NovelToon NovelToon
Tembak Aku Dengan Cintamu

Tembak Aku Dengan Cintamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Menikahi tentara
Popularitas:52.3k
Nilai: 5
Nama Author: Zhang zhing li

Membina rumah tangga tidak semudah membalikkan tangan. Banyak rintangan yang datang dan kita wajib bersabar, lapang dada, dan memiliki sifat kejujuran.

Menikah dengan anak SMA butuh banyak bimbingan. Hadirnya cinta masa kelam membuat retak cinta yang sedang dibina. Banyak intrik dan drama yang membuat diambang perceraian.

Kasus pembunuhan, penyiksaan dan penculikan membuat rumah tangga makin diunjung tanduk. Bukti perselingkuhanpun semakin menguatkan untuk menuju jalan perpisahan. Mungkin hanya kekuatan cinta yang bisa mengalahkan semua, namun menghadapinya harus penuh kasabaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhang zhing li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saingan Muncul Penuh Emosi

Cerita Tio tak bisa untuk tak membuatku tertawa atas kelucuannya, dan kini kami berdua sudah tertawa terbahak-bahak diatas motor, akibat menceritakan masa-masa sekolah tentang teman.

Dia melajukan penuh kehati-hatian dan tidak ngebut.

"Alhamdulillah. Akhirnya sampai juga," Syukurnya.

"Iya nih. Capek juga duduk diatas motor kamu."

"Tapi ngak kenapa-napa 'kan, atau perlu dipijit?"

"Cihh, aman. Pinggang masih muda ini."

"Hehe. Oh, ok.

Motor sudah terparkir rapi didepan rumah, yang akhirnya sampai juga ditujuan, setelah lama berkeliling mencari makanan.

"Bukankah ini mobil kak Ryan? Ada apa lagi dia kesini?" batinku berbicara saat melihat ada mobil telah terparkir didepan rumah.

"Sepertinya ada tamu penting."

"Mungkin." Tak ambil peduli.

"Siapa? Kamu kenal?"

"Ah, tidak penting. Lebih baik kita masuk saja dan makan-makanan yang kita beli."

"Hm, ok 'lah kalau begitu."

Kami berjalan beriringan. Masih saja berwajah riang walau hanya bercerita sepele.

"Assalamualaikum," salam kami secara bersamaan memasuki rumah, dimana Tio berjalan di belakangku.

"Walaikumsalam," jawab kedua orang tua kompak.

Benar saja kak Ryan bertamu.

Membuang muka tak ingin menatapnya berlebihan.

Aku bersama Dio langsung mencium tangan punggung kedua orang tuaku, yang tak lupa tangan kak Ryan kucium juga, tapi muka berpaling tak melihatnya, sebab rasa benci yang bersemayam, membuat tak ingin melihat wajahnya sekarang.

"Ini, Buk. Ada oleh-oleh. Tio tadi yang membelikannya," ku sodorkan makanan yang terbungkus rapi dikantong.

Posisi berdiri tepat disamping suami duduk disofa.

"Makasih ya nak Tio," ucap Ibu.

"Iya, Buk. Sama-sama."

"Ya sudah, kalian bicaralah! Bapak sama Ibu mau ke dalam dulu, ayok Buk!" Bapak ingin undur diri.

Ibu hanya mengelus-elus lenganku. Beliau seakan-akan sudah memberi isyarat agar berbicara baik-baik sama Kak Ryan.

"Saya tinggal dulu, nak Ryan."

"Oh iya, Pak. Silahkan!" jawab kak Ryan.

Orangtua sudah hilang dari pandangan memasuki dapur, mungkin saja mau menikmati pembelian kami tadi

"Tio kamu pulanglah! Aku capek. Ingin istirahat masuk ke kamar dulu," suruhku.

"Hem, baiklah. Selamat beristirahat kalau gitu, ujar Tio.

Ku acuhkan saja kak Ryan, dengan langkah kaki ingin melenggang pergi.

"Mila, tunggu!" cegah kak Ryan dengan cepat, yang telah mencengkram tanganku.

"Eitss, mau ngapain?" tangan Tio memegang tangan kak Ryan, supaya melepaskan cengkraman tanganku.

Mereka berdua sama-sama menatap tak senang.

