Dua tahun menjadi bahan hinaan dan tertawaan seluruh kota, Zhao Yang, menantu tidak berguna dari kediaman Keluarga Gu kini telah menyelesaikan pelatihannya.
Selama ini dia diam bukan karena penakut. Dia tak melawan juga bukan karena pengecut. Itu tak lain karena pelatihan khusus yang mengharuskannya hidup tanpa Qi hingga ia mencapai syarat tertentu.
Sekarang, setelah pelatihannya selesai, dia tak lagi harus menahan semua hinaan itu. Dia dapat berdiri tegap dengan dada membusung, menunjukkan kepada semua orang siapa Zhao Yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch - 28 : Paviliun Pedang
Zhao Yang kembali ke tempat semula setelah membereskan masalah dengan tiga pembuat onar. Dia masih memperhatikan pria tua yang baru ditolongnya itu. Semakin melihatnya semakin Zhao Yang merasa jika pria tua itu sebenarnya terlihat seperti bukan pria tua biasa. Namun Zhao Yang memilih untuk tidak memikirkannya lebih jauh dan mengalihkan fokusnya memandang ke depan.
"..."
Dengan cepat waktu berlalu tanpa terasa. Setelah berada di atas air selama satu jam, kapal berlabuh di area Dermaga Sungai Xian. Itu berada di wilayah Barat Kota Hua Hen, dan berjarak sepuluh mill dari Paviliun Pedang.
Zhao Yang langsung turun setelah memberi waktu sebagian orang untuk pergi terlebih dahulu. Dia cukup leluasa di sana, berjalan santai melewati papan penghubung sementara yang dibentangkan oleh awak kapal.
"Kau juga turun di sini?"
Suara sedikit serak yang datang dari belakang membuat Zhao Yang menahan langkahnya. Menoleh ke samping, menyadari itu adalah pria tua yang ditolongnya.
"Terima kasih untuk tadi. Pria tua ini akan membalas budi suatu hari nanti."
Sambil menepuk pundak Zhao Yang, pria tua itu terus mengayunkan kakinya dengan gerakan yang lemban. Bertumpu pada sebuah tongkat, membelah kerumunan di area tersebut.
"..."
Zhao Yang bahkan tidak sempat mengatakan sesuatu saat pria tua itu pergi. Arah tujuan mereka pun berbeda, yang membuat Zhao Yang hanya dapat memandang punggungnya sampai benar-benar hilang di antara kerumunan.
"Pasti hanya perasaanku," gumam Zhao Yang sambil menggelengkan kepalanya.
Melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, Zhao Yang sampai di depan gerbang Paviliun Pedang dalam dua puluh menit.
Terdapat dua orang penjaga di sana. Ketika Zhao Yang mendekat mereka langsung menghampirinya karena merasa asing dengan wajah tersebut.
"Mau bertemu dengan siapa?" tanya salah satu dari mereka.
Zhao Yang sempat terhenyak beberapa saat sebelum menyebut nama Hao Ming untuk memberitahu kedua penjaga itu. Namun bukannya menyingkir dan meminta Zhao Yang masuk keduanya malah tertawa seolah Zhao Yang sedang bercanda.
"Ada yang salah?"
Zhao Yang yakin kedua penjaga itu belum lama bertugas. Tak heran jika tidak mengenalnya setelah hampir tiga tahun tidak mengunjungi Paviliun Pedang.
"Tidak. Tidak ada yang salah." Kedua penjaga saling pandang, dan berusaha berhenti tertawa.
"Jadi boleh aku masuk?" tanya Zhao Yang.
Saat itu kedua penjaga kembali menghentikan Zhao Yang ketika mau lewat.
"Maaf sebelumnya.. Tapi perlu menunjukkan token untuk masuk ke dalam. Tanpa token kau tidak diperbolehkan masuk."
"Token ya ...." Zhao Yang memangut dagu dengan serius. Teringat jika token miliknya sudah ia berikan pada Gu Bei kemarin hari. Sekarang tidak ada token di tangannya. Jadi mustahil untuk menunjukkan token yang diinginkan pada mereka.
"Tidak ada?" Kedua penjaga menaikkan alis kompak. "Tidak ada token tidak boleh masuk."
Zhao Yang berdecak pelan. Sedetik kemudian berkata, "Kalian yakin terus menahanku di sini? Hao Ming di dalam pasti sedang menungguku. Kalian akan dapat masalah jika sampai dia tahu kalian yang membuatnya menunggu."
"..."
Yang awalnya tampak teguh dan percaya diri, kedua penjaga itu mulai terlihat cemas saat mendengar kalimat Zhao Yang. Mereka saling melempar kontak mata, lalu setelah percakapan batin yang singkat, salah satu dari mereka kemudian berlari masuk untuk menyampaikan masalah ini.
"Tunggu. Kami perlu mengkonfirmasinya terlebih dahulu."
Zhao Yang hanya mengedikkan bahu. Sikapnya yang tenang ini jelas membuat satu penjaga yang tersisa semakin bimbang.
Mungkinkah dia benar-benar datang karena diundang ketua ketiga? ... Pemikiran seperti itu yang sekarang berseliweran dalam kepalanya.
Tak begitu lama, penjaga yang masuk tadi kembali. Namun tidak sendiri, melainkan dengan Hao Ming yang kini datang langsung.
"Ke-Ketua Ketiga ...."
Kemunculan Hao Ming semakin membuat penjaga yang berdiri di depan Zhao Yang sesak nafas. Tidak lupa dirinya menundukkan kepala saat menyapa kehadirannya.
"Kalian- ...." Hao Ming menahan langkahnya saat sudah di depan Zhao Yang. Matanya menatap kedua penjaga secara bergantian, terlihat kesal seperti akan memakan mereka tampa belas kasihan.
"Ini bukan salah mereka. Mereka hanya melakukan tugas yang diberikan, dan mereka melakukannya dengan sangat baik."
Penjelasan Zhao Yang sedikitnya berhasil mengalihkan perhatian Hao Ming. Dia tidak ingin mempermasalahkannya lagi mengingat Zhao Yang sendiri sudah angkat bicara.
"Kita masuk sekarang?"
"Ya. Memangnya mau apalagi lama-lama di sini. Lebih baik masuk ke dalam."
Hao Ming mengangguk singkat mendengar perkataan Zhao Yang. Mereka berdua kemudian masuk, meninggalkan kedua penjaga yang masih mematung di gerbang.
"Siapa dia sebenarnya? Kenapa Ketua Ketiga bersikap sangat sungkan saat berbicara dengannya?"
Mereka bingung. Namun pada saat yang sama juga bersyukur karena dapat terhindar dari masalah.