Reno, adalah putra kedua dari tiga bersaudara. Papanya memiliki jabatan yang tinggi di suatu instansi pemerintah dan mamanya seorang pengacara terkenal, kakanya jebolan sekolah kedinasan yang melahirkan Intel negara. Sementara dia anak tengah yang selalu dibanding-bandingkan dengan kesuksesan sang Kaka, berprofesi sebagai TNI berpangkat Bintara. Tapi Reno adalah anak yang penurut dan paling berbakti pada kedua orangtuanya.
Keinginannya menjadi seorang TNI karena kejadian luar biasa yang mempertemukan dirinya dengan sosok yang sangat dia kagumi, sosok idola yang merubah hidup dan cara pandangnya.
Hingga pada suatu hari takdir mempertemukan Reno dengan Kanaya yang membantu cita-citanya menjadi seorang TNI terwujud.
Kanaya menemani Reno dari nol karena Reno tidak mendapatkan dukungan dari kedua orangtuanya.
Apakah cinta kasih Reno dan Kanaya akan berlanjut ke pelaminan, atau Kanaya hanya dimanfaatkan Reno saja untuk mencapai cita-citanya?
Yuks ikuti kisah Reno di Cinta Bintara Rema
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9: Wabah Covid
Happy Reading 🩷
Cahaya matahari yang baru saja menyapa bumi, harus diwarnai dengan ketegangan dari wajah-wajah pegawai sebuah instansi, rombongan audit baru saja memasuki lift yang akan mengantarkan mereka ke setiap lantai di mana masing-masing petugas membawa surat perintah mengaudit setiap laporan.
Di salah satu ruangan bersuhu dingin, seorang lelaki dewasa berdiri dengan keringat yang bercucuran, seakan suhu tubuhnya lebih membara hingga suhu dingin di ruangannya tidak mampu mendinginkan tubuhnya.
Tubuhnya gemetar, dia tahu apa yang akan dia hadapi dalam waktu beberapa menit ke depan.
"Selamat pagi pak Hartawan ... " sapa ketua team audit.
Hartawan tersenyum getir sambil mengulurkan tangan menyambut uluran tangan Ketua team.
"Bambang ... Apa bisa kita bicara terlebih dahulu?" tanya hartawan memberanikan diri
" ... Saya rasa anda tahu bagaimana prosedurnya, anda menjadi Kasub bukan baru tahun ini, kan?" tanya Bambang, Ketua team audit.
"B-baik ... s-silahkan." Hartawan bergeser dan mempersilahkan team audit memeriksa perangkat yang ada di ruangannya.
Wajah serius dan tatapan penuh selidik dari para team audit sesekali dilayangkan ke arah Hartawan, membuat lelaki itu semakin gelisah. Dia tahu kesalahannya kali ini, kejadian yang tidak pernah dia alami sebelum mengenal Lidia.
Hartawan termasuk pejabat yang bersih dari korupsi dan upaya penipuan lainnya. Namun dia berubah semenjak menghamili baby sitternya dan juga mengenal Lidia. Gadis itu terus merongrong meminta barang branded, biaya hidup yang tinggi dan terakhir adalah meminta mobil Fortuner. Belum lagi anak yang harus dia nafkahi dari baby sitternya.
Sementara kebutuhan rumah tangga dari keluarga sah nya semua dihandle oleh Yulan, wanita yang dia labeli cerewet, galak dan serakah itu lah yang berjuang sendirian menopang kebutuhan rumah tangganya. Yulan terikat balas budi pada keluarga suaminya, yang juga menjadi orangtua angkatnya.
Bisik-bisik para team audit membuatnya serasa ingin berlari meninggalkan ruangan tersebut, dia masih berharap sebuah keajaiban. Ya, dia meminta istrinya yang baru saja diperbolehkan keluar rumah sakit datang membelanya. Sesuai ancamannya kemarin, dia akan menjual aset bersama jika Yulan tidak datang membelanya.
Tapi tidak semudah itu, Davin, anak kesayangannya sudah memperhitungkan dengan sangat matang. Dengan cara diam-diam, dia bekerjasama dengan seniornya di sekolah kedinasan, kali ini dia ingin Papanya jera dan meninggalkan para wanita selingkuhannya. Jalan terbaik yang akan Davin tempuh adalah membiarkan papanya masuk bui karena hal itu adalah hukuman yang setimpal dari kelakuan KDRT terhadap mamanya selama ini.
