NovelToon NovelToon
Dinikahi Karena Mandul

Dinikahi Karena Mandul

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: takiyaratayee

Clara terpaksa menerima perjanjian nikah kontrak dengan Gery Rochstein, bosnya sendiri, demi membantu menyelamatkan perusahaan sang CEOyang terancam bangkrut. Semua itu berada dalam ancaman Gery yang mengetahui rahasia Clara yang divonis sulit memiliki anak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon takiyaratayee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 7 - Harus Diluruskan

"Hei, tunggu!"

Gery yang berdiri didampingi para ajudannya itu mendadak menjadi pusat perhatian setelah ia diteriaki oleh seorang wanita pemilik tinggi sekitar 158 cm. Semua mata tertuju padanya, penasaran apa yang dilakukan pegawai baru tersebut.

Meski berada di depan umum, Clara tidak takut dan tetap pada pendiriannya untuk menagih janji pada pria mesum bernama Gery tersebut. Seingat Clara, ia sangat yakin bahwa Gery adalah orang yang melecehkannya di supermarket.

“Akhirnya kita bertemu juga, Tuan. Saya sudah mencari Anda sejak semingguan ini. Anda Gery, 'kan? Guys, ini cowok mesum yang aku maksud," kata Clara dengan lantang berbicara di depan pria tinggi tersebut kepada dua temannya. Clara tidak sadar jika ucapannya yang lantang itu tidak hanya didengarkan kedua rekannya, melainkan juga karyawan lain yang ada di sana. Sontak para karyawan yang mendengar pernyataan Clara saling berbisik membahas Gery.

“Astaga, nggak nyangka Tuan Gery suka melecehkan perempuan...” sindir salah satu karyawan dengan lirih, disetujui beberapa karyawan lainnya. Gery cukup syok karena tiba-tiba saja dia dituduh orang tidak jelas seperti Clara di depan umum.

“Apa kamu bilang? Apa kita pernah bertemu?” tanya Gery memastikan lagi ucapan Clara yang memfitnahnya di depan semua orang itu.

“Apa Anda lupa? Anda terus menerus menatapku dan pembalut yang kubeli di supermarket dekat Apartement Day Flower. Tatapan Anda mengintimidasi saya karena saya berbelanja pembalut. Apa Anda lupa, Anda hampir membuat saya terjatuh di tengah hujan deras karena saya lari ketakutan melihat Anda!” Clara semakin lantang mendeskripsikan kejadian itu. Dia juga menunjukkan bekas goresan kecil di lututnya akibat terjatuh di malam itu.

Gery semakin melongo, dia benar-benar tidak melakukan itu. Gery hampir menghabiskan malamnya untuk mengurusi perusahaannya yang hampir bangkrut ini. Apartement Day Flower? Gery yakin wanita di depannya itu salah orang. Fitnah ini harus diluruskan, kalau tidak bisa bermasalah ke mana-mana.

“Clara, hush! Ngomong apa kamu itu? Cepat menunduk! Dia itu bos kita! Nggak mungkin bos kita melakukan itu,” kata Vey berbisik, takut jika bosnya marah. Mendengar itu, Clara agak takut. Namun, ini sudah terlanjur. Clara hanya ingin menagih janji Gery yang akan memberikan kompensasi dan bertanggung jawab karena melakukan hal tidak mengenakkan padanya. Clara sangat yakin jika pria tampan itulah yang dia cari-cari. Clara sendiri tidak menyangka orang yang dicarinya adalah Gery Rochstein, bosnya sendiri! Sejujurnya, Clara sama sekali tidak tahu jika perusahaan tempatnya bekerja memiliki bos yang cukup muda. Saat pertama masuk sana, Clara hanya tahu bahwa pemilik perusahaan ini adalah Gavin Rochstein.

“Tapi aku yakin Vey, kalo dia orang yang aku cari-cari selama ini! Kan, kamu tahu sendiri aku bolak-balik tanya ke kamu siapa yang namanya Gery di perusahaan ini. Aku masih menyimpan kartu namanya,” kata Clara mencari pembelaan Vey.

