NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Agen Rahasia

Kembalinya Sang Agen Rahasia

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Identitas Tersembunyi
Popularitas:63.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Zyan, seorang agen yang sering mengemban misi rahasia negara. Namun misi terakhirnya gagal, dan menyebabkan kematian anggota timnya. Kegagalan misi membuat status dirinya dan sisa anggota timnya di non-aktifkan. Bukan hanya itu, mereka juga diburu dan dimusnahkan demi menutupi kebenaran.

Sebagai satu-satunya penyintas, Zyan diungsikan ke luar pulau, jauh dari Ibu Kota. Namun peristiwa naas kembali terjadi dan memaksa dirinya kembali terjun ke lapangan. Statusnya sebagai agen rahasia kembali diaktifkan. Bersama anggota baru, dia berusaha menguak misteri yang selama ini belum terpecahkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cover Both Side

"Aku hanya ingin keadilan! Aku ini korban!!" teriak Revina sambil menangis.

"DIAM!! Carilah panggung lain untuk aktingmu yang menyedihkan, tapi tidak di sini!" balas Nisa.

"Ayahmu yang sudah melecehkanku! Ayahmu itu laki-laki brengsek! Munafik!"

Tak tahan mendengar hinaan Revina pada ayahnya, tangan Nisa terangkat. Tentu saja dia ingin memberikan tamparan pada wanita itu. Namun belum sempat tamparannya mendarat, seseorang menahan tangannya. Anaya yang sedari tadi hanya menjadi penonton, kini maju untuk menolong kliennya. Dia menahan tangan Nisa lalu menghempasnya dengan kasar.

"Di hadapan media anda berani berbuat kasar pada klien saya. Apa anda tidak takut saya tuntut?"

"Lalu bagiamana dengan dia? Dia sudah memfitnah ayahku dan karena ulahnya ayahku meninggal! Aku juga akan menuntutnya!!"

"Silakan saja, apa anda punya buktinya?"

"Tentu saja saya punya buktinya. Apa dia tidak memberitahumu kalau aku sudah mendapatkan sesuatu darinya?"

Refleks Anaya melihat pada Revina. Wajah wanita itu memucat mengingat kalau Nisa memang sudah mengambil dal*man miliknya. Di sana pasti terdapat jejak sp*rma milik Barly. Jika diuji menggunakan DNA Amma dan tidak ada kecocokan, maka sandiwaranya akan terbongkar. Anaya mendesak Revina menceritakan apa yang terjadi. Dengan suara pelan dia mengatakan semuanya pada Anaya. Wajah pengacara wanita itu mengeras. Kekesalan jelas tergambar di wajahnya. Dia kemudian mendekati Nisa.

"Bukti yang kamu ambil secara paksa dan tidak ada persetujuan dari klien, tidak akan diterima oleh pengadilan. Saya sarankan lebih baik anda diam saja atau semua usaha anda akan sia-sia."

Nisa menatap kesal pada Anaya. Kedua wanita itu berdiri berhadapan dengan saling melemparkan tatapan tajam. Perang psikis di antara keduanya berakhir ketika mendengar pertanyaan dari pada awak media yang masih berada di sana. Kali ini mereka mengajukan pertanyaan pada empat santriwati yang mengaku sebagai korban Amma.

"Apa kalian juga mengalami pelecehan seperti saudari Revina?"

"Apa saja yang Amma lakukan pada kalian?"

"Apa dia mengancam kalian?"

"Sudah berapa lama dia melakukannya pada kalian?"

Pertanyaan terus berdatangan. Weni, Dina dan Dahlia saling berpandangan. Lewat tatapan mata, mereka saling melemparkan tanggung jawab, siapa yang akan menjawab pertanyaan. Akhirnya Weni memberanikan diri untuk menjawabnya.

"Amma sering melakukannya pada kami. Sudah dua bulan lamanya ini berlangsung."

"Apa saja yang dia lakukan padamu dan teman-teman mu?"

"Dia.. minta pelayanan s*ks dari kami," jawab Weni takut-takut sambil melihat pada Nisa yang semakin emosi.

"Bohong!!!" teriak Nisa kesal.

"Sering yang dimaksud, apa ada waktu tertentu saat melakukannya?"

"Ha.. hampir setiap hari."

"Bagaimana dengan kalian?"

