NovelToon NovelToon
The Choice Queen

The Choice Queen

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Time Travel / Harem / Transmigrasi
Popularitas:850.9k
Nilai: 4.8
Nama Author: Zhuzhu

Li Fengran tidak pernah menyangka jika setelah mati, dirinya akan pergi ke dunia lain dan menjadi peserta kompetisi pemilihan ratu. Untuk melarikan diri, dia mencoba yang terbaik untuk gagal, namun perbuatannya justru menarik perhatian Raja dan Ratu Donghao dan membuatnya terlempar ke sisi Raja Donghao.
Hidup sebagai pendamping di sisi Raja, Li Fengran berhadapan dengan tiga siluman rubah yang terus mengganggunya dan menghadapi konflik istana serta Empat Wilayah.
Akankah Li Fengran mampu bertahan di istana dan membuang niatnya untuk melarikan diri? Akankah ia mengabaikan kasih sayang Raja dan memilih mengamankan dirinya sendiri?

*Cover by Pinterest

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TCQ 22: Racun Lama

“Yang Mulia! Yang Mulia! Yang Mulia!”

Wang Bi tengah menyalakan lilin ketika suara Mo Wei memecah keheningan malam yang baru saja tiba. Di meja kerjanya, Nangong Zirui berdecak kesal. Suara Mo Wei sangat berisik dan mengganggunya.

Maka saat pengawalnya datang, dia menyambutnya dengan melemparkan dokumen ke wajahnya.

“Apa kamu pikir ini hutan belantara?” kesal Nangong Zirui.

“Yang Mulia, nanti saja kamu marahi aku. Ada yang lebih penting! Pemangku Pedang, dia muntah darah dan pingsan!”

Napas Mo Wei tercekat. Dia bisa melihat darah perlahan naik dan mendidih di ubun-ubun kepala Nangong Zirui.

“Aku barusan mengajaknya bertarung karena kesal. Tapi Yang Mulia, aku bersumpah, aku tidak memukulnya dengan keras!”

Nangong Zirui tidak mengatakan apapun karena emosinya tertahan di tenggorokan. Seperti akan mati, dia berlari sekencang mungkin ke Istana Changsun diikuti Wang Bi yang terus berteriak di belakangnya, menyuruhnya jangan berlari namun sia-sia.

Tabib kerajaan, Tabib Hong sudah tiba lebih dulu. Tetapi, tabib itu justru malah berdiri di depan pintu istana yang tertutup seolah-olah pemiliki istana ini menolak kedatangannya.

Nangong Zirui bertanya dengan rasa penasaran dan panik yang tertahan, “Mengapa kamu malah diam? Cepat periksa Pemangku Pedang!”

“Yang Mulia, hamba hendak memeriksanya. Tapi, pelayannya bilang jika Pemangku Pedang tidak ingin diperiksa oleh hamba,” ucap Tabib Hong sembari menunduk.

Baru kali ini dia mendapat penolakan ketika hendak mengobati orang. Selama ini, orang-orang justru selalu mencarinya dan memohon padanya. Harga dirinya sebagai tabib kerajaan paling senior rasanya jatuh oleh seorang gadis.

“Tidak ingin diperiksa?”

“Pemangku Pedang berkata kalau hamba terlalu tua dan tidak sedap dipandang. Selain itu, dia juga mengatakan beberapa kata yang asing.”

Nangong Zirui menghela napasnya. Dia memijat pelipisnya beberapa kali. Ia pikir kondisinya sangat gawat.

Wanita itu malah sempat menolak, itu menandakan bahwa dia sudah sadar. Tetapi perihal muntah darah, Nangong Zirui tidak bisa tenang sebelum memastikannya sendiri.

“Li Fengran, buka pintunya atau aku akan meminta para pengawal mendobraknya?” Nangong Zirui berteriak.

Tidak lama kemudian, Xiang Wan membuka pintunya. Bau anyir darah langsung menguar saat udara dari luar masuk.

Di tempat tidurnya, Li Fengran setengah berbaring, wajahnya pucat seakan semua tenaganya habis dikuras. Selain itu, ada baskom berisi cairan berwarna merah gelap di lantai.

“Cepat periksa dia!” serunya.

Saat Tabib Hong hendak memeriksa, Li Fengran menyembunyikan tangannya di bawah selimut dan bersikap waspada.

“Kamu! Tabib jahat, apa kamu ingin membunuhku?”

Tabib Hong memandang rajanya seakan menunjukkan dia tidak bersalah. Wanita ini, mengapa bisa berkata seperti itu?

