NovelToon NovelToon
Dikejar Cinta Om Duda

Dikejar Cinta Om Duda

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial
Popularitas:11.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Ni R

AREA DEWASA+

"Sudah ku bilang, kalau memang jodoh ku pasti tidak akan kemana!" ucap Marvel sambil memandang wanita yang selama ini menghilang entah kemana.

Sejak sekolah menengah atas, Kiran tidak pernah menduga jika ia akan di sukai oleh seorang pria yang terpaut usia dua belas tahun darinya.

Kiran sangat risih, gadis ini tidak suka dengan tatapan Marvel yang suka melihat dirinya dengan penuh nafsu.

Marvel, seorang pria tampan yang harus rela pernikahannya kandas di saat usia pernikahannya baru berjalan satu hari. Bukan tanpa alasan, semua itu di karenakan mantan istri Marvel tiba-tiba menggugat cerai dan lebih memilih pergi bersama laki-laki lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32

Benar saja, siang ini Kiran di paksa Marvel untuk pergi makan siang bersamanya. Baru saja Kiran hendak masuk ke dalam mobil, Hasan sudah dulu mencegat anaknya.

"Kiran, ayo pulang....!" kata Hasan yang tiba-tiba menarik tangan Kiran.

Dengan cepat Kiran menepisnya.

"Apa sih, anda siapa?" ketus Kiran.

"Kau ini benar-benar keterlaluan. Pergi selama setahun gak kasih kabar gak bilang-bilang. Mau jadi apa kamu hah?" sentak Hasan.

Marvel turun dari mobil.

"Maaf pak, kenapa bapak membentak Kiran?" tanya Marvel dengan santainya.

"Nah ini, ini dia laki-laki yang sudah membuat hidup keluarga kita kacau. Dia sudah membuat ayah mu ini di pecat bahkan jadi pengangguran sekarang. Kenapa kau bersama dia?"

"Kenapa anda jadi menyalahkan mas Marvel?" tanya Kiran kesal, "jika bukan karena dia, kalian semua pasti masih berpikir aku yang bersalah. Aku kotor, hina dan rendahan!"

"Dalam keluarga kesalahpahaman itu wajar. Apa susahnya memaafkan?"

Ucapan Hasan membuat Kiran tertawa. Ia pikir ayahnya sudah berubah, ternyata bertambah parah.

"Pergilah, aku tidak ingin bicara pada anda lagi...!" usir Kiran.

Bukanya pergi, Hasan malah menarik tangan Kiran.

"Ayo pulang, mau jadi apa kamu di luar seperti ini hah. Mengekor di belakang pria yang bukan seumuran mu. Ayo pulang!"

"Lepas....!" Kiran berontak, sedikit mendorong ayahnya. Marvel hanya berdiri santai dengan kedua tangan berada di saku celana. Tanpa melakukan apa pun, ia yakin jika Kiran bisa menyelesaikan masalahnya.

"Ayo pulang, jangan jadi anak perempuan nakal kamu. Kurang puas kamu minggat selama ini hah?"

"Aku dan mas Marvel akan menikah besok. Jadi, ayah tidak berhak melarang ku!" ucap Kiran sungguh membuat Marvel terkejut begitu juga dengan Hasan.

"Apa maksud mu hah? kau ingin menikah dengan laki-laki yang sudah membuat ayah mu menjadi pengangguran? buka mata mu Kiran, berkat dia kehidupan keluarga mu kacau, kuliah kakak mu kacau karena ayah mu ini kehilangan pekerjaan!" Hasan emosi, ia masih suka membela diri dan menyalahkan Kiran.

"Ya, aku akan segera menikah dengan laki-laki yang ayah maksud. Di saat aku jatuh, semua orang tidak percaya pada ku, hanya mas Marvel yang percaya bahkan mencari kebenarannya. Kenapa, apa anda keberatan?"

Hasan naik darah, ia hendak menampar wajah Kiran tapi dengan cepat Marvel menangkap tangannya.

"Jangan coba-coba menyentuh calon istri ku. Meskipun anda ayah kandungnya, aku bisa saja bertindak jauh dari ini." Ancam Marvel.

Marvel menarik tangan Kiran, mengajak gadis itu untuk pergi. Untung saja suasana di depan lobby sepi, jika tidak sudah pasti Kiran akan menjadi bahan tontonan.

