NovelToon NovelToon
11 (Peringatan)

11 (Peringatan)

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Balas Dendam / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tasya_putt

Peraturan sekolah yang membuat semua siswa-siswi sekolah merasa takut jika melanggar 1 kesalahan saja. Dimana jika terjadi kesalahan akan terjadinya sesuatu yang membuat dirinya tidak bisa melihat Bumi lagi.

Angka Lahir 11 menjadi tidak tenang karena Hidupnya akan menjadi giliran selanjutnya jika melanggar atau melakukan kesalahan tersebut.

Permainan itu perlahan hancur ketika Datangnya Seorang wanita dari luar negara yang berperan sebagai Siswa Pertukaran Pelajar. Dan mulai mencari cara untuk menggagalkan Permainan tersebut bahkan ingin sekali menghancurkannya.


Real Hasil Karya Author sendiri, Jangan lupa dukung Aku ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tasya_putt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Video Cctv

Menggebrak meja dengan sangat keras membuat seiisi ruangan terdengar dengan suara tersebut

" Saya sudah katakan pada Anda, saya ingin memutuskan kontrak sekarang juga " Ucapnya dengan nada tinggi

Yong jin yang ada didepannya hanya duduk santai dan mengamati setiap gerak Dia berbicara. Ada sebuah kesalahan yang membuatnya Ingin sekali memutuskan kontak dengannya

Padahal sebelumnya tidak ada kesalahan ataupun kecurangan dalam perusahan Yong jin sedikit pun, Dirinya mendirikan Perusahaan kecilnya dengan kerja keras dan penuh kejujuran.

Sekarang 2 saham di perusahaan lain malah ingin langsung memutuskan kontrak tanpa sebab apapun. Dan itu yang membuat Yong jin curiga.

Jika Yong jin melakukan kesalahan dalam bisnis tersebut, akan secepatnya Yong jin perbaiki tanpa memikirkan dirinya untung atau tidak.

" Pak Rami, saya bertanya pada Anda... Apa yang membuat anda ingin segera memutuskan kontrak ini, apa saya membuat kesalahan pada Pak Rami? " Ucapnya dengan wajah tenangnya

" Jangan bertanya diluar batas Tuan Yong jin, cepat Tanda tangan berkas ini " Melempar berkasnya tepat di wajah Yong jin

Sekertaris Yong jin seketika geram melihat kejadian tersebut, dengan cepat Ia melangkah dan menghalanginya agar tidak semena-mena memperlakukan Yong jin seperti orang rendahan

" Cukup Tuan Rami, kau sudah luar batas... Jika kau melakukan seperti ini saya bisa melaporkan anda pada Hukum " Dengan nada tegas

Yong jin mencoba menghentikan mereka dengan wajah tenangnya, dan masih dengan posisi duduknya.

" Yohan tenanglah, kembali ke posisimu " Menyuruh Yohan kembali ke posisi disamping Yong jin

" Baiklah " Membungkukkan kepala sedikit dan kembali ke posisi semula

Akhirnya Yong jin beranjak dari Duduknya dan mendekat disamping Pak Rami yang masih dengan wajah emosinya yang entah kenapa.

Tangan kanan Yong jin memposisikan di atas bahu Pak Rami dengan senyuman manisnya. Ekspresi Yong jin tersebut membuat Pak Rami kebingungan sekaligus sedikit ketakutan.

" Pak Rami, saya hanya bertanya pada anda bukan ingin berkelahi dengan anda, jadi kumohon tolong jaga sikapmu... Disini kita sedang rapat Pak Rami... Dan (membenarkan posisi dasi Pak Rami yang sempat longgar) anda ingin saya tambahkan menjadi 2 kali lipat dari persetujuan kita sebelumnya? (Lalu membersihkan jasnya yang sedikit terkena debu), apakah anda tidak tergiur dengan tawaran saya? " Dengan senyum manisnya, lalu memasukkan kedua telapak tangannya di saku celananya panjangnya.

" Du... Dua kali lipat? " Sempat ragu dengan tawaran dari Yong jin, tetapi Gengsi menutupinya... Karena tadi dirinya melakukan yang hal yang buruk. Apakah tawaran itu masih berlaku untuknya? Pasalnya Yong jin memberikan 2 kali lipat dari tawaran sebelumya dan itu sangat menguntungkan sekali baginya.

