NovelToon NovelToon
1 Atap Terbagi 2 Surga

1 Atap Terbagi 2 Surga

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Cinta Terlarang
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Aku sangka setelah kepulanganku dari tugas mengajar di Turki yang hampir 3 tahun lamanya akan berbuah manis, berhayal mendapat sambutan dari putraku yang kini sudah berusia 5 tahun. Namanya, Narendra Khalid Basalamah.
Namun apa yang terjadi, suamiku dengan teganya menciptakan surga kedua untuk wanita lain. Ya, Bagas Pangarep Basalamah orangnya. Dia pria yang sudah menikahiku 8 tahun lalu, mengucapkan janji sakral dihadapan ayahku, dan juga para saksi.
Masih seperti mimpi, yang kurasakan saat ini. Orang-orang disekitarku begitu tega menutupi semuanya dariku, disaat aku dengan bodohnya masih menganggap hubunganku baik-baik saja.
Bahkan, aku selalu meluangkan waktu sesibuk mungkin untuk bercengkrama dengan putraku. Aku tidak pernah melupakan tanggung jawabku sebagai sosok ibu ataupun istri untuk mereka. Namun yang kudapat hanyalah penghianatan.
Entah kuat atau tidak jika satu atap terbagi dua surga.

Perkenalkan namaku Aisyah Kartika, dan inilah kisahku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 19

Bastian berjalan lebih sembari melepas kacamata hitamnya, setelah dia sampai didalam butik tersebut.

"Tanyakan bu Fatma pada karyawannya, Dimas!" serunya yang terkesan dingin.

"Baik, anda tunggu dulu disana tuan. Biar saya tanyakan pada wanita dikasir!"

Dimas beranjak menuju kasir untuk menanyakan keberadaan pemilik butik tersebut.

"Baik pak, anda bisa menunggu dulu, biar saya panggilkan bu Fatma!" jawab wanita berjilbab merah, yang bertugas sebagai kasir.

"Terimakasih mbak, saya tunggu disana!" Dimas kembali beranjak menuju tempat tunggu yang tersedia.

Bastian yang sedang menatap ponselnya, sontak memutus pandanganya setelah berhasil mendongak. Dan tempat duduk yang dia pilih memenag berhadapan langsung dengan ruangan pribadi milik Fatma. Ruangan tersebut terdapat dinding kaca yang saat ini tengah tersingkap kordennya. Jadi, dia dapat melihat sosok wanita cantik yang tengah duduk tenang, dengan sesekali tertawa lepas tanpa beban.

'Apa aku ini mimpi? Bukannya itu wanita yang bertemu aku sejak pagi?!' Bastian tertegun dengan tatapan lurus kearah dinding kaca.

Mulut sang asisten yang sejak tadi mengoceh, seolah bagaikan angin yang tengah menyapu kedua gendang telinganya.

'Dia memang cantik sekali! Ya ALLAH, baru kali ini hamba terasa berdebar melihat seorang wanita berhijab!' gumam batin Bastian menyungging senyum tipis.

'Tuan lihat apa sih, sampai bengong kek gitu?' batin Dimas yang merasa penasaran, karena ucapannya sejak tadi terabaikan.

Dan benar saja, disaat pria muda itu menoleh, kedua matanya membola sempurna, 'Ya ALLAH, indah sekali ciptaanmu didalam sana!' batin Dimas seraya menggelengkan kepalanya, menatap kagum.

Bastian memutus pandanganya dengan sedikit menunduk, menyembunyikan senyum bahagianya. Dia yang sudah tidak mendengar ocehan sang asisten, sontak menoleh kearah Dimas.

"Lihat apa kamu, Dimas?" seru Bastian mengikuti arah pandang sang asisten, namun masih terdengar pelan.

"Itu tuan, didalam ada seorang bidadari dibalik dinding kaca!" balasnya, yang masih menatap lurus kearah kaca.

Bugh....

"Ya ALLAH tuan, anda ini mengganggu saja!" geram Dimas sembari menangkap bantal sofa, yang sudah melayang dikepalanya.

"Jangan macam-macam kamu, Dimas!! Wanita itu punya saya!" tandas Bastian melototkan kedua matanya.

Dimas mengernyit, "Yang benar saja tuan, sejak kapan anda tertarik dengan wanita?! Upss..!!" lepas Dimas yang merutuki mulut lemesnya.

