Sistem Yang Merubah Nasib

Sistem Yang Merubah Nasib

Chapter 1_ Hari yang malang

Setelah berhenti dari sebuah sekolah swasta tempat dia menjadi salah seorang guru honor, Haris melanjutkan kehidupannya menjadi seorang petani.

Honor yang cuma berkisar tiga ratus ribu per bulannya, tidak lagi memadai dan mencukupi untuk membiayai hidupnya beserta keluarga kecilnya.

Namun hal yang paling mendasar sebagai alasan dari semua kebuntuan itu adalah sikap dan prilaku pimpinan terhadapnya yqng dirasa kurqng baik dan kurang saat mendukungal saat Haris dqn keluarga kecilnya berada disana.

Seringkali dia harus berada pada suasana dilema, antara harus pergi atau tetap bertahan.

"Sebenarnya aku merasa cukup sedih kalaulah harus meninggalkan profesi, terlebih lagi tempat aku telah mengabdi ini.

Aku sudah terlanjur punya hubungan yang erat secara emosional, dengan para muridku yang bagiku sudah seperti anak anakku sendiri.

Suasana sekolah yang memiliki metode bermalam di tempat, atau sekolah berasrama, benar-benar telah membuat ikatan yang terjadi antara aku sebagai guru kepada para muridku, sangat dekat layaknya keluarga.

Alasan itulah yang membuat aku selalu terhalang untuk keluar dari tempat ini, untuk mencari pekerjaan lain.

Alasan itu pula yang membuat suasana, dimana hatiku menjadi begitu berat untuk meninggalkan tempatku mengabdi beberapa tahun belakangan ini, meski karenanya pahit getir kehidupan yang sangat kental dan begitu keras harus aku tanggung dan rasakan disini.

Namun kebutuhan dan keutuhan keluargaku saat ini lebih mendesak, karenanya hal ini mengharuskanku untuk tetap mengambil pilihan keluar dari tempat ini, walaupun rasanya cukup berat.

Honor yang sangat kurang dan jam terbang yang full time 24 jam, benar-benar membuatku tidak bisa mengambil penghasilan sampingan di luaran, untuk menutupi kekurangan kebutuhan belanja keluarga kami."

Begitulah suasana suara hati dan jeritan batin Haris saat sedang berada dalam dilema akan keadaannya itu.

Terkadang rasa ingin pergi dari tempat itu lebih kuat dan dominan, namun di saat yang lain pula, tidak jarang rasa ingin bertahan dan sabar untuk menerima semuanya, menjadi pemenang dalam perdebatan hatinya itu.

Semua dilema yang Haris rasakan bukanlah sesuatu yang tidak beralasan.

Untuk uang sejumlah tiga ratus ribu sebulan, Haris harus bekerja dengan banyak profesi, mulai dari guru biasa, guru pengawas yang mengawasi hukuman murid bila ada anak yang melakukan indisipliner, seperti pelanggaran berupa bolos sekolah atau tidak masuk kelas, keluar komplek sekolah, dll.

Profesi lain yang harus dia kerjakan adalah mengantar dan mengurusi urusan surat menyurat, baik ke kantor pemerintahan, ke sekolah lain, kerumah orang tua murid atau ke dinas yang mengayomi bidang pendidikan di sekolah tempatnya mengabdi.

Beban tugas lainnya yang dia pikul adalah sebagai tata usaha dadakan, sebab seringkali Haris disulap menjadi pemungut uang sekolah dari semua murid.

Lalu ada pula tugas tak tertulis untuknya, yakni sebagai pengantar murid yang sakit ke rumah orang tuanya, termasuk menjadi satpam menjaga dan mengawasi gerbang sekolah dan kegiatan lainnya.

Bagitupun hati Haris tidak pernah mengeluh sebelumnya, sampai pernah terjadi satu peristiwa yang menimpanya.

Peristiwa itu terjadi, saat berada di sekolah tepatnya setelah gajian di sekolah, karena perutnya saat itu terasa sakit, Haris terpaksa pergi ke sungai yang merupakan pemandian umum atau pusat kegiatan MCK di sekolahnya.

