NovelToon NovelToon
Ellisa Mentari Salsabila

Ellisa Mentari Salsabila

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Pengganti / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Keluarga
Popularitas:714
Nilai: 5
Nama Author: Umi Nurhuda

"Syukurlah kau sudah bangun,"

"K-ka-kamu siapa? Ini… di mana?"

"Tenang dulu, oke? Aku nggak akan menyakitimu.”

Ellisa memeluk erat jas yang tadi diselimuti ke tubuhnya, menarik kain itu lebih rapat untuk menutupi tubuhnya yang menggigil.

"Ha-- Hachiiih!!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

melihat Elmira

Pagi yang tenang berubah menjadi riuh ketika suara tangisan, rengekan, teriakan bercampur jadi satu terdengar dari kamar sebelah.

Sam mengerutkan dahi, terbangun dari tidurnya. Ia mengenakan kemeja yang tergeletak di kursi dekat tempat tidur dan berjalan cepat menuju sumber keributan.

Di sana, ia melihat Elmira, anak kecil yang seharusnya ceria, kini menangis histeris dengan tangan kecilnya yang terus meraih Ellisa.

Wajah Ellisa tampak pucat, menahan sakit yang jelas tergambar dari ekspresinya. Nyonya Koki berusaha menenangkan Elmira dengan menggendongnya, tetapi bocah itu tetap meronta, menangis semakin kencang.

"Kyaa!! Mam mam mam nen nen..."

"Ada apa ini?" tanya Sam dengan nada tegas, matanya menyapu ruangan mencari jawaban.

Ellisa menoleh, matanya berkaca-kaca mencoba menahan isak tangisnya.

Elmira semakin menggeliat dalam pelukan Nyonya Koki, "Kyaa!! Nen ne nen..." tangan mungilnya tetap ingin menjangkau Ellisa. Tangisannya mengisi ruangan, membuat suasana semakin kacau.

"Nyonya Koki, apa yang terjadi di sini?" tanya Sam, matanya menatap tajam.

"Nona Elmira menggigit—" Nyonya Koki terputus oleh tangisan Elmira yang makin menjadi. "Kyaa!! Hua aa hha aa..."

"Bawa Elmira keluar sekarang. Tenangkan dia dulu," perintah Sam dengan cepat.

"Baik, bos," jawab Nyonya Koki sambil membawa Elmira keluar dari ruangan. Bocah itu terus menangis, namun suaranya perlahan memudar di kejauhan.

Sam menghadap Ellisa yang masih duduk di tepi kasur, memegang dadanya dengan wajah menahan sakit. "Ellie, ada apa sebenarnya?" tanyanya dengan nada lebih lembut.

Ellisa menunduk, "Elmira... dia menggigitku, Kak. Aku takut," ucapnya lirih.

Sam memandang Ellisa dengan ekspresi bingung, lalu mendekat. "Menggigit? Kok bisa? Di mana dia menggigit kamu?"

Ellisa menunjuk ke arah dadanya, "Di sini," pipinya memerah malu. "Aku nggak nyangka dia bakal segitu kuatnya. Giginya udah tumbuh, dan... sakit banget."

Sam menatapnya sejenak, lalu menghela napas panjang. "Aku baru dengar bayi tumbuh gigi bisa sampai gigit kayak gitu. Harusnya aku kasih peringatan ke Elmira lebih awal."

"Aku selalu takut sama bayi yang tumbuh gigi," kata Ellisa dengan suara pelan, hampir berbisik. "Mereka suka menggigit. Dan sekarang gigi Elmira terasa tajam..."

Sam tersenyum tipis, mencoba mencairkan suasana. "Ya sudah, sekarang kita tahu Elmira itu vampir kecil ternyata," candanya, mencoba membuat Ellisa tersenyum.

"Itu nggak lucu, kak!" Ellisa cemberut.

Sam tertawa, meraih tangan Ellisa. "Ayo, Kita atasi ini. Mau aku cek dulu luka kamu?" tanyanya dengan serius.

