Patah hati karena dikhianati oleh tunangan dan adik tirinya, Jiang Shuyi memutuskan untuk membalas dendam dengan meniduri pria perkasa yang dia temukan di club malam.
Ternyata, pria itu adalah paman sang tunangan, sekaligus penguasa kota ....
Bagaimana kelanjutan kisah Jiang Shuyi dengan tunangan dan sang paman?
Apakah Jiang Shuyi bersedia memaafkan tunangannya dan melupakan malam indah bersama 'Paman Perkasa' itu?
Simak kelanjutannya hanya di sini, ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Kamu?
Keesokan paginya, Zhiming bangun dan membersihkan tubunya dari sisa-sisa percintaan dahsyat kemarin malam bersama Shuyi.
Mengingat kenangan indah yang seolah-olah masih bisa dia rasakan hingga saat ini, Zhiming dalam suasana hati yang baik.
Dia berdiri di samping rajang, memakai kemeja hitamnya sambil tersenyum tipis melihat Shuyi yang masih nyaman memejamkan mata.
"Hmmmm." Shuyi menggeliat, merasakan tubuhnya remuk seolah-olah dia telah menjadi kuli bangunan sepanjang malam.
"Auhh, kenapa sakit sekali?" Shuyi langsung membuka matanya saat merasakan sakit yang menyengat di area pri badinya.
"Sakit?" Zhiming menatap Shuyi dengan alis berkerut, lalu melirik bercak merah yang tertinggal di kasur.
Zhiming kembali menatap Shuyi dengan tatapan terkejut. "Kamu?"
Dia tidak mengira Shuyi masih bersegel setelah bertunangan selama tiga tahun dengan Xu Yan, dia juga tidak sadar telah merenggut kesucyan wanita itu karena terlalu bersemangat kemarin malam.
Saat tengah memikirkan betapa bodohnya Xu Yan yang telah menyia-nyiakan harta karun seperti Shuyi, Zhiming mendengar suara melengking wanita di atas rajang.
"Siapa kamu?" Shuyi baru menyadari ada orang lain di sana, dia yang terkejut segera menarik selimut tinggi-tinggi dan menatap Zhiming dengan waspada. "Kenapa kamu di sini?"
"Kemarin saat kamu melemparkan dirimu ke dalam pelukanku, dan dengan murah hati menggunakan kartu emasmu untuk tidur denganku ... kamu tidak bertanya siapa aku."
Zhiming tetap tenang, padahal kedua tangannya yang tersimpan di saku celana telah mengepal erat hanya karena mencoba menahan diri agar tidak menerkam Shuyi lagi.
Melihat Shuyi sedang tidur saja, Zhiming merasa bagian lain dari dirinya hendak bangun. Apalagi saat melihat wanita itu menggel*at sampai selimutnya sedikit tersingkap, adik kecilnya langsung mengeras.
Kata-kata yang diucapkan Zhiming menghantarkan beberapa ingatan acak ke dalam kepala Shuyi, membuat wajah wanita itu memerah.
"Itu ... teknikmu cukup bagus." Shuyi mengacungkan jempolnya, dia tidak sekadar memuji.
Permainan Zhiming benar-benar hebat!
Wajah Shuyi semakin memerah saat ingatan itu semakin nakal mengganggu pikirannya, dia tidak berani menatap Zhiming. "Bagaimana kalau kamu pergi dulu?
Shuyi masih berpikir bahwa Zhiming adalah gigol0 yang dia ambil secara acak dari World Night Club dan dibawa ke h0tel, padahal mereka saat ini sedang berada di rumah Zhiming, bahkan di kamar pribadinya.
"Kenapa kamu tidak mau menatapku ...." Zhiming mendekati Shuyi yang masih tidak bersedia menatapnya, dia lanjut berkata, "Istri?"
"Hah?!" Shuyi mengangkat wajahnya dan menatap Zhiming dengan bola mata yang hampir menggelinding mengitari bumi. "Istri?"
Zhiming mengambil dua buku kecil berwarna merah dari atas nakas, lalu mencampakkannya di atas tempat t*dur, tepat di depan Shuyi.
Tanpa bicara, Shuyi mengambil dan membuka buku itu.
Shuyi semakin terkejut saat melihat fotonya berdampingan dengan foto Zhiming, dia memekik tanpa sadar. "Bagaimana aku bisa menikah dengan orang asing?"
Detik selanjutnya, dia menutup mulut dan menatap Zhiming yang menatapnya dengan tak senang.
Dia menunduk takut, mengalihkan tatapannya untuk melihat nama yang tertera di buku nikah. "Zhiming? Apakah Anda Tuan Lu dari Grup Yulee?"
"Apakah ada orang kedua bernama Lu di seluruh Kota Harapan?"
