My Possessive Love

Varsha menatap suaminya yang sedang senyum-senyum sendiri, ia duduk di samping pria itu dan mengejutkannya. Hanya saja, Chio hanya menatapnya sejenak sebelum kembali menatap layar ponselnya. Kelihatannya, Chio sedang berbalas pesan dengan seseorang.

"Ngapain? Chat perempuan lain yah?!" Tuduh Varsha dengan tatapan sinis.

Senyuman Chio luntur, ia menatap istrinya dengan tatapan memelas. "Apaan siih yaaang. Mau selingkuh juga aku mikir-mikir. Udah buat anak orang buunting malah selingkuh pula. Lagian yah, alasanku selingkuh apa coba? Enggak ada kan?"

"Kalau ada alsannya mau?"

"Ya ma ...." Chio menutup mulutnya, ia memandang Varsya yang sudah menatap datar ke arahnya.

"Enggak lah sayang! Tergantung juga, kalau kamu selingkuh ya aku selingkuh lah. Kamu pikir, aku bakalan nangis bombay menunggu kamu kembali? Oh, tentu iya. Aku kan bucinnya kamu." Chio tersenyum lebar dan kembali memainkan ponselnya.

Varsha menyipitkan matanya, mencuri pandang apa yang sedang suaminya lakukan. Namun, matanya membulat sempurna saat melihat sesuatu.

"Kamu bagikan foto kehamilanku di grup keluarga?!" Pekik Varsha sembari memvkul lengan suaminya.

"Emang kenapa sih? Ini kan kabar bahagia, liat tuh Mami sama Papi gembira banget kan? Kaisar juga sama Daffi senang banget punya calon ponakan!"

"Kan kamu tahu sendiri Chiara pengen banget hamil!'

Chio melunturkan senyumannya, raut wajahnya berubah pias. Ia bari ingat tentang hal itu. Sangking bahagianya mendapat kabar jika dirinya akan menjadi seorang ayah, Chio sampai lupa dengan keadaan Chiara saat ini.

"Aku lupa Yang, gimana dong?" Chio memasang raut wajah panik.

Varsha menepuk keningnya, "Mau gimana lagi? Chiara pasti sudah lihat dan aku yakin dia sedang sedih saat ini. Kamu sih, sukanya ceroboh! Aku jadi gak enak sama Chia."

.

.

.

Rajendra tiba di rumahnya, ia langsung mencari keberadaan istrinya. Biasanya wanita itu ada di ruang santai, tetapi kali ini Rajendra melihat Chiara sedang ada di ruang makan tengah berusaha menghabiskan segelas jamu. Wanita itu terlihat menekan hidungnya dan berusaha meneguk jamunya.

"Hwek, gak enak." Gumam Chiara, tatapannya terlihat pasrah karena ia baru menghabiskannya seperempat saja.

"Ngapain sayang?" Rajendra datang mendekati Chiara, ia melihat minuman yang sedang istrinya itu minum.

"Minum jamu Promil, Mami kirimkan lagi tadi."

"Bukannya kamu gak suka? Minum aja minuman promil yang kamu suka, gak usah minum jamu jamu begitu." Heran Rajendra.

Chiara menghela nafas pelan, ia meletakkan gelas nya di atas meja dan kembali menatap suaminya. "Ini yang paling banyak testim0ninya, banyak yang berhasil dengan ini. Rasanya gak enak, tapi aku bakal berusaha ngabisin. Kalau nanti hamil kan aku juga yang senang." Ucap Chiara yang mana membuat Rajendra terenyuh.

"Jangan lagi, kalau kamu tidak suka." Rajendra mengambil jamu itu dan membuangnya. Chiara yang melihat itu tentu tal terima. tetapi Rajendra malah menggendongnya dan membawanya ke kamar mereka.

"Abang! Aku belum mandi loh!" Pekik Chiara yang mengura Rajendra akan meminta hak nya.

Rajendra tersenyum, "Hari ini libur aja, kita n0nt0n berdua." Rajendra melepas jasnya, ia lalu meraih remot dan menyalakan televisi di kamarnya. Kedianya pun men0nt0n drama kesukaan Chiara, yah walaupun Rajendra tak menyukai drama percintaan itu.

"Kak Varsha udah hamil." Lirih Chiara sembari memainkan kancing kemeja suaminya.

"Tahu dari mana?" Rajendra memang tahu jika Varsha hamil karena Chio yang memberitahunya. Ia belum sempat baca grup keluarga dan mengira jika Chio sudah paham akan kondisi Chiara.

"Grup." Lirih Chiara.

Rajendra menatap ponsel Chiara, ia lalu mengambil ponsel istrinya itu dan berniat masuk ke dalam grup keluarga. Namun, Rajendra justru menangkap sebuah chat yang baru masuk dari seorang pria yang membuat nya kesal.

"Ini kenapa si tepung terigu nge chat kamu begini? Mau apa dia?" Tanya Rajendra dengan tatapan kesal.

Chiara sempat menatap apa yang Rajendra tunjukkan padanya, "Bang Cakra? Aku udah lama gak nge chat dia. Coba sini lihat."

"Ck!" Rajendra menghindar, ia tak memberikan ponsel istrinya itu pada sang pemilik. Justru, Rajendra menghapus semua pesan Cakra yang bertanya kondisi Chiara bahkan membl0kir nomornya.

"Abang, balikin ponselnya!" Rengek Chiara.

Rajendra melempar ponsel itu ke sofa, ia lalu melepas kancing kemejanya dan mulai menyerang istrinya di atas ranjang tanpa aba-aba. Melupakan perkataannya tadi yang berkata ingin libur. Chiara yang mendapat serangan tiba-tiba pun terkejut. Namun, ia berusaha pasrah dengan apa yang Rajendra lakukan padanya.

Kegiatan mereka usai, Rajendra memeluk Chiara dari belakang. Membujuk istrinya itu yang tengah kesal akibat perbuatannya tadi yang sedikit kasar. Rajendra emosi, dia tak sadar membuat istrinya merasa tak nyaman.

"Habis, kenapa kamu masih simpan nomor tepung terigu itu sih?!" Protes Rajendra kesal.

"Namanya juga teman,"

"Gak ada yah antara perempuan dan laki-laki berteman!" Pekik Rajendra tak terima.

Chiara yang mendengar itu melirik sinis, "Lah terus, Abang ke Kak Berlina itu apa kalau bukan teman dulu? Adek kakak? Bukan kan? Lagian yah, banyak kok saling berteman tanpa rasa."

"Mana ada!" Kekeuh Rajendra.

"Udahlah, aku mual bahas mantan Abang." Chiara berlalu pergi membawa selimut membungkus tubuhnya. Rajendra pun langsung mengambil bantal dan menutup asetnya. Menatap kepergian Chiara dengan tatapan mel0ng0.

"Setidaknya gantiin kek selimutnya. Kayak habis di perk0sa aku." Gumam Rajendra.

"Hwek!"

"Eh? Beneran mual dia?!"

_______

Nah nah nah, merajuk kan😆