“Tabib-tabib istana yang kutahu selalu diam-diam meracuni para wanita sampai mati. Apa kamu juga ingin melakukan hal yang sama?”

“Yang Mulia! Hamba adalah tabib kerajaan dua periode dinasti, bagaimana bisa hamba melakukan perbuatan yang begitu hina? Langit dan bumi menjadi saksi, hamba tidak bersalah! Harap Yang Mulia memeriksa dengan teliti!”

Nangong Zirui menatap Li Fengran dan Tabib Hong bergantian. Tabib Hong adalah tabib senior yang melewati dua periode raja, reputasinya sangat besar dan kredibilitasnya terbukti.

Dia setia dan tidak ikut campur dalam urusan perebutan kekuasaan. Tidak mungkin dia mencelakai orang-orang yang dipilih Nangong Zirui.

“Sekalipun kamu tidak ingin mencelakaiku, apakah kamu bisa menjamin peralatanmu steril? Tidak, kamu sepertinya tidak memiliki sertifikat praktek! Bagaimana jika terjadi malpraktek dan aku mati?” Li Fengran tetap bersikeras menolak diperiksa.

Dalam benaknya, dia membayangkan para tabib jahat yang bersekongkol dengan orang jahat untuk mencelakai para selir dan putri di istana.

Bagaimanapun, dia belum bisa percaya pada orang-orang di sini. Dia ingat terakhir kali dia juga muntah darah dan beberapa pelayan masuk ingin membuang jasadnya. Setidaknya Li Fengran harus berjaga-jaga.

“Xiao Feng, tidak boleh tidak sopan pada Tabib Hong! Apa kamu salah paham padanya?”

“Kalau begitu, apa Yang Mulia mempercayainya?”

“Tentu saja. Xiao Feng, apa kamu percaya padaku?”

Walau waspada, Li Fengran juga tidak mungkin membiarkan kondisi tubuhnya seperti ini. Muntah darah ini jelas bukan lelucon, rasanya sangat sakit dan menyiksa.

Pendiriannya goyah mengingat di zaman ini tidak ada dokter dan rumah sakit. Orang yang bertugas mengobati sakit hanya ada tabib. Bisakah dia mempercayakan hidupnya pada Nangong Zirui kali ini?

“Kalau begitu, aku akan mempercayai Yang Mulia.”

Li Fengran akhirnya mau mengeluarkan tangannya. Tabib Hong hendak memegang pergelangan tangan secara langsung, tapi dia ragu saat mendengar rajanya berdehem.

Nangong Zirui sepertinya tidak ingin Tabib Hong menyentuh kulit Li Fengran secara langsung, jadi dia memperingatkan pria tua itu. Sadar akan peringatan, Tabib Hong kemudian menggunakan selembar kain tipis untuk menghindari persentuhan kulit secara langsung.

Keningnya mengernyit. Denyut nadi Li Fengran normal, tapi seperti ada sesuatu yang lain yang ikut mengalir dalam darahnya. “Yang Mulia, bisakah Yang Mulia ikut denganku sebentar?”

Tabib Hong membawa Nangong Zirui keluar istana. Situasinya pasti buruk.

“Bagaimana?” tanya Nangong Zirui.

“Yang Mulia, terdapat sejenis racun di dalam tubuh Pemangku Pedang. Itu memang tidak berbahaya, tetapi jika berada dalam tubuh terlalu lama, itu akan membuatnya meninggal secara perlahan. Hamba menebak jika racun itu sudah berada di dalam tubuhnya sejak lama,” tutur Tabib Hong. Dia tidak tahu pasti jenis racunnya, tapi cukup berbahaya jika menumpuk terlalu lama di dalam tubuh.

“Maksudmu, dia sudah keracunan sebelum datang ke istana?”

“Benar, Yang Mulia.”

Nangong Zirui lalu memanggil Xiang Wan dan mengajukan beberapa pertanyaan untuknya. “Apakah Li Fengran pernah sakit saat tiba di sini?”

“Menjawab, Yang Mulia. Nonaku memang pernah sakit seperti hari ini. Dia memuntahkan darah begitu banyak dan bahkan hampir meninggal. Pelayan ini menangis sepanjang malam, lalu Nona tiba-tiba terbangun, tapi pingsan lagi.”

“Kapan itu terjadi?” tanya Nangong Zirui lagi.

“Sepertinya pada malam sebelum pemilihan dimulai.”

“Mengapa kamu tidak memberitahuku?”