Naas hari itu entah bagaimana ceritanya, gaji yang dia terima terjatuh atau hanyut, tidak dia ketahui secara jelas.

Setelah lelah mencari seharian akan tetapi yang dicari tidak juga di temukan, maka dengan mengumpulkan semua keberanian dalam dirinya, Haris menghubungi pihak yayasan untuk meminta bantuan.

Setelah menceritakan nasib malang yang menimpanya, dia meminta tolong agar pihak yayasan membantunya memberikan pinjaman, tetapi malang tak dapat di elak untung tak dapat diraih keinginannya berbuah kekecewaan.

" Pak Yayasan saya terkena musibah har8 ini, uang gaji bulan ini yang baru saja saya terima hilang atau tercecer entah di mana. Saya sudah mencari-cari ke tempat yang saya perkirakan merupakan tempat jatuhnya uang itu, tapi tetap saja tidak ditemukan, jadi saya bermaksud untuk meminjam pada pihak yayasan.

Saya berjanji akan mengganti kembali uang itu dengan potongan gaji tiap bulannya Pak."

"Oh tidak bisa, semua uang itu sudah pas begitu dan semua orang sudah dibagi sesuai dengan honorarium jam mengajarnya."

Tapi saya benar-benar tidak punya uang lagi Pak, bagaimana saya dan keluarga bisa bertahan satu bulan ini, sementara saya hanya bekerja di sini dan Bapak sebagai pihak yayasan adalah pengayom bagi kami para guru-guru, yang tentunya hubungan ini sudah seperti orang tua kepada anaknya. Kalau bukan kepada Bapak kepada siapa lagi saya minta tolong.?"

"Iya tapi memang sedang tidak ada uang lagi Pak Haris, sama sekali tidak ada lagi uang. Itu sudah dibagikan pas begitu.

Jadi mau bagaimana lagi.?"

"Lalu bagaimanalah Pak saya dan keluarga saya selanjutnya ini.?"

"Entah saya pun tidak tahu lagi memikirkannya, kalau sudah begini."

Dengan hati pilu dan rasa sesak di dada Haris pulang ke rumah tempat tinggalnya, tetapi bayangan keluarganya yang akan kelaparan kalau segera tidak ada solusi, menggerakkan hati dan langkah kakinya untuk pergi ke arah perumahan penduduk di luar komplek sekolahnya, untuk meminjam sejumlah uang sebagai pengganti gajinya yang telah hilang.

Sesampainya di rumah salah seorang warga, setelah mengucapkan salam dan dipersilahkan masuk, Haris masih belum berkata apa apa, tetapi air matanya telah tumpah ruah.

Melihat hal tersebut warga pemilik rumah heran sehingga langsung bertanya.

"Ada apa pak Haris? kenapa bapak menangis"

Dengan bibir bergetar Haris berkata

"Uang gaji saya untuk bulan ini hilang pak!

Saya tidak tahu persis di sekitar mana hilangnya, saya sudah seharian ini mencari dan berulangkali berputar disana."

Haris lalu menceritakan semua proses dan rute perjalanan pencariannya hari itu, termasuk usahanya yang sudah berulang kali menelusuri jalan jalan tempat yang dia lalui seharian penuh untuk mencari.

Warga penduduk itu mendengar dan menyimak penuturan Haris dengan seksama,

menunjukkan sikap simpati yang tampak pada ekspresi wajahnya.

Haris yang memang begitu terpukul hari itu juga menceritakan penolakan pihak sekolah untuk memberinya bantuan berupa pinjaman.

Lalu dengan sikap yang terpaksa merendahkan dirinya, karena merasa khawatir kalau keluarganya tidak punya bekal makanan untuk dimakan sebelum gajian berikutnya, dia menyatakan maksudnya untuk meminjam sejumlah uang dari warga tersebut.

"Jadi kalau boleh meminta tolong, saya mau meminta tolong sama Bapak, untuk meminjamkan saya sejumlah uang untuk beberapa waktu lamanya, yang mana uang itu akan saya kebalikan nantinya setelah gajian pak."

Dengan senyum yang begitu hangat tersungging di bibirnya, Pak Tua yang dia temui berkata

"Sebentar ya Pak Haris saya ambilkan".