Reporter yang bertanya melihat pada Dina, Dahlia dan Asma. Kepala Dina dan Dahlia mengangguk, menyatakan jawaban yang sama dengan Weni. Hanya Asma saja yang tidak bereaksi apapun. Gadis itu terus saja menundukkan kepalanya.

"Apa kalian yakin Amma meminta pelayanan dari kalian hampir setiap hari?"

Suara seorang reporter wanita terdengar. Reporter tersebut maju ke depan agar lebih dekat dengan para saksi. Wanita dengan rambut dikuncir kuda, mengenakan celana jeans, kaos putih yang dilapisi kemeja kotak-kotak maju sambil membawa mic di tangannya.

"I.. iya," jawab Weni ragu-ragu.

"Wow.. saya tidak menyangka kalau Amma sekuat itu."

Tanggapan reporter itu tak ayal membuat beberapa awak media tertawa. Nisa melihat pada wanita itu dengan tatapan sengit.

"Berapa usia Amma saat ini?" reporter tersebut melihat pada Nisa.

"57 tahun."

"Menurut kalian apa masuk akal, pria berusia 57 tahun meminta pelayanan s*ks hampir setiap hari dari para gadis muda ini? Semua bilang kalau mereka hampir setiap hari melayani Amma. Itu artinya setiap hari Amma mendapatkan pelayanan dari gadis berbeda. Aktivitas s*ks itu membutuhkan stamina yang kuat. Bisa encok Amma kalau menggarap kalian setiap hari."

Reporter wanita itu terkekeh setelah mengatakan kalimat terakhirnya. Dia melayangkan pandangannya pada reporter lain. Mereka semua nampak termenung mendengar ucapannya barusan. Pandangan Nisa mulai berubah pada reporter tersebut. Sepertinya dia tidak ingin menghujat Amma, melainkan berusaha memulihkan nama baiknya dan membuktikan kalau tuduhan yang dilayangkan hanyalah fitnah semata.

"Am.. Amma sering meminta kami main bersama," jawab Dina asal.

"Hei.. apa kalian pernah bercinta sebelumnya? Bercinta dengan satu orang saja menghabiskan banyak energi. Apalagi kalau bermain dengan dua, tiga atau empat orang sekaligus. Dengan kondisi Amma yang usianya sudah di atas 50 tahun. Apa mungkin beliau bisa melakukannya?"

"Amma itu hyper," ceplos Dahlia yang semakin membuat Nisa berang. Ummi menitikkan airmatanya mendengar suaminya dilecehkan seperti ini.

"Orang hyper s*ks memiliki kecenderungan yang bisa diamati. Orang hyper, yang ada dalam pikirannya hanyalah s*ks semata, senang melihat adegan pornografi, sulit mengendalikan diri karena hasratnya yang tinggi. Apa keseharian Amma seperti itu?"

"Tentu saja tidak! Saya, Ibu saya dan semua santri di sini bisa menjadi saksi keseharian Amma seperti apa dan jauh dari tuduhan hyper yang dikatakan. Ini fitnah! Fitnah yang keji dan kamu penyebabnya!" Nisa menunjuk Revina dengan telunjuknya.

"Aku di sini korbannya! Kenapa kamu mengabaikanku!!" berang Revina.

"Aku sudah cukup mendengar apa yang kamu katakan tadi. Aku juga ingin mendengar dari pihak lain, termasuk dari keluarga korban."

"Aku korbannya!"

"Amma juga korban. Beliau meninggal akibat tuduhan yang anda layangkan. Beliau dihakimi sebelum melakukan pembelaan. Beliau juga korban. Anda bukan satu-satunya korban."

Wajah Revina memerah menahan amarah. Tujuannya mendatangkan media agar posisi Amma semakin terpojok. Tapi kenyataannya ada salah satunya yang justru menentang dan mencoba menguak kebohongan yang dia ciptakan. Melihat situasi yang tidak kondusif dengan kehadiran reporter wanita yang justru mengungkapkan kecurigaan atas tuduhan yang diberikan pada Amma, Anaya bertindak cepat membawa Revina dan keempat santri untuk pergi dari sana.

"Untuk hari ini cukup sekian. Klien saya lelah dan butuh istirahat. Kondisi mentalnya juga tidak stabil."

