Alexius tiba-tiba melamar seorang artis bernama Lily hanya untuk memiliki keturunan. Lily terpaksa menerima lamarannya demi sejumlah uang yang dia tawarkan. Namun siapa sangka dia terjebak dalam perasaan cinta pada laki-laki dingin dan angkuh itu. Meskipun Alexius hanya memanfaatkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andropist, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
“Sungguh?” Lily tampak serius mendengarkan.
“Iya. Hanya kau satu-satunya anak di kelas itu yang mau berteman dengannya. Anak laki-laki itu juga belajar banyak hal sejak berteman denganmu. Dia belajar bagaimana menjadi laki-laki sejati. Dia belajar bagaimana menjadi pemberani sepertimu, dia juga belajar bagaimana menjadi teman yang baik. Kau telah banyak merubah anak laki-laki itu. Dari yang tadinya cengeng, penakut dan lemah. Dia jadi kuat, pemberani, dan tangguh.”
“Aku jadi ingin bertemu lagi dengannya. Apa kau tahu dimana ia sekarang?” Tanya Lily.
“Dia ada di sini.” Spontan Kai menjawab.
“Sungguh? Dimana?” Lily tampak penasaran.
“Oh, em..maksudku dia ada di dunia ini. tapi tepatnya di mana? Aku juga tidak tahu.” Jawab Kai beralibi.
“Yah, sayang sekali. Padahal aku ingin melihatnya lagi. Aku juga ingin tahu, apakah ia tumbuh menjadi pria dewasa yang hebat? Apakah dia menjadi orang sukses? Apa dia masih ingat aku tidak ya...” Gumam Lily sambil berhayal.
“Aku rasa dia tumbuh menjadi laki-laki yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Berkat kau dia berhasil melewati masa-masa sulitnya dan tumbuh menjadi pria yang hebat.” Jawab Kai.
“Ya, aku harap juga begitu...” Ucap Lily sambil menerawang.
“Aku rasa dia juga akan tetap mengingatmu.”
“Sungguh?”
“Iya, tentu saja. Kau adalah teman sejatinya. Teman yang begitu berjasa baginya. Bagaimana mungkin dia bisa melupakanmu.” Jawab Kai.
“Kau benar. Bogeum, jika kau masih hidup, dimana pun saat ini kau berada, aku harap kau baik-baik saja. Aku juga rindu padamu. Semoga suatu saat nanti, Tuhan mengizinkan kita untuk bisa kembali bertemu.” Gumam Lily.
“.....”Kai menitikan air mata. Ia begitu terharu dengan kata-kata yang keluar dari mulut Lily.
“Mengapa kau menagis Kai?” Tanya Lily.
“Apa? oh, tidak, aku hanya terlalu banyak menguap jadi mataku berair. Yasudah, kau tidur sekarang ya.” Jawab Kai.
“Baiklah, selamat malam Kai.” Ucap Lily.
“Selamat malam. Mimpi yang indah.” Jawab Kai.
***
Pagi harinya, Kai terbangun dengan wangi masakan yang lezat. Saat ia bangun, Lily sudah tak ada di sampingnya lagi. Ia pun keluar kamar untuk mencari isterinya.
“Kau ternyata di sini. aku mencarimu.” Ucap Kai sambil memeluk Lily dari belakang.
“Aku sedang masak Kai. Kau bergegaslah mandi, aku sudah siapkan air hangat dan baju kantormu.” Ucap Lily sambil membolak balikkan masakannya.
“Oke.” Jawab Kai dengan bersemangat. Ia pun mengecup pipi isterinya.
“Sudah sana mandi, atau kau akan telat.” Gumam Lily sambil tersipu malu.
“Iya, iya.” Kai pun kembali ke kamarnya untuk mandi.
Beberapa saat kemudian Kai kembali ke dapur setelah beres mandi. Tampak makanan sudah diap tersaji di meja makan. Kai pun tampak antusias untuk sarapan. Ini pertama kalinya ia makan masakan isterinya di rumahnya sendiri.
“Kau ingin sup?” Tanya Lily.
“Boleh.” Jawab Kai mengangguk.
“baiklah...”Lily menuangkan sup ke mangkuk Kai.
Mereka berdua pun sarapan bersama dengan hangat. Usai sarapan, Kai kemudaian bersiap berangkat kerja ke kantornya. Kai begitu bersemangat karena ini hari pertamanya menjadi seorang CEO baru di pabrik barunya.
“Jangan lupa untuk memakan bekal buatanku. Aku susah payah dalam membuatnya.” Ucap Lily sambil memakaikan dasi pada kerah kemeja Kai.
“Iya. Aku akan menghabiskannya.” Jawab Kai.
“Harus itu. Nah, sudah beres.” Ucap Lily.
“Baiklah, kalau begitu aku berangkat sekarang ya.” Ucap Kai menenteng tasnya.
“Ya, hati-hati di jalan. Bekerjalah dengan giat dan pulang tepat waktu. Nanti malam aku akan memasakkan menu spesial untukmu.” Ucap Lily.
