Sang Pewaris

Malam makin larut semua penghuni rumah telah tidur termasuk Ara.Sedangkan Kevin masih terjaga meskipun kedua anaknya telah terlelap dalam mimpi indah mereka.

Kevin terpaksa menginap kerena kedua anaknya.Mereka tidur di ruang tamu kerena rumah kontrakan Ara hanya memiliki dua kamar untuknya dan kedua anaknya.

Kevin tak mungkin tidur dikamar kedua anaknya karena tempat tidur anaknya tak bisa menampung tubuhnya.

Kevin mendudukan diri setelah memastikan kedua anaknya tidur dengan nyaman.Entah kenapa pertemuannya dengan Ara kali ini membuat tidurnya tak nyenyak.Ditambah lagi penolakan Ara akan niatnya menikahi wanita itu demi kedua anaknya.

Kevin beranjak menuju dapur untuk mengambil air minum karena tenggorokannya kering bersamaan dengan Ara yang juga keluar dari kamarnya menuju dapur.

"Ra..."

"Hmmm"

"Aku mau ngomong sesuatu",ujar Kevin saat Ara sampai didapur.

"Besok aja Pak.Saya ngantuk",ketus Ara melangkah meninggalkan Kevin yang menatapnya tajam.

Kevin menarik tangan Ara hingga menabrak dada bidangnya.Keduanya saling berpandangan dengan posisi yang begitu intim.Aroma mint dari tubuh Kevin menusuk hidung Ara.

Kevin merangkul pinggang langsing Ara hingga merapat pada tubuhnya."Jadilah istriku...aku mohon",gumam Kevin terdengar lirih.

Ara begitu terhipnotis akan pesona pria itu tanpa sadar mengangguk pelan membuat pria itu tersenyum tipis.

"Really...?",tanya Kevin tersenyum lebar.

Ara yang tersadar tampak gelagapan dan salah tingkah.

"Sa-saya--

"Besok kita pulang ke ibukota melangsungkan pernikahan kita disana dihadapan seluruh keluargaku", ucap Kevin serius.

"P-pak...tapi aku tak yakin keluarga bapak mau menerima saya yang sudah memiliki dua anak",jawab Ara mendorong pelan dada bidang Kevin.

"Anak anak kamu adalah anak-anakku juga Ara.Aku tak ingin mereka di hina lagi tak memiliki ayah",ujar Kevin.

"Pak saya tak mungkin meninggalkan pekerjaan saya disini apalagi toko--

"Kita akan tinggal di kota ini setelah menikah",ujar Kevin.

"Pak saya--

"Tidurlah...aku tak ingin kamu besok kesiangan",ujar Kevin lembut mengusap pipi Ara dengan lembut.

Ara tersenyum tipis lalu melangkah pergi menuju kamarnya.Jantungnya berdetak keras saat tadi ia berdekatan dengan Kevin.Ara memejamkan matanya sejenak aroma tubuh Kevin masih bisa ia rasakan.

Wanita itu bukannya tidur malah duduk termenung memikirkan keputusannya yang telah setuju menikah dengan ayah dari anak-anaknya itu.

"Semoga ini yang terbaik ya Tuhan, aku melakukan ini demi anak anak",gumam Ara.

Sedangkan didapur senyuman tak luntur dari bibir Kevin.Apakah ia telah jatuh cinta pada Ara?. Entahlah hanya dia dan Tuhan serta author yang tau 😄😄😄.

***

Pagi menjelang entah jam berapa Ara dan Kevin tertidur yang jelas saat ini keduanya belum membuka mata.Meski Kenzo dan Kanza telah membuka mata.

"Kenco apakah hali ini hali libul?",tanya Kanza pada kakak kembarnya itu.

"Aku rasa tidak",jawab Kenzo memperhatikan wajah Daddy-nya yang begitu mirip dengannya.

"Kenapa Mommy dan Daddy belum bangun juga?",tanya Kanza dengan logat cadelnya.

"Entahlah...",jawab Kenzo menaikan kedua bahunya.

"Aku akan membangunkan Mommy...lalu Kenco yang membangunkan Daddy",ujar Kanza.

"Hmmm"

Kanza berlari menuju kamar Mommy-nya untuk membangunkan wnaita itu.

Dor dor dor

"Mommy bangun...",teriak Kanza menggedor pintu kamar Ara dengan begitu keras.

"Mommy..."

Dor dor dor

Ceklek

Ara membuat pintu kamarnya dengan wajah yang masih terlihat mengantuk."Ada apa sayang?",tanya Ara dengan suara serak khas bangun tidur.

"Apakah hali ini hali libul,Mom?",tanya Kanza.

"Tidak..."

"Kenapa Mommy baru bangun?,Mommy tidak ke kantol?",tanya Kanza.

"Kantor?,ya ampun jam berapa sekarang?",pekik Ara.

"Kalian hari ini libur dulu kita ke rumah Oma kalian di ibu kota",ujar Kevin tiba tiba.

"Kita punya Oma Daddy?",tanya Kanza.

"Iya sayang..."

...****************...