"Kalau tidak mau, jangan main paksa sama Mila," Peringatan Tio.

"Kamu itu siapa? Ini urusanku bersama Mila, kamu itu hanya orang luar, jadi ngak usah ikut campur urusan rumah tangga kami," Suara nada kesal kak Ryan.

"Aku memang orang luar, tapi asal kamu tahu saja, bahwa aku lebih jauh mengenal Mila sebelum kamu menikah dengannya. Dia adalah teman sekaligus gadis specialku, jadi apabila terluka ataupun tersakiti, akulah orang yang pertama kali akan maju membantu untuk menghajarnya," balik ucap Tio marah.

"Duh, kok jadi begini. Kacau bener dah!" guman hati was-was.

Tanpa kata-kata lagi muka keduanya saling menatap tegang, yang kemungkinan ada sebuah amarah yang mulai tersulut.

Tangan sekali tarik akhirnya lepas. Diriku yang menyaksikan keduanya sedang dalam kemarahan, tanpa memperdulikan mereka lagi berusaha untuk berlalu pergi.

"Mila kumohon." Hadang kak Ryan tepat berdiri di depanku.

"Berikan aku sedikit waktu untuk memberi penjelasan, atas apa yang sebenarnya terjadi kemarin," pintanya.

"Aku sudah bilang, Kak! Ngak ada lagi yang perlu dijelaskan. Semuanya sudah terlihat jelas kemarin."

"Mila aku mohon! Sedikit ... saja, kalau perlu pun semenit saja tak apa," permohonannya sambil tangan bertangkup di depan dada.

Tanpa memperdulikan permohonan Kak Ryan, kaki berusaha melangkah lagi untuk menghindari.

Tanpa sadar dia sudah menarik paksa tanganku supaya berhenti melangkah lagi.

"Ayolah, Mila."

"Lepaskan aku, Kak!" pintaku yang sudah berderaikan airmata.

Bhuugh, sebuah pukulan tepat mengenai pipi Kak Ryan yang dilakukan oleh Tio.

"Mila sudah bilang ngak mau ya ngak mau. Jangan memaksanya begitu," ucap Dio marah, berusaha membelaku.

"Cuiih, jangan ikut campur. Urus dirimu sendiri sana."

"Jangan sok kuasa kamu." Tio berapi-api.

"B*ngsat, jangan banyak omong kamu ini." Kak Ryan nampak dibuat geram.

Bhugh, sebuah daratan pukulan terkena tepat di hidung Tio.

Aku yang melihatnya kaget dan tak menyangka bakalan runyam begini.

"Kak Ryan, apa yang telah kamu lakukan?" pekikku marah.

Hidung Tio sudah mengucurkan darah, akibat kuatnya pukulan.

"Aku hanya memberikan pelajaran padanya, jangan ikut campur dan sok jagoan disini."

"Tapi ngak begini juga." Berusaha menolong Tio.

Melotot tajam ke arah kak Ryan sebab aku tidak suka dengan caranya.

"Kamu ngak pa-pa, Tio."

"Aku baik-baik saja." Tangan sudah mengelap darah.

Wajahku memanas. Ingin rasanya membalas pukulan kepada Kak Ryan.

"Tio! Ryan!" pekik Bapak dan Ibu bersamaan, akibat tahu kedua-duanya sudah saling baku hantam.

"Apa-apaan kalian ini. Buat gaduh saja dirumahku," Bapak tidak senang.

"Maaf, Pak!" Penyesalan Kak Ryan sambil menundukkan kepala.

"Aku mohon, Kak Ryan keluar dari rumahku sekarang!" Lengkingan suaraku mengusirnya.

"Tapi Mila! Aku belun menjelaskan semuanya," pintanya masih ngotot.

"Gak ada tapi-tapian, sekarang kubilang keluar ya keluar," nada kesal ku.

Telunjuk tangan sudah mengacung ke arah pintu, agar kak Ryan cepat keluar dari rumah. Tidak ada toleransi lagi. Usia lebih matang tapi sikapnya persis seperti anak kecil, yang main seenaknya saja menghajar orang.

"Ooh ... jadi kamu lebih membela cecunguk ini, dari pada suami kamu sendiri. Apa jangan-jangan kalian sudah ada hubungan lebih dari sekedar teman?" tuduhnya.