“Benarkah? Baiklah. Aku akan pulang lebih awal. Aku pergi sekarang ya.” Ucap Kai.
“Em. Sampai jumpa nanti sore.”
“Dah.” Kai pun pergi.
Kai tengah dalam perjalanan ke kantor, hingga ia mendapatkan telpon dari pengacara Jo.
“Halo Tuan Kai. Kau sudah berangkat kerja?” Tanya pengacara Jo.
“Ya, aku sedang dalam perjalanan. Ada apa?” Jawab Kai.
“Baguslah. Kau harus tepat waktu di hari pertamamu. Ngomong-ngomong, ada sesuatu yang ingin ku sampaikan padamu. Tapi aku rasa nanti saja, saat jam makan siang aku akan mengunjungi kantormu.” Ucap Pengacara Jo.
“Oke. Memangnya ada apa Pengacara Jo? Apa ada sesatu hal yang terjadi? Apa ini terkait perusahaan?” Kai kembali bertanya.
“Emmm...bagaimana ya? aku juga bingung. Aku akan segera menjelaskannya begitu aku sampai di kantormu. Sekarang aku sedang berada di kantor kejaksaan, ada beberapa hal yang harus aku urus.”
“Oh, baiklah. Kalau begitu sampai jumpa di jam makan siang Pengacara Jo.”
“Ya sampai jumpa.” Telpon pun berhenti.
“Ada apa ya?” Gumam Kai bertanya-tanya....
***
Di lain tempat, tepatnya di rumah sakit jiwa kamar nomor 976....
“Cepat ambilkan aku mangkuk itu!” Nenek tengah menyuruh salah satu perawat yang paling muda untuk mengambilkan mangkuk makanannya.
“Aku tidak mau! Seenaknya saja kau memerintahku. Kau ini benar-benar gila atau bagaimana?” Jawab perawat itu dengan ketus.
“Oh, kau sudah berani melawan ya! cepat ambilkan atau akan kujambak wajahmu!” Ucap Nenek dengan galak.
“Tidak mau! Aku akan laporkan kau ke dokter Woo, kau akan diikat lagi di ranjangmu!” Ancam perawat itu.
“Plak!” Nenek menampar perawat itu.
“Dasar pembangkang!” Nenek lalu menjambak rambut perawat itu.
“Arrrgggghhh! Sakit! Lepaskan aku nenek sihir!” Ucap perawat itu sambil berteriak. Berharap akan ada yang menolongnya.
“Jangan harap akan ada orang lain yang menolongmu!” Ucap Nenek sambil menyiksa perawat itu.
“Tolong! Tolong! Siapapun! Tolong! Aku mengalami penganiayaan!” Perawat itu berteriak dengan kencang.
Tak lama kemudian dokter dan beberapa perawat lainnya datang.
“Dokter, syukurlah kau datang. Tolong aku dokter, Nenek ini menyerangku lagi.” Ucap perawat itu.
“Suster ayo bantu aku untuk mengikat pasien itu di ranjangnya.” Ucap Dokter pada perawat lainnya.
“Baik dok.” Ucap beberapa perawat. Mereka lalu mencekal lengan dan kaki nenek.
“Lepaskan aku! Lepaskan dasar kalian semua orang-orang tolol!” Ucap Nenek dengan menjerit dan meronta ronta.
Nenek pun diikat kaki dan tangannya di ranjang tidurnya.
“Kalian akan tahu rasa setelah aku bebas dari sini! lihat saja! Aku akan membalaskan dendamku pada kalian semua! Lihat saja!” Ucap nenek dengan tawa jahatnya.
“Ayo, kita keluar sekarang.” Ucap Dokter.
“Baik dok.” Para perawat dan dokter pun keluar meninggalkan nenek sendirian di sellnya.
Di tengah kesendirian itu, nenek mendengar seperti ada yang memanggil namanya.
“Nenek! Nenek!” Ucap suara itu.
“Siapa kau?” Tanya nenek dengan galak sambil menerawang sekeliling.
“Ini aku.” Muncul sosok bayangan dari dekat jendela. Sosok itu kemudian mendekati nenek.
“Jung Hwan?” Ucap Nenek.
“Aku telah kembali. Aku akan membebaskanmu bu.” Ucap Jung Hwan mendekati Ibunya.
“Kau datang tepat waktu.” Ucap Nenek dengan senyum liciknya.
“Apa ibu tersiksa di sini? tenanglah, masa bembalasan telah tiba. Aku juga telah kembali. Kita akan membalaskan semuanya dari sekarang.” Ucap Jung Hwan sambil melepaskan ikatan yang menjerat lengan dan kaki ibunya tersebut.
“Bagus... lihatlah, kalian semua, aku dan anakku telah kembali. Tidak akan ada lagi yang bisa menghentikanku, hahaha.” Ucap nenek dengan tawa jahatnya.
maaf nih🙏🙏ini hanya pemikiran Q sj sbg pembaca😁😁😁🙏🙏
lajut rhor💪