NovelToon NovelToon
Gairah Terlarang Istri Ayahku

Gairah Terlarang Istri Ayahku

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Cinta Terlarang / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Ibu Tiri
Popularitas:257.4k
Nilai: 4.7
Nama Author: R.angela

Akibat dijebak oleh musuh yang berkedok sebagai teman baiknya, Yura akhirnya menghabiskan satu malamnya dengan seseorang yang tidak dia kenal.

Tiga Minggu kemudian, Tante dan Om yang selama ini membesarkannya memaksa Yura menikah dengan pria tua yang pantas jadi ayahnya.

Yura tidak punya pilihan lain, dan menerima pernikahan itu. Setelah acara pernikahan itulah Yura bertemu dengan pria yang sudah tidur dengannya tiga Minggu lalu, sekaligus ayah dari anak yang ada dalam kandungannya. Seolah belum cukup membuatnya terkejut, pria yang sudah menanam benih dalam perutnya ternyata anak dari suaminya.

Bagaimana kisah Yura? Mampukah dia menemukan kebahagiaannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R.angela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Istri Pengkhianat

Yura berusaha membuka bola matanya, terasa berat, tapi harus. Sinar matahari menyambut kesadarannya kembali. Tubuh nya sudah terasa remuk, bahkan sulit digerakkan, sakit sekali. Terlebih bagian inti tubuhnya yang terasa perih dan membengkak.

Selama dua hari, kegiatan yang mereka lakukan hanya menjalin serta memuaskan hasrat terlarang mereka.

Keduanya dimabukkan oleh gairah, bak pengantin baru yang selalu merasa kurang setelah melakukannya, dan ingin kembali melakukan.

Hari pertama dan awal kejadian itu, Yura masih mencoba melawan, tapi setelah tidak punya kekuatan dan selalu takluk pada sentuhan maskulin Erlang, Yura memutuskan pasrah, menikmati setiap sentuhan pria itu yang memabukkannya. Akal sehatnya sudah tumpul.

Permainan panas mereka berhasil meluluhlantakkan imamnya. Dia sudah berkhianat dan menjadi istri yang tidak tahu malu, membalas kebaikan suaminya dengan sebuah perselingkuhan. Gairah terlarang mereka sudah menyusup ke relung hati hingga tidak bisa terelakkan lagi.

Yura menggeliat sekali lagi. Melirik ke samping, Erlang masih pulas dengan tangannya memeluk perut Yura. Keduanya masih berada di bawah satu selimut dengan tubuh polos.

Mungkin tubuh mereka tidak lagi bersimbah keringat seperti subuh tadi, tapi tetap saja bayangan pergulatan mereka masih jelas diingat oleh Yura.

Dua malam terbaik dalam hidupnya, Yura harus mengakui itu sebagai manusia biasa, tapi tetap tidak membenarkan perbuatan tak bermoral nya.

Salahkah dia yang sudah jatuh cinta pada pria yang sudah menghamilinya? Terkadang, manusi tidak bisa mengatur pada siapa dia harus jatuh cinta. Dia sudah mencoba menjauh dari Erlang, tapi setiap pria itu memprovokasinya, dia larut dan kembali tak berdaya untuk menjauh dari dekapan Erlang.

Mungkin ini juga keinginan bayinya, yang ingin selalu berada di dekat sang ayah. Kembali tangan Erlang mengelus perutnya yang tampak sudah mulai terlihat membuncit. Perasaan Yura bergetar, menatap wajah yang ada di sampingnya. Gerakan Erlang itu dia lakukan tanpa sadar, Yura tahu akan hal itu, tapi berhasil membuat hatinya bergetar seolah Erlang menyayangi anak yang ada dalam kandungannya.

"Seandainya kau tahu kalau anak yang aku kandung adalah darah daging mu," batin Yura menatap Erlang dengan genangan air mata yang siap tumpah.

Dia jadi ingat malam ketika Yura terbangun dan mendapati Erlang sedang mencumbunya. Berulang kali dia menolak, meronta oleh sentuhan Erlang yang memaksanya.

