Assalamu'alaikum, ini Novel Pertamaku. Karya Originalku, bukan Plagiat.
Laras Mutiara, seorang janda cantik dari keturunan biasa namun memiliki hati yang luar biasa.
Arga, terpaksa menikahi Laras, istri pilihan mamanya. Bukan bahagia yang didapat Laras selama pernikahannya. Namun hinaan, cacian, penderitaan selalu diberikan Arga yang menganggapnya sebagai janda kotor & menjijikkan bekas laki-laki lain.
Sampai suatu hari tangan Arga terluka & Laras mengurusnya dengan baik.
"Apa kau melakukannya ikhlas, tanpa merasa terpaksa?," ✓Arga.
"Iya tuan, aku melakukannya ikhlas. Dan aku juga akan mengurus tuan semampuku. Karena aku tidak tahu, sampai kapan aku bisa berada di rumah tuan. Mungkin satu hari aku akan pergi dari sini sesuai keinginan tuan," ✓Laras.
Arga tercekat mendengar ucapan Laras. Hatinya tiba-tiba terasa sakit dan takut.
Akankah cinta tumbuh di antara mereka?
Atau justru Laras memilih pergi dan menjadi janda untuk kedua kali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rara RD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22 - MERASA SELALU KETAKUTAN
Setengah hari ini, dari pagi sampai siang menjelang sore Laras sibuk membersihkan rumah besar itu.
Baru lantai bawah yang selesai dibersihkan, nanti menyusul lantai atas. Itu pun dia sudah mengerahkan seluruh tenaga, karena kondisi tubuh yang tidak sehat membuatnya kewalahan menyelesaikan pekerjaan rumah.
Sekarang waktu sudah bergerak pukul dua siang. Dari pagi Laras belum sarapan sedikit pun.
Tadi hanya istirahat sebentar, shalat dzuhur, kemudian melanjutkan pekerjaan lagi.
Suara perut Laras tak henti berbunyi. Dia berjalan ke dapur, mengambil piring dan memasukkan satu centong nasi, kerupuk dan kecap manis.
Sengaja tadi pas di warung, Laras membeli ikan asin dan kerupuk. Untuk stok menu makan siangnya saat Arga belum pulang dari kantor. Karena siang Arga tidak makan di rumah, dan Laras ingat pesan pria itu, dia hanya boleh makan sisa Arga setelah dia makan.
"Apa bedanya hidupku sekarang di rumah mewah tapi hatiku terluka bersama Arga? Dengan hidupku di kontrakan kecil tetapi hatiku bahagia bersama sahabatku, Tina," Laras meneteskan air mata dan memakan nasi dan kerupuk, tidak nafsu.
Pukul 14:15.
Laras kembali melanjutkan membersihkan lantai atas. Ada empat kamar, dua kamar tamu, satu kamar kerja Arga, satu lagi kamar tidur Arga.
Ternyata Arga memiliki dua kamar tidur, di lantai atas dan di lantai bawah. Di lantai bawah disulap Mayang menjadi kamar pengantin.
Saat membersihkan kamar tidur Arga, Laras memperhatikan foto yang tergantung di dinding dengan bingkai besar coklat tua dari ukiran kayu jati.
Wajahnya begitu tampan, dengan setelan jas biru terang, makin memancarkan ketampanannya.
"Pria kaya, tampan sepertimu pantas saja tidak sudi melirik wanita sepertiku. Aku juga tidak menyalahkanmu. Aku memang terlalu kecil di matamu," gumam Laras lirih.
Pukul 17:00 sore.
Laras baru menyelesaikan pekerjaan di lantai dua.
Pukul 16:00 tadi, dia hanya menyempatkan shalat asar sebentar lalu kembali mengerjakan sisa pekerjaannya.
Laras kembali melanjutkan pekerjaannya ke dapur. Memasak tumis kangkung dan kepiting lada hitam untuk makan malam Arga.
Tadi sepulang dari pasar Laras sudah membersihkan sayur, kepiting dan mempersiapkan semua bumbu. Sore tidak terlalu repot lagi, tinggal memasak bahan yang sudah siap. Itu pun masih memakan waktu satu jam.
Pukul 18:00 sore.
Selesai semua tugas Laras. Sekarang dia bersiap mandi. Dia tidak mau Arga datang, badannya masih kotor. Laras yang sudah tampil bersih dan rapi, masih saja selalu dihina, apalagi jika Laras berpenampilan kotor dan dekil.
"Mau sebersih dan semenarik apapun kau, tidak akan membuat Arga suka apalagi cinta padamu, Laras," bisikan hatinya seolah-olah ikut mengingatkan. Wanita itu tersenyum kecut.
Pukul 18.30 malam.
Laras sudah selesai mandi dan shalat. Dia menuju ke teras, duduk di sana, menunggu Arga pulang. Dia takut jika terlambat membukakan pagar maka pria kejam itu akan menyakitinya lagi.
Lima belas menit berselang, cahaya lampu mobil mendekat ke arah pagar. Laras seketika bangun dari duduk dan berlari kecil menuju pagar.
Laras mendorong pagar hingga mentok ke tembok kiri.
"Cepat buka pagarnya! Lambat sekali kerjamu! Dasar wanita miskin! Masih untung aku memberimu tempat tinggal! Kalau tidak, kau sudah jadi pengemis di jalanan!," suara Arga mulai terdengar memecah ketenangan rumah yang seharian ini sunyi.
Mobil melaju kencang masuk ke halaman rumah.
Laras menutup kembali pagar dengan mulut terbungkam. Seribu rasa takut mulai menyerangnya.
"Baru saja datang, tapi sikapnya sudah seperti ini. Ya Allah, siksaan apa lagi yang akan kuterima malam ini? Aku benar-benar takut," rintih Laras dalam hati.
...*******...
bagus kok, hanya saja terlalu banyak narasi untuk awal2 ini
tapi belum baca sampai habis ni..
mungkin lebih bagus lagi di episode2 selanjutnya✨
walaupun cerita ini dah tamat, semangat Thor untuk karya2 lainnya❤️