Namun di sisi lain, ada bagian hatinya yang terus mendamba kehadiran Kirana, memujinya dan memujanya dalam diam.

Pergolakan jiwanya bagaikan medan perang yang tak berkesudahan. Di satu barisan ada keinginannya untuk tetap mempertahankan cinta terlarang itu. Sementara di barisan lainnya ada keinginan untuk memusnahkan benih kehinaan itu sekali dan untuk selamanya.

Hingga di penghujung hari, ketika semua kembali terlelap, Raka meringkuk di atas ranjangnya dengan mata terjaga menatap langit-langit kamar. Hatinya terus bergolak. Nafsu dan hawa nafsunya terus berkeliaran hingga ke setiap sudut pikirannya.

"Aku tak sanggup lagi....aku tak sanggup lagi melawan semua ini..." Desisnya kalut entah pada siapa.

Seperti kerasukan, tubuhnya lantas bangkit dan kembali melangkah menuju kamar Kirana. Kali ini tanpa ragu, dia membuka pintu kamar sang adik dan memandangi wajah ayu Kirana yang terlelap dengan damainya.

Perlahan kaki telanjangnya membawanya semakin dekat ke ranjang Kirana. Jemarinya terulur dan menyentuh lembut pipi sang gadis yang terbaring memunggunginya. Betapa mulusnya kulit porselen Kirana yang terasa sehangat di sentuhan tangannya.

"Kirana...engkau begitu indah..." Bisik Raka tanpa sadar.

Tangannya merayap turun menyusuri garis leher Kirana hingga ke bahunya yang terbuka. Dia dapat merasakan hembusan napas hangatnya yang teratur di dekatnya. Bagaimana mungkin makhluk sepolos dan semurni Kirana mampu membangkitkan nafsu terkotor dirinya?

Raka menunduk dalam, mencium aroma semerbak yang menguar dari helaian rambut Kirana. Tubuhnya terasa memanas didera gairah menggebu yang tak lagi terbendung. Dia meraih tubuh sang adik dan memeluknya dari belakang dengan seluruh hasrat terpendam yang meluap tiada terkendali.

Itulah akhirnya, malam di mana Raka benar-benar menyerah dan mengkhianati nuraninya yang paling suci demi menuai mengikuti nafsu terlarangnya pada sang adik...

...

Malam itu, sesuatu yang tak seharusnya terjadi akhirnya terjadi juga. Raka, dengan luapan gairah yang tak terkendali, membiarkan dirinya tenggelam dalam kenikmatan dosa terlarang. Dia mencumbu dan meraih tubuh Kirana hingga puas.

Memang awalnya sang adik sempat terkejut dan meronta saat tersadar apa yang sedang terjadi. Namun dengan mulut yang dibekap dan tubuh yang dilumpuhkan, Kirana tak kuasa melawan dorongan buas sang kakak yang telah dibutakan oleh nafsu terkotor mereka sebagai sesama manusia.

"Mmmhhhh...kkhhmmmppphh!!" Jerit Kirana yang teredam di balik telapak tangan Raka.

Air mata mengalir deras di pipi gadis malang itu, namun sia-sia. Kekuatan fisiknya terlampau tak sebanding dengan Raka yang telah termakan luapan hasrat terpendam bertahun-tahunnya.

Setelah puas menikmati segala hal yang merupakan pantangan terbesar dalam hidupnya, Raka terengah dengan peluh membasahi tubuhnya. Dia menatap Kirana di bawah kukungan nya dengan sorot mata penuh sesal yang mendalam.

Kirana pun hanya bisa terisak dalam diamnya. Tubuhnya dirundung rasa malu dan trauma yang teramat sangat oleh tindakan tak senonoh sang kakak yang paling dikasihinya. Semua kenangan indah mereka di masa lalu bagaikan musnah dalam sekejap karena peristiwa laknat malam ini.

"A-apa yang telah kulakukan?" Raka gemetar dan bergidik ngeri melihat hasil perbuatannya.

Dia telah benar-benar jatuh pada titik terendah kemanusiaannya sendiri. Bagaimana mungkin dia sanggup melakukan tindakan sehina itu pada Kirana? Pada adik yang selalu dicintainya lebih dari siapapun?

Dengan tubuh bergetar hebat, Raka meninggalkan Kirana yang tergeletak dengan tatapan nanar dan luka mendalam terpatri di wajahnya. Pemuda itu lalu mengurung dirinya di kamar, menangis sejadi-jadinya sambil meratap penuh penyesalan.

"Aku benar-benar monster!! Monster keji yang tak seharusnya hidup!!" Raka menjerit histeris di kesunyian kamarnya.

Dia begitu jijik pada dirinya sendiri yang sudah benar-benar melampaui batas kemanusiaan. Kedosaan paling hitam telah melekat dalam jiwanya yang ternoda. Semua karena dia telah mengkhianati nuraninya sendiri dengan melakukan tindakan paling keji terhadap Kirana, belahan jiwanya yang paling dikasihi.

"Maafkan aku Kirana...maafkan aku...!" Jeritnya dalam isak tangis pilu.

Namun maaf seribu kali pun tak akan mampu mengembalikan kemurnian hubungan mereka yang telah ternoda. Raka telah mencoreng ikatan persaudaraan mereka dengan noda hitam paling keji selamanya. Dia sadar, dia telah melangkah terlalu jauh dan jatuh pada dosa yang tak mungkin bisa diampuni.

Dari situlah, detik demi detik Raka hidup dengan rasa bersalah yang teramat sangat. Setiap kali bertatapan dengan Kirana, sorot mata yang dulunya bersinar itu telah meredup dan kosong. Seakan jiwa gadis itu ikut mati bersamaan dengan tercabutnya mahkotanya sebagai seorang insan suci di tangan sang kakak sendiri.

..

1
Almaa
kemilau hppyEnd, thanks sehat slalu thor🙆🏻‍♀️
Almaa
/Blackmoon/
Almaa
<3
dan
wah ini raka nya mesum🤣
Almaa
nyesekkk bgt jadi Kirana, until ifeel that:/
dan
menarik ceritanya
Almaa
greged/Blackmoon/
Almaa
sangat interesting thor🌚
Anonymous
👍👍👍
Anonymous
👍
Anonymous
semangat thor
Anonymous
bagus ceritanya
Anonymous
👍
yong leee
lanjut thor
remember
bagus
remember
seru
penakosong18
🔥🔥
penakosong18
lanjut tor
HRN_18
halo raeder semua,jangan lupa tinggalkan vote kalian ya🥰😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!