Dua petugas polisi yang masih berjaga di sana, segera membuka jalan untuk mereka. Namun Langkah mereka sedikit tertahan karena para awak media terus mengejar. Hal tersebut dimanfaatkan Nisa untuk mendekati Asma.

"Asma, kenapa kamu melakukannya?"

"Maafkan aku, Kak Nisa. Maafkan aku," Asma mulai menangis.

"Aku menyayangimu seperti adik sendiri. Begitu pula dengan Amma dan Ummi yang menyayangimu seperti anak sendiri. Inikah balasan yang kamu berikan pada kami? Apa salah kamu padamu? Apa kami pernah menyakitimu? Membuatmu kecewa dan terluka?"

"Maafkan aku, Kak. Maafkan aku.."

Hanya kata-kata itu saja yang terus keluar dari mulut Asma. Gadis itu terus menangis tanpa henti. Rasa bersalah sekaligus penyesalan tergambar jelas di kedua bola matanya.

"Aku tahu kamu mungkin mengalami kesulitan sendiri sampai kamu tega memfitnah Amma. Tapi apa hanya itu solusinya? Bukankah lebih baik kalau kamu menceritakannya pada kami?"

"Maafkan aku.. maafkan aku."

"Aku kecewa padamu, Asma. Kamu lebih takut pada ancaman manusia, bukan pada azab Allah. Apa yang terjadi pada Amma, kamu ikut menanggung dosanya."

Tangis Asma semakin kencang saat mendengar Nisa mengucapkan kata-kata tersebut. Tangisannya menarik perhatian para awak media. Anaya yang tak ingin Asma membuka mulutnya, segera mendekati gadis itu.

"Maafkan aku... Maafkan aku," terus saja Asma mengatakan itu.

"Aku bukan malaikat. Aku hanya manusia biasa. Aku belum bisa memaafkan mu sekarang. Apa yang kamu lakukan sudah sangat menyakiti hatiku dan keluargaku. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa mu."

"Asma, kenapa anda terus meminta maaf? Apa kesalahan yang sudah anda buat? Bukankah seharusnya mereka yang meminta maaf pada anda? Perlakuan Amma padamu sudah sangat keterlaluan bukan?"

Tangis Amma semakin menjadi ketika mendengar kalimat yang dilontarkan reporter wanita yang tadi menyerang balik Revina dan tiga santri lainnya. Hal tersebut tentu saja memicu rasa penasaran awak media lain. Anaya segera membawa Asma pergi. Mobil yang membawa mereka segera keluar dari pekarangan pesantren.

Melihat kepergian mereka, pada awak media pun mulai meninggalkan pesantren. Husein dan Hafiz meminta mereka semua untuk pergi. Satu per satu kendaraan milik para awak media meninggalkan tempat tersebut. Kecuali reporter wanita tadi. Dia masih berada di sana.

"Apa anda tidak keberatan kalau nanti saya datang lagi dan menanyakan sesuatu pada kalian?" tanya reporter wanita itu pada Nisa.

"Tentu saja. Terima kasih atas yang anda lakukan tadi."

"Tidak perlu berterima kasih. Sudah tugas saya sebagai reporter untuk menyampaikan fakta. Jujur saja, kasus ini memang mencurigakan. Saya hanya ingin bersikap netral, memberikan ruang pada dua belah pihak untuk berbicara. Seorang wartawan itu harus cover both side, bukan? Oh ya, ini kartu nama saya. Jika anda dan yang lain sudah siap untuk bicara, hubungi saja saya."

Nisa mengambil kartu yang diberikan sang reporter. Tertera nama Yohana Adisty di sana.

"Yohana," gumam Nisa membaca nama yang tertera.

"Hana, panggil saja Hana."

"Baik, Hana. Terima kasih atas bantuanmu hari ini."

"No problem."

Hana mengedipkan sebelah matanya. Kemudian dia mengajak kameramennya untuk pergi dari sana. Suasana di pesantren kembali tenang setelah kepergian Revina dan awak media. Nisa mengajak Ummi masuk ke dalam rumah. Hafiz dan Husein memilih menemui para santri ditemani oleh Taslima dan Fatimah. Mereka pasti masih shock dengan apa yang terjadi belakangan ini di pondok.