Begitu mendengar ucapan Pak Tua warga desa tersebut, Haris rasanya ingin sekali langsung bersujud, karena begitu bersyukur tetapi dia malu dengan pemilik rumah.

Tidak butuh waktu yang lama bagi Pak Tua itu untuk keluar dari kamar rumahnya yang memang kecil, sehingga segera dia sampai kembali ke posisi duduknya semula di dekat Haris.

Dengan tangan tertutup Pak Tua itu menyerahkan uang, sejumlah tiga ratus lima puluh ribu rupiah dalam keadaan gulungan bulat yang di ikat dengan karet.

Sambil menggenggam tangan Haris, Pak Tua itu berkata

"Ini Haris saya beri ya, bukan pinjam, kalau bapak kembalikan saya akan tersinggung."

Mendengar perkataan Pak Tua warga desanya yang begitu tulus, jiwa Haris sempat bergetar tak tahu lagi mau berkata apa apa, selain kata terima kasih yang berulang kali dia ucapkan.

Haris tidak menyangka si bapak yang bila dilihat dari keadaan rumahnya itu, sebenarnya tidaklah begitu jauh lebih mapan dari segi ekonomi dibandingkan dengan dirinya, tetapi punya hati yang sangat luar biasa.

"Ya Tuhanku beri aku rezeki yang lapang agar aku kelak bisa membalas kebaikan Bapak ini."

Haris berdo'a dalam hatinya.

Terpopuler

Comments

Neng Geliss

Neng Geliss

bntr' kek pernah denger ni alur kek"DEJAVU"

