Lin Mei seorang bodyguard di abad 21, meninggal karena kecelakaan tunggal, Jiwanya berpindah ke tubuh seorang Nona di dinasti Qing .
Feng Yie gadis yang cantik, lembut dan penurut. Ia hidup dengan Ayahnya yang tidak peduli padanya, Ibunya sudah meninggal saat Feng Yie berumur empat tahun.
Feng Yie tinggal bersama Ibu dan saudara tirinya yang kejam, akan kah Lin Mei mampu bertahan? tanpa adanya dukungan dari sang ayah.
Sekedar hiburan aja, yang suka silahkan baca, yang gak suka tidak perlu baca!
yang mau kasih bintang limanya, Author ucapkan Terimakasih, selain bintang lima tidak perlu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Fitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22 Terungkap
'' Maafkan aku, aku tidak berniat untuk merampok mu. Tapi aku kemari karna ingin memastikan sesuatu,'' ucap pemuda tampan di hadapan Feng Yie.
''Apa yang ingin kau pastikan?'' Tapi jantung Feng Yie berdetak dengan cepat.
''Memastikan jika kau memang Adik ku,'' ujar
Feng Yun, ia memperhatikan seksama kalung di leher Feng Yie.
Ji Yu menghadang Feng Yun dan bertolak pinggang, ''Hei berani-beraninya kau memandang Nona ku seperti itu, dasar tidak sopan, jika sekali lagi kau memandang Nona ku, aku akan menghajar mu,'' Ji Yu menatap tajam Feng Yun dan memperlihatkan kepalan tangan mungil Ji Yu.
Feng yun tersenyum, '' Maaf Nona, aku tidak bermaksud kurang ajar, aku hanya memperhatikan kalung yang di leher Nona Feng Yie.''
Ji Yu melirik kalung yang ada pada Nona mudanya, ''Oh, hehe maaf kan aku Tuan, aku pikir Tuan berniat kurang ajar pada Nonaku.''
Feng Yun hanya tersenyum melihat cara Ji Yu melindungi adiknya, ''Nona apa kau percaya jika aku bilang, bahwa aku adalah Kakakmu? Kalung dengan liontin bulan yang kau pakai itu milik ibuku, itu adalah hadiah dari Kakek untuk ibu, aku yakin tidak akan ada yang sama. Itu khusus untuk ibu dari Kakek ku.''
Feng Yie menyentuh kalung yang ada di lehernya, walau kecil itu memang indah Air mata Feng Yie mengalir tak bisa ia tahan.
Mereka saling terdiam, menenangkan hati masing masing Feng Yie merasa tenggorokannya tercekat.
''Yie'er,'' ucap Feng Yun.
Feng Yie hanya mengangguk dengan air mata semakin deras, Feng Yie tak mampu berbicara ia begitu terharu karna ia masih punya kakak, itu berarti Feng Yie tak sendiri lagi ia masih punya keluarga.
Feng Yun mendekat dan memeluk Feng Yie ''Yie'er, maaf kan kakak yang tak pernah datang menemui mu.''
Feng Yie yang ada di pelukan Feng Yun menangis haru, ia sangat yakin laki-laki di hadapannya adalah kakaknya.
Ji Yu pun menangis melihat Nona mudanya masih mempunyai keluarga.
Kakak dan Adik itu melepas pelukan.
''Yie'er, maafkan Kakak yang baru menemui mu, Kakak tidak begitu mengingat tempat ini padahal Kakak saat pergi dari sini berumur tujuh tahun. Tapi kakak mencari mansion ini mungkin sudah lima tahun dan baru berhasil sekarang,'' ujar Feng Yun.
''Kakak bagai mana dengan ibu?'' Feng Yie berharap ibunya masih ada.
Feng Yun tersenyum mendengar adiknya memanggil ia Kakak,'' Yie'er ibu baik-baik saja.''
''Kakak bisakah Kakak menceritakan apa yang dulu terjadi, hingga Kakak dan ibu pergi dari mansion?'' tanya Feng Yie.
''Yie'er, Kakak dan ibu tidak pergi, Kakak mengingat saat itu, ayah sedang bertugas di perbatasan sudah setahun lebih ayah belum pulang.
Malam itu Yie'er sudah tidur. Tapi ibu berdebat dengan gundik Wang, karna Feng Hai menuduh Kakak mengambil mainannya, padahal Kakak tidak pernah mengganggunya. Ibu di pukuli dengan kayu sepertinya gundik Wang sudah menyiapkan semuanya hingga ibu jatuh pingsan karna melindungi ku. setelah ibu di pukuli hingga tak sadarkan diri, gundik Wang memukuli Kakak lagi hingga Kakak tak sadarkan diri. Saat terbangun kami ada di sebuah kereta entah sudah berapa lama kakak tidak begitu mengingatnya, ibu tidak juga sadar Kakak hanya mampu menggerakkan mata saja, selain itu Kakak tak bisa.''
''Saat Kakak terbangun Kakak berada di hutan bersama ibu. Ada seorang kakek yang datang lalu menggendongku membawanya pulang ke sebuah rumah sederhana kakek itu pergi lagi dan saat ia kembali ibu ada di gendongannya. Dan ada seorang nenek dan anak perempuan seumuran mu yang membantu kakek untuk mengurus ke perlukan ibu dan Kakak berhari hari Kakak hanya mampu berbaring menahan sakit di seluruh tubuh, sampai saat ini Kakak tidak bisa melupakan rasa sakit itu.