"Aku sedang hamil, apa kau masih ingin bercinta dengan ku?" pekik Yura yang berusaha menyadarkan Erlang atas perbuatan salahnya.

"Aku memang membenci anak yang kau kandung, tapi tidak dengan ibunya. Kau boleh merasa bangga, karena bayangan dan juga fantasi yang aku punya hanya ada kau di dalamnya!" jawab Erlang tanpa malu, terus menderanya dengan ciuman panas di sekujur tubuhnya.

Kesadaran Yura timbul. Tidak mungkin seterusnya begini. Dia harus kembali. Dia sudah siap kalau Roy memukul dan mengusirnya. Konsekuensi karena sudah menjadi istri pengkhianat!

Perlahan, Yura mengangkat tangan Erlang agar dia bisa bangun. Dia harus bergegas mandi dan kembali pulang.

Dia tidak perlu menyesali semua perbuatannya. Dia sadar melakukan hal itu dengan Erlang sebagai wanita dewasa, jadi Yura bersiap menanggung resiko apapun.

Kalau pun Roy tidak semarah itu nanti, masih mau mempertahankan rumah tangga mereka, walau jijik padanya, Yura tidak akan mungkin bisa tinggal dengan pria baik hati itu.

Yura tidak pantas menerima kebaikan hati Om Roy lebih banyak lagi.

"Mau kemana?" suara serak Erlang menggema di kamar itu. Yura berhenti bergerak setelah menurunkan kedua kakinya, memutar tubuhnya melihat ke belakang.

"Kau sudah bangun?" tanya Yura sendu. Tahu kah pria itu kalau dia sudah berhasil menempatkan perasaan Yura di titik terendah? Menjadi wanita hina yang berbuat dosa bersama anak tirinya? Kenapa kodratnya sebagai wanita begitu hina? Dan semua ini hanya karena gairah?

Hmmm...

Gumam Yura yang menoleh lagi lalu kembali melihat ke arah jendela panjang kamar. Erlang melingkarkan tangan di pinggangnya, lalu mencium pinggul tela*njang gadis itu.

"Jangan tinggalkan aku. Aku mohon tinggallah bersamaku," ucapnya parah. Dia tahu kalau semua kesenangan dan kebahagiaan ini akan usai.

Dua hari terpenjara di apartemen ini. Hanya mereka berdua dengan keindahan dan kenikmatan kebersamaan mereka, membuat Erlang tak kuasa melepas Yura. Dia ingin memiliki gadis itu hanya untuk dirinya sendiri.

Dia benci melihat wajah sedih Yura. Mata gadis itu menjelaskan apa yang saat ini dia rasakan dan pikirkan. Roy.

Erlang tidak suka dan dia cemburu pada ayahnya yang bisa memiliki wanita yang dia inginkan.

"Aku harus pulang, Er. Om Roy menungguku," ucap Yura getir. Perasaan sakit dan juga sedih. Dia ingin sekali mengikuti permintaan Erlang, karena pada dasarnya dia juga suka bersama pria itu di sini, tapi bayangan wajah Roy yang tampak panik dan cemas menunggu dirinya pulang, membuat Yura tidak punya pilihan lain selain kembali.

"Tinggalkan dia, Ra. Pilihlah aku, tinggalkan Papa!"

"Aku gak bisa, Er. Kau tahu itu!" jawab Yura pilu, menutup matanya hingga bulir bening itu jatuh di pipinya.

Beruntung mereka bisa dengan posisi saling membelakangi seperti ini, hingga Erlang tidak perlu melihat kesedihan dan air mata di wajah Yura, dan wanita itu juga tidak harus melihat wajah sedih dan kecewa Erlang, atas pilihan Yura.

Erlang pikir, kebersamaan mereka berdua selama dua malam itu bisa mengubah pendirian Yura, memilih untuk bersamanya ketimbang ayahnya yang sudah tua.