2024-10-24

0

Harman Loke

Harman Loke

sabar semua ada hikmahnya

2024-10-08

0

Iton Dou

Iton Dou

cerita yang sanga menyentuh hati ☺

2024-10-08

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1_ Hari yang malang
2 Chapter 2_Perlakuan yang tidak adil
3 Chapter _3 : Akhir yang buruk
4 Chapter _4 : Pukulan telak
5 Chapter _5 : Pindah kampung
6 Chapter _6 :. Sistem Kekayaan
7 Chapter _7 : Perintah kosongkan rumah
8 Chapter _8 : Rumah berkeramik
9 Chapter _9 : Membeli kebun
10 Chapter _10 : Transaksi berhasil
11 Chapter _11 : Merasa dipaksa habiskan uang
12 Chapter _12 : Perbincangan jelang tidur
13 Chapter _13 : Perubahan Haris
14 Chapter _14 : Misi pertama
15 Chapter _15 : Tamu terhormat
16 Chapter _16 : Bukan Haris yang biasa
17 Chapter _17 : Mobil baru
18 Chapter _18 : Keluarga harus saling dukung
19 Chapter _19 : Mengunjungi Teman seperjuangan
20 Chapter _20 : Suasana baru
21 Chapter _21 : Hati yang terusik
22 Chapter _22 : Mimpi buruk
23 Chapter _23 : Misi yang menggugah perasaan
24 Chapter _24 : Kesombongan yang tercabut
25 Chapter _25 : Penampilan yang tidak meyakinkan
26 Chapter _26 : Corporate owner baru
27 Chapter _27 : Direktur Haris
28 Chapter _28 : Level berbeda
29 Chapter _29 : Misi baru
30 Chapter _30 : Pembayaran lahan
31 Chapter _31 : Keseruan warga
32 Chapter _32 : Uang yang menyatukan hati
33 Chapter _33 : jurus duda rondo kelana?
34 Chapter _34 : Amukan petani cabai
35 Chapter _35 : Fungsi uang yang semestinya
36 Chapter _36 : Pesanan di luar misi
37 Chapter _37 : Masih saja di rendahkan
38 Chapter _38 : Hal yang tidak biasa
39 Chapter _39 : Menawar ke atas.
40 Chapter _40 : Membahagiakan keluarga dan orang terdekat
41 Chapter _41 : Terbakarnya rumah dan kebun Haris
42 Chapter _42 : Pulang
43 Chapter _43 : Menjemput bahagia dengan membahagiakan orang lain
44 Chapter _44 : Akhir dari masalah
45 Chapter _45 : Pak Slamet yang baik
46 Chapter _46 : Sahabat sepenanggungan
47 Chapter _47 : Niat yang tersampaikan
48 Chapter _48 : Pendatang melarat
49 Chapter _49 : Membalas budi baik
50 Chapter _50 : Adik angkat
51 Chapter _51 : Candu berbuat kebaikan
52 Chapter _52 : Cinta buta sang GM
53 Chapter _53 : Realita kehidupan
54 Chapter _54 : Daki dunia
55 Chapter _55 : Hampir saja
56 Chapter _56 : Kesepakatan dua wanita
57 Chapter _57 : Kabar yang mengejutkan
58 Chapter _58 : Duduk permasalahan
59 Chapter _59 : Pembebasan Jhon
60 Chapter _60 : Penyerangan desa
61 Chapter _61 : Penyerangan desa 2
62 Chapter _62 : Sejenak melupakan masalah
63 Chapter _63 : Rajanya Ikan sungai
64 Chapter _64 : Makin rumit
65 Chapter _65 : Saling pengertian
66 Chapter _66 : Mulai menerima
67 Chapter _67 : Sosok yang nemikat hati semua orang
68 Chapter _68 : Rahasia kecil yang terbongkar
69 Chapter _69 : Pernikahan sederhana
70 Chapter _70 : Misi sudah sukses
71 Chapter _71 : Posesif
72 Chapter _72 : Wanita tak pernah salah
73 Chapter _73 : Haris tak boleh disinggung
74 Chapter _74 : Bahagia bersama keluarga
75 Chapter _75 : Papa dan mama di tekan
76 Chapter _76 : Diana tetap yang paling utama
77 Chapter _77 : Ujian 1 Triliun
78 Chapter _78 : Hanya masalah kecil
79 Chapter _79 : Kebahagiaan pak Wicaksono
80 Chapter _80 : Peristiwa keramat
81 Chapter _81 : Tidak seperti bos lain
82 Chapter _82 : Canda yang serius
83 Chapter _83 : Menjenguk si Jhon.
84 Chapter _84 : Sikap dingin Haris
85 Chapter _85 : Perhatian pada bawahan
86 Chapter _86 : Bertukar posisi
87 Chapter _87 : Situasi di perkebunan
88 Chapter _88 : Mandor 'tengil'