Ellisa menggeleng cepat, "Nggak usah, Kak! Aku bisa urus sendiri kok..." wajahnya memerah.

Sam tertawa lagi, "Baiklah, yang penting kamu nggak apa-apa. Nanti aku pastikan Elmira nggak gigit lagi."

Ellisa tersenyum tipis, rasa sakitnya mulai reda meski masih meninggalkan sedikit trauma. "Terima kasih, Kak."

Sam mengangguk, lalu berjalan menuju pintu. "Aku akan bicara dengan Nyonya Koki. Kalau ada apa-apa, panggil aku, ya."

Ellisa hanya mengangguk, perlahan menenangkan dirinya sendiri.

Sam menatap Elmira yang duduk nyaman di pangkuan Nyonya Koki. Bayi mungil itu asyik mengisap dotnya, kedua pipinya mengembang seperti bola kapas setiap kali ia mengenyot botol susu. Elmira sesekali melirik Sam, seolah menyadari kehadiran pria itu.

Sam mendekat, melipat kedua lengannya sambil menatap bayi itu dengan ekspresi tegas namun lembut.

"Elmira," panggilnya. Suaranya dalam, penuh wibawa, membuat Elmira menghentikan sejenak isapan dotnya. Mata besar Elmira bertemu tatapan Sam.

"Bayi umur delapan bulan harusnya nggak nyakitin orang lain," kata Sam, berbicara seolah-olah Elmira bisa memahami semua perkataannya.

"Apa kamu tahu kalau gigi kamu itu tajam banget? Kamu nggak boleh gigit Kak Ellisa lagi, paham?"

Elmira mengerutkan kening kecilnya, seakan mencoba mencerna perkataan Sam. Namun, beberapa detik kemudian, ia kembali mengisap dotnya, mengabaikan "ceramah" itu.

Sam menghela napas, lalu berjongkok di hadapan Elmira. Ia meletakkan kedua tangannya di lutut, mendekati pandangan Elmira.

"Kamu pikir bisa lolos gitu aja cuma karena kamu imut? Jangan pikir aku nggak bisa marah sama bayi kecil sepertimu, ya." goda Sam dengan senyum di ujung bibirnya.

Nyonya Koki tertawa kecil melihat tingkah bosnya. "Bos, bayi mana ngerti apa yang Bos omongin. Elmira cuma ngerti susu sama pelukan hangat," katanya sambil menepuk pelan punggung Elmira.

"Tetap aja harus dididik dari sekarang," balas Sam dengan nada bercanda. "Elmira, kalau kamu mau jadi anak baik, kamu harus janji nggak gigit orang lagi. Deal?"

Elmira berhenti mengenyot dotnya, memiringkan kepala kecilnya sambil memandangi Sam dengan tatapan polos.

Lalu, secara tiba-tiba, Elmira mengulurkan tangan kecilnya, meraih hidung Sam dan mencubitnya pelan.

Sam terkejut sejenak, lalu tertawa. "Oke, oke. Kali ini aku maafin kamu. Tapi kalau sampai ada korban gigitan lagi, aku bakal kasih kamu ceramah panjang."

Nyonya Koki menggeleng sambil tersenyum, lalu mengusap kepala Elmira. "Lihat, Bos, dia tahu cara menghindari masalah. Cuma bayi, tapi sudah pintar bikin orang nggak bisa marah."

Sam berdiri, menepuk pelan kepala Elmira. "Kamu memang pintar, tapi ingat, jangan sampai kelewatan lagi ya," katanya sebelum berjalan pergi.

Elmira hanya menatap punggung Sam sambil mengenyot dotnya lagi, seolah berkata, "Ya, ya, terserah."

Sam membawa secangkir cokelat hangat ke meja samping tempat tidur Ellisa. Wajahnya tampak lembut, sedikit kelelahan tapi penuh perhatian. "Gimana keadaanmu, Ellie?" tanyanya sambil duduk di tepi kasur.