"Kamu beneran yakin Gery yang kamu cari memang CEO kita?" tanya Vey memastikan.

"Yakin. Aku ingat persis potongan rambutnya dan tingginya," kata Clara balas berbisik. Gery pun mulai tidak nyaman dengan pandangan karyawan-karyawannya yang seolah berpihak pada wanita tak dikenalnya itu. Bagaimana pun, korban pelecehan seksual akan menarik banyak simpati orang.

"Nona, Anda sepertinya salah orang. Saya tidak pernah pergi ke supermarket itu,” kata Gery menyangkalnya. Clara malah menyeringai dan berkacak pinggang di depan bosnya.

"Astaga, Anda bahkan memberi saya kartu nama berwarna hitam. Dengan tulisan nama lengkap Anda, tanpa nama profesi," kata Clara menjelaskan.

Ketika mendengar ciri-ciri kartu namanya, Gery menilai itu benar-benar miliknya. Gery langsung tahu siapa pelaku sebenarnya. Karena keadaan tiba-tiba menjadi runyam dan gadis di depannya tak memercayai omongannya, Gery pun mengambil langkah.

"Bagi yang sudah lama bekerja dengan saya pasti tahu karakter saya. Jadi, sekali lagi saya tanya. Apa benar kita pernah bertemu?" tanya Gery dingin. Dengan mantap, Clara menganggukkan kepala.

"Saya yakin. Wajah Anda mirip dengan yang saya temui seminggu lalu. Tampan, bertubuh tinggi, berambut cokelat, dan punya bola mata biru laut. Aku sangat yakin."

"Baiklah. Saya sudah menanyakan ini tiga kali. Jadi, saya bisa apa?" kata Gery tertawa garing, padahal hatinya sedang dipermainkan dengan tuduhan Clara yang tidak pernah dia lakukan.

"Dan satu lagi, biasanya saya tidak peduli dengan urusan orang asing." kata Gery nyengir. Melihat tatapan penuh intimidasi itu, Clara semakin menunduk. Clara tidak berani memperlihatkan wajahnya kepada Gery.

"Silahkan ikut ke ruangan saya. Saya tidak mau ada keributan di sini," kata Gery menunjuk Clara. Clara menyenggol pundak Vey dan Barra, mencoba mencari pertolongan. Tapi Barra dan Vey tidak bisa berbuat apa-apa.

“Tidak mau. Saya ingin masalah ini diselesaikan di sini juga. Bagaimana kalau Anda akan melecehkan saya lagi?” tantang Clara. Sebenarnya, tangan Clara bergetar saat itu. Tatapan tajam Gery Rochstein membuatnya goyah. Namun Clara tidak ingin mundur. Dia sedang berada di tempat umum. Tidak mungkin pria itu macam-macam padanya di depan umum.

“Nona, jangan sampai ajudan saya yang menyeret Anda. Saya akan bertanggung jawab, asalkan Anda ikut saya ke ruangan saya.”

“Nggak mau.” Penolakan Clara pun menyulut emosi Gery. Ia menyuruh ajudannya untuk menyeret Clara ke ruangannya. Dia tidak peduli lagi bagaimana karyawan-karyawan itu berseru melihat pertikaian yang terjadi. Gery tidak suka direndahkan seperti itu. Apalagi ia dituduh oleh orang asing atas hal yang tidak pernah ia lakukan.

Clara tak bisa berkutik. Ia diseret oleh ajudan Gery. Clara berteriak meminta tolong Vey dan Barra, akan tetapi kedua temannya tak bisa berbuat apa-apa. Mereka tahu persis karakter bosnya. Bisa dibilang, karier Clara sudah tamat di hari ke-8 ia bekerja sebagai karyawan Spark.

Ruangan Gery berada di tengah-tengah antara ruang rapat dan ruang audience. Clara semakin terkejut saat plat nama ruangan itu terpampang nyata tulisan, "Gery Rochstein, CEO of Spark". Seketika, kepalanya mendadak pusing. Pandangannya agak kabur, namun Clara segera mengabaikan rasa sakitnya itu.