89 Chapter _89 : penyerangan terhadap Haris
90 Chapter _90 : Uang bukan apa-apa bagi Haris
91 Chapter _91 : Pendekatan Haris
92 Chapter _92 : Pabrik pengalengan ikan
93 Chapter _93 : Keinginan untuk makmur.
94 Chapter _94 : Seorang master
95 Chapter _95 : Kerajaan bisnis
96 Chapter _96 : Keheranan Diana dan Kirana.
97 Chapter _97 : Suratan hidup yang indah.
98 Chapter _98 : Dunia ini luas.
99 Chapter _99 : Hidup terlalu indah untuk disia siakan.
100 Chapter _100 : Sikap yang selalu ingin membantu orang lain.
101 Chapter _101 : Bos besar.
102 Chapter _102 : Sosok yang penuh pengertian
103 Chapter _103 : Masalah di kantor Ekspedisi
104 Chapter _104 : Master VS Master
105 Chapter _105 : Tetap lebih kuat
106 Chapter _106 : Marlon si pria kasar
107 Chapter _107 : Mitra bisnis strategis
108 Chapter _108 : Pimpinan yang pengecut
109 Chapter _109 : Bersembunyi
110 Chapter _110 : Melacak Marlon
111 Chapter _111 : Lolosnya Marlon
112 Chapter _112 : Kerinduan teman lama.
113 Chapter _113 : Baku tembak di wilayah pantai Timur.
114 Chapter _114 : Malaikat yang menyamar
115 Chapter _115 : Kabar yang kurang sedap
116 Chapter _116 : Malam kebersamaan
117 Chapter _117 : Kekhawatiran Papa mertua dan kerjasama baru
118 Chapter _118 : Tidak bisa semua orang suka pada kita.
119 Chapter _119 : Kunjungan mendadak Manager Sudharta
120 Chapter _120 : Tembakan dokter Shasmita
121 Chapter _121 : Peristiwa yang mengguncang
122 Chapter _122 : makanan yang dibubuhi racun
123 Chapter _123 : Menanti tabib Maksum
124 Chapter _124 : Tibanya sosok yang ditunggu
125 Chapter _125 : PT. Haris Kirana Diana Shipyard
126 Chapter _126 : Gelombang kunjungan warga
127 Chapter _127 : Membludaknya pengunjung
128 Chapter _128 : Pembicaraan yang berat
129 Chapter _129 : Keahlian pengobatan
130 Chapter _130 : pengobatan akupuntur kuno
131 Chapter _131 : Hikmah sebuah musibah
132 Ide menulis
133 Chapter _132 : Meninjau SPBU di Kota P
134 Chapter _133 : Sikap hangat yang menyentuh
135 Chapter _134 : Musyawarah singkat keluarga Haris
136 Chapter _135 : Calon mertua Nando dan Erik.
137 Chapter _136 : Pernikahan adik dan pengawal Haris
138 Chapter _137 : Indahnya kehidupan Haris
139 Chapter _138 : Wahana waterboom
140 Chapter _139 : Keseruan dan juga komitmen Diana dan Kirana
141 Chapter _140 : Teman sejati tak mengenal pembedaan status
142 Chapter _141 : Perubahan dalam diri Shasmita
143 Chapter _142 : Perkembangan situasi di hari pernikahan.
144 Chapter _143 : Suasana pesta pernikahan
145 Chapter _144 : Rentetan Ucapan salam
146 Chapter _145 : Menggoda madu pengantin baru
147 Chapter _146 : Hasil pengobatan yang luar biasa
148 Chapter _147 : Hari yang indah bagi Shasmita dan Haris
149 Chapter _148 : Kegembiraan ketiga anak petani.
150 Chapter _149 : Hadirnya Haris dalam kehidupan keluarga Nurdin.
151 Chapter _150 : Kesepakatan Istri Haris
152 Chapter _151 : Malam yang penuh rencana
153 Chapter_152 : Status baru Linda di sekolah
154 Chapter _153 : Pengganggu istri Haris
155 Chapter _154 : Terungkapnya identitas penyerang istri Haris
156 Chapter _155 : Hotel di daerah perbukitan
157 Chapter _156 : Haris membahagiakan keluarga Nurdin
158 Chapter _157 : Ancaman yang sangat serius
159 Chapter _158 : Kenyataan pahit
160 Chapter _159 : Terus berbuat baik saat ada peluang
161 Chapter _160 : Bapaknya orang-orang miskin.
162 Chapter _161 : Pengobatan terakhir Pak Drajat
163 Chapter _162 : Pertemuan yang tak terduga
164 Chapter _163 : Hubungan baik yang semakin dekat