Ellisa mengangkat wajahnya dan tersenyum tipis. "Udah mendingan, Kak. Udah aku angin-anginin tadi."

Sam mengangguk pelan. "Kalau kamu masih takut, nggak papa kok berhenti dulu nyusuin Elmira sementara waktu."

Mendengar itu, Ellisa menunduk, ekspresinya berubah kecewa. "Tapi... aku nggak mau ngindarin dia, Kak. Aku nggak mau Elmira ngerasa aku menjauh darinya."

Sam meletakkan tangan di atas kepala Ellisa, mengusapnya lembut. "Ya udah, kalau kamu nggak mau berhenti, nggak papa. Tapi kamu juga harus lebih berani. Jangan ragu buat peringatin Elmira biar nggak gigit lagi."

"Iya..." jawab Ellisa lirih.

Sam tersenyum kecil, nadanya berubah lebih menggoda. "Kamu juga jangan ragu buat peringatin aku. Kalau aku tiba-tiba jadi penasaran pengen gigit kamu juga, gimana?"

"Ya jangan donk kak!"

Sam tertawa kecil, mendekatkan wajahnya ke arah Ellisa. "Soalnya aku beneran jadi penasaran nih..."

Ellisa langsung meraih bantal di dekatnya dan menutupi dadanya dengan wajah memerah.

Sam ingin menggodanya lebih jauh, suara ponselnya malah berdering. Ia melirik layar ponselnya dengan ekspresi kesal. "Ck! Siapa sih, ganggu aja."

Ellisa memandangnya dengan rasa ingin tahu. Sam sempat melirik Ellisa sambil tersenyum jahil. Dengan gerakan cepat, ia mendekatkan wajahnya dan memberi Ellisa kecupan singkat di bibir. "Chup!"

Ellisa terperanjat, wajahnya memerah seketika. "Kak Sam!" serunya pelan, hampir tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

Sam mengangkat panggilan itu. "Alana, Ada apa?" katanya dengan nada santai, meninggalkan Ellisa yang masih terpaku di tempat tidur dengan pipi yang semakin memerah.

"Apa?!"

1
Serenarara
Tolong selametin Esa dok. Esa aset berharga bagi banyak wanita. /Whimper/
Serenarara
Nah loh, masih idup nggak tuh adiknya? Takutnya kalian santai-santai, jasad adiknya udah dikubur di belakang asrama lagi.../Scream/

BTW gantian ke cerita ku ya Thor. Poppen. Like dn komen kalo bs. /Grin/
Miu Nh.: lah, jadi horor donk kak ceritanya.

Itu sebenarnya adekny Kak Esa udh ada di dpn mata. Cuman, di depan mata siapa 🤭 coba tebak...

oke, aku meluncur ke Poppen~
total 1 replies
Serenarara
Salah bgt nyelesain masalah dengan maaf2an lbh dulu. Selesain dulu akar masalahnya, validasi mana yg benar, koreksi mana yg salah. kalo udah pada tau salahnya baru suruh minta maaf. kalo gini mah cm lama2in dendam doang.
Miu Nh.: Masalah dan kenakalan Alana masih belum bisa selesai. Kesalahan Sam krna dia lebih memilih jalur 'instan' itu dgn harapan tak ingin masalah itu terulang lagi.

Dan Sam tidak bisa dibenarkan disini. Bahkan Esa lebih membela Alana dn Alana juga gk mau disuruh minta maaf gitu doank.

Terima kasih kak udh mau kritis mengikuti cerita aku 🤗
total 1 replies
Tara
wah bisa menyusui tanpa punya suami dan masih perawan..mantap...itu keberuntungan atau kutukan...🤔🫣👏
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 terimakasih bintangnya...
ugh, bagi Ellisa sendiri itu kutukan 🥲
total 1 replies
Bu Kus
kelebihan yang luar biasa
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 terima kasih udah ngikutin cerita ini, semoga lanjut baca terus...
total 1 replies
Serenarara
Kok idenya unik.
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 semoga sukka...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!