"Kamu sudah berani kepada saya, Dimas!! Bulan ini, gajimu saya akan potong 50 persen!!" tandas Bastian dengan tatapan membunuh.

Fatma yang baru saja keluar, dengan membawa paperbag hitam ditangannya, sontak menggelengkan kepala, karena melihat kedua langgananya bak anak kecil yang tengah bertengkar.

"Pak Bastian!! Ini pesanan anda," seru Fatma.

Bastian bangkit dari duduknya, dan segera menerima satu bungkus paperbag tersebut, "Terimakasih bu Fatma!!" sebelum beranjak keluar, dia sedikit mengajak Fatma untuk menjauh dari sang asisten, untuk menanyakan tentang Aisyah. "Maaf sebelumnya saya ingin bertanya! Apa anda mengenal wanita yang duduk diruangan anda tadi, bu Fatma?"

Fatma tersenyum sopan, "Tidak hanya kenal pak, Aisyah sudah saya anggap seperti adik sendiri!!" balasnya.

'Oh, jadi namanya Aisyah!' batin Bastian dengan sesekali menatap sekilas kearah dinding kaca.

"Oh, ya sudah..kalau begitu saya permisi dulu, bu Fatma. Terimaksih waktunya!" pamit Bastian.

Setelah kepergian keduanya, Fatma mencoba berpikir, namun langsung dia enyahkan begitu saja. Mungkin saja Bastian pernah bertegur sapa sebelumnya dengan sang sahabat, mengingat Aisyah seorang dosen.

** **

"Anak-anak sudah pulang 1 jam yang lalu pak, karena gurunya sedang ada rapat!" kata satpam yang bertugas menjaga sekolahan Narendra.

"Oh baik, kalau begitu saya permisi pak!" balas Bagas, dan langsung meninggalkan sekolah tersebut.

'Apa Ara sudah pulang ya?' batinya sembari mencoba menghubungi nomor sang istri.

Namun sudah beberapa panggilan, tidak ada satupun yang terjawab oleh Aisyah. Dan tanpa berpikir panjang, Bagas segara menambah kecepatan mobilnya, agar segera sampai diapartemen.

Selang beberapa menit, mobil yang dikendarainya sudah sampai dikawasan apartemen elit Greend Nanyon. Bagas segera turun dengan sedikit berlari kecil. Rasa bersalah menyeruat dibatinya, mengingat ucapanya pada sang istri tadi malam.

"Nyonya, tuan Bagas berada di kawasan apartemen elit, tepatnya di Greend Nanyon yang berada dilantai 5," seru pria asing yang sedang berkata disebrang telfon, setelah berhasil masuk mobilnya kembali.

Bagas yang sudah masuk kedalam, sontak mengedarkan pandangan, mencari keberadaan istrinya.

Dia menuju kamar, dan disana juga tidak ada Aisyah. Lantas dia kembali lagi keluar untuk menanyakan pada pelayanya.

Inem yang masih melakukan aktivitasnya, sontak berhenti sejenak, karena melihat tuannya yang tiba-tiba datang, dengan raut wajah begitu khawatir.

"Mbak Inem, apa istri dan putra saya sudah pulang sejak 1 jam lalu?"

"Nyonya belum pulang tuan. Mungkin masih menunggu aden hingga selesai sekolah!" kata Inem.

Bagas merasa pusing. Dia langsung menjatuhkan tubuhnya diatas sofa, "Ya sudah mbak, kembalilah!" perintahnya.

Kemana istrinya itu pergi. Bahkan, untuk memberi kabar pun Aisyah masih urungkan, mengingat bagaimana sakit hatinya. Sementara Bagas, dia sudah mulai merasa kehilangan satu sayapnya, yang biasanya selalu menemani kemanapun terbangnya.

Perubahan sikap Aisyah seolah, bagaikan bencana besar dalam hidupnya. Dia terduduk lesu sendiri di ruang tengah, merenungi semua yang telah terjadi dalam rumah tangganya.

Bagas memejamkan mata sejenak, karena pikiranya akhir-akhir ini sedang bekerja begitu sangat keras.

** **

Tepat pukul 2 siang.

'Bukanya ini, mobil mas Bagas?' batin Asiyah yang baru saja melihat mobil suaminya sudah terparkir dilosmen apartemen.