165 Chapter _164 : Kemudahan urusan orang yang baik
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Chapter 1_ Hari yang malang
2
Chapter 2_Perlakuan yang tidak adil
3
Chapter _3 : Akhir yang buruk
4
Chapter _4 : Pukulan telak
5
Chapter _5 : Pindah kampung
6
Chapter _6 :. Sistem Kekayaan
7
Chapter _7 : Perintah kosongkan rumah
8
Chapter _8 : Rumah berkeramik
9
Chapter _9 : Membeli kebun
10
Chapter _10 : Transaksi berhasil
11
Chapter _11 : Merasa dipaksa habiskan uang
12
Chapter _12 : Perbincangan jelang tidur
13
Chapter _13 : Perubahan Haris
14
Chapter _14 : Misi pertama
15
Chapter _15 : Tamu terhormat
16
Chapter _16 : Bukan Haris yang biasa
17
Chapter _17 : Mobil baru
18
Chapter _18 : Keluarga harus saling dukung
19
Chapter _19 : Mengunjungi Teman seperjuangan
20
Chapter _20 : Suasana baru
21
Chapter _21 : Hati yang terusik
22
Chapter _22 : Mimpi buruk
23
Chapter _23 : Misi yang menggugah perasaan
24
Chapter _24 : Kesombongan yang tercabut
25
Chapter _25 : Penampilan yang tidak meyakinkan
26
Chapter _26 : Corporate owner baru
27
Chapter _27 : Direktur Haris
28
Chapter _28 : Level berbeda
29
Chapter _29 : Misi baru
30
Chapter _30 : Pembayaran lahan
31
Chapter _31 : Keseruan warga
32
Chapter _32 : Uang yang menyatukan hati
33
Chapter _33 : jurus duda rondo kelana?
34
Chapter _34 : Amukan petani cabai
35
Chapter _35 : Fungsi uang yang semestinya
36
Chapter _36 : Pesanan di luar misi
37
Chapter _37 : Masih saja di rendahkan
38
Chapter _38 : Hal yang tidak biasa
39
Chapter _39 : Menawar ke atas.
40
Chapter _40 : Membahagiakan keluarga dan orang terdekat
41
Chapter _41 : Terbakarnya rumah dan kebun Haris
42
Chapter _42 : Pulang
43
Chapter _43 : Menjemput bahagia dengan membahagiakan orang lain
44
Chapter _44 : Akhir dari masalah
45
Chapter _45 : Pak Slamet yang baik
46
Chapter _46 : Sahabat sepenanggungan
47
Chapter _47 : Niat yang tersampaikan
48
Chapter _48 : Pendatang melarat
49
Chapter _49 : Membalas budi baik
50
Chapter _50 : Adik angkat
51
Chapter _51 : Candu berbuat kebaikan
52
Chapter _52 : Cinta buta sang GM
53
Chapter _53 : Realita kehidupan
54
Chapter _54 : Daki dunia
55
Chapter _55 : Hampir saja
56
Chapter _56 : Kesepakatan dua wanita
57
Chapter _57 : Kabar yang mengejutkan
58
Chapter _58 : Duduk permasalahan
59
Chapter _59 : Pembebasan Jhon
60
Chapter _60 : Penyerangan desa
61
Chapter _61 : Penyerangan desa 2
62
Chapter _62 : Sejenak melupakan masalah
63
Chapter _63 : Rajanya Ikan sungai
64
Chapter _64 : Makin rumit
65
Chapter _65 : Saling pengertian
66
Chapter _66 : Mulai menerima
67
Chapter _67 : Sosok yang nemikat hati semua orang
68
Chapter _68 : Rahasia kecil yang terbongkar
69
Chapter _69 : Pernikahan sederhana
70
Chapter _70 : Misi sudah sukses
71
Chapter _71 : Posesif
72
Chapter _72 : Wanita tak pernah salah
73
Chapter _73 : Haris tak boleh disinggung
74
Chapter _74 : Bahagia bersama keluarga
75
Chapter _75 : Papa dan mama di tekan
76
Chapter _76 : Diana tetap yang paling utama
77
Chapter _77 : Ujian 1 Triliun
78
Chapter _78 : Hanya masalah kecil
79
Chapter _79 : Kebahagiaan pak Wicaksono
80
Chapter _80 : Peristiwa keramat
81
Chapter _81 : Tidak seperti bos lain
82
Chapter _82 : Canda yang serius
83
Chapter _83 : Menjenguk si Jhon.
84
Chapter _84 : Sikap dingin Haris
85
Chapter _85 : Perhatian pada bawahan
86
Chapter _86 : Bertukar posisi
87
Chapter _87 : Situasi di perkebunan
88
Chapter _88 : Mandor 'tengil'
89
Chapter _89 : penyerangan terhadap Haris
90
Chapter _90 : Uang bukan apa-apa bagi Haris
91