"Om, maaf tadi aku lancang," ucap Kiran dengan lesu.

"Lalu sekarang kamu maunya bagaimana?"

"Entahlah, aku sudah malas menghadapi sikap keluarga ku. Aku benar-benar minta maaf soal perkataan ku tadi, jangan di anggap serius."

"Serius juga gak masalah. Mas bersedia menikahi mu!" sahut Marvel malah membuat Kiran geram.

"Om, uhhh....bisa-bisanya bercanda seperti ini." Kiran kesal.

"Mas gak bercanda, mari menikah!" ucap Marvel sambil mengemudi.

"Dalam mimpi mu!" seru Kiran.

Marvel hanya tertawa, lagi-lagi ucapnya hanya di anggap angin lalu oleh Kiran.

Selesai makan siang Kiran dan Marvel kembali ke kantor. Tak di sangka, ternyata Hasan masih menunggu di depan kantor Marvel tapi kali ini di temani oleh Gama.

"Mereka itu kenapa sih?" Kiran benar-benar kesal, "aku gak mau turun dari mobil."

"Heh, jangan seperti itu. Selesaikan masalah mu sekarang," ujar Marvel.

Kiran mendengus kesal, mau tidak mau ia turun dari mobil Marvel. Marvel juga ikut turun.

"Silahkan bicara di dalam, Jangan di sini, malu di lihat orang!" ujar Marvel lalu mengajak mereka semua masuk ke dalam kantor.

Marvel mempersilahkan Hasan dan Gama duduk di ruang tamu kantor yang berada tak jauh dari lobby.

"Kau, bisakah kau keluar!" ketus Hasan menatap Marvel.

"Ini kantor ku, Kiran calon istri ku jadi aku berhak berada di sini," sahut Marvel membuat mata Gama melebar.

"Apa maksud dari ucapan mu om?" tanya Gama yang masih tidak percaya dengan ucapan Marvel.

"Kiran, kau harus pulang. Sudah cukup kau bermain dan kabur tidak jelas seperti itu." Lagi-lagi Hasan menekan Kiran.

"Apa anda lupa, jika anda sendiri yang tidak mau mengakui aku sebagai anak bahkan mengusir ku. Kenapa sekarang malah menyalahkan ku?"

"Sopankah kau menyebut ayah mu sendiri seperti orang asing seperti itu?" Hasan geram.

"Kita sudah lama menjadi orang asing. Jika bukan asing, sudah pasti anda menafkahi ku, mencukupi semua kebutuhan ku bahkan biaya pendidikan ku. Tapi apa, anda lebih memilih menyenangkan anak tiri anda itu. Jadi, jangan salahkan aku jika aku seperti ini."

"Kau sudah sangat berani Kiran. Aku ini ayah kandung mu!" sentak Hasan, "sekali pun kau menikah, kau tidak akan bisa menikah tanpa restu ku!"

"Kita lihat saja nanti, calon suami ku kaya raya. Dia akan melakukan apa saja untuk ku!" ucap Kiran seperti menantang.

"Kiran, kau benar ingin menikah dengan om Marvel kah?" tanya Gama tidak percaya.

"Ya, besok!" jawab Kiran dengan tegas, "aku mengundang mu!" timpalnya lagi.

Matilah Kiran, akibat emosi sesaat dirinya salah bicara.

"Ya, menikahlah agar kau tak menjadi anak yang liar. Ibu pasti menyesal sudah melahirkan mu!" ucap Hasan dengan teganya.

Tulang Kiran terasa bergetar mendengarnya, di tatapnya mata Hasan dengan sangat tajam.

"Dan aku jauh lebih menyesal terlahir dari garis keturunan mu!" sahut Kiran dengan beraninya.

Sejak tadi Marvel hanya diam saja, ia sendiri ingin melihat sampai mana kekuatan Kiran.

"Kiran,...!" Gama melirik ke arah Marvel, "kenapa kau tiba-tiba ingin menikah dengan om Marvel? bukankah kau sangat membencinya?"

"Kata siapa aku membenci mas Marvel?" tanya Kiran kesal, "lihatlah, di saat kalian membuang ku, hanya dia yang percaya bahkan rela mencari kebenaran tentang ku. Sedangkan kalian, apa? hanya berlindung di kata khilaf dan minta maaf!"

