NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Sugar Baby

Mendadak Jadi Sugar Baby

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Konflik etika / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / PSK / trauma masa lalu
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Apa benar kalau zaman sekarang cari uang halal itu susah?

Hidup di lingkungan sekitar yang toxic, membuat Binar harus bertahan hidup dengan caranya sendiri.

Cara seperti apa yang ia pilih?

Jangan lompat bab untuk menghargai karya penulis, bila tak suka bisa skip saja, jangan mampir hanya untuk membaca secara acak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Setelah mendapat laporan dari ART-nya, Adrian tancap gas pulang ke rumah, setelah pelacakannya pada ponsel Binar tak berhasil.

“Bagaimana bisa kabur? Bagaimana kalian menjaganya? Kalian berlima di sini,” kesal Adrian.

“Maaf, Pak, kami teledor tidak mengunci pintu dapur lantai 1 dan pintu gerbang samping. Setelah kami cek CCTV, Nyonya Binar keluar dari sana lalu lompat gerbang pekarangan sebelah rumah,” jelas salah seorang satpam merasa bersalah.

Adrian yang tengah pusing, begitu khawatir pada keadaan istrinya yang masih sakit. Apalagi, ia salah sasaran. Bukan Binar lah orang yang seharusnya dia perlakukan seperti ini.

Memegangi kepalanya yang berdenyut, Adrian duduk di sofa karena kakinya lemas.

“Bagaimana bisa aku seceroboh ini, karena terlalu emosi, aku tidak memastikan dari awal, ah!” sesalnya.

“Cari Binar dan bawa ke mari sampai dapat!” titahnya pada kedua satpam.

Ia lalu mengeluarkan ponselnya, kemudian memerintahkan beberapa anak buahnya untuk ikut mencari Binar, sedangkan sebagian lagi ia perintahkan mencari wanita yang dipanggil Pak Sapto dengan sebutan Mbak Bi.

Adrian kembali ke depan rumah menghampiri Pak Sapto dan memintanya mengantarkan ia mencari Mbak Bi.

“Pak Sapto benar-benar tidak tahu siapa nama asli Mbak Bi itu?" tanya Adrian mengorek informasi lebih jauh dari keterangan sopirnya.

Menggeleng, Pak Sapto mengaku tak tahu menahu siapa nama asli wanita yang pernah dekat dengan mantan bosnya dulu. “Pak Farid dulu hanya bilang Mbak Be dan Mbak Bi saja, Pak.”

Adrian lalu meminta diantarkan ke tempat kerja Mbak Bi, atau tempat biasa wanita itu dan ayahnya dulu sering bertemu.

“Pak Sapto masih ingat wajahnya ‘kan?” Adrian kembali memastikan.

Mengangguk, Pak Sapto mulai menjalankan mobilnya menuju suatu tempat yang diduga menjadi tempat langganan Mbak Bi dan bosnya dulu bertemu, karena ia pun tak tahu di mana wanita itu bekerja.

“Pak, sebelum ke sana, kita ke rumah seseorang dulu,” pinta Adrian berubah pikiran.

Sementara itu, Binar yang baru saja dari salah satu counter handphone untuk mengatur pengaturan ponselnya agar tak terlacak oleh Adrian sekaligus mengisi kartu SIM yang baru, ia melanjutkan perjalanannya dengan tertatih-tatih mencari penginapan.

“Kalau aku pulang ke rumah Ibu, Adrian pasti bisa menemukanku,” duganya.

Syukurnya, tak jauh dari tempatnya berjalan, ada pangkalan ojek. Segera dihampirinya salah satu ojek dan meminta diantarkan ke salah satu hotel murah terdekat. Baru saja ia akan naik, samar-samar ia melihat 2 orang satpam yang berjaga di rumah Adrian sedang berada di jalanan yang sama, mencari dirinya.

“Pak, cepat jalan, Pak!” titah Binar meminta ojek buru-buru pergi dari pangkalan.

Hingga 10 menit berlalu, ia tiba di sebuah hotel kecil seadanya.

"Aku harus menginap di sini dulu, sebelum aku putuskan akan ke mana nantinya. Uang dari Om Farhan masih ada sedikit-sedikit di tabungan,” ucapnya mantap.

***

“Ya, sebentar,” teriak Mira ketika ada tamu yang mengetuk pintu rumahnya.

Setelah dibuka, betapa tersenyumnya ia ketika melihat Adrian yang sedang berdiri di hadapannya.

“Adrian, akhirnya Ibu bisa menemuimu. Adrian, tolong Ibu. Ibu tidak bisa menghubungi Binar, ke mana dia? Ibu ada perlu,” cecarnya tanpa mempersilakan menantunya masuk.