Yulan yang selalu garang saat membela para korban KDRT di persidangan, tidak punya nyali melaporkan kelakuan suaminya selama ini. Entah karena perasaan cinta pada suaminya, atau mungkin menjaga nama baiknya sendiri, personal banding yang dia bangun akan seketika runtuh saat berita KDRT mencuat di dunia Maya, jika dia melaporkan kasus KDRT yang dia alami.
Atau mungkin, karena ikatan balas budi yang selalu diungkit keluarga mertuanya, sehingga dia tidak berani melaporkan kelakuan Hartawan.
Tiga orang anak buah Ketua Team mengikis jarak dengan Hartawan, "Bapak Hartawan Hadiningrat, mari ikut kami ... " tegas salah satu anak buah Bambang.
"A-apa ini ... Kalian ... " Hartawan dan beberapa saksi di gelandang keluar gedung untuk segera di interogasi
Yulan yang baru saja turun dari mobil Pajeronya dengan ditemani Davin melihat Hartawan dimasukan ke mobil untuk segera di interogasi di suatu tempat. Ibu dan anak itu saling tatap.
"Bagiamana mas, apa yang harus mama lakukan ... " tanya Yulan
"Mama cukup menonton, jangan lakukan apapun, mam." Davin kembali memapah mamanya kembali ke dalam mobil.
Hari terus bergulir, Proses laporan hasil korupsi Hartawan dan anak buahnya sudah dikirim ke pengadilan. Hartawan hanya bisa pasrah dengan takdirnya yang seakan memuluskannya masuk bui, pembelaan di persidangan yang dilakukan Yulan di tolak.
Hartawan terbukti bersalah menggelapkan dana puluhan miliaran dengan hukuman tujuh tahun penjara dengan denda sebesar tiga ratus lima puluh juta rupiah. Beberapa aset dibekukan kecuali mobil Fortuner yang dihadiahkan ke Lidia, dan Lidia menghadiahkan lagi ke Davin.
Ketiga anaknya menyaksikan saat putusan hakim dibacakan, namun kedua simpanannya sibuk menyelamatkan diri dan menyembunyikan aset yang telah dihadiahkan Hartawan pada mereka.
Para tahanan diperbolehkan dikunjungi keluarga sebelum dibawa kembali ke sel tahanan.
Hartawan memandang wajah tulus Yulan, hatinya merasakan malu. Disaat masa terpuruknya, istri yang selama ini sering dia kasari dan diselingkuhi masih mau mengorbankan simpanan perhiasannya dijual demi membayar denda dan biaya selama dia di tahanan.
"Yulan, maafkan mas ... Aku menyesal." lirih Hartawan
Yulan hanya mengangguk sambil memeluk putri kecilnya.
"Davin, Reno, Lita ... Maafkan papa, nak." airmata Hartawan kini tak bisa dibendung lagi, bahunya terguncang dengan suara terisak, di depan anak-anaknya.
Ketiga anaknya hanya pasrah melihat papanya kembali di bawa ke sel tahanan. Airmata ketiga anaknya telah kering, bukan mereka bahagia dengan keadaan ini, siapa yang jiwanya tidak terguncang memiliki papa seorang koruptor.
Akan tetapi, tanpa masalah yang membelit ini, papanya tidak pernah jera dan akan terus hidup semaunya dan mengejar kesenangan diri sendiri.
*
*
"Anak-anak ... Berdasarkan edaran Mendikbud, proses belajar mengajar akan dilaksanakan secara daring. Kalian belajar di rumah dan setiap hari mengikuti Google meet melalui Laptop atau ponsel kalian. Tetap semangat, dan selalu jaga kesehatan. Hindari kontak, kumpul-kumpul karena wabah Covid sudah melanda di seluruh dunia ... " Walas kelas 1 MIPA mengumumkan proses belajar mengajar
Para siswa yang sudah diwajibkan memakai masker pun tanpa banyak protes segera keluar dari kelas begitu pengumuman di informasikan.
"Ren! Jadi kita gak bisa kumpul-kumpul dong!" Dumas mengimbangi langkah Reno yang berjalan ke arah parkiran.
"Ya gimana lagi, daripada kita ngumpul di wisma atlet, mau Lo, Dum?" jawab Reno sambil merapatkan masker K4 nya
"Ogah gue, gak asik banget dah ahh ... " Aldi datang-datang protes.