Dia segera turun dan menggandeng putranya untuk masuk kedalam.

Kedua matanya mengernyit, saat mendapati sang suami sudah ada didalam, yang kini sedang tertidur pulas diatas sofa ruang tengah.

"Bunda, itu ayah sudah pulang?!" bisik Rendra.

"Sudah sayang, biarkan ayah beristirahat!! Mending kita masuk kekamar saja, Narendra mandi habis itu langsung bobog ya!" ajaknya, saat melewati tempat Bagas tertidur.

Narendra hanya mengangguk, dan mengikuti langkah bundanya untuk masuk kedalam kamar.

Setelah memandikan putranya, kini Aisyah menemani Narendra untuk tidur siang sebentar, sebelum dia menyiapkan makanan request dari putranya tadi.

Aisyah mencium kening putranya sekilas, lalu segera beranjak menuju menuju kearah pintu.

Bagas masih tertidur pulas disana, dan hal itu tidak mengurungkan niat Aisyah untuk beraktivitas dirumahnya, tanpa menganggap kehadiran suaminya ada.

Hatinya sudah kosong semenjak dia tiba ditanah kelahirannya, beberapa hari yang lalu. Dan dari hidupnya itulah, dia akan belajar menjadi sosok wanita yang kuat, tanpa mudah percaya dengan siapapun termasuk orang terdekat sekalipun.

Sudah berapa banyak waktu yang terbuang sia-sia menemani masa pahit dari suaminya, Bagas. Bahkan Aisyah yang paling berada didepan, disaat dunia Bagas sedang tidak baik-baik saja. Semuanya sudah Aisyah tumpukan pada kedua pundak suaminya dulu. Namun sekarang, Bagas sendiri yang mematahkan harapanya. Dia dengan tega mendua, tanpa memikirkan bagaimana perasaan istrinya.

Bagas terbangun karena samar-samar mendengar suara lembut Aisyah dari arah dalam. Dia melihat kearah arlojinya, menunjukan pukul 3 sore. Dia tidak menyangka, sudah tertidur lamanya diatas sofa tersebut.

"Mbak Inem istirahat saja, biar saya yang membuatnya!" tegur Aisyah dengan senyum hangat.

"Kamu sudah pulang sayang?" sela Bagas setelah berada disamping istrinya.

Merasa canggung, mbak Inem langsung bergegas pergi dari dapur.

"Siapa yang kamu panggil sayang? Bahkan disini tidak ada Melati!" tandas Aisyah dengan dingin, tanpa menatap kearah Bagas.

Dia masih sibuk membuatkan puding untuk putranya, sembari kedua tanganya aktif mengolah makanan tersebut.

Deghh..

Bagas terperanjat, sikap istrinya benar-benar sudah berubah. Suara dingin Aisyah bagaikan belati yang saat ini menancap direlung batinya.

"Ara maafkan aku! Kamulah yang aku panggil sayang. Dan maaf jika semalam aku tidak pulang!" sesalnya dengan suara begitu lirih.

"Jikapun telingaku dapat berkata, diapun akan muak mendengar kalimat maafmu itu! Jadi, lebih baik kamu simpan saja!" balasnya dingin.

Bagas melangkah lebih dekat, menghentikan aktivitas istrinya dengan menyengkal sebelah tangan Aisyah.

"Tolong tatap, dan dengarkan aku Ara!" mohon Bagas dengan tatapan sendu.

Aisyah melirik melirik sekilas kearah tanganya, lalu seketika menghempaskan tangnya dari genggaman Bagas.

Dia menatap tangan Bagas dengan mata memanas, "Sudah bertahun-tahun, kamu gunakan tangan itu untuk menyentuh wanita lain. Dan sekarang kamu akan gunakan untuk menyentuhku? Jangan harap!! Aku bahkan jijik melihatnya," pekik Aisyah tersenyum kecut, dengan air mata yang sudah berjatuhan dipipi. Dosen cantik itu berkata dengan penuh penekanan disetiap kalimatnya.

Bagas terdiam menunduk, merasa tertampar dengan kalimat istrinya barusan. Dia mengira, setelah berhasilnya mengajak Aisyah pulang kerumah, menganggap rumah tangganya akan segera terselamatkan. Namun siapa sangka dengan keadaan seperti ini, seolah bagaikan bom waktu yang siap meledak kapan saja, tanpa dia tahu.