" Saya memberi tawaran hanya untuk hari ini Pak Rami, jika kau menolaknya sekarang lalu dihari selanjutnya tawaran itu tidak akan berlaku lagi, jadi pikirkan baik-baik " Ucapnya dengan Wajah datarnya

Pak Rami bingung dengan tawarannya, sampai menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal dengan wajah yang kaku.

" Apakah untuk hari ini saja? Tolong berikan 2 hari saja supaya saya bisa memikirkan tawarannya kembali " Dengan wajah melasnya

Akhirnya umpannya tepat sasaran, dengan tanpa diberi waktu jeda Yong jin terus saja memepet tawarannya agar terus Pak Rami pikirkan.

" Kalo gitu Tunggu sebentar saya akan hubungi Bos terlebih dahulu " Dengan cepat mengetik layar ponselnya untuk menghubungi Bosnya.

Yohan yang melihat Tingkah Pak Rami berubah seperti itu hanya melongo, Yong jin memang pintar sekali dalam hal ini. Pantas saja perusahaannya selalu naik saham dalam waktu yang tidak lama.

Yong jin hanya tersenyum tipis sambil melihat wajah Yohan yang sedang melongo itu. Dan Yohan pun menggelengkan kepalanya, sungguh hebat Tuannya ini, tidak salah Yohan bekerja menjadi sekertarisnya Yong jin.

Setelah beberapa menit Pak Rami pun selesai berbicara dengan Bosnya itu, Pak Rami adalah sekertarisnya yang sekarang sedang menghadap Yong jin.

Karena Bosnya berhalangan hadir, terpaksa Pak Rami yang ikut dalam rapat tersebut.

" Bagaimana Pak Rami? Apakah Bos Anda setuju dengan tawaran ini? " Tanya Yohan dengan nada rendahnya

Kedua mata Pak Rami Celingak celinguk seperti susah untuk diungkapkan, Yohan pun bertanya sekali lagi untuk memantapkan jawaban Pak Rami.

" Bagaimana Pak Rami? Apakah Anda setuju? " 

" Maaf... Tadi saya memperlakukan Tuan Yong jin terlalu kasar, Kebutulan saat saya berbicara Dengan Bos saya.... Katanya Tawaran Tuan Yong jin tadi Membuat Bos saya menerima Tawarannya " Dan Yong jin pun tersenyum tipis, akhirnya bisnis mereka tidak memutuskan kontrak lagi. Tinggal 1 lagi yang belum Yong jin tuntaskan

" Benarkah? Syukurlah, berarti Anda tidak membatalkan kontrak tersebutkan Pak Rami? " Tanya lagi Yohan

" Saya tidak Ingin membatalkan kontrak kerjasama kita Pak Yohan " Dengan senyum kikuknya

" Baiklah Terima kasih atas kerja samanya Pak Rami semoga bisnis kita berjalan dengan lancar " Yohan dan Pak Rami berjabat tangan.

" Maafkan Saya tadi Tuan Yong jin, karena memperlakukan anda yang sudah keterlaluan. " Menundukkan sedikit kepalanya

" Tidak apa-apa, tidak usah di bicarakan kembali. Tegakkan kembali pandanganmu Pak Rami, karena Umur Anda lebih Tua dibandingkan saya. Jadi seharusnya saya yang harus menghormati Anda " Berdiri sejajar di hadapannya.

" Ahahah.... Tidak seperti itu Tuan Yong jin "  Tertawa Garing dan sedikit tersentuh dengan ucapan Yong jin.

°°°°

" Nona, ada apa memanggil kami kemari? " Dua pengawal menghadap Haneul

" Aku penasaran siapa yang mengetahui Permainanku selain Yesha, Yong jin dan Seoyon, Dia bilang ada 1 orang lagi yang mengetahui Apa yang aku lakukan selama ini, dan aku perintahkan kepada kalian untuk cari orang tersebut dan seret kemari. " Dengan tatapan tajamnya

" Baiklah Nona " Membungkukkan tubuhnya sedikit lalu pergi dari hadapan Haneul

" Seoyon-a kau senang sudah membuat aku marah, aku akan melenyapkan Orang itu telebih dahulu lalu tinggal dirimu yang akan aku jadikan korban selanjutnya Seoyon-a... Sampah seperti kau harus aku musnahkan " Ucapnya menyeringai

°°°°

Mengetuk-ngetuk meja yang membuat Wisma dan Abram menoleh kesamping, mereka berdua merasa asing dengan orang yang di sampingnya.