Belum juga menjawab, Amel merengek pada kakak iparnya itu, bahwa ia juga sedang dalam keadaan kesulitan dan membutuhkan bantuannya.

Mira dan anaknya bahkan tak sungkan langsung bercerita kesusahan yang mereka hadapi dan meminta uang pada Adrian, untuk biaya berobat, juga pembelian ponsel baru Amel yang hilang.

“Kalian minta uang untuk mengatasi masalah yang kalian buat sendiri. Harusnya itu semua menjadi pelajaran untuk tak lagi menjual diri hanya demi uang. Uang-uang itu bukan hak kalian, tapi hak anak istrinya pria yang kalian kencani. Cari pekerjaan yang halal dan jangan hanya menggantungkan pada tubuh dan wajah saja!” tegur Adrian lalu pergi begitu saja.

Mira yang kesal langsung mengumpat dan mengatai Adrian adalah menantu durhaka. Ia menyesal telah menikahkan anaknya dengan lelaki pelit sepertinya. “Lagaknya saja seperti orang kaya raya. Hei, di mana Binar? Adrian!”

Mobil Adrian melaju cepat saat Mira mengejarnya.

Merasa tidak ada jalan lain, Mira meminta Amel untuk kembali mencari bos-bos kaya raya untuk jadi sugar daddynya, karena Om Rehan juga tak ada menghubunginya sama sekali. "Jual semua barang-barang mewahmu untuk modal!"

Sementara itu, Adrian kembali meminta Pak Sapto untuk mengantarkannya ke tempat tujuan mereka berikutnya, mencari Mbak Bi.

Sekitar 20 menit kemudian, tiba lah mereka di suatu kafe tempat ayah Adrian dulu menemui wanita simpanannya.

“Biasanya kalau Bapak sedang keluar kantor, mampir sebentar ke sini, Mas,” lapor Pak Sapto.

Adrian lalu meminta Pak Sapto untuk ikut turun, memantau apakah ada Mbak Bi di sana.

Mereka sengaja berpisah tempat, agar tak ketahuan oleh wanita tersebut.

Tapi sayangnya, sampai 30 menit berlalu, Pak Sapto tak menemukan batang hidung wanita yang pernah menjadi sugar baby mantan bosnya dulu.

Adrian lalu memutuskan untuk kembali ke mobil. “Biasanya jam berapa dia di sini?”

“Biasanya jam segini juga kok, Mas. Mbak Bi sering nongkrong di sini,” jawab Pak Sapto mantap.

Berusaha mencari Mbak Bi, pikiran Adrian masih tetap fokus pada Binar. Sedang di mana istrinya itu saat ini dan bagaimana keadaannya. Pikiran-pikiran itu terus menghantuinya.

***

Setelah berhasil check in, Binar mengistirahatkan sejenak tubuhnya yang masih lemah. Ia juga memesan makanan di bawah untuk disantapnya di kamar. Mengingat, beberapa hari ini asupan makannya sangat sedikit sekali.

Tak lama, seorang petugas hotel mengetuk pintu kamarnya, untuk mengantarkan makanan pesanan Binar.

“Terima kasih,” ujar Binar pada petugas tersebut.

“Eh, Mas,” panggil Binar kala petugas tersebut akan pergi.

Entah ide dari mana, Binar menanyakan lowongan kerja di hotel tersebut.

“Mbak langsung tanya saja ke bagian personalia di lantai 1, karena saya tidak tahu,” ujar petugas tersebut tampak tak nyaman Binar ingin kerja di hotel.

Binar lalu mengangguk tanda terima kasih atas informasi tersebut.

Lalu, saat ia akan kembali masuk kamar, pandangannya tertuju pada seorang wanita sebayanya, sedang dirangkul oleh pria seusia ibunya.

“Pasti mereka bukan suami istri,” gumamnya dalam hati.

...****************...

1
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Yuliana Tunru
hidup di kota mmg kejam ya binar setiap t4 bagaikan hutan yg setiap saat bisa jd santapan hinatang buas ttp semangat untuk hidup benar dan bsik binar ..biarkan adruan hudup dgn.penyesalan
Yuliana Tunru
lanjut
Yuliana Tunru
orang aneh kasuhan binar
Yuliana Tunru
knp adrian x gitu ya apa gila atau ada dendam khusus
Yuliana Tunru
rasa x kyk.mimpi aneh ya..apa adrian benar2 tulus atw jgn2 binar jd tumbal pesugihan gitu..maaf thor jd nganyal kyk novel2 horor tp smoga z binar benar2 bernasib baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!