Lagi-lagi dia harus menerima kekalahan. Dalam benaknya, Erlang berpikir, alasan Yura tidak mau bersamanya dan lebih memilih di sisi sang ayah, karena harta Roy yang lebih banyak dari pada dirinya. Erlang melepaskan pelukannya di tubuhnya Yura, hingga wanita itu bangkit dan berjalan ke kamar mandi.

Erlang mere*mas rambutnya, dan satu tangan meremat seprei bentuk kekesalannya.

Tidak lama terdengar suara gemericik air. Erlang pun memilih bangkit, menyalakan sebatang rokok dan menghisap dengan kuat, merasakan ni*kotin di lidahnya.

Haruskah dia melepas gadis yang sangat dia inginkan ini? Atau jika memang Yura tidak ingin meninggalkan Roy, bagaimana kalau Erlang bicara saja pada ayahnya, meminta agar Roy lah yang melepaskan Yura?

Pikiran itu terus silih berganti, hingga pintu kamar mandi terbuka dan Yura keluar dengan pakaian yang melekat di tubuhnya. Pemandangan janggal yang Erlang lihat hari ini, setelah dua malam dia tidak melihat tubuh Yura dengan sehelai benang pun.

Gadis itu merapikan tasnya, bersiap untuk pergi. Dia masih menunggu itikad baik Erlang Erlang untuk mengantar, tapi tampaknya pria itu masih marah karena permohonannya diabaikan.

Yura mengerti, dia tidak memaksa. Dia berjalan mendekati pintu kamar, tapi Erlang masih belum bergerak dari depan jendela kamar.

"Aku pergi!" seru Yura membuka pintu, tepat saat daun pintu kembali ditutup Erlang menyadari kalau dia sudah salah memperlakukan Yura.

Sontak pria itu berlari untuk mengejar Yura. Dia akan mengantar gadis itu. Yura bukan pela*cur, yang pergi setelah melayaninya. Tapi keadaannya yang sedang tanpa pakaian, membuat Erlang tidak jadi membuka pintu itu kembali dan memilih untuk mencari pakaian bersihnya agar bisa mengejar Yura.

*

*

Mampir,

1
Cici Risna Yulianti
Luar biasa
Elminar Varida
lah...ini cerita apaan ya??bingung saya. alurnya rada aneh. ini Authornya sehat atau bukan ya🤔🤔🤦‍♀️
Juan Sastra
kurang detail thorr,, jadi kurang haredangnya
Juan Sastra
gitu toh ceritanya, niat menolong lalu gimana jika yura jujur akankah om mentalak yura dan menikahkannya sama erlang. coba jujurlah yura agar tidak ada salah faham
Tua Jemima
berterusterang lebih bsik yura serapat kmu menyebuyikn aib pasti terbokar juga
Andra Adinda
Kok q jd 😭😭😭😭😭😭
sedih bahet
Evi Winarti
gx asyek berkhrnya..gx tau alurnya malah langsung bab trkhr
Rini Eni
jgn lemah yura,,jgn kalah sama si kereta jes jes
Rini Eni
sad
Rini Eni
kasih tau yura ,,biar tau kalo dya mau punya cucu
Rini Eni
jangan cepet pergi om ryo,, nyatanya orang baik jarang berumur panjang
Rini Eni
cemburu buta dita,,ampe kejam bgtu
Rini Eni
aki2 lembut bgt hatinya
Rini Eni
yura oh yura
Rini Eni
gmn klo si Roy ternyata inpoten
Arie Chrisdiana
critanya sdh bagus cuma kata2nya tolong dibenahi ya thor kadang pusing bacanya krn kata2nya ndak jelas 🤗🤗🤗🤗
Rere Niae Cie'kecee
😭😭😭😭😭😢😢pnuh bombay😭😭😭
Rere Niae Cie'kecee
hot mnatap thor tapi tanggung🤣🤣🤣😀
Rere Niae Cie'kecee
ya greget dan penasaran banget thor 🤗🤗😘😀😀
Rere Niae Cie'kecee
semnagat thor hot"mantap nya 🤗😘😘😘♥️😀
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!