Mungkin sudah ada sebulan aku mampu duduk dan bicara walau perlahan.
Sedangkan Ibu ia belum sadarkan diri, hingga waktu hampir dua bulan aku baru bisa pelan pelan melangkah dan aku juga sudah mulai lancar berbicara, Ibu pun terbangun walau Ibu hanya mampu mengedipkan mata saja. Tapi Kakek bilang Ibu akan sembuh, hanya butuh waktu, membuat ku lebih semangat lagi untuk kembali sehat dan tumbuh besar dengan kuat, agar aku mampu menyingkir kan gundik sialan itu yang telah berani memisahkan kita.''
Feng Yun terus menceritakan semua kejadiannya pada Feng Yie, setelah pulih Feng Yun di latih ilmu bela diri oleh kakek dan nenek penolongnya itu. Hingga umurnya tujuh belas tahun tahun ia di perbolehkan mencari saudara perempuannya. Walau pun hanya sebulan dua bulan pulang lagi dia terus mencari kota yang dulu di tempati olehnya, ia akan mencari lagi beberapa bulan dan akan pulang lagi Feng Yun terus melakukannya, sambil ia belajar melatih kemampuannya, hingga umur dua puluh tahun Feng Yun pergi setahun lamanya untuk mencari mansion yang dulu ia tinggali, nama nama kota begitu banyak yang sama membuatnya kesulitan untuk bertemu adiknya. Dan ini yang terakhir kalinya karna Feng Yun berhasil menemukan Adik nya.
Feng Yie mendengarkan seluruh cerita dari kakaknya, membuatnya sedih sekaligus marah dan bertekad membalas dendam pada gundik Wang.
''Kakak, apa yang akan Kakak lakukan ?'' tanya Feng Yie.
''Tentu membalas dendam pada gundik sialan itu'' jawab Feng Yun.
''Lalu bagai mana dengan Ayah?'' tanya Feng Yie.
Feng Yun menatap mata Feng Yie, ''Yie'er, bagai mana sikap Ayah padamu?''
Feng Yie bingung harus menjawab apa, Feng Yie menggaruk kepalanya , ''Aku tidak tahu.''
''Yie'er, katakan saja jangan kau tutupi, apa Ayah menjaga dan menyayangimu?'' tanya Feng Yun.
Ji Yu yang sudah bisa mengatur napasnya karna ikut menangis, ''Tuan muda, menurut ku Tuan besar sangat bodoh karna ia hanya memperdulikan anak selir Wang saja sedangkan Nona dilupakan,'' Ji Yu menutup mulutnya setelah sadar bahwa ia telah ikut berbicara.
''Yie'er, beruntung punya pelayan sepertinya, ia seperti sahabat saja,'' puji Feng Yun.
''Ya, walau pun Ji Yu ceroboh. Tapi dia selalu bersama ku, Ji Yu setia padaku hingga Ji Yu menerima hukuman yang gundik sialan itu berikan padaku,'' ujar Feng Yie.
''Ji Yu terimakasih kau sudah menjadi teman untuk Yie'er,'' ujar Feng Yun.
''Ah Tuan muda, Nona muda kan Tuan ku jadi Ji Yu harus menjaganya,'' ucap Ji Yu merasa malu.
Feng Yun mengangguk,
''Jadi benarkah Ayah kita bodoh?'' mendengar Feng Yun berbicara seperti itu Ji Yu merasa malu.
''Nona Ji Yu akan membawa makan malam, '' Ji Yu langsung kabur.
''Kakak jangan kaget dia memang seperti itu. Tapi Ji Yu bisa di percaya, walau pun ia tak bisa menahan ucapannya,'' ujar Feng Yie.
''Hem, itu bukan masalah,'' jawab Feng Yun.
Tak lama terdengar teriakan Ji Yu, ''Nona!! makan malamnya sudah datang,'' teriak Ji Yu.
Feng Yie menggelengkan kepala, sedangkan Feng Yun tersenyum.
Ji Yu datang menaruh makanan di meja ''Silahkan Nona, Tuan muda.''
Saat Ji Yu melangkah kakinya akan ke luar.
''Ji Yu mau kemana Kamu?'' tanya Feng Yie.
''Keluar, '' Ji Yu menunjuk pintu keluar.
''Apa kau tidak lapar?'' tanya Feng Yie.
''Nona, Ji Yu akan makan di belakang,'' ujar Ji Yu.
''Kemari dan duduk!'' ucap Feng Yie.
Ji Yu dengan terpaksa duduk ia sangat takut mengganggu Tuan dan Nona mudanya.
''Tapi Nona ini makanannya hanya cukup dua orang saja,'' ujar Ji Yu.
''Kau lupa?'' Feng Yie mengibaskan tangannya, mangkuk berisi ikan goreng dan daging sapi serta beberapa sayur tertata rapi di meja. Feng Yun bengong dengan apa yang terjadi barusan.
''Apa yang Yi'er lakukan barusan? Apa itu cincin yang sekarang sudah mulai hilang?'' tanya Feng Yun.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
gak ada perlawanan gitu
slalu anak selir lebih dipandang ketimbang anak sah, padahal anak sah yg lebih unggul.