" Nuguya? (Kau siapa?) " Tanya Wisma

Lalu Seoyon menarik kursi disebelahnya dan duduk di hadapan mereka. Wajahnya datar tidak ada senyum pun sedikit yang terlihat di wajah Seoyon

" Em...aku hanya ingin bergabung saja " 

Wisma yang merasa risih dengan orang yang ada di depannya ini, segera Wisna mengatakan sesuatu yang membuat Seoyon angkat bicara.

" Pergilah kau mengganggu kami berdua, aku tidak butuh kau ada disini " Dengan tatapan risih

" Aku tahu kau sedang mencari bukti mengenai teror 11 itu, ah tapi kalian mengusirku... Jadi aku pergi saja beybey " Ingin beranjak dari remot duduknya, tetapi dihadang oleh Abram

" Oh? Tunggu sebentar... Aku tahu tentang teror itu? Dan kau tahu siapa pelakunya? " Dengan ekspresi wajah yang sangat antusias

" Aku tahu... Kim Haneul kan? " Menampilkan senyum tipisnya

" Mwo? (Apa?) jadi kau tahu juga soal ini? " Ucap Abram dengan wajah yang senang

" Kau tahu darimana soal ini? " Tanya wisna yang masih ragu dengan Seoyon

Seoyon tidak suka dengan tatapannya, seperti ingin sekali mengusir dirinya dari tempat ini. Lalu Seoyon memberikan ponselnya dan diletakkan diatas meja, agar terlihat layar ponselnya yang tertampil sebuah video.

" Apa ini? " Tanya Wisna penasaran

" Kau banyak tanya, lihat saja dulu videonya... Baru kau bertanya bila tidak mengerti, dasar Bod*h " Emosi karena Wisna banyak sekali bicara.

Terlihat dalam isi video tersebut adalah yang selama ini mereka cari, cuplikan video yang mana Haneul sengaja menusuk  perut Yesha, dan ini benar-benar yang mereka cari.

Tetapi video ini berbeda letak tempatnya, melainkan seperti video rekaman secara langsung, bahkan bukan dari sebuah CCTV.

" Tunggu, ini memang yang kita cari selama ini, tapi ini seperti video yang di rekam secara langsung " Ucap Abram yang tampak sedikit kebingungan

Seoyon bersandar di balik Kursi tersebut dengan melipat kedua tangannya, ekspresi mengatakan ini memang video sungguhan. Tidak ada perubahan ekspresi terkejut atau sebagainya

" Wae? (Kenapa?) itukan yang kalian mau? " Ujarnya menampilkan senyum tipisnya

" Siapa yang merekam ini? " Tanya Wisna langsung ke intinya

Dengan wajah yang datar lalu tatapan matanya sedikit menajam, ekspresi kini kian merubah todak seperti sebelumnya.

" Aku " Jawab singkat

" Mwo? (Apa?) " Mereka berdua terkejut secara serentak, ini dinamakan rezeki nomplok. Video yang mereka inginkan sudah terpenuhi, lalu sekarang sekaligus dengan saksi matanya sudah ada dihadapannya.

Jika seperti ini Wisna dan Abram tidak usah untuk mencari bukti lagi dengan sekuat tenaga, malahan orangnya langsung yang mendatangi mereka dengan membawa sebuah bukti.

" Kau ingin membantu kita? " Wisna mengharapkannya

" Oke akan aku bantu kalian berdua untuk mengungkap kasus ini, tapi kalian pun harus membantuku... Enak saja kalian berdua mendapatkannya secara gratis, akupun harus mendapatkan keuntungannya " Menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum lebar.

" Baiklah, asal tidak membuat kami kesulitan " Ujar Wisna menerima tawarannya

Seoyon pun akhirnya mendapatkan orang-orang yang akan membantu dirinya dalam masalahnya dengan Haneul, tetapi masalah apa?

Sepertinya di masa lalunya mereka berdua pernah saling mengenal satu sama lain, lalu menciptakan sebuah masalah yang membuat mereka tidak akur dan saling menyakiti.

Bahkan sampai detik ini pun, Seoyon dan Haneul masih saja berperilaku seperti tikus dan kucing, Tidak mau saling mengalah dan terus saling menjatuhkan.

Apakah Wisna dan Abram yakin bisa membantu Seoyon dalam masalahnya?

1
anggita
ooh, sudah lama banget yah sekolahnya😑.
anggita
dukung like👍+ hadiah tonton iklan☝. semoga lancar jaya novelnya 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!