Shuyi terbungkam, dia menggeleng pelan.
Di Kota Harapan, hanya ada satu Keluarga Lu dan satu-satunya Tuan Lu adalah tuan muda yang menjadi kepala keluarga sekaligus pemimpin Grup Yulee.
"Semua orang sudah dewasa, jadi wajar melakukan hal semacam ini ...." Shuyi menatap ragu pada Zhiming dan berkata dengan lambat. "Emmm, anggap saja ... tidak pernah terjadi apa-apa di antara kita."
"Setelah berkali-kali menggel*par n*kmat di bawah kendaliku, bagaimana kamu bisa menganggap tidak terjadi apa-apa di antara kita?" Zhiming masih tenang, padahal dia sedang tidak senang.
Wajah Shuyi semakin merona seperti tomat, dia tidak menyangka Zhiming yang terlihat dingin ternyata sangat tidak tahu malu.
Bagaimana dia bisa bicara sembarangan dengan ekspresi tenang?
"Lagipula ini adalah peng*laman p*rtamaku, jadi kamu harus bertanggungjawab!" Zhiming menambahkan dengan dingin.
Jika Asisten Han ada di sana saat ini, dia pasti sudah terkejut mendengar begitu banyak kata yang keluar dari bib*r tipis Zhiming yang biasanya mengeluarkan paling banyak 5 kata untuk satu kalimat.
Namun, sepagi ini Zhiming justru sudah mengeluarkan lebih dari sepuluh kata.
Benar-benar luar biasa!
Dan mungkin, Asisten Han akan lebih terkejut hingga kejang-kejang jika mengetahui Zhiming meminta pertanggungjawaban dari Shuyi.
Bagaimanapun, dia adalah saksi hidup atas kejadian kemarin malam yang tidak megandung unsur p*ksaan sedikit pun.
Zhiming dengan rela menyerahkan t*b*hnya pada Shuyi!
"Tanggung jawab?" Shuyi terpaku, dia menatap Zhiming dengan tatapan takjub seakan telah menemukan makhluk langka di dunia ini.
Jika c*nta s*tu m*lam terjadi, bukankah seorang wanita yang seharusnya meminta pertanggungjawaban dari prianya?
Bagaimanapun, wanita yang paling dirugikan dalam hal ini.
Kenapa aku yang harus bertanggungjawab?
"Apa menurutmu tidak harus bertanggungjawab setelah apa yang kamu lakukan padaku?" Zhiming berbalik mengajukan pertanyaan dengan alis yang terangkat sebelah.
"Apa tidak ada cara lain selain pernikahan?" Shuyi masih tidak ingin menyerah pada ide untuk lepas dari Zhiming.
Selain tidak bisa melanjutkan pernikahan tanpa cinta, Shuyi juga khawatir menjalin hubungan dengan pria berpengaruh seperti Zhiming.
"Kamu sanggup memberikan kompensasi padaku?" Nada suara dan ekspresi Zhiming terkesan santai, tetapi senyum tipis yang menghiasi wajah tampannya justru terlihat seperti sedang meremehkan Shuyi.
Shuyi mengg*git bib*r bawahnya, dia tidak ingin menyuarakan isi pikirannya walaupun sangat penasaran berapa banyak uang yang harus dia tabur untuk satu malam Zhiming.
Pastinya, dia tidak akan sanggup!
"Bagaimana dengan perceraian?" tanya Shuyi dengan suara yang hampir tak terdengar.
"Aku bisa menjanjikan apa pun padamu." Zhiming mengeluarkan tangannya dari saku celana, dia mencubit dagu Shuyi hanya untuk membuat wanita itu menatapnya. "Perceraian?"
Zhiming menunduk, mengikis jarak antara dirinya dan Shuyi sehingga nafas mereka saling berbenturan dan uap hangatnya menerpa wajah masing-masing. "Tidak mungkin dalam hidup ini! Jangan pernah memikirkannya!"
Dalam sekejap, aura bahaya yang mengelilingi t*b*h Zhiming membuat Shuyi tidak berani bersuara, apalagi membantah.
Orang g*la mana yang berani menentang keputusan Zhiming?
Jika diberikan sembilan nyawa, Shuyi tidak akan berani!
Sebaiknya menyingkirkan jauh-jauh pemikirannya untuk bercerai dengan Zhiming, daripada nyawanya harus berpisah dengan raganya.
Zhiming kembali berdiri tegak, dia menatap Shuyi dengan alis yang terangkat sebelah. "Apa kamu mendengarkan aku?"
Shuyi mengangguk patuh, tetapi otaknya diam-diam memikirkan tentang Zhiming.
Dia memang terkenal kejam, tapi menikah dengannya juga bukan ide buruk, kan?