"Mana kalau gak sekolah, uang jajan ikut mogok lagi, bakal kere hidup gue!" keluh Bio ikut bergabung
"Ehh guys, katanya di kelas kita ada anak baru, belum juga dia masuk udah belajar daring. Gimana gue mau kenalan dah ... " info Leo sang ketua kelas
"Cewe apa cowo ... " serempak mereka bertanya
"Jiaahh ... Pada semangat Lo yak qkqkqk" ledek Leo
"Ahh ... Cape beut dah ahh, pake maen teka teki lo, Lele!" umpat Bio
"Cewe!! Tadi gue liat dia masuk ruang kepala sekolah dianter bapaknya, bapaknya tentara Coy!! Gak main-main ... " jawab Leo
"Cakep gak !!" mereka kembali bertanya dengan serempak
"wkwkwkwk ... gue demen nih jiwa-jiwa buaya lo pade, langsung muncul ke permukaan" ledek Leo lagi
"Beugh!! Buat lo aja dah, gue udah punya gebetan" Reno melengos, dia sudah siap menjalankan motornya.
"Eh ... Ren, tapi itu cewe bening banget. Sumpah gue kagak boong!" Leo berusaha menahan Reno agar tidak keburu kabur
"Udah ahh, gak boleh kumpul-kumpul tadi Bu Lely bilang. Gue cabut ah ... " Reno melambaikan tangannya ke arah teman-temannya lalu melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Motor Reno terhenti di sebuah antrian lampu merah, dia sedikit mengedarkan pandangannya ke para pengguna jalan sambil meluruskan punggungnya.
Matanya seketika terpaku melihat kecantikan gadis yang duduk di sebuah mobil Innova putih dengan kaca mobil yang terbuka setengah. Gadis itu memakai masker, nyaris separuh wajahnya tertutup, namun yang membuat Reno terpaku adalah ... Tatapan mata gadis itu, tatapan yang pernah dia lihat di suatu waktu, tapi dia lupa di mana, kapan dan siapa.
Lampu hijau pun menyala, tandanya para pengendara wajib bergerak menuju tujuannya masing-masing. Tanpa di sadari, karena di dorong rasa penasaran, Reno mengikuti mobil Innova itu berjalan. Dia terus mengikuti sampai mobil itu memasuki pintu tol, dia tidak mungkin mengejarnya. Reno hanya mengingat dengan baik tatapan mata itu, kening glowing yang dimiliki gadis itu.
Hatinya tiba-tiba berdegup kencang, rasa penasarannya semakin kuat, dimana dia pernah melihat mata itu?
"Ki--Nay? Nayanika ... Ah, apa iya dia?" gumam Reno sambil berpikir keras.
Akhirnya Reno kembali berbalik arah untuk menuju rumahnya, sepanjang perjalanan pikiran Reno dipenuhi teka teki tentang gadis itu dan rasa rindunya pada sosok idolanya, pak Sandi.
Sudah hampir satu bulan nomer pak Sandi tidak bisa di hubungi, pesan dan email pun belum beliau buka, berdasarkan informasi yang Reno dapatkan dari rekan pak Sandi yang tidak ikut Satgas, seharusnya sudah bisa di hubungi, karena seluruh pasukan sudah sampai di Camp pasukan perdamaian di Kongo.
Di kamarnya Reno hanya melamun sambil merebahkan dirinya di kasur, dia mengutak-atik ponselnya untuk persiapan sekolah dating besok.
Triiingg..!!
Bunyi pesan masuk, dengan malas dia membuka pesan dengan nomer tak dikenal.
💌 +0009655 : "Ren, ini bapak. Bapak sehat, kamu gimana kabarnya, Ren. Kinay sudah pindah sekolah di Jakarta. Bapak tidak bisa setiap saat menghubungi kamu, karena lokasi tugas tidak didukung internet yang memadai. Semangat belajar, Ren!"
Reno langsung duduk menegakkan punggungnya, dan membaca berulang pesan yang baru saja masuk. Dia segera membalas pesan Sandi.
💌 Reno : "Kabarku baik pak, Kinay pindah sekolah dimana pak? Boleh aku minta alamat dimana Kinay tinggal? Sekolah dibuat Daring karena wabah Covid. Bagaimana di tempat tugas bapak, apa berlaku lockdown?"
Detik berubah menit lalu beranjak ke jam, hingga puluhan jam pesan itu tidak juga mendapatkan balasan. Reno memandang aplikasi hijau itu hanya untuk memastikan apakah pesannya sudah dibaca dan terbalas. Namun pesan itu terus dihiasi centang satu, tidak berubah.
Bersambung ... 💕
Jangan lupa tinggalkan jejak ya ya guys...! 🫰🩷