Chapter _91 : Pendekatan Haris
92
Chapter _92 : Pabrik pengalengan ikan
93
Chapter _93 : Keinginan untuk makmur.
94
Chapter _94 : Seorang master
95
Chapter _95 : Kerajaan bisnis
96
Chapter _96 : Keheranan Diana dan Kirana.
97
Chapter _97 : Suratan hidup yang indah.
98
Chapter _98 : Dunia ini luas.
99
Chapter _99 : Hidup terlalu indah untuk disia siakan.
100
Chapter _100 : Sikap yang selalu ingin membantu orang lain.
101
Chapter _101 : Bos besar.
102
Chapter _102 : Sosok yang penuh pengertian
103
Chapter _103 : Masalah di kantor Ekspedisi
104
Chapter _104 : Master VS Master
105
Chapter _105 : Tetap lebih kuat
106
Chapter _106 : Marlon si pria kasar
107
Chapter _107 : Mitra bisnis strategis
108
Chapter _108 : Pimpinan yang pengecut
109
Chapter _109 : Bersembunyi
110
Chapter _110 : Melacak Marlon
111
Chapter _111 : Lolosnya Marlon
112
Chapter _112 : Kerinduan teman lama.
113
Chapter _113 : Baku tembak di wilayah pantai Timur.
114
Chapter _114 : Malaikat yang menyamar
115
Chapter _115 : Kabar yang kurang sedap
116
Chapter _116 : Malam kebersamaan
117
Chapter _117 : Kekhawatiran Papa mertua dan kerjasama baru
118
Chapter _118 : Tidak bisa semua orang suka pada kita.
119
Chapter _119 : Kunjungan mendadak Manager Sudharta
120
Chapter _120 : Tembakan dokter Shasmita
121
Chapter _121 : Peristiwa yang mengguncang
122
Chapter _122 : makanan yang dibubuhi racun
123
Chapter _123 : Menanti tabib Maksum
124
Chapter _124 : Tibanya sosok yang ditunggu
125
Chapter _125 : PT. Haris Kirana Diana Shipyard
126
Chapter _126 : Gelombang kunjungan warga
127
Chapter _127 : Membludaknya pengunjung
128
Chapter _128 : Pembicaraan yang berat
129
Chapter _129 : Keahlian pengobatan
130
Chapter _130 : pengobatan akupuntur kuno
131
Chapter _131 : Hikmah sebuah musibah
132
Ide menulis
133
Chapter _132 : Meninjau SPBU di Kota P
134
Chapter _133 : Sikap hangat yang menyentuh
135
Chapter _134 : Musyawarah singkat keluarga Haris
136
Chapter _135 : Calon mertua Nando dan Erik.
137
Chapter _136 : Pernikahan adik dan pengawal Haris
138
Chapter _137 : Indahnya kehidupan Haris
139
Chapter _138 : Wahana waterboom
140
Chapter _139 : Keseruan dan juga komitmen Diana dan Kirana
141
Chapter _140 : Teman sejati tak mengenal pembedaan status
142
Chapter _141 : Perubahan dalam diri Shasmita
143
Chapter _142 : Perkembangan situasi di hari pernikahan.
144
Chapter _143 : Suasana pesta pernikahan
145
Chapter _144 : Rentetan Ucapan salam
146
Chapter _145 : Menggoda madu pengantin baru
147
Chapter _146 : Hasil pengobatan yang luar biasa
148
Chapter _147 : Hari yang indah bagi Shasmita dan Haris
149
Chapter _148 : Kegembiraan ketiga anak petani.
150
Chapter _149 : Hadirnya Haris dalam kehidupan keluarga Nurdin.
151
Chapter _150 : Kesepakatan Istri Haris
152
Chapter _151 : Malam yang penuh rencana
153
Chapter_152 : Status baru Linda di sekolah
154
Chapter _153 : Pengganggu istri Haris
155
Chapter _154 : Terungkapnya identitas penyerang istri Haris
156
Chapter _155 : Hotel di daerah perbukitan
157
Chapter _156 : Haris membahagiakan keluarga Nurdin
158
Chapter _157 : Ancaman yang sangat serius
159
Chapter _158 : Kenyataan pahit
160
Chapter _159 : Terus berbuat baik saat ada peluang
161
Chapter _160 : Bapaknya orang-orang miskin.
162
Chapter _161 : Pengobatan terakhir Pak Drajat
163
Chapter _162 : Pertemuan yang tak terduga
164
Chapter _163 : Hubungan baik yang semakin dekat
165
Chapter _164 : Kemudahan urusan orang yang baik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!