Seorang siswi kedokteran yang tak lain adalah anak seorang kiyai, suatu saat ayahnya menjodohkan dia dengan anak teman lamannya.
Apesnya laki_laki yan di jodohkan itu, adalah laki_laki yang sangat membencinya dan mendapat fitnah kalau istrinya sudah tidak suci lagi.
Nah kan penasaran jadinya, daripada bertanya_tanya baca aja yukk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dirga Ikhlas
Ar langsung mengambil suatu drop out yang ada di tangan Zara, setelah itu ia meremas_remas kertas tersebut. Dan ia letakan diatas meja Pak Cakra, sambil menggebrakan meja.
"Kak" Ucap Zara yang mengusap lembut lengan Ar, dan buru_buru mengajaknya keluar dari sana.
"I_istri" Ucap Cindy yang ternyata dari tadi dia menguping pembicaraan mereka semua, dan Cindy sengaja bersembunyi di kamar mandi yang berada diruangan Pak Cakra.
"Bodoh kamu Cindy!!! Bentak Pak Cakra
"Pah, bagaimana mungkin Ar sudah menikah dengan perempuan itu" Ucap Cindy yang matanya sudah berkaca_kaca.
"Dasar bodoh, kamu sudah kehilangan aset berharga kita sekarang!!!" Geram Pak Cakra yang sudah sangat kesal, setelah mengetahui jika Zara adalah menantu Pak Abimana.
"Kita ke kantin dulu Kak" Ucap Zara dan Ar menurut saja.
Sesampainya di kantin, Zara langsung memesan jus mangga untuk Ar.
"Ini Kak minum dulu, biar emosi Kakak reda" Ucap Zara.
"Makasih sayang" Ar langsung meminumnya, hingga tersisa setengah gelas.
"Ar gue cariin, lo ternyata ada disini" Ucap Gilang yang baru datang bersama Romi, Raka, Dirga dan juga Mira.
"Latihan gak Ar" Tanya Raka
"Besok aja" Jawab Ar
"Tumben" Celetuk Romi karena biasanya Ar tidak pernah mau mengundur jadwal.
"Biasalah pengantin baru" Sarkas Raka, yang langsung mendapat tatapan tajam dari Ar.
Mira begitu terkejut begitu mendengar ucapan Raka barusan, sementara Dirga hanya memasang wajah datar.
"Za.. kamu".. Mira sampai tidak bisa melanjutkan ucapannya, karena saking terkejutnya.
"Maaf ya Mir, aku merahasiakan pernikahanku dengan Kak Ar" Ucap Zara
"Za.. kok bisa?" Tanya Mira tidak percaya.
"Jodoh" Sahut Ar tiba_tiba.
"Iya deh si paling jodoh" Raka menimpali.
"Ya udah gue cabut dulu, udah di tungguin sama bokap" Ucap Ar.
"Mir aku duluan ya, sekali lagi maaf" Ucap Zara memegang bahu Mira, dan Mira hanya mengangguk dengan wajah yang masih shock.
Setelah Ar dan Zara pergi kini hanya tinggal Gilang Romi Raka Dirga dan Mira saja.
"Pantes kemarin lo balik langsung banting pintu, gak taunya ditinggal nikah" Ucap Mira menatap tidak Dirga.
"Emang adik Sialan loh" Ucap Dirga kesal.
"Udah ikhlasin aja nanti lo dapat yang lebih baik Ga" Ucap Gilang.
"Iya jangan sampai persahabatan kita hancur, cuma karena masalah cewek" Sambung Romi.
"Tapi kalau di tinggal nikah sama crush, lumayan sakit juga Bro" Ucap memegangi dadanya.
"B*go bukanya nenangin Dirga, lo malah bikin dia ingat Zara kalau kayak gitu" Ucap Romi yang memberi jitakan tepat di kepala Raka.
"Udah ah cabut gue" Ucap Dirga yang langsung meninggalkan teman dan adiknya begitu saja, menuju ke parkiran kampus.
"Mungkin memang gue harus ikhlas" Gumam Dirga dalam hati. Setelah itu ia mulai melajukan motornya entah ke mana, tujuannya yang jelas dia belum mau pulang.
Dirga sengaja tak menutup kaca helmnya, dan tiba-tiba saja ada sesuatu yang masuk kedalam matanya.
"Aduh perih banget" Ucap Dirga mengucap-ucek matanya dan bodohnya dia tidak berhenti dulu.
"BRRAAAKKK...
"Astagfirullah" Ucap Dirga terkejut karena ia sudah menabrak seorang wanita saat ini. Bahkan isi dari kantong belanjaan wanita itu sampai berserakan, karena terjatuh dan ada beberapa buah yang sudah rusak juga.
"Mas hati-hati dong kalau naik motor" Ucap wanita tersebut.
"Maaf Mbak saya nggak sengaja" Sahut Dirga yang langsung buru-buru turun dari motornya dan tak lupa ia melepas helmnya.
Wanita itu cukup tertegun ketika melihat wajah Dirga, yang sangat tampan tapi ia langsung memalingkan wajahnya ke samping.
"Maaf ya, buah yang rusak akan saya ganti" Ucap Dirga menatap wanita itu.
DEG
"Cantik" Satu patah kata lolos begitu saja dari mulut Dirga, yang tidak sadar sudah berkata begitu seperti itu barusan.
Dirga terus menatap wanita itu sampai tak berkedip.
"Mas" Panggil wanita itu sambil melambai-lambaikan tangannya, karena Dirga malah melamun.
"Eh iya Mbak maaf" Ucap Dirga sedikit terkejut.