"Apa? Jaga mulutmu. Jangan asal menuduh," Kekagetan ku.

Diri ini tak bisa percaya atas ucapan Kak Ryan yang bisa-bisanya telah membalikkan fakta, padahal bukankah dia yang sudah berselingkuh selama ini.

"Aku bilang keluar," lengkingan ku mengusir lagi.

"Tapi, Mila. Urusan kita belum selesai."

"Sudah ... sudah, Ryan. Lebih baik kamu pulang saja. Bikin tambah pusing kami saja," Pembelaan Ibu.

"Tapi, Buk."

"Sekarang pergilah, nak Ryan. Sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk kamu dan Mila berbicara," Bapak sudah ikut-ikutan.

"Baiklah kalau begitu, Pak. Maaf."

Sepertinya langkah Kak Ryan masih berat untuk meninggalkan rumah kami.

Tak ku hiraukan kak Ryan lagi, dan kini berusaha ingin menolong Tio, yang hidungnya tak henti-henti sudah mengeluarkan darah.

"Ayo Tio, kita obati luka kamu," suruhku yang sudah memegang pundak Tio, untuk memapahnya ke tempat duduk.

"Ooh ... jadi benar, kamu sekarang ada main sama teman kamu itu." tuduhnya.

"Iya, aku ada main sama temanku, puas kamu sekarang!" Sekarang keluar," pekikku emosi akibat amarah sudah di ubun-ubun.

"Awas kamu! Urusan kita belum selesai," nada ancam kak Ryan pada Tio.

Setelah kegaduhan yang disebabkan kak Ryan, kini diriku berusaha mengobati luka Tio. Orang tua hanya bisa diam tak berani ikut campur, mungkin sudah takut kalau ikut-ikutan urusannya akan bertambah semakin runyam.

"Tio, maafkan aku atas kejadian ini."

"Gak pa-pa, Mila. Aku baik-baik saja dan ikhlas kok, yang penting kamu ngak kenapa-napa," jelasnya santai.

"Terima kasih atas bantuan kamu, yang telah membelaku tadi."

"Iya, sama-sama."

******

Pov Tio.

"Asalkan orang yang kucinta bahagia, aku juga akan merasa bahagia," guman Tio dalam hati, menatap wajah Mila yang sedang membantunya membersihkan darah di hidungnya.