"Aku tidak bermaksud menghianatimu, Ara!! Aku masih sama mencintaimu! Aku mohon maafkan aku! Aku hanya kasian dengan Melati. Dia selalu menemani putra kita setaip hari." balas Bagas dengan masih meyakinkan Istrinya.

"Kamu mempedulikannya, tanpa memikirkan perasaanku!! Dan asal kamu tahu, penyesalan terbesar dalam hidupku adalah menjadi istrimu!! Demi ALLAH, aku tidak rela kamu madu seperti ini!!" tandas Aisyah membali.

Kedua netra dosen cantik itu spontan memburam, karena terlalu banyak air mata yang menggumpal. Hatinya terasa sesak, jika mengingat penghianatan dari suaminya sendiri.

1
Adinda
gak usah sama dua saudara itu aisyah ribet, lebih baik sama babang bastian
cinta semu
apa Aisyah sudah mengajukan perceraian ya🤔🤔moga aja iya ...move on lebih cepat lebih baik ...toh suami dah di ambil mbk Kunti🤣😁😛😁
Gjam Mariput
good Dava
Mundri Astuti: wayoloh Bagas, belom jadi janda aja dah 2 brondong mendekat, gaya loh Bagas sok kecakepan
total 1 replies
Sulastri Oke86
lanjut kak
uswatun hasanah
waduh... Aisyah bakalan direbutin sama cogan" setelah jadi janda, bakalan rameee..
Septi.sari: bakal ada pertarungan sengit kak, 🤭
total 1 replies
Sulastri Oke86
Luar biasa
cinta semu
semangat Aisyah masih ada pelangi setelah hujan badai....😎
waa
mahendra??? siapa??? si mahar???
Septi.sari: maaf kak, yang asli namanya Mahardika. ini sudah tahap perbaikan. ✨

terimakasih 🙏
total 1 replies
waa
terlalu banyak omonggg hingga makann omongan sendiri...
waa
untunggg ada bima...
waa
WHAHAHHAHA KOK AKU NGAKAK YA??? MASUKIN KE RSJ DONGG SI MELATONG ITUUU UDAH GILA SOALNYAA
uswatun hasanah
semangat Thor, novelmu bagus, alur ceritanya jg, usahakan update tiap hari 💪
Septi.sari: masya allah kak, nantikan update terbaru dari autror. dan salam kenal 🙏🦋
total 1 replies
Mundri Astuti
pinter aisyah, emang bagas doang yg bisa cari lagi
Septi.sari: bener kak, kita kawal sampai bahagia 😍
total 1 replies
Lee Mba Young
Pernikahan mereka tidak sah kan tidak ada persetujuan istri pertama. mending pisah trus penjarakan dng pasal perzinahan. pernikahan mereka tidak sah krn nikah tanpa izin. mending gugat trus penjarakan. hakim akn lngsung mengabul kan permintaan cerai krn jelas si suami tlh selingkuh dan nikah lagi
Mundri Astuti
setuju, mending dibuat pisah Aisyah thor, trus dpt laki" yg tulus cintanya buat Aisyah ma anaknya
cinta semu
ya jelaslah Bagas cinta sm melati ...u aja Aisyah yg masih ngehalu menjadi ratu di hati Bagas ...dosen kok g bisa lepas dari pengkhianat & pelakor... modal kata2 bijak g mempan Aisyah mending sudahi saja rmh tangga u dgn Bagas ...tapi kalo u pengen punya adik madu ya ...kekepin aja tu laki ...
Haerul Anwar: bacot
total 1 replies
cinta semu
kok kayak gini ya ...knp g di sedekah kn saja suami macam bagas ...biar dpt pahala .... daripada mendapatkan surga yg terbagi ...hemm... meskipun dosen dah sekolah sampai luar negeri tapi tetap aja ...sm dgn yg lain ...kalo g mau cerai ya ikhlaskan saja di madu
Septi.sari: kak, jangan lupa baca bab selanjutnya, sudah ongoing. jawaban aisyah ada disana 🔥🦋
total 1 replies
yanah~
Mampir kak 🤗 sabar ya Aisyah 😔
yanah~: oh jauh ya kak
Septi.sari: saya pati kak, 🦋😍
total 4 replies
Medeia
semangat terus, thor. mampir juga ya thot
Medeia
janda ga tuh?/Grin//Grin/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!