"Kalian bisa tunggu di luar. Saya harus bicara empat mata dengan karyawan saya," kata Gery kepada ketiga ajudannya.

"Silahkan duduk," kata Gery menyuruh Clara duduk di sofanya. Sedangkan Gery duduk di seberang tempat Clara duduk. Dengan suasana penuh ketegangan, Gery berusaha mengendalikan emosinya. Ada yang menarik bagi Gery.

"Langsung ke intinya saja. Kenapa kamu mencariku? Kenapa kamu menuduh hal yang nggak pernah kulakukan?" tanya Gery sambil terus menatap wanita cantik di depannya itu dengan mata elangnya. Clara menelan ludah saat hendak menjawab.

"Sa-saya mau menagih janji Anda. Saya menuntut ganti rugi yang anda perbuat kepada saya," kata Clara mencoba memberanikan dirinya. Clara benar-benar cemas, takut kalau Gery melakukan hal yang membahayakan dirinya.

Gery menyilangkan kakinya, lalu bersandar di sandaran sofa. "Berani benar wanita ini, apa dia tidak tahu siap aku? Bagaimana aku terkenal di kantor ini?" batin Gery.

"Untuk apa saya harus mengganti rugi padamu?"

"Karena Anda sudah membuat saya nggak nyaman. Anda melecehkan saya dengan tatapan Anda, dengan sentuhan Anda di pinggang saya. Anda menatap tubuh saya, lalu belanjaan saya sambil senyum-senyum. Apa namanya kalo bukan pelecehan?"

Gery menelan ludah. Apakah dia sedang di luar kesadaran sampai-sampai berperilaku seperti itu? Gery sama sekali tidak melakukannya.

"Saya tidak menyangka kamu seberani ini. Kalau saya jadi kamu, saya akan mencari tahu dulu siapa itu Gery Rochstein di berita online,” kata Gery memojokkan Clara.

"Maafkan saya, Tuan. Saya tidak punya waktu tentang itu," ujar Clara. Gery semakin tertantang untuk terus menunjukkan kekuasaannya di depan wanita yang tak tahu siapa dirinya.

"Sudah berapa lama kamu bekerja di perusahaanku?"

"Hari ini hari ke-8 saya bekerja di Spark, Tuan." Mendengar pengakuan Clara, Gery cukup terkejut. Tapi dia mampu mengendalikan emosinya, sehingga tidak terlihat berekspresi seperti itu di depan Clara.

"Aku harus panggil atasanmu kalau begitu," kata Gery terdengar mengancam. Sontak Clara menggeleng cepat, ia tidak ingin orang lain terlibat dalam masalah ini.

1
Asya Dia
critanya ga masuk akal
Jenny
kok BAB ini diulang lagi???
takiyaratayee: hallo kak salam kenal, terima kasih sudah mampir dan mohon maaf sekali, sepertinya ada kesalahan teknis dari author. terima kasih atas masukannya ^_^
total 1 replies
Cinta Rodriques
kok ceritax diulang LG thour?
takiyaratayee: hallo kak salam kenal, terima kasih sudah mampir. dan mohon maaf sekali, sepertinya ada kesalahan teknis dr author, terima kasih atas masukannya ^_^
total 1 replies
🐌KANG MAGERAN🐌
mampir kak, semangat dr 'Ajari aku hijrah' 😊
takiyaratayee: terima kasih dukungannya author 'ajari aku hijrah'/Smile/
total 1 replies
Seven may
kksihan tokoh wanitanya /Frown/
takiyaratayee: hallo, terima kasih sudah mampir. jangan lupa klik subscribe dan likes di chapter-chapter selanjutnya yaa
total 1 replies
Devan Wijaya
Kereen! Seru baca sampe lupa waktu.
takiyaratayee: terima kasih, jangan lupa di likes ya, dan ikuti terus ceritanya ^^
total 1 replies
Odette/Odile
Luar biasa! 👏
takiyaratayee: terima kasih, jangan lupa di likes ya, dan ikuti terus ceritanya ^^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!