"Ayo pergi Gama, anak ini sangat keras kepala tidak mau di atur. Kita lihat saja, dia tidak akan menikah. Itu semua hanya ancaman!" ujar Hasan meremehkan.

"Aku tidak pernah meremehkan sesuatu. Tunggu saja undangannya besok pagi...!" sahut Kiran yang benar-benar sudah kesal.

Gama sebenarnya tidak mau pergi, tapi Hasan mendorongnya keluar dari ruangan tersebut. Setelah Hasan dan Gama pergi, tersadarlah Kiran akan semua ucapannya.

"Matilah aku,...!" ucap Kiran sembari mengusap wajahnya kasar.

"Kamu benar-benar mau menikah?" tanya Marvel seolah ia harus memanfaatkan keadaan ini.

"Om,...!" Kiran menatap sendu wajah Marvel.

"Apa hemmm,...?" tanya Marvel dengan suara lembutnya.

"Masa iya kita menikah beneran?"

"Kau harus membuktikan semua ucapan mu Kiran. Jika tidak, mereka pasti akan mengusik mu terus."

"Masak nikah sama om-om, mana cinta aku!"

Kiran berguling-guling tidak jelas di sofa. Selain melakukan pernikahan, tidak ada jalan lain karena ia sudah berjanji akan mengirim undangan besok.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

Kiran menarik nafas panjang.

"Ya ayo menikah. Jika iya, mas akan persiapkan dari sekarang. Kita nikah aja dulu, biar ayah kamu gak mengusik terus."

"Dalam masalah ini, sepertinya om sangat senang berjoget-joget di atas penderitaan ku."

"Ya udah, gak usah nikah. Kamu pasti bakal di kejar terus sama ayah mu. Dia akan semakin tidak percaya pada mu!"

"Om,....!" rengek Kiran kembali di buar stres dengan ucapannya sendiri.

Ingin menangis tidak bisa, ingin tertawa juga tidak bisa. Kiran sudah seperti orang gila di buatnya. Sedangkan Marvel seolah tersenyum lebar jika ia bisa menikah dengan Kiran.

1
Noer Anisa Noerma
ema sama anak sama somplak nya/Curse/
💖 sweet love 🌺
🤣🤣🤣🤣🤣 sakit kepala om, sampe bintang 7 segala 🤭
💖 sweet love 🌺
bagusan kamu ngekos Kiran..
hhhh ayah macam apa itu, kok lah sama kyk ayah q..
😓
💖 sweet love 🌺
sama loh Kiran, andai aq gk married ma suami juga pasti dulu panggilnya om juga.. 🤫
💖 sweet love 🌺
🤣🤣🤣 mantap Kiran, jangan malu2..
gitu lihat sinopsis nya sama kyk aq sama suami yg jarak umur 12th..
langsung penasaran sama ceritanya 🤭..
💖 sweet love 🌺
nama tokonya lucu ya..
tp bagus juga loh, unik malah orang bisa jd hafal..
Noer Anisa Noerma
Buruk
Noer Anisa Noerma
lanjut
Dyah Oktina
Luar biasa
Dyah Oktina
sama kayaknya ngidamnya..aneh2 sepertimu kiran.. 🤭😆😆😆😂
Dyah Oktina
pusing ya mah... punya anak dah tua.. kelakuan kayak balita.. 😂😂😂
Dyah Oktina
sok...sok...wajar ...tp ngetawain.. terus karena duitnya gede pula.. dasar
Dyah Oktina
lah....ya calon anakmu lah...marvel ada2 aja
Dyah Oktina
baru tahu kan.... serem kan.. terlambat.. kamu dah cari penyakit. ...gama
Dyah Oktina
ujar marvel...
Dyah Oktina
mempunyai suami...
Dyah Oktina
maaf...maksutnya kiki kotor ...apa ya?
Dyah Oktina
😂😂😂😂😂😂😂😂😂ada2 aja kamu kiran
Dyah Oktina
ya beda lah jeff.. namanya juga sdh berumur.. tambah dia bos..pengalaman banyak.. ngak bisa d samakan dgn lulusan sma cara berfikirnya
Dyah Oktina
😁😁😁😁😁 usus segala d bawa2...kiran2...hehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!