Nangong Zirui menaikkan suaranya sebanyak beberapa oktaf. Xiang Wan menggigil dan berlutut, begitu pula dengan Tabib Hong.

“Pelayan tidak berani mengganggu kedamaian Yang Mulia. Selain itu, keadaan Nona juga baik saat itu. Pelayan tidak tahu itu akan terjadi lagi hari ini. Mohon maafkan kelalain pelayan ini, Yang Mulia.”

Saat itu, Nangong Zirui memejamkan matanya. Tidak ada yang melihat ekspresi wajahnya karena hari sudah gelap dan pencahayaan di Istana Changsun tidak seterang di Istana Qihua. Hanya bayangannya yang berjubah memanjang seiring dengan pergerakan dan arah cahaya.

“Kelak, laporkan segala situasinya padaku!”

“Baik, Yang Mulia.”

Hari itu adalah hari pertemuan awalnya dengan Li Fengran. Tengah malam yang bersalju itu merupakan momen saat Nangong Zirui bertemu dengannya. Li Fengran begitu lincah, tidak seperti baru sembuh dari sakit parah.

Jika sampai muntah darah, setidaknya tubuhnya akan lemas. Tapi wanita itu, bahkan mampu memecahkan kolam beku, berlari kencang dan memukul wajahnya.

“Tabib Hong, aku ingin kamu menyembuhkan dia. Jika tidak, kepalamu akan menjadi ganti dari nyawanya!”

Tabib Hong menjawab ‘ya’ sambil menunduk takut. Di mata raja, Pemangku Pedang ternyata sangat penting.

Tidak peduli bagaimana caranya, dia harus menyelamatkan Pemangku Pedang jika ingin hidup. Ini adalah yang tersulit dibanding menyembuhkan penyakit raja sebelumnya!

“Mo Wei!”

Mo Wei keluar dan berlutut.

“Apakah kamu sudah tahu kesalahanmu?”

“Ya, Yang Mulia. Aku tidak boleh mencari masalah dengan Pemangku Pedang lagi.”

“Bagaimana caramu menebusnya?”

“Harap Yang Mulia memberikan petunjuk.”

“Pergi dan cari tahu siapa yang mencoba membunuh Li Fengran secara perlahan!”

Mo Wei bersedih. “Yang Mulia, kamu membuangku lagi?”

“Aku menyuruhmu menyelidiki, bukan membuangmu! Cepat pergi!”

Karena kecerobohan dan kebodohannya, Mo Wei dibuang lagi oleh Nangong Zirui. Kali ini, dia ditugaskan ke Dongchuan untuk menyelidiki siapa yang diam-diam meracuni Li Fengran.

Setidaknya, satu kekhawatirannya menghilang karena Li Fengran ternyata tidak terluka olehnya.

Saat Nangong Zirui kembali ke dalam, Li Fengran sudah berbaring dan menutup mata karena lelah. Hari ini dia sudah ketakutan melihat Ibu Suri, lalu bertarung dengan Mo Wei dan di tubuhnya ternyata ada racun. Li Fengran merasa dirinya sangat malang dan sial. Ia tiba-tiba teringat beberapa orang yang hendak membuangnya malam itu, lalu memimpikannya.

“Tidak! Orang jahat, kalian tidak bisa membuangku!” gumam Li Fengran dalam tidurnya. Tiba-tiba, dia menggigit tangan orang jahat itu dan mengusirnya, menggigit lagi dan lagi.

1
Eda Eda
👍
Endang Nurhayati
😂😂😂 keberuntungan yang memihak, cuma tidur dapat burung Phoenix
isgiyarsi isgi
Luar biasa
Vani_27
lahh cewek anehh, terlalu memaksakan diri, karakter pemangku pedang ini kesen nya gmna yahh memaksaa 🤣🤣🤣
segala apk
Luar biasa
Jeffie Firmansyah
terhanyut dalam cerita sehingga membuat kesedihan dalam dada😭
Jeffie Firmansyah
sumpah ngakak abis seruuu Thor 💪
afifah aefa
Luar biasa
Febriani Nazularahmatika
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Noni Diani
Luar biasa
Yanti Suryantini
Biasa
Yanti Suryantini
Buruk
Ayu Dani
berat
Bzaa
semangat terus ya kak
Bzaa
kerennn dan penuh dengan akal..
Bzaa
raja benar-benar kuat, saLuttt
Bzaa
raja bener2 peka dan pengertian 😄
Bzaa
kerennnn
Bzaa
jgn2 tangan raja yg di gigit nya😁
Bzaa
pengawal mo, ketempuhan😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!