"Ayo saya antarkan ke supermarket, buat beli buah dan gantiin buah Mbak yang rusak" Ucap Dirga.
"Sepertinya gak perlu mas, cuma sedikit yang rusak lagi pula saya sepertinya sudah telat. Karena di rumah mau ada acara" Ucap wanita itu.
"Ya sudah kalau gitu saya antar, Anggap saja ini sebagai tanda permintaan maaf saya" Ucap Dirga modus.
"Tapi maaf Mas saya nggak bisa naik motor seperti ini" Ucap wanita itu jujur.
"Oh Apa perlu saya ambil mobil dulu" tanya Dirga yang nggak paham.
"Bukan gitu Mas maksud saya, tapi saya tidak pernah naik motor besar seperti ini dan saya hanya bingung gimana cara naiknya"
Dirga langsung terkekeh setelah mendengar jawaban dari wanita itu, apalagi wajahnya terlihat sangat polos.
"Ya sudah saya bantu untuk naik" Ucap Dirga.
"Ini bener Gak papa Mas, gak ngerepotin?"
"Enggak kok saya juga lagi nggak sibuk" Sahu Dirga sambil membantu wanita itu naik ke atas motornya.
"Kamu tunjukin jalannya ya" pintu Dirga yang mulai menjalankan mesin motornya.
"Ya Mas" Jawab wanita itu, dan Dirga mulai melajukan motornya sesuai dengan arah yang wanita itu tunjukkan.
"Setelah beberapa menit Dirga mulai memasuki sebuah perkampungan padat penduduk, jalan pun sepertinya hanya muat satu mobil saja.
"Di depan belok kanan ya Mas"
"Oke jawab Dirga.
"Nah itu rumah saya, ayo Mas mampir dulu"Ajak wanita itu.
"Kok rame banget" Ucap Dirga cukup terkejut.
"Kan saya bilang Sedang ada acara" Jawab wanita itu tersenyum.
"Manis banget senyumnya" Ucap Dirga dalam hati.
"Ayo Mas ajak wanita itu lagi.
"Emangnya nggak papa kalau aku mampir" Tanya Dirga.
"Nggak papa kok mas" hanya acara pengajian saja.
Dirga mengikuti langkah wanita itu dari belakang, dan mulai masuk ke pekarangan rumahnya yang sangat sederhana.
"Wah Diba bawa siapa tuh"
"Pacarnya mungkin"
"Diba bisa aja cari yang ganteng" Ucap para Tetangga yang melihat kehadiran Dirga, sementara Adiba hanya tersenyum saja tanpa menjawab ucapan dari pada tetangganya.
"Assalamualaikum" Ucap dirga
"Waalaikumsalam" Ucap semua orang yang sedang duduk di atas lantai dengan beralaskan karpet.
"Masya Allah udah ganteng terus sopan, paket komplit itu mah" Ucap ibu-ibu tetangga Adiba, dan Adiba hanya tersenyum saja Padahal di dalam hatinya ia merasa tidak enak sama Dirga.
"Ya sudah saya ke dalam dulu ya" mau menyiapkan makanan pamit Diba yang dianggguki dirga.
Satu jam sudah berlalu acara pengajian, di rumah Adiba udah selesai dan juga para tetangga sudah pada pulang semuanya.
"Mas ayo ke dalam saja" Ajak Adiba dan Dirga pun mengangguk kemudian ia langsung masuk ke dalam.
"Silakan diminum Mas maaf seadanya"
"Terima kasih saya juga tadi di depan sudah Minggu kok" Jawab Dirga
"Oh iya dari tadi kita belum berkenalan" Ucap Dirga.
"Nama saya Adiba" Ucap Dibs.
"Saya Dirga"
"Ya Mas" jawab di Adiba
"Jangan panggil Mas dong" Pesan Dirga.
"Panggil apa dong"
"Panggil Dirga aja deh" Jawab Dirga.
"Tapi sepertinya usia kita beda Kak, nggak sopan" Ucap Adiba.
"Emangnya kamu masih sekolah" Tanya Dirga.
"Saya baru lulus SMA seharusnya kalau kuliah sih, baru semester awal" Jawab Adiba.
"Loh Memangnya kamu nggak kuliah" Tanya Dirga bingung.
"Saya lebih memilih kerja saja sih Kak, karena saya harus memenuhi kebutuhan nenek dan juga Kakek" Ucap Adiba.
"Memangnya orang tua kamu ke mana?" Lagi-lagi Dirga bertanya karena bingung.
"Sebenarnya pengajian tadi itu memperingati 1 tahun, meninggalnya kedua orang tua saya" Jawab Adiba.
"Maaf saya nggak tahu" Dirga merasa bersalah.
Nggak papa Mas toh kejadiannya sudah lewat setahun yang lalu, ya walaupun sangat berat menjalani hari-hari tanpa kedua orang tua. Dan Hampir setiap hari saya merindukannya, tapi kan kita nggak boleh terlarut-larut dalam kesedihan" Ucap Adiba lagi.
"Terus nenek dan kakek kamu di mana" Hanya Dirga.
"Itu kakek dan nenek Saya" Tunjuk Diba yang melihat kakek dan neneknya baru saja masuk.
"Nek kenalin ini Mas Dirga" Ucap Adiba.
"Assalamualaikum kek, Nek" Ucap Dirga mencium punggung tangan kedua orang tua itu secara bergantian.
"Waalaikumsalam" Jawab mereka berdua yang langsung duduk di sofa.
___Tbc___
abang Dirga
jodoh nya seperti
idaman nya
lanjut thor ceritanya