***

Mobil patroli polisi yang membawa Zyan sudah sampai di kantor polisi. Pria itu dibawa ke kantor polisi yang ada di kota Bandar Baru. Dengan tangan terborgol, Zyan memasuki kantor polisi. Pria itu langsung dimasukkan ke dalam sel. Sebelumnya sang petugas membuka dulu borgol yang membelenggu tangannya. Zyan langsung mendudukkan diri di lantai sel.

Setibanya di kantor polisi, tidak ada yang dilakukan pada Zyan. Pria itu tidak menjalani interogasi, hanya langsung dimasukkan ke dalam sel saja. Putra, salah satu petugas yang melihat kedatangan Zyan, mencoba menemuinya. Namun pria itu masih menunggu waktu yang tepat. Sebelum pergi menemui Zyan, lebih dulu pria itu menghubungi Erik.

Putra adalah salah satu agen yang ditempatkan Gantika di Tanjung Harapan. Selain untuk mengawasi Zyan, dia juga bertugas menjaga pria itu. Putra juga sudah mendengar kasus yang menimpa Amma karena kasus itu langsung viral di media sosial dan sudah disiarkan di televisi. Pria itu melaporkan semua yang terjadi pada Erik.

"Tetap awasi Zyan dan bantu dia," ujar Erik.

"Baik, Pak."

Usai menghubungi Erik, Putra pun menuju sel yang dihuni oleh Zyan. Pria itu meminta rekannya beristirahat dan dia yang akan bertugas menjaga sel. Putra berjalan mendekati sel. Melihat kehadiran Putra, Zyan segera berdiri. Dia berjalan mendekati Putra yang berdiri dibalik jeruji.

"Apa yang terjadi?" tanya Putra pelan.

Secara singkat Zyan menceritakan apa yang terjadi. Termasuk alasan kenapa dirinya dibawa ke kantor dan ditahan.

"Aku sudah melaporkan semuanya pada Pak Erik. Kamu bertahanlah, pasti Mayor akan mencari cara untuk membebaskan mu."

"Bisakah kamu melakukan sesuatu untukku?"

"Apa? Katakan saja."

***

Tolong bawain kolak, cendol dan gorengan buat takjil nanti sore😜

1
Safitri Agus
sama-sama Thor 😍🙏
Safitri Agus
sangat mengecewakan sekali sia sia hasil kerja keras dan penyelidikan selama ini,jadi sedih🥹
Safitri Agus
SAFE sentinel ya 🤭
Adi Andong
bagus banget Armin, jangan kasih kendor si tukang fitnah 💪💪💪
Raffasya@aimaria1203
Smga secepat’y slse ya nisa hama2 sprti itu hrus sgra di tuntaskn
Minal aidin walfaidzin jg mak mohon maaf lahir dan batin 🙏🥰
Nabila hasir
jadi gemes ma orang yg fitnah amma.
keburu lebaran ketupat belum di tangkap. hehehe
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Sama" ka 🙏🏻
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Aamiin 🤲
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
Astaghfirullah bener2 licik ya si Barly, berbahagialah kamu sekarang kelak boom waktu akan menghancurkanmu.
Goodlah Zyan dan Armin, setelah ini tinggal pantau aja kegiatan Marwan melalui cctv dan penyadapan.
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
orang itu pasti suruhan barly, benerkan
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
semoga persidangan kali ini berjalan lancar ... wlpun agak ragu sama buktinya barly pasti bisa ngeles lagi
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
wlpun tau zyan sudah ahli dlm pengintaian tetep aja waswas takut ketauan
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
dan yang jadi petugas pasti zyan kan..
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
iya bener si barly itu super duper licik
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
lambat laut juga nisa pasti tau yg sebenarnya jadi katakan aja langsung kebenarannya seperti apa
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
armin perhatian bgt sampe paham zyan melihat nisa seperti apa🤭
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
urusan ini seperti nya udah hal biasa buat zyan makanya dia mau melakukan nya sendiri
dewi rofiqoh
Melawan orang-orang berpengaruh memang agak sulit, karena mereka menggunakan kekuasaan dan uang untuk memenuhi ego mereka. Tetap semangat nisa, dan selalu memohon pertolongan kepada Allah
Endang 💖
hadeh sidangnya semakin alot
🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛
memuluskan segala cara
tunggulah akan ada masa naya kau kena karma barli
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!