1
𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ
Semangat Ryan dapatkan kembali kepercayaan dari Mila cukup dengan menunjukkan perhatian dan ketulusanmu ajak bicara dari hati ke hati jangan kau ulang lagi kek waktu itu yang ada berantakan nanti rumah tanggamu boss🤭
𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ
akhirnya berakhir dengan kebahagiaan Ryan dan Mila bersatu lagi dan rasakan itu Samsul sama mertuanya Dona sudah dapat hukuman yang setimpal karena kejahatannya benar benar sadis merencanakan pembunuhan penculikan penganiayaan berapa pasal itu huh
☠⧗⃟ᷢʷ🍾⃝ ʀɪͩᴠᷞᴀͧɴᷡᴀͣ ≛⃝⃕|ℙ$
mampir thoorr
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪ˢ⍣⃟ₛ
duh bisa gak sih jangan terlalu baik sama perempuan gitu? Kan udah beristri, setidaknya tau batasan
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪ˢ⍣⃟ₛ
banyak maunya /Facepalm/ ini definisi sebenarnya dikasih hati minta jantung/Facepalm/ udah cium pipi eh mau cium bibir
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪ˢ⍣⃟ₛ
waw kata-katanya manis dan dalam banget ini/Cry/ walaupun agak lebay wkwk/Facepalm/ tapi semoga bener yg dibilang
🟡 ⍣⃝ꉣꉣ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍁ariista❣️
siapakah pembunuhnya? apakah orang suruhan dona? Ryan kamu harus bekerja keras menyingkap tabir pembunuhan misterius, cari orang-orang terdekat dari korban siapa aja, semua bisa jadi tersangka karena korban baru mendapatkan harta warisan juga
ᴳᴿ🐅ᵘᵐᵘSᵃᶠ𝐀⃝🥀❤️⃟𝐖ᵃ𝐟ᵍʲˡ🤎🧡
Semoga Dona mendapatkan orang yg menyayangi mu dengan setulus hati nya bisa menerima mu apapun keadaannya jangan berniat jadi pelakor lagi ya
ᴳᴿ🐅ᵘᵐᵘSᵃᶠ𝐀⃝🥀❤️⃟𝐖ᵃ𝐟ᵍʲˡ🤎🧡
Semoga mertua tiri Dona mendapatkan hukuman yg sangat berat jangan jangan main ebat yg bukan miliknya
ᴳᴿ🐅ᵘᵐᵘSᵃᶠ𝐀⃝🥀❤️⃟𝐖ᵃ𝐟ᵍʲˡ🤎🧡
Bahagia nya yg diminta tidur di bad ranjang pasien yg sama dengan Mila, hangat yg bisa tidur bersama lagi walaupun dalam suasana yang tidak diinginkan
ᴳᴿ🐅ᵘᵐᵘSᵃᶠ𝐀⃝🥀❤️⃟𝐖ᵃ𝐟ᵍʲˡ🤎🧡
Baru bangun setelah operasi besar saja kamu masih bisa ceria Mila sedang kan Ryan panik berjam-jam menunggui kamu sadar pasca operasi itu
ᴳᴿ🐅ᵘᵐᵘSᵃᶠ𝐀⃝🥀❤️⃟𝐖ᵃ𝐟ᵍʲˡ🤎🧡
Semoga lukanya Mila tidak mengenai orang vital hanya di luar tiga terlalu parah, semoga Mila cepat tertangani tenaga medis
ᴳᴿ🐅ᵘᵐᵘSᵃᶠ𝐀⃝🥀❤️⃟𝐖ᵃ𝐟ᵍʲˡ🤎🧡
Bagus Mila hajar terus itu si nenek-nenek jangan sampai lolos dia biar merasakan bagaimana hidup dibalik jeruji besi yg menyeramkan itu
ᴳᴿ🐅ᵘᵐᵘSᵃᶠ𝐀⃝🥀❤️⃟𝐖ᵃ𝐟ᵍʲˡ🤎🧡
Semoga Ryan dan Tio bisa mengalahkan para antek-antek nenek sihir yang gila harta itu semoga dapat kemudahan dari yg Maha Kuasa
ᴳᴿ🐅ᵘᵐᵘSᵃᶠ𝐀⃝🥀❤️⃟𝐖ᵃ𝐟ᵍʲˡ🤎🧡
Jangan kau meragukan kemampuan suami Mila ya mertua tiri Dona, semoga bala bantuan datang tepat waktu ya Mila bertahan lah
ᴳᴿ🐅ᵘᵐᵘSᵃᶠ𝐀⃝🥀❤️⃟𝐖ᵃ𝐟ᵍʲˡ🤎🧡
Lebih baik miskin harta dari pada miskin akhlak mama mertua tiri nya Donna, harta bisa dicari kalo akhlak susah diperbaiki nya
ᴳᴿ🐅ᵘᵐᵘSᵃᶠ𝐀⃝🥀❤️⃟𝐖ᵃ𝐟ᵍʲˡ🤎🧡
Jangan sampai keserakahan mu membuat mu lupa diri mama mertua tiri nya Donna tunggu lah sampai waktunya tiba perputaran roda mu dibawah
🟡 ⍣⃝ꉣꉣ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍁ariista❣️
nah.. nah.. kan Tio beneran cinta sama Mila, kejar aja terus Mila, makin seru kalau ada yang rebutan cewek, Ryan kalau cinta ke Mila dijaga kepercayaan yang Mila kasih jangan seenaknya aja berhubungan dengan mantan yang masih juga pepet kamu terus..
🟡 ⍣⃝ꉣꉣ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍁ariista❣️
Tio menghibur Mila yang sedang bersedih, tapi Tio ternyata banyak pacarnya, becanda aja Tio suka sama Mila kirain beneran, jangan bersedih lagi Mila fokus dengan sekolah kamu aja dulu sampai selesai
🟡 ⍣⃝ꉣꉣ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍁ariista❣️
Mila gimana mau fokus belajar jika rumah tangganya juga lg ada masalah, masalahnya juga berat, sebaiknya kamu ikuti tio cari hiburan di luar rumah lupakan sejenak masalah yang ada suamimu rada² memang itu si Ryan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!